Disusun Oleh :
Nadia Larasati Sofyar 08181050
Ayu Dia Chaerani 08191012
Febi Ayu Caronile P. 08191028
Muhammad Hasan Jamil 08191044
Ryan Armanda Gonzales Purba 08191072
Tri Sanyoto 08191082
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan laporan ini adalah untuk
mengevaluasi program pembangunan yang dilakukan dalam prinsip good governance pada
program pengelolaan persampahan Oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan
1.3 Sasaran
Adapun sasaran dalam penyusunan laporan ini adalah :
1. Melakukan identifikasi terkait gambaran pelaksanaan serta isu dan permasalahan dalam
pelaksanaan program pengelolaan persampahan di Kota Balikpapan.
2. Melakukan analisis evaluasi terkait hasil identifikasi pelaksanaan program pengelolaan
persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan berdasarkan fakta dan
persepsi dalam prinsip good governance.
3. Mengidentifikasi faktor penghambat dan faktor pendukung penerapan prinsip-prinsip
good governance dalam pelaksanaan program pengelolaan persampahan oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Manajemen dan Administrasi Pembangunan
2.1.1 Manajemen Pembangunan
Pembangunan yang merupakan sebuah perubahan tingkatan kesejahteraan secara umum
dan alami yang mana perubahan tingkatan kesejahteraan ini ditentukan oleh dimensi dari definisi
ekonomi, sosial, politik dan hukum (Menurut Randy R Wrihatnolo (2013). Yang mana
pembangunan merupakan sebuah proses perubahan ke arah yang lebih baik dengan cara untuk
mewujudkannya harus melibatkan dan menggerakkan masyarakat baik itu pada perencanaan,
pelaksanaan, dan pemanfaatan.
Manajemen pembangunan yang merupakan aktivitas untuk pengaturan masyarakat
dibidang ekonomi dan perubahan sosial yang memiliki tujuan untuk pembangunan umum
(Padang rumput ,1987) Seperti Visi Pembangunan Indonesia yang merupakan sebuah negara
yang berisi rakyat yang makmur, mandiri, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 yang dapat
diartikan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, musyawarah dan keadilan yang mana manajemen pembangunan Indonesia memiliki
landasan yang berdasarkan dari Pancasila dan UUD 1945. Manajemen pembangunan yang
selanjutnya akan menentukan dari keberhasilan sebuah pembangunan daerah seperti yang
dijelaskan oleh (Tengku Nazaruddin dalam Abbas,2020) bahwa keberhasilan orang Asia dengan
tujuan pembangunan nasional yang dapat tercapai secara optimal sesuai dengan yang telah
dicita-citakan. Apabila terdapat perencanaan pembangunan yang cukup baik dalam berbagai
aspek kehidupan yang mana pembangunan nasional yang merupakan akumulasi dari
pembangunan daerah yang pada dasarnya menjadi tempat terakumulasinya program-program
pembangunan daerah yang akan terlaksana dengan baik, sinergi dan terarah apabila dimulai
dengan koordinasi perencanaan yang cukup matang dan profesional serta memperhatikan
aspek-aspek kontinuitas. Dengan perencanaan pembangunan daerah yang dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk melaksanakan pembangunan serta menjadi tolak ukur keberhasilan dari
sebuah pembangunan daerah serta yang menjadi aspek penting dalam keberhasilan perencanaan
pembangunan daerah yaitu dengan adanya badan atau satuan kerja yang baik serta adanya sistem
informasi yang mendukung menurut (Setianingsih, 2015).
2.1.2 Administrasi Pembangunan dan Administrasi Publik
Administrasi yang merupakan Pekerjaan tulis-menulis atau ketatausahaan dan
kesekretariatan Yang terdiri dari kegiatan menerima, mencatat, menghimpun, mengolah,
mengadakan, mengirim dan menyimpan menurut ( Irra Chrisyanti Dewi,2011:3), dengan fungsi
administrasi sebagai planning, organizing, reporting, serta budgeting serta tujuan yang
dibedakan menjadi dua yaitu tujuan panjang yaitu dengan adanya pola administrasi, yang
ditujukan untuk mencapai target sebuah organisasi pada dasarnya yang tidak dibuat oleh
sembarangan orang dalam sebuah organisasi yaitu para pemilik organisasi tersebut yang bersifat
ideal, administrasi bersifat general serta kualifikasi tidak terbatas serta jangka pendek yang
bersifat lebih kecil yang biasanya dibuat oleh subdivisi dari sebuah organisasi untuk kebijakan
divisi tersebut yang bersifat spesifik, ruang lingkup yang kecil dan kualifikasinya yang terbatas.
Administrasi pembangunan yang merupakan turunan dari administrasi negara yang
berkembang untuk keperluan ide dasar baru pada kehidupan bernegara untuk pembangunan
nasional yang mana dalam prosesnya pembangunan nasional seluruh warga negara berperan
penting dalam prosesnya, administrasi publik yang merupakan semua hal-hal yang dilakukan
oleh pemerintah pada sarana birokrasi untuk memecahkan masalah publik atau kemasyarakatan
yang mana pengertian administrasi publik ini dibagi menjadi 4 menurut Felix A.Nigro yaitu :
1. Suatu usaha kelompok yang bersifat kooperatif dalam lingkungan pemerintah.
2. Meliputi seluruh ketiga cabang pemerintah yaitu eksekutif, yudikatif dan legislatif serta
keterkaitan antara ketiganya.
3. Mempunyai peranan penting dalam formulasi kebijaksanaan publik dan merupakan
bagian proses politik.
4. Sangat berbeda dengan administrasi privat.
5. Berhubungan erat dengan berbagai macam kelompok yaitu kelompok privat dan
Individual dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
3. Mengidentifikasi - Hasil analisis sasaran Wawancara dan Analisis Statistik - Menampilkan hasil
faktor penghambat 1 dan Sasaran 2 Studi Deskriptif dengan kesimpulan data dari
dan faktor pendukung Dokumentasi Model Analisis evaluasi pelaksanaan
penerapan Interaktif prinsip good governance
prinsip-prinsip good dalam pengelolaan
governance dalam persampahan yang
pelaksanaan program menghasilkan faktor
pengelolaan pendukung dan faktor
persampahan oleh penghambat dalam
Dinas Lingkungan pelaksanaan prinsip good
Hidup Kota governance.
Balikpapan.
4.2 Gambaran Umum Program Pengelolaan Persampahan Oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kota Balikpapan
Program pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh dinas lingkungan hidup Kota
Balikpapan mencakup kegiatan daur ulang sampah 3R dan penggunaan Ambrol sebagai
pengganti TPS yang dijalankan atas dasar rencana strategis Dinas Lingkungan Hidup Tahun
2021-2026 dan memiliki tujuan untuk mencapai Sustainable Development Goals 2030. Adapun
adanya program tersebut didasari dari RPJMD Kota Balikpapan dalam hal lingkungan hidup
yang masih terdapat permasalahan dalam pengelolaan sampah sehingga untuk mengukur capaian
kinerja penanganan permasalahan sampah digunakan dua indikator yaitu persentase
pengangkutan sampah ke TPA dan persentase pengelolaan sampah di sumbernya. Program
pengelolaan sampah yang dilakukan untuk mencapai SDGS 2030 tersebut memiliki persentase
sampah perkotaan yang tertangani dengan target tahun 2023 dengan capaian sebesar 88%,
jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi limbah B3 yang diolah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dengan target 101.461 Ton, jumlah timbulan sampah yang didaur ulang
dengan target 34.130 Ton.
Saat ini pengelolaan sampah memakan anggaran yang cukup besar pada wilayah hilir
(TPA). Hal tersebut dikarenakan sampah-sampah yang masuk ke TPA tidak dipilah terlebih
dahulu pada sumbernya (hulu) sehingga volume sampah yang masuk ke TPA meningkat tinggi
setiap tahunnya. Dikatakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, TPA Sampah
Manggar akan berpotensi penuh 3 tahun lagi jika tidak adanya perubahan dalam pengelolaan
sampah disumbernya. Berdasarkan permasalahan tersebut, Dinas Lingkungan Hidup memiliki
program pengelolaan sampah yaitu daur ulang sampah 3R pada sumbernya dan juga penggunaan
TPS Ambrol sebagai pengganti TPS yang ada sekarang agar sampah-sampah yang diangkut ke
TPA terangkut sepenuhnya tanpa ada yang tertinggal di sekitar TPS.
Perbaikan penanganan sampah di hulu dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dengan
sosialisasi terhadap pengelolaan persampahan dengan metode 3R yang secara rutin dilakukan
terutama di bagian pesisir dan bantaran yang dinilai sebagai penghasil sampah terbanyak dengan
volume sebanyak 411,32 ton/hari dari 488,25 ton/hari yang dihasilkan Kota Balikpapan dan
juga masyarakat pesisir yang masih memiliki pola perilaku membuang sampah langsung ke
sungai. Sosialisasi tersebut dapat mengubah pola perilaku masyarakat terutama di bagian
bantaran sungai untuk tidak membuang sampah sembarangan dan dapat melakukan perbaikan
dalam pemilahannya dengan metode 3R agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam hal
pengelolaan sampah sehingga sampah yang masuk ke TPA sepenuhnya sampah yang akan
dibuang dan tidak di daur ulang lagi.
Selain itu juga program pengelolaan sampah dengan kegiatan penggunaan ambrol sebagai
pengganti TPS dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan agar sampah-sampah
dapat langsung diangkut ke truk tanpa ada sampah yang tertinggal di sekitar sekitar TPS. Selain
itu penggunaan amroll menggantikan TPS juga akan mengefisiensikan tenaga kerja petugas
pengangkutan sampah. Dikatakan oleh Dinas Lingkungan Hidup, tenaga kerja pengangkut
sampah terdiri dari 1 supir dan 4 orang abk pengangkut sampah, sehingga dengan adanya
penggunaan amrol menggantikan TPS maka 4 orang abk pengangkut sampah dapat dijadikan
sebagai tenaga kerja pemilah sampah. Dengan strategi tersebut Maka dapat menjadi solusi untuk
mengurangi sampah di Balikpapan dikarenakan dari proyeksi yang sudah didapatkan bahwa TPA
Manggar yang berpotensi akan penuh pada tahun 2026. Meskipun strategi penggantian truk
sampah menjadi kontainer atau ambrol Yang dikira cukup efisien juga memerlukan perencanaan
dengan matang karena dalam pengaplikasian ambrol yang memiliki kendala dari kebutuhan
lahan yang cukup besar yang mana ambrol tersebut tidak boleh diletakkan Di sembarang tempat.
Selain bertujuan untuk menjaga lingkungan, pengelolaan persampahan juga dapat menjaga dan
meningkatkan kesehatan masyarakat serta menjadikan sampah sebagai sumber daya dengan
dilakukannya 3R yaitu reuse, reduce, dan recycle dan dengan adanya sistem ambrol Yang dapat
lebih memudahkan dalam penanganan dan pengangkutan persampahan di lingkungan Kota
Balikpapan.maka dari itu dengan adanya indikator untuk ketercapaian SDGs yang mana
Kegiatan pengelolaan persampahan dengan cara Penggantian TPS dengan ambrol yang dapat
meningkatkan efisiensi dan membantu juga dalam pelaksanaan 3R serta dukungan dari
sosialisasi kepada masyarakat yang dapat mengubah pola pikir masyarakat untuk pengelolaan
persampahan yang semuanya saling berkaitan dan bersinergi.
4.4 Persepsi Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan terhadap Program Pengelolaan
Persampahan dalam Dimensi Smart Governance
Berdasarkan hasil wawancara kepada Staf Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan
terhadap program pengelolaan persampahan. Adapun berikut ini merupakan persepsi terkait
dimensi Good Governance Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan.
Tabel 4.1 Persepsi Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan terhadap Program
Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Prinsip Good Governance
Penegakan hukum (Rule of Dalam penegakkan hukum (rule of law) pada program
Law) pengelolaan persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota
Balikpapan didasarkan pada Peraturan Daerah, Peraturan
Walikota, RPJMD dan Rencana Strategis Dinas Lingkungan
Hidup. Sehingga dalam pelaksanaan program ini telah diatur
dan diawasi oleh hukum hukum kebijakan yang ada.
Transparansi (Transparency) Pada program pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan melakukan sosialisasi
sehingga masyarakat lebih memahami dampak dari membuang
sampah sembarangan dan masyarakat menjadi lebih percaya
terhadap program yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan
Hidup Kota Balikpapan. Selain itu juga terkait dengan capaian
target dari realisasi program pengelolaan persampahan dapat
dilihat oleh masyarakat secara online pada website resmi
SAKIP dan LAKIP dan juga terkait dengan capaian target
pengurangan sampah dapat dilihat oleh masyarakat luas dalam
SIPSN online atau Sistem Informasi Pengelolaan
Persampahan.
Efektifitas dan efisien Tujuan program kerja DLH adalah untuk mengurangi tonase
(Effectiveness and sampah yang sampai ke TPA Manggar dan pengelolaan
Efficiency) sampah yang dilakukan dari lingkup terkecil. Menurut Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan tujuan ini sudah tercapai.
Keberhasilan ini juga tidak terlepas dari perombakan struktur
tugas pengangkut sampah dan penggantian tps bak beton
menjadi tps kontainer dan pelibatan masyarakat. Pengelolaan
sampah dibagi dalam 4 bidang kerja. Bidang 1 bertugas dalam
penghijauan lingkungan. Bidang 2 memiliki tugas
mengkondisikan sampah-sampah. Bidang 3 bertugas dalam
pengendalian dan pengawasan permasalahan. Bidang 4
bertugas dalam sosialisasi. Dalam perombakan tenaga kerja
pengangkut sampah dilakukan secara efektif dan efisien yakni
pada petugas pengangkutan sampah yang biasanya dilakukan
oleh 304 orang dengan 1 supir dan 3 abk pengangkut sampah,
maka dengan program sekarang yaitu perubahan TPS dengan
material semen menjadi truk kontainer, tenaga kerja 1-2 abk
pengangkut sampah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi
tenaga kerja pemilah sampah sehingga proses pemilahan
sampah akan lebih cepat juga dilakukan. Namun dalam
pelaksanaan program pengelolaan persampahan ini masih
terdapat kendala dalam pelaksanaannya yang disebabkan oleh
kejadian tidak terduga seperti pandemi covid-19 yang
menyebabkan adanya pemangkasan anggaran pada program
untuk ditujukan kepada dana kesehatan. Hal tersebut menjadi
tantangan Dinas Lingkungan Hidup dalam pelaksanaan dengan
anggaran yang terbatas sehingga struktur tenaga kerja yang ada
perlu mengkaji kembali terkait dengan prioritas kegiatan dalam
program yang menyebabkan kegiatan perubahan TPS semen
menjadi TPS amrol perlu diprioritaskan pada TPS TPS yang
rusak terlebih dahulu.
Visi Strategis (Strategic DLH mendukung program visi dari walikota terpilih Kota
Vision) Balikpapan terkait lingkungan hidup yang di dalamnya
termasuk dalam program penanganan banjir. Program kerja
Dinas Lingkungan Hidup terdapat program yang memiliki
tujuan untuk kota dan juga terdapat program yang memiliki
tujuan untuk SDGS 2030. Program pengelolaan sampah
termasuk sebagai program Kota Balikpapan dalam
mewujudkan SDGS 2030 yang diusulkan oleh Walikota
Balikpapan.
4.5 Fakta Dimensi Good Governance dalam Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan
terhadap Program Pengelolaan Persampahan
Kajian dimensi good governance dilakukan dengan mengidentifikasi data dan fakta yang
terdapat dalam dokumen rencana strategis Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Tahun
2021-2026, RPJMD Kota Balikpapan tahun 2021-2026, Peraturan Walikota Balikpapan nomor
38 Tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategis Daerah dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, dan hasil wawancara dengan kepala
substansi program Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan. Berikut merupakan tabel hasil
temuan tersebut.
Tabel 4.2 Hasil Temuan Indikator Good Governance pada Program Pengelolaan
Persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan.
Efektifitas dan efisien Dalam program pengelolaan sampah di renstra 2021-2026 Dinas
(Effectiveness and Lingkungan Hidup melakukan perombakan struktur tenaga kerja
Efficiency) agar tenaga kerja yang ada dapat menjalankan program secara
efisien. Adapun perombakan struktur tersebut terjadi pada
substansi bidang kebersihan. Perubahan tim tersebut antara lain
bidang 1 bertugas dalam penghijauan lingkungan. Bidang 2
memiliki tugas mengkondisikan sampah-sampah. Bidang 3
bertugas dalam pengendalian dan pengawasan permasalahan.
Bidang 4 bertugas dalam sosialisasi. Dalam bidang 2 terkait
mengkondisikan sampah-sampah, substansi bidang kebersihan
melakukan , perombakan terhadap tenaga kerja pengangkut
sampah yakni pada petugas pengangkutan sampah yang biasanya
dilakukan oleh 3-4 orang dengan 1 supir dan 3 abk pengangkut
sampah, maka dengan program sekarang yaitu perubahan TPS
dengan material semen menjadi truk kontainer, tenaga kerja 1-2
abk pengangkut sampah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi
tenaga kerja pemilah sampah sehingga proses pemilahan sampah
akan lebih cepat juga dilakukan.
Visi Strategis (Strategic Visi strategis dari program pengelolaan sampah oleh Dinas
Vision) Lingkungan Hidup Kota Balikpapan didasari dari penyusunan
RPJMD Kota Balikpapan yang berlandaskan visi dari walikota
terpilih Kota Balikpapan. Adapun visi tersebut yakni
“Terwujudnya Balikpapan Sebagai Kota Terkemuka yang
Nyaman Dihuni, Modern, dan Sejahtera Dalam Bingkai
Madinatul Iman”. Visi tersebut diusung oleh walikota
Balikpapan dengan berupaya menjadikan Kota Balikpapan
sebagai liveable city yang salah satu cirinya yaitu sanitasi
lingkungan dan keindahan lingkungan fisik. Oleh sebab itu
untuk mencapai visi walikota Balikpapan maka melalui Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan melakukan program
pengelolaan sampah dengan kegiatan daur ulang sampah 3R dan
penggunaan TPS amrol sebagai pengganti TPS semen demi
terciptanya Kota Balikpapan sebagai liveable city dari segi
lingkungan.
4.6 Kajian Prinsip Good Governance dalam Program Pengelolaan Persampahan oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan
Kajian dimensi good governance dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan Program
Pengelolaan Persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan dalam menerapkan
prinsip good governance. Adapun kajian dilakukan dengan membandingkan hasil temuan fakta
dengan implementasi yang diterapkan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan dalam
program pengelolaan persampahan. Berikut adalah tabel kajian yang dilakukan.
Tabel 4.3 Kajian Analisis Prinsip Good Governance dalam Program Pengelolaan
Persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan
Indikator Hasil Temuan Kajian Analisis Prinsip Good
Prinsip Good Governance
Governance
Kesetaraan dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Kesetaraan dan Keadilan yang
Keadilan (Equity) Balikpapan dalam mengambil dilakukan oleh Dinas Lingkungan
suatu keputusan maupun dalam Hidup Kota Balikpapan sudah
penerapan program yang berjalan dengan baik. Hal tersebut
diberlakukan, selalu melakukan dikarenakan DLH Kota
diskusi terlebih dahulu dengan Balikpapan selalu mengambil
berbagai pihak maupun keputusan berdasarkan hasil
stakeholder yang bersangkutan. diskusi dengan semua pihak yang
Seperti pada masyarakat yang berkaitan. Sehingga tidak ada
menjadi objek dalam mengapa masyarakat yang dikecualikan
adanya program tersebut dalam hasil keputusan atau
diberlakukan dan terdapat phak program yang diselenggarakan.
swasta yang bekerja sama dalam
program yang diselenggarakan.
Tujuan dari adanya kegiatan itu
agar DLH Kota Balikpapan
dapat menyelenggarakan
program yang berdampak baik
bagi masyarakat tanpa ada yang
dirugikan dan semua keputusan
yang dibuat dapat dirasakan
secara adil pada setiap kalangan
tanpa terkecuali.
4.7 Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Pelaksanaan Prinsip Good Governance
Berdasarkan hasil analisis dari penyelenggaraan prinsip Good Governance dalam
program pengelolaan persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup maka dapat diketahui faktor
penghambat dan faktor pendukung dari terselenggaranya prinsip good governance. Adapun
faktor- faktor tersebut antara lain :
a. Faktor Pendukung
1. Partisipasi
- Program pengelolaan persampahan telah melibatkan seluruh stakeholder
pemerintah hingga masyarakat, sehingga dalam keberlangsungannya dapat
mendapatkan dukungan dari masyarakat.
2. Penegak Hukum
- Program pengelolaan persampahan telah didasari dari peraturan pusat
hingga peraturan daerah sehingga dalam pelaksanaan nya berjalan tanpa
adanya penyimpangan hukum kebijakan.
3. Transparansi
- Program pengelolaan persampahan bersifat transparan dari pelaksanaan
yang melibatkan masyarakat hingga data data capaian yang dapat diakses
melewati laman online.
4. Responsif
- Aspirasi dari masyarakat dan juga permasalahan yang terjadi di
masyarakat terkait dengan persampahan menjadi prioritas pemerintah
dalam mewujudkan liveable city, sehingga pemerintah bertindak cepat
dalam mengatasi permasalahan tersebut melalui program pengelolaan
persampahan Dinas Lingkungan Hidup.
5. Kesetaraan dan Keadilan
- Program pengelolaan persampahan melibatkan seluruh stakeholder
pemerintah hingga masyarakat sehingga dalam pelaksanaannya telah
berdasarkan aspirasi dan tanggapan dari masyarakat dan juga pemerintah
tanpa ada perbedaan, dikarenakan program ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengatasi permasalahan-persampahan yang terjadi di masyarakat
demi mewujudkan tujuan dari program pengelolaan persampahan yang
dicanangkan oleh pemerintah.
6. Konsensus
- Adanya forum sosialisasi dengan masyarakat dan juga forum rapat FGD
dengan para stakeholders memudahkan proses pengambilan keputusan
dalam pelaksanaan program pengelolaan persampahan.
7. Efektifitas dan Efisiensi
- SDM yang ada dalam tenaga kerja dilakukan perombakan struktur tenaga
kerja hal tersebut didasari dari ketidakefektifan tenaga kerja pada program
persampahan di periode sebelumnya.
8. Akuntabilitas
- Pertanggungjawaban yang dibuat oleh Dinas Lingkungan Hidup terkait
dengan program pengelolaan persampahan dievaluasi setiap bulannya dan
setiap tahun sehingga dalam setiap bulan dan setiap tahun Dinas
Lingkungan Hidup wajib untuk melaporkan hasil capaian target yang
bersifat terikat akan ketentuan untuk dilakukan.
9. Visi Strategis
- Visi strategis yang bersumber dari visi walikota Balikpapan dalam
mewujudkan liveable city menyebabkan program ini dapat berjalan
memiliki tujuan bahkan hingga mewujudkan sdgs 2030.
b. Faktor Penghambat
1. Partisipasi
- Peran serta masyarakat dalam hal pemilahan sampah yang masih kurang
dan masih memiliki pola perilaku membuang sampah sembarangan
sehingga mengurangi adanya partisipasi dari masyarakat.
- Masyarakat yang masih banyak belum memiliki pemahaman akan
pemilahan persampahan dengan metode 3R
2. Transparansi
- Perlunya update pada halaman website online secara responsif secara
cepat agar masyarakat dapat melihat data - data program yang diberikan
oleh DLH dan dapat mendapat informasi dengan baik.
3. Efektivitas dan Efisiensi
- Akibat adanya kondisi pandemi yang mengakibatkan penyelenggaraan
program terhambat, akibat dari adanya pemangkasan anggaran yang
seharusnya digunakan untuk mengganti TPS yang awalnya beton menjadi
amrol. Hal tersebut menjadi penghambat dalam keefektifan program yang
dijalankan.
4. Akuntabilitas
- Dari pihak DLH Kota Balikpapan masih kurang tanggap dalam menangani
permasalahan terhadap kurang update-nya data triwulan yang sebenarnya
dapat diakses masyarakat melalui laman website online.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis Evaluasi Program Pengelolaan Persampahan oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan dalam Prinsip Good Governance, telah
mengimplementasikan sebagian besar prinsip good governance untuk mendukung pencapaian
visi dan misi yang disampaikan pada RPJMD Kota Balikpapan. Namun masih terdapat sebagian
kecil dari prinsip good governance yang masih belum terselenggara dengan maksimal, dari 9
variabel prinsip good governance, yang telah dijalankan penuh dalam program pengelolaan
persampahan yaitu 5 indikator atau setara dengan persentase sebesar 55,55%.
Prinsisp good governance yang masih belum terselenggara dengan baik terdapat 4
indikator yakni, partisipasi dari masyarakat yang kurang paham dalam terhadap pemilahan
sampah 3R dan masih kurangnya kesadaran masyarakat sehingga masih banyak mebuang
sampah langsung ke sungai dan laut. Dalam indikator transparansi pihal DLH masih kurang
responsif terhadap kurang updatenya data di website online yang memaparkan output dari
program yang dilakukan. Pada indikator efektivitas dan efisiensi juga masih kurang berjalan
dengan baik karena adanya kegiatan yang terhambat akibat anggaran dana yang dipotong guna
kondisi pandemi yang tejadi. Dan indikator yang terkahir akuntabilitas dari DLH yang kurang
tanggap terhadap permasalahan kurang update-nya data triwulan yang seharusnya di sampaikan
melalui website onlne sebagai bukti pertanggungjawaban terhadap masyarakat. Sehingga perlu
dilakukannya evaluasi guna memaksimalkan prinsip tersebut pada Dinas Lingkungan Hidup
Kota Balikpapan dalam mendukung Prinsip Good Governance Pada Kota Balikpapan.
Saran yang dapat kami berikan terhadap penelitian Evaluasi Program Pengelolaan
Persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan dalam Prinsip Good Governance
sebagai berikut ini:
1.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 14 Tahun 2021 tentang
Pengelolaan Sampah Pada Bank Sampah.
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kota Balikpapan. Dapat diakses
melalui laman http://esakip.balikpapan.go.id/portal/home . Diakses pada tanggal 9 Mei
2022.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan. Dapat diakses melalui laman
http://dlh.balikpapan.go.id/ . Diakses pada tanggal 12 Mei 2022.
Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan. Sistem Informasi Rencana Umum
Pengadaan (SIRUP) Kota Balikpapan. Dapat diakses melalui laman Rekap - Rencana
Umum Pengadaan (lkpp.go.id) . Diakses pada tanggal 17 Mei 2022.
Rosyada, A. Amrina. 2016. Analisis Penerapan Prinsip Good Governance
Dalam Rangka Pelayanan Publik di Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu di Kota Samarinda. e-journal Ilmu Pemerintahan 4 (1)
2016:102-114. ISSN 2477-2631. Dapat diakses melalui laman eJournal
(fisip-unmul.ac.id) . Diakses pada tanggal 17 Mei 2022.
Siyoto, Sandu dan Muhammad Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Soeratno dan Lincolin Arsyad. 1993. Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:
UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta:
Kencana.
Microsoft Word - Skripsi Ayu Bab 1-5.rtf (uinsby.ac.id)
0916051117-3-BAB II.pdf (unud.ac.id)