Anda di halaman 1dari 44

Evaluasi Program Pengelolaan Persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota

Balikpapan dalam Prinsip Good Governance

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah :


Manajemen dan Administrasi Pembangunan
Dosen Pengampu :
Rizky Arif Nugroho, S.T., M.T.

Disusun Oleh :
Nadia Larasati Sofyar 08181050
Ayu Dia Chaerani 08191012
Febi Ayu Caronile P. 08191028
Muhammad Hasan Jamil 08191044
Ryan Armanda Gonzales Purba 08191072
Tri Sanyoto 08191082

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Sondang P. Siagian (2007), administrasi pembangunan mencakup dua
pengertian, yaitu administrasi dan pembangunan. Administrasi adalah keseluruhan proses
pelaksanaan keputusan yang telah diambil dan diselenggarakan oleh dua pihak atau lebih untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan pembangunan didefinisikan
sebagai rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar
yang ditempuh oleh suatu bangsa dan negara menuju modernitas dalam rangka pembinaan
bangsa (nation-building). Sehingga dapat disimpulkan bahwa administrasi pembangunan
merupakan seluruh proses yang diambil untuk mewujudkan perubahan secara terencana dalam
rangka pembinaan bangsa secara terpadu dan administratif. Dalam administrasi pembangunan,
terdapat peran administrator yaitu pemerintah sebagai perencana dan pelaksana pembangunan
dalam menciptakan suatu sistem dan praktik administrasi yang partisipatif. Kinerja dari
pemerintah akan menentukan proses pembangunan yang akan mengarah pada keadaan yang
lebih baik atau sebaliknya. Seiring dengan berkembangnya waktu, kinerja dari pemerintah saja
tidak menjamin suatu pembangunan akan berjalan mengarah ke keadaan yang lebih baik tanpa
adanya peran serta dari sektor swasta dan masyarakat. Berkembangnya zaman menuju era
globalisasi menyebabkan adanya pergeseran paradigma dalam tata kelola pemerintahan yang
mendorong adanya hubungan yang sinergis antara pemerintah, swasta, dan masyarakat yang
disebut dengan good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik.
Pemerintah, swasta, dan masyarakat memiliki perannya masing masing dalam
perwujudan good governance. Pemerintah memiliki peran sebagai pengambil keputusan dan
pengatur jalannya pemerintahan, swasta memiliki peran dalam hal kerjasama dengan pemerintah
dalam melaksanakan dari tahap perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan, dan masyarakat
memiliki peran untuk selalu ikut berpartisipasi dan mendukung segala keputusan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Dalam dimensi good governance, tata kelola pemerintahan akan
dijalankan dengan menerapkan prinsip prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi,
pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum, dan dapat diterima oleh
seluruh masyarakat. Syarat bagi terciptanya good governance, yang merupakan prinsip dasar,
meliputi partisipatoris, rule of law (penegakan hukum), transparansi, responsiveness (daya
tanggap), konsensus, persamaan hak, efektivitas dan efisiensi, akuntabilitas, dan visi strategis.
Salah satu kota yang yang terus mewujudkan implementasi good governance adalah Kota
Balikpapan. Hal tersebut diungkapkan oleh walikota Balikpapan H. Rahmat Mas’ud dimana
good governance masuk dalam salah satu dari sembilan program beliau yakni mewujudkan good
governance atau tata kelola pemerintahan yang baik di Kota Balikpapan. Implementasi good
governance di Kota Balikpapan dapat dilihat dari seberapa besar program pembangunan di Kota
Balikpapan dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi dengan melibatkan
masyarakat dan juga dapat secara aktif dan efisien dalam memberikan pelayanan publik.
Implementasi good governance diterapkan pada seluruh lini kedinasan di Kota Balikpapan, salah
satunya yaitu Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan memiliki salah satu visi yaitu institusi yang
kredibel yang artinya memiliki kapabilitas dan dipercaya dalam menjalankan fungsi
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan salah satu misinya yaitu meningkatkan
kapasitas kelembagaan dan aparatur yang profesional. Dari visi dan misi tersebut, menjadi
landasan bagi Dinas Lingkungan Hidup dalam menjalankan program pembangunan salah
satunya yaitu program pengelolaan sampah dengan kegiatan daur ulang sampah 3R dan
penggunaan amrol sebagai pengganti TPS di Kota Balikpapan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan terkait dengan persampahan di Kota Balikpapan. Dalam
pelaksanaan program tersebut diperlukan adanya prinsip good governance dalam
pelaksanaannya agar program pengelolaan sampah dapat berjalan efisien dan efektif demi
terwujudnya program walikota Balikpapan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di
Kota Balikpapan. Oleh sebab itu, dilakukan evaluasi terhadap program pengelolaan sampah oleh
Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan dalam dimensi good governance.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan laporan ini adalah untuk
mengevaluasi program pembangunan yang dilakukan dalam prinsip good governance pada
program pengelolaan persampahan Oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan
1.3 Sasaran
Adapun sasaran dalam penyusunan laporan ini adalah :
1. Melakukan identifikasi terkait gambaran pelaksanaan serta isu dan permasalahan dalam
pelaksanaan program pengelolaan persampahan di Kota Balikpapan.
2. Melakukan analisis evaluasi terkait hasil identifikasi pelaksanaan program pengelolaan
persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan berdasarkan fakta dan
persepsi dalam prinsip good governance.
3. Mengidentifikasi faktor penghambat dan faktor pendukung penerapan prinsip-prinsip
good governance dalam pelaksanaan program pengelolaan persampahan oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Manajemen dan Administrasi Pembangunan
2.1.1 Manajemen Pembangunan
Pembangunan yang merupakan sebuah perubahan tingkatan kesejahteraan secara umum
dan alami yang mana perubahan tingkatan kesejahteraan ini ditentukan oleh dimensi dari definisi
ekonomi, sosial, politik dan hukum (Menurut Randy R Wrihatnolo (2013). Yang mana
pembangunan merupakan sebuah proses perubahan ke arah yang lebih baik dengan cara untuk
mewujudkannya harus melibatkan dan menggerakkan masyarakat baik itu pada perencanaan,
pelaksanaan, dan pemanfaatan.
Manajemen pembangunan yang merupakan aktivitas untuk pengaturan masyarakat
dibidang ekonomi dan perubahan sosial yang memiliki tujuan untuk pembangunan umum
(Padang rumput ,1987) Seperti Visi Pembangunan Indonesia yang merupakan sebuah negara
yang berisi rakyat yang makmur, mandiri, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 yang dapat
diartikan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, musyawarah dan keadilan yang mana manajemen pembangunan Indonesia memiliki
landasan yang berdasarkan dari Pancasila dan UUD 1945. Manajemen pembangunan yang
selanjutnya akan menentukan dari keberhasilan sebuah pembangunan daerah seperti yang
dijelaskan oleh (Tengku Nazaruddin dalam Abbas,2020) bahwa keberhasilan orang Asia dengan
tujuan pembangunan nasional yang dapat tercapai secara optimal sesuai dengan yang telah
dicita-citakan. Apabila terdapat perencanaan pembangunan yang cukup baik dalam berbagai
aspek kehidupan yang mana pembangunan nasional yang merupakan akumulasi dari
pembangunan daerah yang pada dasarnya menjadi tempat terakumulasinya program-program
pembangunan daerah yang akan terlaksana dengan baik, sinergi dan terarah apabila dimulai
dengan koordinasi perencanaan yang cukup matang dan profesional serta memperhatikan
aspek-aspek kontinuitas. Dengan perencanaan pembangunan daerah yang dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk melaksanakan pembangunan serta menjadi tolak ukur keberhasilan dari
sebuah pembangunan daerah serta yang menjadi aspek penting dalam keberhasilan perencanaan
pembangunan daerah yaitu dengan adanya badan atau satuan kerja yang baik serta adanya sistem
informasi yang mendukung menurut (Setianingsih, 2015).
2.1.2 Administrasi Pembangunan dan Administrasi Publik
Administrasi yang merupakan Pekerjaan tulis-menulis atau ketatausahaan dan
kesekretariatan Yang terdiri dari kegiatan menerima, mencatat, menghimpun, mengolah,
mengadakan, mengirim dan menyimpan menurut ( Irra Chrisyanti Dewi,2011:3), dengan fungsi
administrasi sebagai planning, organizing, reporting, serta budgeting serta tujuan yang
dibedakan menjadi dua yaitu tujuan panjang yaitu dengan adanya pola administrasi, yang
ditujukan untuk mencapai target sebuah organisasi pada dasarnya yang tidak dibuat oleh
sembarangan orang dalam sebuah organisasi yaitu para pemilik organisasi tersebut yang bersifat
ideal, administrasi bersifat general serta kualifikasi tidak terbatas serta jangka pendek yang
bersifat lebih kecil yang biasanya dibuat oleh subdivisi dari sebuah organisasi untuk kebijakan
divisi tersebut yang bersifat spesifik, ruang lingkup yang kecil dan kualifikasinya yang terbatas.
Administrasi pembangunan yang merupakan turunan dari administrasi negara yang
berkembang untuk keperluan ide dasar baru pada kehidupan bernegara untuk pembangunan
nasional yang mana dalam prosesnya pembangunan nasional seluruh warga negara berperan
penting dalam prosesnya, administrasi publik yang merupakan semua hal-hal yang dilakukan
oleh pemerintah pada sarana birokrasi untuk memecahkan masalah publik atau kemasyarakatan
yang mana pengertian administrasi publik ini dibagi menjadi 4 menurut Felix A.Nigro yaitu :
1. Suatu usaha kelompok yang bersifat kooperatif dalam lingkungan pemerintah.
2. Meliputi seluruh ketiga cabang pemerintah yaitu eksekutif, yudikatif dan legislatif serta
keterkaitan antara ketiganya.
3. Mempunyai peranan penting dalam formulasi kebijaksanaan publik dan merupakan
bagian proses politik.
4. Sangat berbeda dengan administrasi privat.
5. Berhubungan erat dengan berbagai macam kelompok yaitu kelompok privat dan
Individual dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2.2 Good Governance


Konsep good governance muncul dari ketidakefisienan kinerja pejabat pemerintah yang
dianggap sebagai penyelenggara urusan publik. Tata pemerintahan yang baik atau good
governance adalah terselenggaranya manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung
jawab sesuai dengan prinsip pasar yang demokratis dan efisien, menghindari salah alokasi dana
investasi, mencegah korupsi secara politik dan administratif, menegakkan disiplin anggaran, dan
menciptakan kerangka hukum dan politik bagi tumbuhnya kegiatan usaha. Berbagai negara telah
mengedepankan konsep good governance dalam rangka membenahi peran pemerintah yang
sentralistis bahkan otoriter, korup dan kolusi, melaksanakan pemerintahan dan pembangunan
dengan misi pemberdayaan masyarakat, mengupayakan peningkatan kesejahteraan sosial dan
ekonomi, serta demokratisasi politik.
Kata “good” dalam good governance itu sendiri berarti menjunjung tinggi nilai aspirasi
atau kehendak masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuannya untuk mencapai tujuan
kemandirian, pembangunan berkelanjutan, dan keadilan sosial. Ini juga berarti bahwa
aspek-aspek fungsional tertentu dari pemerintahan efektif dan efisien dalam melaksanakan
tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam konsep governance, pemerintah hanyalah salah satu aktor dan tidak selalu menjadi
aktor. Peran pemerintah sebagai penyedia pembangunan dan pelayanan serta infrastruktur akan
menjelma menjadi motor penggerak dalam menciptakan lingkungan yang memfasilitasi
masyarakat lainnya.
Ciri-ciri good governance dalam dokumen kebijakan United Nation Development
Programme (UNDP) yaitu :
1. Mengikutsertakan semua, transparansi dan bertanggung jawab, efektif dan adil.
2. Menjamin adanya supremasi hukum.
3. Menjamin bahwa prioritas-prioritas politik, sosial dan ekonomi didasarkan pada
konsensus masyarakat.
4. Memperhatikan kepentingan mereka yang paling miskin dan lemah dalam proses
pengambilan keputusan menyangkut alokasi sumber daya pembangunan.
Good governance jika dikaitkan dengan pemerintahan, merupakan suatu gagasan dan
nilai yang mengatur pola hubungan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sehingga tercipta
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis, dan efektif. atau dasar UUD 1945 untuk
membentuk masyarakat yang sejahtera. Pengimplementasian good governance dapat terwujud
apabila aparatur pemerintah dan institusi publik secara keseluruhan dapat bersikap terbuka
terhadap ide dan gagasan baru serta responsive terhadap kepentingan masyarakat.
Berdasarkan dari UNDP (United Nation Development Programme), karakteristik atau
prinsip yang ada dalam good governance sendiri adalah sebagai berikut :
1. Partisipasi (Participation), setiap warga negara memiliki suara dalam pembuatan
keputusan, baik secara langsung maupun melalui institusi legimitasi yang mewakili.
2. Penegakan hukum (Rule of Law), kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa
pandang bulu.
3. Transparansi (Transparency), dibangun atas dasar kebebasan arus informasi,
proses-proses, lembaga-lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh
masyarakat yang membutuhkan.
4. Responsif (Responsiveness), lembaga dan proses-proses harus mencoba untuk melayani
setiap stakeholders.
5. Konsensus (Consensus Orientation), good governance menjadi perantara kepentingan
yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas baik
dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur.
6. Kesetaraan dan keadilan (Equity), semua warga negara mempunyai kesempatan untuk
meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.
7. Efektifitas dan efisien (Effectiveness and Efficiency), proses-proses dan lembaga
menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.
8. Akuntabilitas (Accountability), para pembuat keputusan bertanggung jawab pada publik
serta lembaga stakeholder, bergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang dibuat.
9. Visi Strategi (Strategic Vision), para pemimpin harus memiliki perspektif good
governance dan pengembangan manusia yang luas dan jauh kedepan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pada
bagian Kedua Pasal 58 yang menyatakan bahwa penyelenggaraan pemerintahan berpedoman
pada Asas Umum Penyelenggaraan Negara yang terdiri atas
1. Asas Kepastian Hukum, mengutamakan dalam setiap kebijakan pimpinan negara asas
supremasi hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan, hak dan keadilan.
2. Asas Tertib Penyelenggara Negara, asas-asas yang menjadi dasar ketertiban, keserasian,
dan keseimbangan dalam penyelenggaraan negara. Terdapat hubungan atau keterkaitan
dengan asas lain, karena jika semua asas tersebut dilaksanakan, maka asas ini pasti akan
dilaksanakan, karena akan menciptakan pemerintahan yang tertib untuk menjalankan
kekuasaannya.
3. Asas Kepentingan Umum, asas ini bertujuan agar kepentingan umum tetap menjadi yang
terdepan dalam kegiatan pemerintah.
4. Asas Keterbukaan, keterbukaan publik atas hak atas informasi ketatanegaraan yang
akurat, jujur, dan tidak diskriminatif, dengan memperhatikan prinsip melindungi rahasia
pribadi, kelompok, dan negara.
5. Asas Proporsionalitas, prinsip keutamaan dalam keseimbangan hak dan kewajiban.
6. Asas Profesionalitas, mengutamakan keahlian sesuai dengan kode etik yang berlaku.
7. Asas Akuntabilitas, menekankan asas bahwa setiap kegiatan penyelenggara negara dan
hasil akhir kegiatan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau
rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi negara.
8. Asas Efisiensi dan Efektifitas, dimana proses-proses dan lembaga-lembaga sebaik
mungkin berupaya mencapai hasil yang optimal dengan memanfaatkan dana dan sumber
daya yang tersedia secara efektif dan efisien.
BAB III
METODE ANALISIS
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum terdapat tiga metode penelitian yang biasa
digunakan yaitu terdiri dari, metode penelitian kuantitatif, metode penelitian kualitatif, dan
metode penelitian kombinasi (mixed methods).
Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif yang mempunyai sifat deskriptif yaitu dengan melakukan wawancara
secara langsung oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan yaitu Bapak Rizal
selaku bagian program dan Ibu Eni selaku sekretaris dari Dinas Lingkungan Hidup Kota
Balikpapan dan juga melalui tinjauan pustaka terhadap dokumen perencanaan seperti RPJMD
Kota Balikpapan, serta Renstra DLH Kota Balikpapan.

3.2 Jenis Data dan Sumber Data.


a. Jenis Data
Dalam penelitian kami yang berjudul Evaluasi Program Pengelolaan Persampahan
oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan dalam Prinsip Good Governance
lakukan, memiliki jenis data berupa data kualitatif yang penyajian datanya berupa
kata-kata serta kalimat yang mengandung makna. Data kualitatif dalam penelitian ini
antara lain data gambaran umum Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, gambaran
program pengelolaan persampahan, data isu Permasalahan Persampahan Kota
Balikpapan, serta data target dan capaian realisasi dari program pengelolaan
persampahan.
b. Sumber Data
Dalam penelitian ini yang berjudul Evaluasi Program Pengelolaan Persampahan
oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan dalam Prinsip Good Governance, sumber
data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan
merupakan data hasil wawancara dengan kepala bagian program dan sekretaris Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan antara lain data gambaran Dinas Lingkungan Hidup
Kota Balikpapan, gambaran program pengelolaan persampahan, dan data realisasi
capaian target pengelolaan persampahan. Data sekunder yang digunakan berasal dari
studi dokumentasi atau studi literatur yang bersumber dari RPJMD Kota Balikpapan
Tahun 2021-2026 berupa data Isu permasalahan persampahan di Kota Balikpapan dan
gambaran Program Pengelolaan Persampahan yang juga bersumber dari Renstra Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan yang berisikan matrik program kegiatan. Dan data
realisasi capaian target program yang bersumber dari dan Peraturan Walikota Balikpapan
nomor 38 Tahun 2018 tentang Kebijakan Strategi Daerah dalam pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, website Dinas Lingkungan
Hidup Kota Balikpapan serta Website SAKIP dan LAKIP serta SIRUP Kota Balikpapan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang
berlangsung satu arah dengan pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Kegiatan
wawancara dilakukan dengan lembaga instansi terkait yaitu Dinas Lingkungan Hidup
Kota Balikpapan melalui Bapak Rizal selaku kepala bagian program dan Ibu Eni selaku
sekretaris dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan.
2. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung
memperoleh informasi terkait kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh
informasi terkait objek penelitian (Hamdi, 2020). Kebutuhan data yang diperoleh dengan
kegiatan studi dokumentasi meliputi data-data gambaran Dinas Lingkungan Hidup Kota
Balikpapan, gambaran pelaksanaan program pengelolaan persampahan, isu permasalahan
program pengelolaan persampahan, dan target capaian dan realisasi program.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3. 1 Teknik Pengumpulan Data

Data Teknik Pengumpulan Sumber


Data

Gambaran Dinas Wawancara Dinas Lingkungan Hidup


Lingkungan Hidup Kota Kota Balikpapan
Balikpapan Studi Dokumentasi Website Dinas Lingkungan
Hidup Kota Balikpapan

Gambaran Pelaksanaan Wawancara Dinas Lingkungan Hidup


Program Pengelolaan Kota Balikpapan
Persampahan
Studi Dokumentasi RPJMD Kota Balikpapan
Tahun 2021-2026

Renstra Dinas Lingkungan


Hidup Tahun 2021-2026

Website Dinas Lingkungan


Hidup Kota Balikpapan

Isu Permasalahan Wawancara Dinas Lingkungan Hidup


Pengelolaan Persampahan Kota Balikpapan

Studi Dokumentasi RPJMD Kota Balikpapan


Tahun 2021-2026

Target Capaian dan Wawancara Dinas Lingkungan Hidup


Realisasi Program Kota Balikpapan

Studi Dokumentasi Website SAKIP DAN LAKIP


Kota Balikpapan

Peraturan Walikota nomor 38


Tahun 2018.
Sumber : Hasil Analisis, 2022

3.4 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kualitatif dengan model analisis interaktif. Deskriptif kualitatif bertujuan untuk
menggambarkan, menerangkan, menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci kondisi objek
yang akan diteliti dengan apa adanya. Model analisis interaktif merupakan model analisis yang
terdiri atas empat komponen proses analisis, yaitu, pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles & Huberman (dalam Rohmadi & Nasucha,
2015:87-88). Teknik analisis data dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Teknik Analisis Data

No. Sasaran Input Data Metode Metode Analisis Output


Pengumpulan Data
Data

1. Melakukan - Gambaran Dinas Wawancara dan Analisis Statistik - Menampilkan gambaran


identifikasi terkait Lingkungan Hidup Studi Deskriptif dengan umum program
gambaran pelaksanaan Kota Balikpapan Dokumentasi Model Analisis pengelolaan persampahan
serta isu dan - Gambaran program Interaktif oleh Dinas Lingkungan
permasalahan dalam pengelolaan Hidup Kota Balikpapan
pelaksanaan program persampahan oleh - Menampilkan isu dan
pengelolaan Dinas Lingkungan permasalahan terkait
persampahan di Kota Hidup Kota persampahan dan
Balikpapan. Balikpapan pelaksanaan program.
- Isu permasalahan - Menampilkan hasil
program pengelolaan reduksi data berupa
persampahan oleh prinsip dan fakta
Dinas Lingkungan pelaksanaan prinsip good
Hidup Kota governance dalam
Balikpapan program pengelolaan
- Target Capaian dan persampahan.
Realisasi Program
2. Melakukan analisis - Hasil analisis sasaran Wawancara dan Analisis Statistik - Menampilkan hasil
evaluasi terkait hasil pertama berupa Studi Deskriptif dengan kesimpulan data berupa
identifikasi persepsi dan fakta Dokumentasi Model Analisis kajian dan evaluasi
pelaksanaan program pelaksanaan prinsip Interaktif pelaksanaan prinsip
pengelolaan good governance good governance dalam
persampahan oleh dalam program program pengelolaan
Dinas Lingkungan pengelolaan persampahan.
Hidup Kota persampahan - Menampilkan hasil
Balikpapan persentase terlaksananya
berdasarkan fakta dan secara penuh prinsip
persepsi dalam prinsip good governance dalam
good governance. program pengelolaan
persampahan.

3. Mengidentifikasi - Hasil analisis sasaran Wawancara dan Analisis Statistik - Menampilkan hasil
faktor penghambat 1 dan Sasaran 2 Studi Deskriptif dengan kesimpulan data dari
dan faktor pendukung Dokumentasi Model Analisis evaluasi pelaksanaan
penerapan Interaktif prinsip good governance
prinsip-prinsip good dalam pengelolaan
governance dalam persampahan yang
pelaksanaan program menghasilkan faktor
pengelolaan pendukung dan faktor
persampahan oleh penghambat dalam
Dinas Lingkungan pelaksanaan prinsip good
Hidup Kota governance.
Balikpapan.

Sumber : Hasil Analisis, 2022


BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan
4.1.1 Visi dan Misi
Terdapat Visi Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan yang ingin diwujudkan
melalui pengelolaan lingkungan hidup selama 2016-2021 adalah :
“Menjadi Institusi yang Kredibel dalam Mewujudkan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan”
Adapun Misi Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan adalah:
1. Meningkatkan Perlindungan Sumber Daya Alam dan Ketahanan terhadap Perubahan
Iklim.
2. Meningkatkan Pelayanan Kebersihan dan Pengelolaan Sampah yang terpadu.
3. Memperkuat Upaya Pengendalian Pencemaran, dan Kerusakan Lingkungan.
4. Menjalin Kemitraan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur yang Profesional.

4.1.2 Struktur Organisasi


Adapun struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan yaitu sebagai
berikut:
Gambar 4.1 struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan

Sumber: LKJIP Dinas Lingkungan Hidup, 2018

4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Balikpapan No. 02 tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kota Balikpapan dan Peraturan
Walikota Balikpapan No.56 Tahun 2016 tentang Susunan, Uraian Tugas dan Fungsi Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan memiliki
tugas pokok yaitu menyusun dan melaksanakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan
hidup. Sedangkan fungsi yang didasarkan atas tugas pokok Dinas Lingkungan Hidup Kota
Balikpapan antara lain adalah:
1. perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup sesuai dengan rencana
strategis yang ditetapkan Pemerintah Daerah;
2. Penyusunan program dan kegiatan Tata Lingkungan dan Perlindungan Sumber Daya
Alam, kebersihan, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan,
Penaatan Hukum dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup;
3. Pengkajian teknis dan pemberian rekomendasi di bidang lingkungan hidup;
4. Pelaksanaan analisa dan evaluasi kegiatan yang mempunyai dampak lingkungan;
5. Pengawasan dan pengendalian sumber/kegiatan yang berpotensi menimbulkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan;
6. Penentuan baku mutu lingkungan;
7. Pelaksanaan kebijakan teknis, pembinaan dan penegakan hukum lingkungan,
baik secara administrasi, perdata maupun pidana;
8. Pelaksanaan kebijakan teknis, pembinaan dan penegakan hukum terhadap
pelanggaran pengelolaan sampah;
9. Pelaksanaan pemeliharaan dan pelestarian serta peningkatan konservasi sumber daya
alam;
10. Penanggulangan kerusakan dan pencemaran lingkungan serta pemulihan sumber daya
alam dan kualitas lingkungan;
11. Penyediaan data, informasi dan pengembangan kapasitas lingkungan;
12. Penyuluhan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang lingkungan
hidup dan pengelolaan sampah;
13. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, pengendalian dan pelaporan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi; dan
14. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan/atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

4.2 Gambaran Umum Program Pengelolaan Persampahan Oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kota Balikpapan
Program pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh dinas lingkungan hidup Kota
Balikpapan mencakup kegiatan daur ulang sampah 3R dan penggunaan Ambrol sebagai
pengganti TPS yang dijalankan atas dasar rencana strategis Dinas Lingkungan Hidup Tahun
2021-2026 dan memiliki tujuan untuk mencapai Sustainable Development Goals 2030. Adapun
adanya program tersebut didasari dari RPJMD Kota Balikpapan dalam hal lingkungan hidup
yang masih terdapat permasalahan dalam pengelolaan sampah sehingga untuk mengukur capaian
kinerja penanganan permasalahan sampah digunakan dua indikator yaitu persentase
pengangkutan sampah ke TPA dan persentase pengelolaan sampah di sumbernya. Program
pengelolaan sampah yang dilakukan untuk mencapai SDGS 2030 tersebut memiliki persentase
sampah perkotaan yang tertangani dengan target tahun 2023 dengan capaian sebesar 88%,
jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi limbah B3 yang diolah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dengan target 101.461 Ton, jumlah timbulan sampah yang didaur ulang
dengan target 34.130 Ton.
Saat ini pengelolaan sampah memakan anggaran yang cukup besar pada wilayah hilir
(TPA). Hal tersebut dikarenakan sampah-sampah yang masuk ke TPA tidak dipilah terlebih
dahulu pada sumbernya (hulu) sehingga volume sampah yang masuk ke TPA meningkat tinggi
setiap tahunnya. Dikatakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, TPA Sampah
Manggar akan berpotensi penuh 3 tahun lagi jika tidak adanya perubahan dalam pengelolaan
sampah disumbernya. Berdasarkan permasalahan tersebut, Dinas Lingkungan Hidup memiliki
program pengelolaan sampah yaitu daur ulang sampah 3R pada sumbernya dan juga penggunaan
TPS Ambrol sebagai pengganti TPS yang ada sekarang agar sampah-sampah yang diangkut ke
TPA terangkut sepenuhnya tanpa ada yang tertinggal di sekitar TPS.
Perbaikan penanganan sampah di hulu dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dengan
sosialisasi terhadap pengelolaan persampahan dengan metode 3R yang secara rutin dilakukan
terutama di bagian pesisir dan bantaran yang dinilai sebagai penghasil sampah terbanyak dengan
volume sebanyak 411,32 ton/hari dari 488,25 ton/hari yang dihasilkan Kota Balikpapan dan
juga masyarakat pesisir yang masih memiliki pola perilaku membuang sampah langsung ke
sungai. Sosialisasi tersebut dapat mengubah pola perilaku masyarakat terutama di bagian
bantaran sungai untuk tidak membuang sampah sembarangan dan dapat melakukan perbaikan
dalam pemilahannya dengan metode 3R agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam hal
pengelolaan sampah sehingga sampah yang masuk ke TPA sepenuhnya sampah yang akan
dibuang dan tidak di daur ulang lagi.
Selain itu juga program pengelolaan sampah dengan kegiatan penggunaan ambrol sebagai
pengganti TPS dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan agar sampah-sampah
dapat langsung diangkut ke truk tanpa ada sampah yang tertinggal di sekitar sekitar TPS. Selain
itu penggunaan amroll menggantikan TPS juga akan mengefisiensikan tenaga kerja petugas
pengangkutan sampah. Dikatakan oleh Dinas Lingkungan Hidup, tenaga kerja pengangkut
sampah terdiri dari 1 supir dan 4 orang abk pengangkut sampah, sehingga dengan adanya
penggunaan amrol menggantikan TPS maka 4 orang abk pengangkut sampah dapat dijadikan
sebagai tenaga kerja pemilah sampah. Dengan strategi tersebut Maka dapat menjadi solusi untuk
mengurangi sampah di Balikpapan dikarenakan dari proyeksi yang sudah didapatkan bahwa TPA
Manggar yang berpotensi akan penuh pada tahun 2026. Meskipun strategi penggantian truk
sampah menjadi kontainer atau ambrol Yang dikira cukup efisien juga memerlukan perencanaan
dengan matang karena dalam pengaplikasian ambrol yang memiliki kendala dari kebutuhan
lahan yang cukup besar yang mana ambrol tersebut tidak boleh diletakkan Di sembarang tempat.
Selain bertujuan untuk menjaga lingkungan, pengelolaan persampahan juga dapat menjaga dan
meningkatkan kesehatan masyarakat serta menjadikan sampah sebagai sumber daya dengan
dilakukannya 3R yaitu reuse, reduce, dan recycle dan dengan adanya sistem ambrol Yang dapat
lebih memudahkan dalam penanganan dan pengangkutan persampahan di lingkungan Kota
Balikpapan.maka dari itu dengan adanya indikator untuk ketercapaian SDGs yang mana
Kegiatan pengelolaan persampahan dengan cara Penggantian TPS dengan ambrol yang dapat
meningkatkan efisiensi dan membantu juga dalam pelaksanaan 3R serta dukungan dari
sosialisasi kepada masyarakat yang dapat mengubah pola pikir masyarakat untuk pengelolaan
persampahan yang semuanya saling berkaitan dan bersinergi.

4.3 Isu Permasalahan Program Pengelolaan Persampahan


Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staf pada Dinas Lingkungan Hidup
(DLH) Kota Balikpapan yaitu Bapak Rizal selaku bagian program dan Ibu Eni selaku sekretaris
terkait apa yang melatar belakangi adanya Program Pengelolaan Persampahan di Kota
Balikpapan, serta isu dan permasalahan apa saja yang dihadapi selama program tersebut berjalan,
maka diketahui bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan untuk anggaran di hilir pada tahun 2023.
Maksud dari istilah pembuangan hilir ini adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan istilah
pembuangan hulu yang bermaksud sebagai sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Akibat dari
tidak adanya pengolahan sampah sebelum masuk ke TPA yang menjadikan anggaran hilir
tersebut menjadi besar, sehingga pemerintah Kota Balikpapan Melalui Dinas Lingkungan Hidup
(DLH) mencoba program dengan adanya pembangunan penanganan sampah pada hulu seperti
pesisir dan bantaran sungai. Dimana pesisir maupun pinggiran sungai merupakan sumber atau
pusat penghasil sampah terbanyak, karenakan pola perilaku masyarakat yang masih membuang
sampah di sungai atau pesisir. Hal tersebut yang melandasi terciptanya metode 3R guna proses
pemilahan sampah. Program tersebut sesuai dengan arahan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Sampah dan Bank Sampah, bahwa
pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu hulu ke hilir dengan
pendekatan ekonomi sirkular oleh pemerintah daerah dan masyarakat, sehingga memberikan
manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan. Program tersebut
juga diperkuat dengan pernyataan dari Ibu Enin yang juga kami wawancarai, beliau
menyampaikan bahwa TPA yang berada di Manggar berpotensi akan penuh apabila tidak melalui
proses pengolahan sampah dari hulu.
Program Pengelolaan Persampahan yang dikerjakan tersebut tentu saja memiliki
hambatan dalam pelaksanaannya berupa kendala pada lahan, dan peruntukkan lahan. Program
tersebut diterapkan pada seluruh Kota Balikpapan pada titik-titik TPS yang kondisi fisik
bangunannya telah rusak dan lahan yang dimiliki cukup luas untuk diletakkannya amrol. Hal
tersebut menjadikan kendala tersendiri karena peletakan amrol tidak boleh di sembarang tempat
sehingga membutuhkan lahan cukup besar dan tidak boleh berada di tanah peruntukan fasilitas
umum maupun milik warga.

4.4 Persepsi Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan terhadap Program Pengelolaan
Persampahan dalam Dimensi Smart Governance
Berdasarkan hasil wawancara kepada Staf Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan
terhadap program pengelolaan persampahan. Adapun berikut ini merupakan persepsi terkait
dimensi Good Governance Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan.
Tabel 4.1 Persepsi Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan terhadap Program
Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Prinsip Good Governance

Indikator Hasil Wawancara


Prinsip Good Governance

Partisipasi (Participation), Penanganan dan pengelolaan sampah dilakukan mulai dari


lingkup masyarakat RT melalui sosialisasi rutin setiap RT
terutama yang berada di daerah pesisir dan bantaran sungai.
Penanganan sampah tidak dilakukan seperti cara lama dimana
hanya dilakukan oleh dinas dan petugas saja yang bekerja.
Masyarakat juga dilibatkan sampai anak-anak melalui sekolah
sekolah untuk menciptakan budaya pengelolaan sampah.
Sehingga budaya pengelolaan sampah dapat dimulai oleh
masyarakat dengan tujuan untuk memperkecil anggaran di hilir
atau TPA untuk pengelolaan sampah dan juga dapat
mengefisiensikan kinerja dari petugas pengangkutan sampah.

Penegakan hukum (Rule of Dalam penegakkan hukum (rule of law) pada program
Law) pengelolaan persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota
Balikpapan didasarkan pada Peraturan Daerah, Peraturan
Walikota, RPJMD dan Rencana Strategis Dinas Lingkungan
Hidup. Sehingga dalam pelaksanaan program ini telah diatur
dan diawasi oleh hukum hukum kebijakan yang ada.

Transparansi (Transparency) Pada program pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan melakukan sosialisasi
sehingga masyarakat lebih memahami dampak dari membuang
sampah sembarangan dan masyarakat menjadi lebih percaya
terhadap program yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan
Hidup Kota Balikpapan. Selain itu juga terkait dengan capaian
target dari realisasi program pengelolaan persampahan dapat
dilihat oleh masyarakat secara online pada website resmi
SAKIP dan LAKIP dan juga terkait dengan capaian target
pengurangan sampah dapat dilihat oleh masyarakat luas dalam
SIPSN online atau Sistem Informasi Pengelolaan
Persampahan.

Responsif (Responsiveness) Dalam program pengelolaan sampah, penanganan sampah


dilakukan dengan cepat contohnya kasus banjir di Sungai
Ampal dimana tugas penanganan dibagi dalam 4 bidang agar
dapat lebih cepat membantu permasalahan persampahan yang
mengakibatkan banjir. Selain itu juga adanya potensi TPA
Manggar yang akan penuh pada tahun 2026 dan Kota
Balikpapan akan menjadi Kota penyangga ibu kota negara
yang menyebabkan jumlah penduduk akan lebih meningkat
namun tidak memiliki pengelolaan persampahan yang baik
sehingga pemerintah Kota Balikpapan merespon hal tersebut
dengan melakukan tindakan berupa adanya program
pengelolaan sampah yang dapat meminimalisir
sampah-sampah yang masuk kedalam TPA seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk.

Konsensus (Consensus Dinas Lingkungan Hidup menerapkan konsensus untuk


Orientation) mengeluarkan aspirasi dari masyarakat dan keputusan yang
disepakati bersama melalui diskusi ke masyarakat pada saat
sosialisasi.

Kesetaraan dan Keadilan Dalam program pengelolaan persampahan melibatkan seluruh


(Equity) stakeholder mulai dari pemerintah sehingga masyarakat agar
informasi dan keputusan yang didapatkan bersumber dari
pandangan yang berbeda. Selain itu DLH mengajak OPD
OPD terkait dan juga lembaga swadaya masyarakat dan
organisasi peduli lingkungan dalam kegiatan FGD untuk
menentukan isu-isu terkait dengan pengelolaan sampah untuk
dibahas bersama untuk mendapatkan hasil berdasarkan sudut
pandang dari seluruh pihak selanjutnya dilakukan persiapan
penyusunan dokumen informasi kinerja pengelolaan
lingkungan hidup.

Efektifitas dan efisien Tujuan program kerja DLH adalah untuk mengurangi tonase
(Effectiveness and sampah yang sampai ke TPA Manggar dan pengelolaan
Efficiency) sampah yang dilakukan dari lingkup terkecil. Menurut Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan tujuan ini sudah tercapai.
Keberhasilan ini juga tidak terlepas dari perombakan struktur
tugas pengangkut sampah dan penggantian tps bak beton
menjadi tps kontainer dan pelibatan masyarakat. Pengelolaan
sampah dibagi dalam 4 bidang kerja. Bidang 1 bertugas dalam
penghijauan lingkungan. Bidang 2 memiliki tugas
mengkondisikan sampah-sampah. Bidang 3 bertugas dalam
pengendalian dan pengawasan permasalahan. Bidang 4
bertugas dalam sosialisasi. Dalam perombakan tenaga kerja
pengangkut sampah dilakukan secara efektif dan efisien yakni
pada petugas pengangkutan sampah yang biasanya dilakukan
oleh 304 orang dengan 1 supir dan 3 abk pengangkut sampah,
maka dengan program sekarang yaitu perubahan TPS dengan
material semen menjadi truk kontainer, tenaga kerja 1-2 abk
pengangkut sampah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi
tenaga kerja pemilah sampah sehingga proses pemilahan
sampah akan lebih cepat juga dilakukan. Namun dalam
pelaksanaan program pengelolaan persampahan ini masih
terdapat kendala dalam pelaksanaannya yang disebabkan oleh
kejadian tidak terduga seperti pandemi covid-19 yang
menyebabkan adanya pemangkasan anggaran pada program
untuk ditujukan kepada dana kesehatan. Hal tersebut menjadi
tantangan Dinas Lingkungan Hidup dalam pelaksanaan dengan
anggaran yang terbatas sehingga struktur tenaga kerja yang ada
perlu mengkaji kembali terkait dengan prioritas kegiatan dalam
program yang menyebabkan kegiatan perubahan TPS semen
menjadi TPS amrol perlu diprioritaskan pada TPS TPS yang
rusak terlebih dahulu.

Akuntabilitas Pertanggung jawaban dan evaluasi kinerja DLH


(Accountability) perencanaannya dievaluasi Bappedalitbang Kota, Inspektorat
Sekretariat Daerah bagian Pembangunan untuk melaporkan
kegiatan setiap bulan dan pertanggungjawaban anggaran oleh
komisi 3 DPRD Kota pada setiap triwulannya. Hasil dari target
dan capaian kinerja Dinas Lingkungan Hidup dalam program
pengelolaan sampah ini juga dapat dilihat secara online melalui
website SAKIP dan Lakip Dinas Lingkungan Hidup.

Visi Strategis (Strategic DLH mendukung program visi dari walikota terpilih Kota
Vision) Balikpapan terkait lingkungan hidup yang di dalamnya
termasuk dalam program penanganan banjir. Program kerja
Dinas Lingkungan Hidup terdapat program yang memiliki
tujuan untuk kota dan juga terdapat program yang memiliki
tujuan untuk SDGS 2030. Program pengelolaan sampah
termasuk sebagai program Kota Balikpapan dalam
mewujudkan SDGS 2030 yang diusulkan oleh Walikota
Balikpapan.

Sumber : Analisis Penulis, 2022


Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa hasil wawancara dengan Dinas
Lingkungan hidup terkait dengan pelaksanaan program pengelolaan persampahan memiliki
persepsi telah berjalan sesuai dengan prinsip good governance berdasarkan setiap variabelnya.

4.5 Fakta Dimensi Good Governance dalam Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan
terhadap Program Pengelolaan Persampahan
Kajian dimensi good governance dilakukan dengan mengidentifikasi data dan fakta yang
terdapat dalam dokumen rencana strategis Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Tahun
2021-2026, RPJMD Kota Balikpapan tahun 2021-2026, Peraturan Walikota Balikpapan nomor
38 Tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategis Daerah dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, dan hasil wawancara dengan kepala
substansi program Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan. Berikut merupakan tabel hasil
temuan tersebut.
Tabel 4.2 Hasil Temuan Indikator Good Governance pada Program Pengelolaan
Persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan.

Indikator Hasil Temuan


Prinsip Good Governance
Partisipasi (Participation), Adanya sosialisasi rutin ke tiap-tiap RT yang berada di bantaran
sungai mengenai penanganan permasalahan persampahan yang
terjadi serta juga adanya program 3R yang dilakukan sebagai
alternatif dari sistem pengelolaan sampah. Salah satu contoh dari
program 3R yang dilakukan yaitu pemanfaatan ban bekas serta
botol plastik sebagai wadah untuk tanaman toga di lingkungan
RT. Sosialisasi tidak dilakukan hanya pada masyarakat luas saja,
Dinas DLH juga melakukan sosialisasi dengan mengunjungi
sekolah-sekolah untuk menanamkan pola perilaku mengurangi
sampah plastik pada anak-anak. Adapun sosialisasi Dinas
Lingkungan Hidup terkait pengelolaan dan pengurangan sampah
dapat dilihat pada gambar berikut.

Adapun kegiatan tersebut dapat dilihat dan diakses oleh seluruh


lapisan masyarakat melalui laman http://dlh.balikpapan.go.id/ .
Selain masyarakat, pemerintah juga turut andil dalam partisipasi
yang dilakukan dengan cara sebagai penyedia sarana prasarana
yang dibutuhkan serta pembiayaan yang diperlukan.
Penegakan hukum (Rule of Dalam penegakan hukum (rule of law) pada program
Law) pengelolaan persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota
Balikpapan didasarkan pada Peraturan Walikota No 38 Tahun
2018 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah dalam Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga Menjadi Sampah Sejenis Rumah
Tangga. Dimana Peraturan Walikota tersebut juga tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Balikpapan tahun 2021-2026.

Transparansi Transparansi atau keterbukaan dalam program pengelolaan


(Transparency) persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dimana
masyarakat umum baik itu masyarakat Kota Balikpapan maupun
masyarakat diluar Kota Balikpapan dapat mengetahui
program-program yang ada di DLH salah satunya yaitu program
pengelolaan sampah ini dengan mengakses website resmi dari
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan

Dimana dalam laman http://dlh.balikpapan.go.id/ tersedia


informasi-informasi seputar program-program yang
direncanakan atau dijalankan.
Selain itu, pada laman http://esakip.balikpapan.go.id/portal/home
menunjukkan transparansi dari dinas-dinas yang ada di Kota
Balikpapan salah satunya yaitu DLH yang berupa transparansi
dari pengukuran dan capaian kinerja, pelaporan kinerja DLH.

Tidak hanya SAKIP, juga terdapat website SIRUP (Sistem


Informasi Rencana Umum Pengadaan) barang atau jasa
pemerintah. Dalam SIRUP tersebut, dapat mengetahui barang
serta jasa apa saja yang digunakan dalam program pengelolaan
sampah yang dikelola oleh DLH yang berupa jumlah dana yang
dibutuhkan, sumber dana nya, dan lain sebagainya dan juga
capaian pengurangan sampah oleh DInas Lingkungan Hidup
juga dapat dilihat dari laman SIPSN atau Satuan Informasi
Pengurangan Sampah Nasional.

Responsif Responsif atau sebuah tindakan cepat tanggap yang dilakukan


(Responsiveness) yang dalam kaitannya mengenai program pengelolaan
persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) salah
satunya yaitu permasalahan penanganan sampah yang ada di
Kota Balikpapan. Langkah yang diambil oleh DLH untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu dengan mengadakan
rembug antara masyarakat serta pemerintah Kota Balikpapan,
yang dimana pendapat atau usulan dari masyarakat dari kegiatan
rembug tersebut akan menjadi pertimbangan dalam sebuah
keputusan. Contohnya dalam permasalahan persampahan berupa
jam pembuangan sampah, yang dimana usulan-usulan dari
masyarakat menjadi pokok penting sehingga terbitnya peraturan
mengenai uji coba jam buang sampah dan tata cara pembuangan
sampah yang dikeluarkan oleh pemerintah Kota Balikpapan.
| Surat Edaran Wali Kota Balikpapan Tentang Uji Coba Jam
Buang Sampah Dan Tata Cara Pembuangan Sampah.

Konsensus (Consensus Dalam program pengelolaan sampah stakeholder yang terlibat


Orientation) yaitu Dinas Lingkungan Hidup yang juga mencakup UPTD TPA
Manggar, Bappeda Litbang, DPU, DKUMKMP, Lembaga
Swadaya Masyarakat, dan masyarakat luas. Prinsip konsensus
dijalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup karena pada dasarnya
Dinas Lingkungan Hidup sudah cukup baik dalam pelaksanaan
konsensus lewat proses musyawarah bersama untuk membahas
apa saja yang akan dikerjakan dan dalam konsensus banyak
masukan yang disampaikan masyarakat,s karena konsensus
merupakan tempat yang tepat untuk mengeluarkan aspirasi dari
masyarakat, dan lewat konsensus bisa dibuat suatu keputusan
bersama yang disepakati bersama. Hal tersebut dapat dilihat dari
sosialisasi-sosialisasi dengan masyarakat dan juga forum-forum
rapat FGD dengan lembaga-lembaga lainnya.

Kesetaraan dan Keadilan Dalam program pengelolaan sampah, pengambilan keputusan


(Equity) setiap stakeholder yang dilibatkan dilakukan pada saat adanya
FGD dan Sosialisasi dimulai dari tahap perencanaan hingga
tahap evaluasi. Adapun Dinas Lingkungan Hidup melakukan
sosialisasi ke Kelurahan-Kelurahan yang ada dengan tujuan
untuk mengumpulkan masyarakat agar DLH mengetahui apa
saja permasalahan yang dihadapi masyarakat terkait dengan
persampahan. Selain itu juga DLH mengajak OPD OPD terkait
dan juga lembaga swadaya masyarakat dan organisasi peduli
lingkungan dalam kegiatan FGD untuk menentukan isu-isu
terkait dengan pengelolaan sampah untuk dibahas bersama untuk
mendapatkan hasil berdasarkan sudut pandang dari seluruh pihak
selanjutnya dilakukan persiapan penyusunan dokumen informasi
kinerja pengelolaan lingkungan hidup. Adanya kegiatan -
kegiatan sosialisasi dan juga forum FGD tersebut dapat diketahui
oleh seluruh lapisan masyarakat melalui laman Berita pada
website Dinas Lingkungan Hidup.
http://dlh.balikpapan.go.id/index.php/web/berita?&load=berita&
page=2

Efektifitas dan efisien Dalam program pengelolaan sampah di renstra 2021-2026 Dinas
(Effectiveness and Lingkungan Hidup melakukan perombakan struktur tenaga kerja
Efficiency) agar tenaga kerja yang ada dapat menjalankan program secara
efisien. Adapun perombakan struktur tersebut terjadi pada
substansi bidang kebersihan. Perubahan tim tersebut antara lain
bidang 1 bertugas dalam penghijauan lingkungan. Bidang 2
memiliki tugas mengkondisikan sampah-sampah. Bidang 3
bertugas dalam pengendalian dan pengawasan permasalahan.
Bidang 4 bertugas dalam sosialisasi. Dalam bidang 2 terkait
mengkondisikan sampah-sampah, substansi bidang kebersihan
melakukan , perombakan terhadap tenaga kerja pengangkut
sampah yakni pada petugas pengangkutan sampah yang biasanya
dilakukan oleh 3-4 orang dengan 1 supir dan 3 abk pengangkut
sampah, maka dengan program sekarang yaitu perubahan TPS
dengan material semen menjadi truk kontainer, tenaga kerja 1-2
abk pengangkut sampah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi
tenaga kerja pemilah sampah sehingga proses pemilahan sampah
akan lebih cepat juga dilakukan.

Akuntabilitas Akuntabilitas atau pertanggungjawaban dari program


(Accountability) pengelolaan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota
Balikpapan telah dapat diakses oleh seluruh masyarakat melalui
laman http://esakip.balikpapan.go.id/portal/home .

Pada laman tersebut memuat Laporan Pertanggungjawaban


Kinerja Instansi atau LAKIP yang selalu dilaporkan oleh Dinas
Lingkungan Hidup pertahunnya. Program Pengelolaan Sampah
Oleh Dinas Lingkungan Hidup yang diawali pada tahun 2021
memiliki target capaian tercapai 86,71%. Selain itu pada website
tersebut juga memuat perencanaan yang dituangkan dalam
Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan tahun
2021-2026, pengukuran kinerja, tabulasi, pelaporan kinerja
terkait capaian target dan realisasi setiap programnya dan hasil
evaluasi keseluruhan terhadap Dinas Lingkungan Hidup dari
berjalannya program Pengelolaan.

Visi Strategis (Strategic Visi strategis dari program pengelolaan sampah oleh Dinas
Vision) Lingkungan Hidup Kota Balikpapan didasari dari penyusunan
RPJMD Kota Balikpapan yang berlandaskan visi dari walikota
terpilih Kota Balikpapan. Adapun visi tersebut yakni
“Terwujudnya Balikpapan Sebagai Kota Terkemuka yang
Nyaman Dihuni, Modern, dan Sejahtera Dalam Bingkai
Madinatul Iman”. Visi tersebut diusung oleh walikota
Balikpapan dengan berupaya menjadikan Kota Balikpapan
sebagai liveable city yang salah satu cirinya yaitu sanitasi
lingkungan dan keindahan lingkungan fisik. Oleh sebab itu
untuk mencapai visi walikota Balikpapan maka melalui Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan melakukan program
pengelolaan sampah dengan kegiatan daur ulang sampah 3R dan
penggunaan TPS amrol sebagai pengganti TPS semen demi
terciptanya Kota Balikpapan sebagai liveable city dari segi
lingkungan.

Sumber : Analisis Penulis, 2022


Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa fakta penyelenggaraan prinsip
good governance pada program pengelolaan persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup
dilaksanakan dengan bukti bukti konkrit yang dapat dilihat oleh seluruh masyarakat dan
dipertanggungjawabkan oleh Dinas Lingkungan Hidup oleh instansi terkait dalam hal monitoring
evaluasi pelaksanaan program pengelolaan persampahan.

4.6 Kajian Prinsip Good Governance dalam Program Pengelolaan Persampahan oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan
Kajian dimensi good governance dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan Program
Pengelolaan Persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan dalam menerapkan
prinsip good governance. Adapun kajian dilakukan dengan membandingkan hasil temuan fakta
dengan implementasi yang diterapkan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan dalam
program pengelolaan persampahan. Berikut adalah tabel kajian yang dilakukan.
Tabel 4.3 Kajian Analisis Prinsip Good Governance dalam Program Pengelolaan
Persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan
Indikator Hasil Temuan Kajian Analisis Prinsip Good
Prinsip Good Governance
Governance

Partisipasi Keterlibatan dalam program Partisipasi merupakan prinsip


(Participation) pengelolaan sampah mencakup penting dalam keberlangsungan
masyarakat, swasta, dan juga program pembangunan yang
pemerintah yang dilakukan sejalan dengan prinsip good
secara bersama sama. Dinas governance. Partisipasi utama
Lingkungan Hidup melakukan yang dibutuhkan dalam
sosialisasi rutin ke RT-RT agar pelaksanaan program pengelolaan
program pengelolaan sampah sampah yaitu keterlibatan
dapat didukung dan diikuti oleh masyarakat dalam hal pemilahan
masyarakat dalam hal pemilahan sampah agar dapat mengurangi
sampah sebelum sampah masuk sampah yang masuk ke TPA.
ke dalam TPS. Dalam program Dinas Lingkungan Hidup Kota
ini juga melibatkan anak-anak Balikpapan telah melibatkan
dengan melakukan sosialisasi masyarakat dalam hal sosialisasi
pada sekolah-sekolah. Selain itu terkait dengan permasalahan
juga dalam hal penyediaan persampahan dan penanganannya
sarana dan prasarana yang dengan metode 3R namun masih
dibutuhkan serta pembiayaan terkendala dengan adanya
yang diperlukan dalam partisipasi masyarakat dalam hal
pengelolaan sampah. pelaksanaannya terutama pada
masyarakat daerah pesisir yang
masih memiliki pola perilaku
membuang sampah sembarangan.
Sehingga capaian target dalam
program ini bergantung dari
partisipasi masyarakat dalam
melakukan pemilahan sampah.
Penegakan hukum Program pengelolaan sampah Prinsip Penegakkan hukum telah
(Rule of Law) dilaksanakan dengan dilandasi dijalani oleh Dinas Lingkungan
oleh peraturan-peraturan daerah, Hidup dalam program pengelolaan
peraturan walikota, RPJMD persampahan. Dalam
Kota Balikpapan yang menjadi pelaksanaannya telah diawasi oleh
dasar dalam penyusunan renstra hukum hukum kebijakan yang
Dinas Lingkungan Hidup. bersumber dari adanya undang
undang cipta kerja hingga
peraturan daerah. Sehingga
peraturan tingkat pusat hingga
tingkat daerah telah mendasari
dalam pelaksanaan program
pengelolaan persampahan.

Transparansi Transparansi atau keterbukaan Transparansi dalam program


(Transparency) dalam program pengelolaan pengelolaan persampahan telah
sampah dapat diketahui oleh dijalankan dengan baik oleh Dinas
masyarakat secara luas baik dari lIngkungan Hidup. Hal tersebut
dalam Kota Balikpapan dan juga dapat dinilai dari masyarakat yang
dari luar Kota Balikpapan yang dapat mengetahui program mulai
dapat diakses melalui laman dari perencanaan hingga evaluasi
website Dinas Lingkungan melalui laman online dan juga
Hidup, E-SAKIP Balikpapan Dinas Lingkungan Hidup yang
terkait perencanaan dan laporan selalu melaporkan kegiatan setiap
capaian target dan realisasi dan bulan dan setiap triwulan pada
juga anggaran, dan website Inspektorat Sekretariat Daerah,
SIRUP dalam hal pengadaan Bappeda Litbang, dan juga Komisi
barang serta jasa yang 3 DPRD. Namun transparansi
dibutuhkan dalam program dalam laman online perlu
pengelolaan persampahan. dilakukannya updating data secara
tepat waktu setiap triwulannya
agar data yang ditampilkan
merupakan data paling terbaru dari
program pengelolaan
persampahan.

Responsif Permasalahan persampahan Prinsip responsif telah


(Responsiveness) dalam hal pemilahan sampah dan dilaksanakan dengan baik dalam
tingginya volume sampah yang program pengelolaan persampahan
masuk kedalam TPA direspon oleh Dinas Lingkungan Hidup.
oleh pemerintah melalui Dinas Hal tersebut dibuktikan dengan
Lingkungan Hidup dengan cepat tanggapnya pemerintah
adanya program pengelolaan dalam merespon permasalahan
sampah untuk mengatasi yang terjadi di masyarakat dan
permasalahan- permasalahan juga latar belakang pelaksanaan
yang terjadi. seperti banjir yang program sebagai antisipasi
disebabkan oleh sampah, meningkatnya volume timbulan
penanganannya dilakukan cepat sebagai dampak dari Kota
oleh pemerintah, dan Balikpapan yang menjadi Kota
permasalahan terkait dengan penyangga ibu kota negara. Hal
wilayah bantaran sungai yang tersebut menunjukkan bahwa
masih dengan pengelolaan program ini telah merespon
persampahan yang buruk permasalahan yang terjadi saat ini
menjadi prioritas Dinas dan juga permasalahan yang akan
Lingkungan Hidup dalam hal terjadi kedepannya.
sosialisasi terkait program
pengelolaan sampah. Selain itu
juga terkait dengan Kota
Balikpapan yang akan menjadi
penyangga ibu kota negara yang
berdampak pada meningkatnya
jumlah penduduk dan volume
timbulan sampah yang
dihasilkan dan yang akan masuk
ke TPS menjadi latar belakang
terkait Dinas Lingkungan Hidup
melakukan kegiatan adanya
pengelolaan persampahan.

Konsensus Dalam program pengelolaan Konsensus yang diartikan sebagai


(Consensus sampah, Adapun stakeholder pengambilan keputusan oleh
Orientation) yang terlibat yaitu UPTD TPA seluruh stakeholder yang terlibat
Manggar, Bappeda Litbang, telah dapat dijalankan oleh Dinas
DPU, DKUMKMP, Lembaga Lingkungan hidup dalam program
Swadaya Masyarakat, dan pengelolaan persampahan yang
masyarakat luas. Adapun dibuktikan dengan adanya forum
konsensus diterapkan dalam hal sosialisasi dan juga FGD dengan
pengambilan keputusan oleh mengundang dan melibatkan
setiap stakeholder dalam stakeholder terkait. Sehingga
kegiatan rapat atau forum forum segala permasalahan yang terjadi
FGD dengan pemerintah Kota di masyarakat maupun
dan swasta dan juga sosialisasi permasalahan terkait dengan
dengan masyarakat untuk administrasi dapat dilakukan
mengambil keputusan bersama pengambilan keputusan secara
berdasarkan aspirasi atau bersama-sama.
pendapat dalam setiap forumnya.

Kesetaraan dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Kesetaraan dan Keadilan yang
Keadilan (Equity) Balikpapan dalam mengambil dilakukan oleh Dinas Lingkungan
suatu keputusan maupun dalam Hidup Kota Balikpapan sudah
penerapan program yang berjalan dengan baik. Hal tersebut
diberlakukan, selalu melakukan dikarenakan DLH Kota
diskusi terlebih dahulu dengan Balikpapan selalu mengambil
berbagai pihak maupun keputusan berdasarkan hasil
stakeholder yang bersangkutan. diskusi dengan semua pihak yang
Seperti pada masyarakat yang berkaitan. Sehingga tidak ada
menjadi objek dalam mengapa masyarakat yang dikecualikan
adanya program tersebut dalam hasil keputusan atau
diberlakukan dan terdapat phak program yang diselenggarakan.
swasta yang bekerja sama dalam
program yang diselenggarakan.
Tujuan dari adanya kegiatan itu
agar DLH Kota Balikpapan
dapat menyelenggarakan
program yang berdampak baik
bagi masyarakat tanpa ada yang
dirugikan dan semua keputusan
yang dibuat dapat dirasakan
secara adil pada setiap kalangan
tanpa terkecuali.

Efektifitas dan efisien Dinas Lingkungan Hidup Efektifitas dan efisiensi


(Effectiveness and mengubah struktur tenaga Kerja pelaksanaan program pengelolaan
Efficiency) dalam hal pengelolaan sampah lingkungan hidup dilakukan oleh
yang dibagi menjadi 4 bidang. Dinas Lingkungan Hidup dengan
Adapun dari bidang ke-3 terkait memperbaiki struktur tenaga kerja
dengan pengkondisian yang ada agar dalam
sampah-sampah, tenaga kerja pelaksanaannya dapat dilakukan
terkait yang sebelumnya hanya secara efisien dan dapat
dikerahkan menjadi tenaga kerja meminimalisir pengeluaran biaya.
pengangkut sampah, kini Sehingga berdasarkan hal tersebut
dikerahkan menjadi tenaga kerja keberhasilan dari program ini juga
pemilah sampah agar program tergantung dari bagaimana tenaga
pengelolaan sampah dapat kerja dapat menjalankan tugasnya
berjalan secara efektif dan dengan seefektif dan seefisien
efisien dengan tenaga kerja yang mungkin dengan tenaga kerja yang
ada. Selain itu juga adanya ada. Namun terdapat kendala
perubahan prioritas dalam dalam pelaksanaannya perihal
kegiatan pengubahan tps semen dengan kondisi pandemi yang
menjadi TPS amrol sehingga menyebabkan adanya prioritas
ditetapkan prioritas kegiatan kebutuhan anggaran yang
dikarenakan adanya keterbatasan dialihfungsikan untuk kebutuhan
dana. kesehatan sehingga memangkas
anggaran pada program
pengelolaan persampahan dalam
pengadaan TPS berbahan amrol.
Sehingga prinsip efektif dan
efektivitas telah dijalankan oleh
Dinas Lingkungan Hidup Kota
Balikpapan namun masih
terhambat akibat anggaran yang
terbatas yang menyebabkan
pelaksanaan kegiatan menjadi
terhambat.

Akuntabilitas Pertanggungjawaban dan Akuntabilitas terkait dengan


(Accountability) evaluasi kinerja Dinas program pengelolaan persampahan
Lingkungan Hidup terhadap Dinas Lingkungan Hidup Kota
program pengelolaan sampah Balikpapan telah dilaporkan setiap
telah dilakukan setiap tahunnya tahunnya pada laman SAKIP dan
yang dapat dilihat dari laman LAKIP terkait dengan capaian
SAKIP dan LAKIP dimana realisasi dari berjalannya program
terdapat perencanaan dan juga pada setiap triwulan dan realisasi
target dan capaian dari anggaran. Namun masih terdapat
terselenggaranya program hal yang perlu diperbaiki terkait
pengelolaan sampah pada setiap dengan updating data pada
tahunnya. Dalam proses evaluasi triwulan 1 yaitu pada tahun 2021
dilakukan oleh Bappeda Litbang, yang belum terupdate pada laman
Inspektorat Sekretariat Daerah tersebut. Sehingga dibutuhkan
bagian pembangunan dan adanya pengurus bagian IT dalam
Komisi 3 DPRD Kota terkait melaporkan pertanggungjawaban
dengan capaian kinerja dari agar laporan pertanggungjawaban
keberlaksananya program dan dapat menunjukkan data valid
juga laporan mengenai anggaran setiap tahunnya.
yang digunakan dalam program
pada setiap triwulannya.

Visi Strategis Program pengelolaan sampah Visi strategis dalam program


(Strategic Vision) merupakan program dari yang pengelolaan sampah telah didasari
didasari dari RPJMD Kota dari visi walikota Balikpapan yang
Balikpapan tahun 2021-2026 menjadi dasar penyusunan dalam
berdasarkan visi dari walikota peraturan walikota dan peraturan
Balikpapan yakni “Terwujudnya daerah terkait dengan RPJMD
Balikpapan Sebagai Kota Kota Balikpapan dan menjadi
Terkemuka yang Nyaman dasar dalam penyusunan renstra
Dihuni, Modern, dan Sejahtera Dinas Lingkungan Hidup Kota
Dalam Bingkai Madinatul Iman” Balikpapan yang memuat program
dengan upaya perwujudan pengelolaan persampahan.
liveable city dengan salah satu
ciri yaitu sanitas lingkungan.
Sehingga tujuan strategis
program pengelolaan sampah
juga menjadi tujuan Kota
Balikpapan dalam mewujudkan
SDGS 2030.

Sumber : Analisis Penulis, 2022


Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa prinsip good governance pada setiap
variabelnya telah dijalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup dalam melaksanakan program
pengelolaan persampahan, namun setelah dilakukan analisis masih terdapat kendala yang
menghambat pelaksanaan prinsip seperti pada variabel partisipasi, transparansi, efektivitas dan
efisiensi, dan akuntabilitas dari program pengelolaan lingkungan hidup. Sehingga dari 9 variabel
prinsip good governance, yang telah dijalankan penuh dalam program pengelolaan persampahan
yaitu 5 indikator atau setara dengan persentase sebesar 55,55%.

4.7 Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Pelaksanaan Prinsip Good Governance
Berdasarkan hasil analisis dari penyelenggaraan prinsip Good Governance dalam
program pengelolaan persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup maka dapat diketahui faktor
penghambat dan faktor pendukung dari terselenggaranya prinsip good governance. Adapun
faktor- faktor tersebut antara lain :
a. Faktor Pendukung
1. Partisipasi
- Program pengelolaan persampahan telah melibatkan seluruh stakeholder
pemerintah hingga masyarakat, sehingga dalam keberlangsungannya dapat
mendapatkan dukungan dari masyarakat.
2. Penegak Hukum
- Program pengelolaan persampahan telah didasari dari peraturan pusat
hingga peraturan daerah sehingga dalam pelaksanaan nya berjalan tanpa
adanya penyimpangan hukum kebijakan.
3. Transparansi
- Program pengelolaan persampahan bersifat transparan dari pelaksanaan
yang melibatkan masyarakat hingga data data capaian yang dapat diakses
melewati laman online.
4. Responsif
- Aspirasi dari masyarakat dan juga permasalahan yang terjadi di
masyarakat terkait dengan persampahan menjadi prioritas pemerintah
dalam mewujudkan liveable city, sehingga pemerintah bertindak cepat
dalam mengatasi permasalahan tersebut melalui program pengelolaan
persampahan Dinas Lingkungan Hidup.
5. Kesetaraan dan Keadilan
- Program pengelolaan persampahan melibatkan seluruh stakeholder
pemerintah hingga masyarakat sehingga dalam pelaksanaannya telah
berdasarkan aspirasi dan tanggapan dari masyarakat dan juga pemerintah
tanpa ada perbedaan, dikarenakan program ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengatasi permasalahan-persampahan yang terjadi di masyarakat
demi mewujudkan tujuan dari program pengelolaan persampahan yang
dicanangkan oleh pemerintah.
6. Konsensus
- Adanya forum sosialisasi dengan masyarakat dan juga forum rapat FGD
dengan para stakeholders memudahkan proses pengambilan keputusan
dalam pelaksanaan program pengelolaan persampahan.
7. Efektifitas dan Efisiensi
- SDM yang ada dalam tenaga kerja dilakukan perombakan struktur tenaga
kerja hal tersebut didasari dari ketidakefektifan tenaga kerja pada program
persampahan di periode sebelumnya.
8. Akuntabilitas
- Pertanggungjawaban yang dibuat oleh Dinas Lingkungan Hidup terkait
dengan program pengelolaan persampahan dievaluasi setiap bulannya dan
setiap tahun sehingga dalam setiap bulan dan setiap tahun Dinas
Lingkungan Hidup wajib untuk melaporkan hasil capaian target yang
bersifat terikat akan ketentuan untuk dilakukan.
9. Visi Strategis
- Visi strategis yang bersumber dari visi walikota Balikpapan dalam
mewujudkan liveable city menyebabkan program ini dapat berjalan
memiliki tujuan bahkan hingga mewujudkan sdgs 2030.
b. Faktor Penghambat
1. Partisipasi
- Peran serta masyarakat dalam hal pemilahan sampah yang masih kurang
dan masih memiliki pola perilaku membuang sampah sembarangan
sehingga mengurangi adanya partisipasi dari masyarakat.
- Masyarakat yang masih banyak belum memiliki pemahaman akan
pemilahan persampahan dengan metode 3R
2. Transparansi
- Perlunya update pada halaman website online secara responsif secara
cepat agar masyarakat dapat melihat data - data program yang diberikan
oleh DLH dan dapat mendapat informasi dengan baik.
3. Efektivitas dan Efisiensi
- Akibat adanya kondisi pandemi yang mengakibatkan penyelenggaraan
program terhambat, akibat dari adanya pemangkasan anggaran yang
seharusnya digunakan untuk mengganti TPS yang awalnya beton menjadi
amrol. Hal tersebut menjadi penghambat dalam keefektifan program yang
dijalankan.
4. Akuntabilitas
- Dari pihak DLH Kota Balikpapan masih kurang tanggap dalam menangani
permasalahan terhadap kurang update-nya data triwulan yang sebenarnya
dapat diakses masyarakat melalui laman website online.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis Evaluasi Program Pengelolaan Persampahan oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan dalam Prinsip Good Governance, telah
mengimplementasikan sebagian besar prinsip good governance untuk mendukung pencapaian
visi dan misi yang disampaikan pada RPJMD Kota Balikpapan. Namun masih terdapat sebagian
kecil dari prinsip good governance yang masih belum terselenggara dengan maksimal, dari 9
variabel prinsip good governance, yang telah dijalankan penuh dalam program pengelolaan
persampahan yaitu 5 indikator atau setara dengan persentase sebesar 55,55%.
Prinsisp good governance yang masih belum terselenggara dengan baik terdapat 4
indikator yakni, partisipasi dari masyarakat yang kurang paham dalam terhadap pemilahan
sampah 3R dan masih kurangnya kesadaran masyarakat sehingga masih banyak mebuang
sampah langsung ke sungai dan laut. Dalam indikator transparansi pihal DLH masih kurang
responsif terhadap kurang updatenya data di website online yang memaparkan output dari
program yang dilakukan. Pada indikator efektivitas dan efisiensi juga masih kurang berjalan
dengan baik karena adanya kegiatan yang terhambat akibat anggaran dana yang dipotong guna
kondisi pandemi yang tejadi. Dan indikator yang terkahir akuntabilitas dari DLH yang kurang
tanggap terhadap permasalahan kurang update-nya data triwulan yang seharusnya di sampaikan
melalui website onlne sebagai bukti pertanggungjawaban terhadap masyarakat. Sehingga perlu
dilakukannya evaluasi guna memaksimalkan prinsip tersebut pada Dinas Lingkungan Hidup
Kota Balikpapan dalam mendukung Prinsip Good Governance Pada Kota Balikpapan.

5.2. Saran Nadia Larasati Sofyar

Saran yang dapat kami berikan terhadap penelitian Evaluasi Program Pengelolaan
Persampahan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan dalam Prinsip Good Governance
sebagai berikut ini:
1.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 14 Tahun 2021 tentang
Pengelolaan Sampah Pada Bank Sampah.
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kota Balikpapan. Dapat diakses
melalui laman http://esakip.balikpapan.go.id/portal/home . Diakses pada tanggal 9 Mei
2022.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan. Dapat diakses melalui laman
http://dlh.balikpapan.go.id/ . Diakses pada tanggal 12 Mei 2022.
Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan. Sistem Informasi Rencana Umum
Pengadaan (SIRUP) Kota Balikpapan. Dapat diakses melalui laman Rekap - Rencana
Umum Pengadaan (lkpp.go.id) . Diakses pada tanggal 17 Mei 2022.
Rosyada, A. Amrina. 2016. Analisis Penerapan Prinsip Good Governance
Dalam Rangka Pelayanan Publik di Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu di Kota Samarinda. e-journal Ilmu Pemerintahan 4 (1)
2016:102-114. ISSN 2477-2631. Dapat diakses melalui laman eJournal
(fisip-unmul.ac.id) . Diakses pada tanggal 17 Mei 2022.
Siyoto, Sandu dan Muhammad Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Soeratno dan Lincolin Arsyad. 1993. Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:
UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta:
Kencana.
Microsoft Word - Skripsi Ayu Bab 1-5.rtf (uinsby.ac.id)
0916051117-3-BAB II.pdf (unud.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai