Anda di halaman 1dari 22

e-ISSN 2528-2581

Susunan Redaksi

Penanggungjawab
Ketua STIE Kesuma Negara Blitar

Pemimpin Editor
Retno Murnisari

Sekretaris Editor
Sura Klaudia

Dewan Editor
Siti Sunrowiyati
Sulistya Dewi

Reviewer
Yudhanta Sambharakresna

Alamat
Redaksi:
Jurnal PETA
Program Studi Akuntansi
STIE Kesuma Negara Blitar Jl. Mastrip 59 Blitar
Telp (0342) 802330 – Fax (0342) 813788
Email : peta@stieken.ac.id
e-ISSN 2528-2581 Vol 5 No 1, Januari 2020

Daftar Isi
Rosdiana Rohi-Mone, Keshia Budiansyah, Rinaningsih, Retno Yuliati
Pengaruh Besaran Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia .................................................. 1-26

Yuha Nadhirah Qintharah, Diana Fajarwati,Yossika Cindy Ovitasari


Struktur Kepemilikan, Keaktifan Komite Audit, Kualitas Audit, Dan Leverage
Terhadap Manajemen Laba .............................................................................. 27-50

Dian Kusumaningtyas, Gesty Ernestivita


E-Commerce: Berada Diantara Pilihan Masa Depan Atau Kembali Ke Masa Lalu?
(Studi pada Cashback Promo Tokopedia) ........................................................... 51-64

Badrus Zaman, Diah Nurdiwaty


Penerapan Prinsip Good Governance Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa
(Studi pada Desa Kampungbaru, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri) ......... 65-84

Akhmad Imam Amrozi, Endang Sulistyorini


Pengaruh DPK, NPL, CAR, dan LDR Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus
Pada Bank yang Terdaftar di Indeks LQ45 Tahun 2014-2018) ........................... 85-98

Aris Nur Rahmayani, Verni Mardiyantika


Penerapan Metode CVP Sebagai Alat Bantu Analisis Perencanaan Laba Dalam
Mencapai Target Perusahaan ( Studi Kasus Mebel Bocah Angon Di Dusun
Kalianyar Deket , Lamongan ) .......................................................................... 99-116

Zuhrotun Nisak, Joko Lesmana


Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kecukupan Pembiayaan Kerja Pada
PT. PERTANI (Persero) UP Lamongan ............................................................ 117-136

Maretta A’yun Masitoh, Iwan Setya Putra


Analisis Kesehatan Keuangan Bumn Untuk Melihat Keberlanjutan Perusahaan
Di Masa Datang Pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk ............................... 137-151
Jurnal PETA e-ISSN 2528-2581
Vol 5 No. 1 Januari 2020
Hal 65-84

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM


PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (Studi pada Desa
Kampungbaru, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri)
Badrus Zaman1
Diah Nurdiwaty2
12
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Jalan KH. Ahmad Dahlan No.76, Mojoroto, Kota Kediri

Surel: pak.badrus@gmail.com

Abstrak. Penerapan Prinsip Good Governance Dalam Pengelolaan Alokasi


Dana Desa (Studi pada Desa Kampungbaru, Kecamatan Kepung, Kabupaten
Kediri). Penelitian ini memiliki latar belakang masih adanya pengelolaan
keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) yang belum menerapkan prinsip good
governance di Indonesia. Penelitian ini mengambil lokasi di desa Kampungbaru
kecamatan Kepung kabupaten Kediri sebagai penerima ADD. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan prinsip Good Governance dalam
pengelolaan ADD di desa Kampungbaru, kecamatan Kepung kabupaten Kediri
tahun 2017 - 2018.
Hasil dari penelitian ini bahwa penerapan prinsip Good Governance dalam
pengelolaan ADD pada desa Kampungbaru, kecamatan Kepung kabupaten
Kediri secara garis besar telah sesuai dengan prinsip good governance yaitu
akuntabel, transparan, dan partisipatif, tetapi secara teknis masih terdapat
kendala. Adapun kendala yang dialami yaitu aparatur desa yang masih belum
menguasai teknologi serta adanya keterlambatan dalam pembuatan Peraturan
Bupati mengenai peraturan tentang ADD dan pengelolaannya, sehingga
berdampak pada keterlambatan pelaporan terkait pengelolaan ADD di desa
Kampungbaru.

Kata kunci: Good Governance.

Abstract. Application of Good Governance Principles in Managing Village Fund


Allocation (Study in Kampungbaru Village, Kepung District, Kediri Regency). This
research has the background that there is still a Village Fund Allocation (ADD) financial
management that has not yet applied the principles of good governance in Indonesia. This
study took place in the village of Kampungbaru, Kepung subdistrict, Kediri district, as the
recipient of ADD. The purpose of this study is to determine the application of the principles
65
66
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

of good governance in the management of ADD in the village of Kampungbaru, Kepung


sub-district of Kediri in 2017 - 2018.
The results of this study that the application of the principles of good governance in the
management of ADD in the village of Kampungbaru, Kepung sub-district, Kediri in
general, are in accordance with the principles of good governance, which are accountable,
transparent, and participatory, but technically there are still obstacles. As for the
constraints experienced by the village apparatus who still have not mastered the technology
as well as the delay in making Regents Regulations regarding regulations on ADD and its
management, so that it has an impact on the delay in reporting related to ADD
management in Kampungbaru village.
Keywords: Good Governance.

PENDAHULUAN oleh pemerintah kabupaten atau


kota untuk desa, yang bersumber
Berdasarkan Undang-Undang dari bagian dana perimbangan
Nomor 32 Tahun 2004 tentang keuangan pusat dan daerah yang
Pemerintah Daerah, Undang- diterima oleh kabupaten atau kota
Undang Nomor 6 Tahun 2014 (PP No. 72 Tahun 2005 Pasal 1 ayat
tentang Desa dan Peraturan 11). Beberapa pertimbangan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 penyaluran ADD diantaranya
tentang Desa, maka desa dapat jumlah penduduk desa, angka
menjalankan otonominya dengan kemiskinan desa, luas wilayah desa,
lebih luas dalam mengatur dan dan tingkat kesulitan geografis desa,
mengurus sendiri urusan pemerintah dengan bobot masing-masing
berdasarkan asas otonomi dan tugas variabel sebesar 25%; 35%; 10%; dan
pembantuan. Mengacu pada 30%. Untuk proses penyalurannya
peraturan tersebut, setiap desa dibagi menjadi dua tahap yaitu
diberikan hak, kewajiban dan tahap pertama pada bulan Maret
wewenang untuk mengelola apa sebesar 60% dan tahap kedua pada
yang dimiliki oleh desa tersebut bulan Agustus sebesar 40% (PMK
demi tercapainya kesejahteraan 49/PMK.07/2016).
masyarakatnya. Pemerintah
Indonesia mengeluarkan kebijakan Adanya program ADD
yang dinamakan Alokasi Dana Desa merupakan salah satu bentuk
(ADD). ADD tersebut bertujuan kepercayaan pemerintah pusat
untuk mewujudkan pemerintah desa kepada daerah untuk dapat
yang dapat mengelola pembangunan mengelola anggaran sesuai dengan
daerah berdasarkan prioritas kebutuhan daerahnya. Atau dapat
anggaran mereka sendiri. ADD dikatakan bahwa tujuan ADD
merupakan dana yang dialokasikan tersebut untuk mewujudkan
67
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

pemerintah desa yang dapat antara pemerintah desa sebagai


mengelola pembangunan desanya penerima ADD, masyarakat serta
berdasarkan prioritas anggaran pemberi tanggungjawab pengelolaan
mereka sendiri. ADD pada ADD tersebut. Meskipun pada
prinsipnya harus menganut prinsip pelaksanaannya masih menemui
akuntabilitas, transparansi, dan hambatan, tetapi kebijakan ini
partisipasi maupun efisiensi. Hal dirasakan lebih bermanfaat,
tersebut sesuai dengan pokok transparan dan partisipatif, serta
pengelolaan keuangan daerah yang pemanfaatannya lebih demokratis
termaktup dalam Permendagri No. karena berdasarkan rembug desa
113 Tahun 2014. yang diikuti oleh berbagai elemen
Untuk mendukung terwujudnya warga desa. Dengan diterapkannya
tata kelola yang baik (good prinsip good governace pada
governance) dalam penyelenggaraan pengelolaan ADD tersebut tentu saja
desa, maka pengelolaan keuangan menggambarkan bahwa sistem
desa harus merujuk pada prinsip perencanaan serta pengendaliannya
Good Governance diantaranya berjalan dengan baik, sehingga
transparansi, akuntabilitas, tujuan dari ADD tersebut akan
partisipasi. Bahwa dalam terwujud dengan baik. Hal tersebut
pengelolaan ADD tersebut akan mendukung peningkatan
pemerintah desa dituntut untuk kesejahteraan masyarakat desa
menyediakan informasi yang cukup, karena segala kebutuhan fisik yang
akurat, tepat waktu kepada segenap belum tersedia akan terwujud
stakeholder-nya dalam hal ini dengan program ADD yang dikelola
pemerintah pemberi tanggungjawab dengan baik.
dan masayrakat. Dalam hal Pelaksanaan kebijakan ADD
partisipasi, hendaknya pemerintah yang dilakukan pada tiap desa di
desa dalam pengelolaan ADD Indonesia tentunya akan
melibatkan masyarakat sehingga memberikan hasil yang berbeda
program yang dijalankan antara desa yang satu dengan desa
mencerminkan kepentingan yang lainnya. Hal tersebut sesuai
masyarakat desa. Akuntabilitas pada dengan kondisi di lapangan masing-
prinsip good governace dimaksudkan masing desa serta kebutuhan dalam
agar pengelolaan ADD lebih menerapkan kebijakan ADD
terstruktur. Adanya kejelasan fungsi, tersebut. Begitu juga dengan jumlah
struktur, system dan atau besaran ADD tiap desa juga
pertanggungjawaban dalam pelaksa berbeda tergantung kebutuhan
pengelolaan ADD tersebut. Apabila masing-masing desa. Menurut data
prinsip ini diterapkan secara efektif, yang ada menunjukkan bahwa setiap
maka akan ada kejelasan akan tahun anggaran untuk ADD
fungsi, hak, kewajiban dan mengalami kenaikan. Seiring dengan
wewenang serta tanggungjawab peningkatan besar anggaran ADD
68
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

tersebut, tentu saja diikuti dengan pada satu desa, kemudian peneliti
tanggungjawab yeng besar juga oleh akan mencari informasi dan
aparat pemerintahan desa dalam menganalisis secara mendetail
pengelolaannya. tentang suatu fenomena yang
Pemanfaatan ADD menjadi salah menjadi fokus penelitian tersebut.
satu permasalahan yang kritis di Dimana informasi dengan
masyarakat terkait tanggungjawab wawancara dari pihak yang
penggunaannya. Masyarakat sudah berkompeten dalam pengelolaan
semakin cerdas dibuktikan dengan ADD akan diperoleh sebagai data
banyaknya tuntutan dari masyarakat penelitian. Data yang bersumber dari
kepada pemerintah untuk dapat hasil wawancara tersebut akan
melaksanakan penyelenggaraan tata dideskripsikan dan dikaji tanpa
kelola pemerintahan yang baik (good menggunakan data non numerik.
governance), hal tersebut sejalan Peneliti tidak membuktikan ataupun
dengan semakin tingginya tingkat menolak hipotesis yang di buat
pengetahuan masyarakat. Selain itu sebelum penelitian, karena dari hasil
adanya pergeseran paradigma dari wawancara tersebut akan menjadi
government kearah governance yang bahan kajian yang akan
menekankan pada kolaborasi dalam disandingkan dengan teori yang
kesetaraan dan keseimbangan tiga mendukung untuk memperoleh
pilar governance, maka dikembangkan kesimpulannya.
paradigma baru administrasi publik
yang disebut dengan Lokasi Penelitian
kepemerintahan yang baik (good Lokasi penelitian merupakan
governance) (Astuti, 2016). tempat dimana peneliti dapat
Yang menjadi pertanyaan memperoleh atau menangkap
penelitian adalah: Bagaimana keadaaan dan informasi sebenarnya
penerapan prinsip Good Governance dari objek yang diteliti dalam rangka
dalam pengelolaan Alokasi Dana memperoleh data penelitian. Peneliti
Desa di Desa Kampungbaru, mengambil lokasi penelitian di desa
Kecamatan Kepung, Kabupaten Kampungbaru kecamatan Kepung
Kediri? kabupaten Kediri. Ada beberapa
alasan, diantaranya desa tersebut
METODE PENELITIAN sebagai salah satu penerima ADD.
Penelitian ini menggunakan Menjadi pertimbangan lainnya
pendekatan deskriptif kualitatif bahwa diketahui tingkat
dengan metode studi kasus. Adapun keterampilan aparatur desa dalam
alasannya karena yang menjadi penggunaan teknologi informasi
fokus penelitian ini adalah yang masih rendah. Sementara di era
pengelolaan ADD dengan teknologi sekarang sudah seharusnya
menerapkan prinsip Good Governance semua aktifvitas akan lebih mudah
dan cepat dengan memanfaatkan
69
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

teknologi tersebut. Padahal selama pertanggungjawaban pengelolaan


ini di desa Kepungbaru memiliki ADD. Selain itu wawancara juga
program kerja dengan wewajibkan dilakukan dengan salah satu warga
segala bentuk urusan administrasi sebagai wakil dari masyarakat desa
maupun data-data desa harus tersebut yang ikut aktif dalam
memanfaatkan teknologi komputer, rembug desa. Adapun data sekunder
dari yang sebelumnya masih yang digunakan peneliti adalah
menggunakan cara yang manual. sumber tertulis yang ada di desa
Suatu permasalahan yang cukup Kampungbaru berkaitan dengan
dilematis karena program tersebut penggunaan ADD. Selain itu untuk
masih belum didukung dengan mendukung kajian penelitian,
sumber daya manusia yang kurang peneliti juga menggunakan
berkompeten dalam teknologi. dokumen-dokumen, laporan-
Sementara sebagai bentuk laporan, peraturan perundang-
tanggungjawab atas pengelolaan undangan dan sumber-sumber lain
ADD wajib menyusun laporan yang memberikan penjelasan akan
penggunaan. Peneliti lebih banyak permasalahan yang diteliti yaitu
melakukan aktivitas penelitian penerapan prinsip Good Governance
dalam memperoleh data di kantor dalam pengelolaan ADD yang ada
desa Kampungbaru, Kecamatan di desa Kampungbaru.
Kepung, Kabupaten Kediri, yang
terletak di Jl. Rajawali No. 98 Teknik Analisis Data
Dusun Kampungbaru, Dalam penelitian ini teknik analisis
Kampungbaru, Kecamatan Kepung, data yang digunakan yaitu analisis
Kabupaten Kediri. interaktif tentang penerapan good
governance dalam pengelolaan ADD
Data Penelitian yang mengacu dari teori Sugiyono
Dalam penelitian ini menggunakan (2013: 91). Dimana ada tiga
data primer dan data sekunder. indikator yang digunakan yaitu
Adapun yang menjadi sumber data transparansi, partisipasi dan
primer antara lain hasil wawancara akuntabilitas. Beberapa prosedur
dengan kepala desa, sekertaris desa yang dilakukan peneliti dalam
dan salah satu warga di desa penelitian ini meliputi :
Kampungbaru. Informasi yang 1. Pengumpulan Data (Data
diperoleh dari wawancara dengan Collection).
Kepala Desa Kampungbaru, tentang Data yang diperoleh dalam
perencanaan, pelaksanaan dan penelitian ini dengan melakukan
pertanggungjawaban pengelolaan wawancara kepada narasumber
ADD. Selain itu wawancara juga yang berkompeten dalam
dilakukan dengan sekretaris desa pengelolaan ADD dan studi
Kampungbaru tentang perencanaan, dokumentasi. Adapun yang
pelaksanaan dan
70
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

menjadi materi wawancara terhadap data yang telah


meliputi item dalam good diperoleh. Kesimpulan tersebut
governance yaitu transparansi, kemudian diverifikasi selama
partisipasi, dan akuntabilitas proses penelitian berlangsung agar
terkait pengelolaan ADD. teruji validitasnya sehingga
2. Reduksi Data (Data Reduction) mampu ditarik kesimpulan akhir.
Data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih Pengecekan Keabsahan Temuan
jelas dan mempermudah peneliti Untuk mengungkapkan
untuk melakukan pengumpulan kebenaran yang obyektif, maka
data berikutnya. Data pendukung diperlukan pengecekan atas
akan diperoleh penelitin dengan keabsahan data yang diperoleh
melakukan wawancara, observasi (triangulasi). Hal tersebut mutlak
dan studi dokumentasi. Hal dilakukan dalam penelitian
tersebut untuk mempermudah kualitatif. Adapun tujuannya adalah
peneliti dalam mengelompokkan agar kredibilitas (kepercayaan)
data, mengklarifikasi data yang penelitian kualitatif dapat tercapai.
sesuai dengan masalah yang Triangulasi tersebut atas sumber
diteliti. data yang berupa informasi dari
3. Display Data tempat, peristiwa dan dokumen serta
Display data yang dilakukan oleh arsip yang memuat catatan terkait
peneliti ditampilkan dalam bentuk dengan data penelitian. Peneliti akan
uraian singkat dari hasil melakukan uji silang antara hasil
wawancara dengan pihak wawancara dengan keadaan
berkompeten dalam pengelolaan dilapangan. Pengumpulan data yang
ADD. Dari keseluruhan data berasal dari observasi serta
yang diperoleh tersebut dapat wawancara dengan narasumber
dipahami satu persatu kemudian langsung serta dokumen yang berisi
disatukan dan diinterpretasikan catatan terkait tersebut akan
sesuai dengan rumusan masalah ditelusuri kebenarannya di lapangan.
yang ada serta disandingkan Hal tersebut untuk memperoleh
dengan prinsip good governance tingkat keabsahan yang tinggi dalam
yaitu akuntabel, transparan, dan penelitian ini.
partisipatif.
4. Verifikasi dan penegasan HASIL DAN PEMBAHASAN
kesimpulan (Conclution Drawing
and Verification). Desa Kampungbaru berada
Akhir dari penelitian ini yaitu kurang lebih 5 km di selatan
membuat kesimpulan dengan Kecamatan Kepung kabupaten
melakukan analisis data untuk Kediri, dengan luas wilayah 787,140
mencari arti, makna, penjelasan Ha dan berpenduduk 7698 jiwa.
Adapun sumber penghasilan
71
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

masyarakat desa Kampungbaru Dalam pengelolaan ADD dilihat


sangat beragam, tetapi mayoritas dari tahapan perencanaan di Desa
penduduk bekerja dalam sektor Kampungbaru sudah sesuai
agrobisnis yang meliputi: pertanian, dengan prinsip GCG. Hal ini
perkebunan dan peternakan. ditunjukkan dari hasil wawancara
dengan sekretaris desa
Tabel 1 Kampungbaru bapak Sugeng
Pekerjaan Masyarakat Desa Asmoro di kantor desa
Kampungbaru Kampungbaru yang
Sumber: Data Pemerintahan Desa menyampaikan bahwa:
Kampungbaru Tahun 2017. “pada tahap perencanaan,
pertama mengadakan musdus
(musyawarah dusun), dan yang
No Nama Jumlah Satuan
kedua adalah melakukan musdes
1 Pemilik sawah 579 Orang
(musyawarah desa) setelah itu
2 Penyewa/penggarap 348 Orang
kemudian dilanjutkan ke
3 Buruh tani 2100 Orang
musrengbangdes lalu hasil dari
4 Peternak 860 Orang musrengbangdes dituangkan dalam
5 Pengusaha rumah 8 Orang rencana kegiatan pemerintah desa
tangga (RKPDes) untuk dituangkan ke
6 PNS 42 Orang APBDes dan setelah dituangkan ke
7 Warung / kios 105 Orang APBDes kemudian langsung
8 Pedagang kecil 48 Orang melaksanakan kebijakan perdes yaitu
9 Tukang kayu / batu 24 Orang berupa angggaran pendapatan
10 Penjahit 26 Orang belanja desa tahun tersebut”
Dari data yang diperoleh di desa Narasumber menyampaikan
Kampungbaru menunjukkan tingkat bahwa musrenbangdes
kesejahteraan masyarakat desa merupakan forum diskusi, usulan,
Kampungbaru, yang termasuk rencana kegiatan pembangunan di
dalam keluarga prasejahtera terdapat tingkat desa yang berpedoman
185 KK, keluarga sejahtera terdapat pada prinsip-prinsip Perencanaan
382 KK sedangkan untuk keluarga Pembangunan Partisipasi
kurang mampu terdapat 776 KK. Masyarakat Desa (P3MD).
Setelah peneliti melakukan Dalam prinsip tersebut
wawancara dengan nara sumber mengharuskan keterlibatan
penelitian tentang penerapan prinsip masyarakat untuk mengambil
Good Governance dalam Pengelolaan keputusan dan menentukan
ADD di Desa Kampungbaru, dapat pembangunan yang akan
diperoleh hasil sebagai berikut: dilaksanakan khususnya yang
1. Prinsip Partisipasi dalam berlokasi di desa yang
Pengelolaan ADD. bersangkutan. Karena masyarakat
tersebut yang mengetahui
72
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

kebutuhan di wilayah sekitarnya. diwadahi dengan adanya


Dengan begitu keputusan yang Musrenbangdes.”
dihasilkan benar-benar Pernyataan sekertaris desa
mencerminkan kebutuhan atau tersebut didukung juga dengan
aspirasi masyarakat.. Dalam apa yang disampaikan oleh kepala
musrenbangdes ada beberapa desa Kampungbaru yang
persiapan yang harus dilakukan. menyatakan bahwa yang ikut
Seperti pemerintah desa bekerja hadir dalam musyawarah tersebut
sama dengan BPD untuk antara lain perangkat desa dan
mengumpulkan lembaga-lembaga lembaga-lembaga yang terkait.
masyarakat yang lain seperti “…yang hadir musrenbangdes
perangkat desa/ kasun, RT, RW, otomatis masyarakat
tokoh masyarakat, tokoh agama, dilingkungan itu seperti tokoh
karang taruna, tokoh wanita, dan masyarakat, tokoh agama
juga tokoh budaya untuk dimintai termasuk pak tukang yang ada di
pendapat tentang apa yang situ termasuk ada ibu-ibu dari pkk
dibutuhkan dilingkungannya. ada dari ibu-ibu muslimat, tokoh-
Dengan melibatkan semua tokoh agama, tokoh-tokoh
lapisan masyarakat masyarakat selalu ikut terutama
mencerminkan tertampungnya juga karang taruna…”
aspirasi masyarakat dalam rangka Dari dua pernyataan tersebut
membangun desanya. Seperti sangatlah menguatkan bahwa
yang dituturkan oleh Sekretaris adanya partisipasi dari warga desa
Desa Kampungbaru: Kampungbaru dalam pengelolaan
“dalam musrengbangdes tersebut ADD.
dipimpin langsung oleh kepala ADD bagi desa Kampungbaru
desa dan di moderator oleh merupakan sarana untuk
sekretaris desa. Dalam membangun desa tersebut
musyawarah tersebut juga menjadi lebih baik. Segala fasilitas
dihadiri oleh ketua BPD beserta yang dibutuhkan masyarakat di
anggota, ketua LPMD beserta desa Kampungbaru akan
anggota, perangkat desa atau terwujud dengan adanya bantuan
kasun beserta RT/RW dan juga ADD tersebut. Bahwa
tokoh masyarakat, tokoh agama, pembangunan di desa tersebut
tokoh pemuda, tokoh wanita, dan selalu mengacu pada usulan atau
juga tokoh budaya yang ada di kebutuhan warganya. Seperti
desa Kampungbaru. Kehadiran yang disampaikan kepala desa
tersebut untuk memberikan Kampungbaru bahwa untuk
masukan tentang pembangunan tahun 2017-2018 penggunaan
fisik didesa Kampungbaru serta ADD difokuskan pada
bidang lain (non fisik) , yang pembangunan infrastruktur. Hal
ini dapat dilihat dari hasil
73
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

Musrenbangdes di desa masyarakat, perangkat desa, RT,


Kampungbaru yang RW, tokoh agama, tokoh
memfokuskan pembangunan fisik pemuda, dan tokoh budaya di
meliputi: Pembangunan gedung desa Kampungbaru untuk di
TK Kampungbaru II, paving dilibatkan dalam musyawarah
dusun Wonorejo di Jln Durian, untuk perencanaan pengelolaan
paving dusun Wonorejo di Jln ADD melalui musrenbangdes
Anggur, jembatan Kebonduren, tingkat desa. Pernyataan dari
gedung kantor desa kepala desa dan sekretaris desa
Kampungbaru, pengerasan jalan telah konsisten dengan hasil
dusun Notorejo arah desa wawancara dari elemen
Kebonduren, pembangunan jalan masyarakat desa Kampungbaru.
CTB di dusun Kebonduren, Beberapa informan (warga) yang
pengadaan alat-alat seni. diwawancarai menyatakan bahwa
Adapun prinsip terpenting dalam mereka ikut diundang dan
musrenbangdes adalah adanya berpartisipasi dalam Musyawarah
partisipasi dan transparansi dari Dusun (Musdus) dan
pihak perangkat desa kepada Musrenbangdes. Seperti yang
masyarakat. Desa Kampungbaru disampaikan bapak Zunaidi
juga telah mewujudkan prinsip sebagai wakil dari karang taruna
partisipasi yang dapat dilihat dari “…saya sebagai wakil dari karang
komitmen pemerintah desa yang taruna juga mendapat undangan
selalu mengundang beberapa dalam musrenbangdes tersebut.
lembaga masyarakat untuk Kami diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam menyampaikan usulan tentang
Musrenbangdes. Seperti yang pembangunan di desa
disampaikan kepala desa: Kampungbaru ini….”
“Untuk mewujudkan prinsip
partisipasi pemerintah desa Dari hasil wawanca tersebut
Kampungbaru, masyarakat ikut menunjukkan bahwa perencanaan
dalam rapat menentukan usulan ADD di Desa Kampungbaru
tiap-tiap dusun minta di bangun sudah menunjukkan adanya
apa sesuai dengan dusun itu, prinsip partisipasi sebagai
sekaligus partisipasi masyarakat indikator Good Governance. Dari
setelah rapat maupun saat lokasi cerminan keadaan dilapangan
tersebut di bersihkan masyarakat membuktikan bahwa prinsip
aktif dalam bentuk kerja bakti dan partisipasi dalam tahap
memberikan makanan nasi perencanaan dapat dilihat dari
bungkus …. “ komitmen pemerintah desa yang
Bentuk partisipasi dalam selalu mengundang beberapa
perencanaan dengan musyawah lembaga masyarakat untuk
dan mengambil usulan dari tokoh berpartisipasi dalam
74
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

Musrenbangdes. Untuk tahap yaitu melalui pertama


pelaksanaan pembangunan yang transaparansi itu menuangkan
di danai oleh ADD harus dalam anggaran alokasi dana desa
melibatkan seluruh masyarakat yaitu ke APBDes, Untuk
atau lembaga kemasyarakatan, transparansinya, kita memberikan
dan dilaksanakan secara atau melakukan atau meletakkan
swakelola dengan menggunakan sebuah banner yaitu tentang
sumber daya atau bahan baku anggaran alokasi dana desa setelah
lokal, dan diupayakan dengan anggaran sudah selesai berjalan”
lebih banyak menyerap tenaga
kerja dari masyarakat desa Dari hasil wawancara tersebut
setempat. Ketika proses menunjukkan bahwa salah satu
pembangunan warga memang bentuk transparansi yang
aktif dan ikut andil yang dijalankan didesa Kampungbaru
dibuktikan dengan gotong-royong dalam pengelolaan ADD adalah
menyelesaikan pembangunan dengan membuat banner. Dimana
gedung TK Kampungbaru II. banner tersebut berisi tentang
Dengan suka rela mereka alokasi penggunaan ADD pada
membantu menyelesaikan periode yang bersangkutan.
pembangunan tersebut. Hasil Dengan melihat banner tersebut
wawancara dan keadaan masyarakat bisa mengetahui
dilapangan menunjukkan bahwa alokasi ADD dan foto-foto fisik
masyarakat terlibat aktif dalam kegiatan pembangunan yang telah
proses pengelolaan ADD baik dilakukan. Dalam aktivitas
saat perencanaan maupun pembangunan fisik, sepenuhnya
pembangunannya. Hal ini berarti menjadi tanggungjawab tim
bahwa, prinsip partisipasi sudah pelaksana desa. Kemudian tim
diwujudkan secara nyata oleh pelaksana desa akan membentuk
pemerintah Desa Kampungbaru. Tim Pengelola Kegiatan (TPK)
untuk melaksanakan program
2. Prinsip Transparansi dalam kegiatan di lapangan. Pada desa
Pengelolaan ADD Kampungbaru, Tim Pelaksana
Dalam pengelolaan ADD di desa Kegiatan terdiri dari sepuluh
Kampungbaru menunjukkan anggota yang dipimpin langsung
telah melaksanakan prinsip oleh LPMD atau tim pelaksana
transparansi, hal tersebut seperti desa yang di koordinatori oleh
yang disampaikan kepala desa sekretaris desa. Tim ini bertugas
Kampungbaru untuk menjalankan, mengawasi,
“Pemerintah desa Kampungbaru dan melaporkan segala kegiatan
melaksanakan itu melalui proses dari program kerja yang ada di
atau petunjuk pelaksanaan dalam lapangan. Sebagai pemegang
pengelolaan alokasi dana desa tanggungjawab anggaran
75
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

dibentuk bendahara yang Desa kita di gunakan untuk apa


bertugas untuk menerima dana dan di mana, di situ sudah di
dari desa untuk digunakan sesuai jelaskan”
dengan RAB yang ada. Seperti Pemerintah desa Kampungbaru
yang disampaikan kaur keuangan: juga melibatkan masyarakat
..dalam proses pelaksanaan dan dalam pelaksanaan program fisik
mekanisme penatausahaan dalam yang di danai oleh ADD sehingga
pengelolaan Alokasi Dana Desa di dengan partisipasi tersebut akan
Desa, ada PTPKD di situ dia menambah tingkat kepercayaan
pengelolaannya melalui bendahara masyarakat terhadap pemerintah
dan juga proses pelaksanaanya desa. Masyarakat akan merasa
oleh TPK Desa.. ikut andil dan mengetahui
aktivitas pelaksanaan
Seperti yang disampaikan pembangunan fisik sesuai dengan
sekretaris desa bahwa dalam program yang sudah disepakati.
pelaksanaan program ADD, Sehingga tidak ada penguasaan
dibutuhkan keterbukaan dari Tim dari pemerintah desa saja. Selain
Pelaksana Desa kepada seluruh itu dengan melibatkan
masyarakat. Salah satu wujud masyarakat dalam aktivitas
nyata dari Tim Pelaksana Desa di pembangunan, akan membantu
desa Kampungbaru dalam tingkat perekonomiannya. Warga
mendukung keterbukaan yang ikut aktif dalam aktivitas
informasi program ADD adalah tersebut akan memperoleh
dengan memasang papan lapangan pekerjaan dan tentu saja
informasi yang berisikan jadwal akan membantu ekonomi mereka.
pelaksanaan kegiatan fisik yang “…untuk peran masyarakat
sedang dilaksanakan. diwujudkan dengan melibatkan
Keterbukaan informasi ini masyarakat dalam pembangunan
merupakan usaha pemerintah fisik, tujuannya untuk
desa untuk melaksanakan prinsip menciptakan lapangan kerja, jadi
transparansi dalam pengelolaan untuk tenaga kerja kita ambil dari
ADD. dalam desa kita …”
“Untuk peran pemerintah Desa Sedangkan dalam penatausahaan
dalam mendukung keterbukaan penggunaan ADD atau
yaitu kita untuk pertanggungjawabannya,
menginformasikan disegala lini pemerintah desa harus
yaitu apabila dari pemerintah menggunakan sistem yang telah
Desa ada kegiatan-kegiatan dari memanfaatkan Teknologi
masyarakat di situ kita pemerintah Informasi (TI). Dimana untuk
desa memberikan informasi secara pelaporannya menggunakan
terbuka kepada masyarakat aplikasi yang telah dikembangkan
bahwasannya Alokasi Dana oleh BPKP. Aplikasi ini diberi
76
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

nama Aplikasi Sistem Tata Kelola dengan keputusan hasil


Keuangan Desa atau SIMDA musrenbangdes tersebut.
Desa yang telah launching pada 13 Sehingga masyarakat tetap bisa
Juli 2015. Sesuai dengan mengontrol segala aktivitas di
peraturan tersebut, maka desa desanya. Selain itu wujud
Kampungbaru, juga telah transparansi yang lain dapat
menggunakan aplikasi SIMDA dilihat pula dalam bentuk
Desa dalam pelaporan pemasangan banner tentang
penggunaan ADD. Meskipun penggunaan ADD. Dengan
aplikasi tersebut telah digunakan melihat banner tersebut semua
tetapi dalam prakteknya masyarakat bisa langsung melihat
pemerintah desa Kampungbaru jadwal dan penggunaan anggaran
masih menemui kendala apabila ADD di desa Kampungbaru.
terjadi error atau permasalahan Banner tersebut cukup besar,
tehnis pada aplikasi tersebut. Hal dipasang di depan kantor kepala
itu dikarenakan masih kurangnya desa yang cukup strategis,
kemampuan dan kesiapan tenaga sehingga setiap orang bisa mudah
teknis pengelola dalam bidang IT melihatnya. Selain itu foto
di desa Kampungbaru. Sehingga kegiatan fisik juga dipasang
apabila ada permasalahan teknis sebagai bukti dari aktivitas yang
pada IT, maka untuk telah dilakukan dengan
pembenahannya harus menunggu penggunaan ADD. Terkadang
tenaga teknis dari kabupaten. pada acara-acara besar yang
Permasalahan inilah yang diadakan oleh warga (pengajian
menurut kaur keuangan desa dll), banner tersebut juga ikut
Kampungbaru menjadi salah satu dipasang sehingga semua warga
kendala dalam penatausahaan yang hadir bisa melihatnya.
yang berdampak pada ketepatan Namun demikian pihak desa
waktu penyelesaian pelaporan merasa masih ada kendala dalam
penggunaan ADD tersebut dan mewujudkan prinsip
juga berimbas pada mundurnya transaparansi tersebut. Ketika
penerimaan ADD tahun penyusunan laporan
berikutnya. pertanggungjawaban penggunaan
Prinsip transparansi di desa ADD tersebut ada kendala IT
Kampungbaru juga terlihat dari sehingga laporan harus molor
adanya peraturan desa yang penyelesaiannya, maka akan
dibuat setelah hasil berdampak pada tidak tepat
musrenbangdes di sepakati. waktunya dalam pemasangan
Dimana hasil keputusan banner. Mengingat untuk
musrenbangdes tersebut akan pemesanan banner juga
disampaikan kepada masyarakat membutuhkan waktu yang tidak
dan pelaksanaannya sesuai
77
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

sebentar. Dengan begitu berjalan serta penyerapan


masyarakat yang seharusnya bisa dananya. Dengan demikian dapat
melihat aktivitas penggunaan diketahui bahwa tanggungjawab
ADD pada periode tahun yang pengelola ADD di tingkat desa
bersangkutan, bisa mundur sudah memenuhi ketentuan
sehingga terkesan sudah pembuatan laporan kegiatan
kadaluwarsa informasinya. ADD secara bertahap dan laporan
akhir kegiatan. Untuk
3. Prinsip Akuntabilitas dalam pertanggungjawaban pelaksanaan
Pengelolaan ADD program ADD kepada
Akuntabilitas berhubungan pemerintah tingkat atasnya
dengan kewajiban dari institusi (kabupaten) dilakukan melalui
pemerintah maupun para aparat sistem pelaporan yang dilakukan
yang bekerja di dalamnya untuk secara periodik. Adapun laporan
membuat kebijakan maupun pelaksanaan ADD yang harus
melakukan aksi yang sesuai dibuat terdiri dari laporan
dengan nilai yang berlaku pendahuluan, laporan masing-
maupun kebutuhan masyarakat. masing tahap kegiatan, laporan
pada prinsip akuntabilitas bulanan, dan laporan akhir
pelaksanaan ADD ini, aktivitas kegiatan yang disusun secara
yang ditempuh oleh desa melalui komprehensip. Pemerintah desa
sistem pelaporan yaitu pelaporan Kampungbaru juga telah
bulanan dan laporan masing- melaksanakan tahap
masing tahapan kegiatan. pertanggungjawaban dalam
Laporan tersebut sebagai bentuk bentuk pelaporan sesuai dengan
tanggungjawab penggunaan ADD Permendagri No. 113 Tahun
pada periode yang tertentu. Hal 2014. Bentuk pelaporan yang
tersebut dibuktikan dari hasil dibuat oleh pemerintah desa
wawancara dengan kaur Kampungbaru meliputi laporan
keuangan yang mengatakan: semesteran, yaitu
“Dengan pelaporan transaksi semester awal dan akhir,
keuangan berbentuk SPJ, LPPD, kemudian laporan
LKPP, Laporan tiap semester serta pertanggungjawaban realisasi
pelaporan tiap akhir tahun” pelaksanaan APBDes. Seperti
Setiap penggunaan ADD pernyataan kepala desa
senantiasa harus dilaporkan Kampungbaru kepada peneliti
perkembangan dan pelaksanaan sebagai berikut:
kegiatannya oleh pengelola ADD “Proses pertanggungjawaban
di tingkat desa. Adapun yang setelah pembangunan selesai di
harus dilaporkan meliputi lakukan mulai dari nol sampai
kegiatan fisik yang sudah 50% sampai 100% yang namanya
dilakukan atau yang sedang fonis ini langsung membuat surat
78
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

pertanggungjawaban bentuk dananya cairnya bulan 7 jadi


tertulis sesuai dengan RAB yang molor sampai dua bulan, terus
ada ini di laporkan pada bupati untuk SPJ nya juga molor untuk
melalui camat. Dan kami juga termin pertama terus untuk termin
telah melakukan mekanisme yang kedua itu seharusnya bulan 8
pertanggungjawaban sesuai itu sudah cair itu bulan 10 baru
dengan peraturan yang berlaku cair terus kita melaksanakan
dari Kabupaten” pembangunan begitu juga untuk
Dalam penerapan prinsip pencairan dana yang selanjutnya
akuntabilitas pengelolaan ADD di juga akan molor.”
desa Kampungbaru ternyata juga Salah satu bentuk aktivitas yang
ada kendala yang harus dihadapi. mendukung prinsip akuntabilitas
Dimana kendala tersebut dan transparansi pemerintah desa
meliputi adanya keterlambatan Kampungbaru yaitu membuat
dari kabupaten terkait peraturan banner mengenai penggunaan
bupati (Perbup) yang berlaku ADD yang akan dipasang
tentang pengelolaan ADD, didepan kantor desa, atau pada
pencairan ADD sampai dengan acara yang diselenggarakan warga
peraturan terkait dengan evaluasi. (pengajian dll). Hal tersebut
Hal tersebut sesuai pernyataan sesuai dengan pernyataan yang
yang disampaikan sekretaris desa, disampaikan oleh kepala desa
bahwa kendala tersebut Kampungbaru sebagai berikut:
berdampak pada penyusunan “Untuk mendukung prinsip
pelaporan yang diwajibkan akan akuntabilitas Desa semampunya
terlambat, realisasi dari program juga melaksanakan, dengan cara
kerja pun akan terlambat dan memberikan informasi secara
pencairan dana ADD tahun global kepada warga masyarakat
berikutnya juga akan terlambat. pada saat kegiatan keagamaan,
“Untuk kesulitan sementara ini kegiatan umum dan memfoto
semua yang di alami oleh desa- kegiatan fisik/pembangunan fisik
desa yang ada di kabupaten Kediri yang ada sesuai dengan RKP yang
adalah bahwasannya untuk ada lalu di tuangkan dalam
pelaksanaan pembangunan bentuk banner yang nantinya
khususnya dari fisik itu tidak bisa akan di pasang di lokasi kantor
di laksanakan sesuai dengan desa dan pemerintah Desa
anggaran pendapatan desa karena Kampungbaru dan supaya nanti
pencairan dana alokasi dana desa masyarakat tau sehingga bisa tau
itu tidak sesuai dengan anggaran dana desa itu ada dan bisa di
pendapatan belanja desa rasakan oleh masyarakat”
contohnya: kita melaksanakan
dari RKP nya itu bulan 5 itu Bentuk akuntabilitas dalam
proses perencanaan sesuai
79
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

denganNo. 113 Tahun 2014 fisik pasti akan mundur, sebab


meliputi penyusunan Berita Acara pemerintah desa belum
Musrenbangdes, RPJM Desa, mengetahui jumlah ADD yang
RKP Desa, APBDesa yang diterima sehingga tidak bisa
kemudian ditetapkan melalui merencanakan pembangunan
Perdes. Untuk akuntabilitas yang akan dilakukan.
dalam proses pelaporan dapat
dilihat pada proses KESIMPULAN
penatausahaannya yang meliputi
pembuatan RAB, SPP, Buku Dari hasil penelitian dapat
Pembantu Kegiatan, Buku Kas disimpulkan bahwa:
Umum, Buku Kas Pembantu 1. Pada tingkat partisipasi
Pajak, dll. Sedangkan masyarakat dalam pengelolaan
akuntabilitas pada proses ADD di Desa Kampungbaru
pertanggungjawaban, diwujudkan dijalankan dengan baik, hal ini
dalam aturan diwajibkannya bagi terbukti dengan di adakannya
pemerintah desa untuk membuat musyawarah yang melibatkan
laporan penggunaan dana tiap masyarakat dalam program
semester dan laporan pembangunan desa melalui
pertanggungjawaban realisasi musrenbangdes. Berbagai unsur
pelaksanaan APBDesa. masyarakat diundang dalam
Sampai sekarang desa musrenbangdes tersebut, hal itu
Kampungbaru sebagai penerima mencerminkan keterlibatan
ADD telah melakukan masyarakat dalam perencanaan
mekanisme yang sesuai dengan pengelolaan ADD. Dengan
peraturannya, baik pada tahap melibatkan juga tenaga kerja dari
perencanaan, pelaksanaan , masyarakat utk proses fisik yg
penatausahaan, sampai dengan dikerjakan.
tahap pertanggungjawaban. 2. Transaparansi pengelolaan ADD
Meskipun dalam tahap di desa Kampungbaru juga sudah
perencanaannya masih terdapat berjalan dengan baik. Dapat
kekurangan yaitu mengenai dilihat pada aktivitas pembuatan
penyusunan Berita Acara banner tentang informasi
musrenbangdes dan RKPDesa penggunaan ADD yang dipasang
yang belum terealisasi karena ditempat strategis di depan kantor
keterlambatan. Keterlambatan kepala desa atau pada kegiatan
turunnya aturan dari tingkat yang diadakan masyarakat.
kabupaten dalam pengelolaan 3. Secara umum pengelolaan ADD
ADD tersebut sebenarnya di desa Kampungbaru sudah
menghambat pengelolaan ADD dapat di katakan baik karena
dengan baik. Pelaksanaan sudah memenuhi semua indikator
perencanaan dan pembangunan
80
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

yang di gunakan dalam penelitian menunjang kelancaran aktivitas


ini (partisipasi, transparansi, pengelolaan ADD. Selain itu
akuntabilitas). Walaupun belum peraturan tentang pengelolaan
sepenuhnya dan masih ADD seharusnya sudah disiapkan
membutuhkan inovasi sehingga tidak menjadi kendala
kedepannya. Seperti media yang dalam pengelolaannya.
digunakan untuk memberikan
informasi kepada masyarakat
tentang penggunaan ADD tidak DAFTAR RUJUKAN
lagi dengan memasang banner
tetapi bisa di informasikan lewat Arifiyanto, Dwi Febri, dan
media masa (website dan Kurrohman, Taufik. 2014.
sosialisasi mengenai SOP kepada Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi
masyarakat). Dana Desa di Kabupaten Jember.
Jurnal Riset Akuntansi dan
Keuangan Jember: Universitas
SARAN
Jember.
Adanya temuan dilapangan Astuti, Titiek Puji dan Yulianto.
bahwa tingkat keterampilan 2016. Good Governance
aparatur desa dalam penggunaan Pengelolaan Keuangan Desa
teknologi informasi masih rendah, Menyongsong Berlakunya
dibuktikan apabila terjadi Undang-Undang No. 6 Tahun
permasalahan pada aplikasi 2014. Berkala Akuntansi dan
SIMDA maka aparatur desa Keuangan Indonesia, 1 (1): 1-14.
tidak bisa bekerja dan harus
menggun perbaikan dari aparatur BPKP.2015. Membangun Good
tingkat kabupaten. Hambatan Governance Menuju Clean
yang dihadapi dalam pengelolaan Government. Warta Pengawasan
ADD yaitu dalam penyusunan Vol. XXII/ Edisi HUT Ke-70
laporan akhir tahun masih sering RI/2015, ISSN: 0854-0519. 17
terlambat dan hal itu November 2016.
menyebabkan mundurnya www.bpkp.go.id.
penerimaan ADD tahun anggaran David, Fatima, Rute Abrue, and
selanjutnya. Keterlambatan itu Odete Pinheiro. 2013. Local Action
berasal dari tingkat kabupaten Groups: Accountability, Social
yaitu keterlambatan penyusunan Responsibility and Law. International
peraturan pengelolaan ADD, Journal of Law and Management, 55
bukan dari pemerintah desa (1): 5-27.
Kampungbaru itu sendiri. Dercon, Bruno. 2007. Corporate
Sehingga dengan peningkatan Governance after the Asian Crisis.
sumber daya manusia pada
Managerial Law, 49 (4): 129-140.
bidang teknologi akan dapa
81
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

Diansari, Rani Eka. 2015. Analisis Moleong. L. J. 2015. Metode


Implementasi Alokasi Dana Desa Penelitian Kualitatif. Bandung:
(ADD) Kasus Seluruh Desa di Remaja Rosdakarya
Kecamatan Kledung Kabupaten . 2014. Metodologi Penelitian
Temanggung Tahun 2013. Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Seminar Nasional Universitas Rosdakarya
PGRI Yogyakarta 2015.ISBN
978602-73690-3-0.
. 2011. Metodologi Penelitian
Gunawan. I. 2013. Metode Penelitian
Kualitatif. Edisi Revisi.
Kualitatif : Teori dan Praktik.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. Bandung: PT. Remaja
Hadari, nawawi. 2005. Penelitian Rosdakarya.
Terapan. Yogyakarta: Gajah Ni Kadek Darmiasih, dkk. 2015.
Mada University press. Analisis Mekanisme
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Penyaluran Alokasi Dana Desa
Kualitatif: Aplikasi Praktis (ADD) pada Pemerintah Desa:
Pembuatan Proposal dan Laporan Studi Kasus Desa Tri Buana,
Penelitian. Malang: UMM Press. Kec. Sedemen,
Krina P, Loina Lalolo. 2003. Kab.Karangasem e-Jurnal
Indikator dan Alat Ukur Prinsip Jurusan Akuntansi Program
Akuntabilitas, Transparansi dan S1, 1(3).
Partisipasi. Bappenas: Jakarta. Nofianti, dkk. 2014. Factors affecting
Kurrohman, Taufik. 2015. implementation of good
Accountability of Planning on Village government governance (GGG)
Fund Allocation Osing Community in and their implication towards
Banyuwangi. International performance accountability.
Conference on Accounting Studies International Conference on
(ICAS), 17-20 August 2015 Johor Accounting studies 2014, ICAS
Bahru, Johor, 2014, 18-19 August 2014.
Malaysia.www.icas.my. Prahono, Agus dan Elidjen. 2015.
Lembaga Administrasi Negara dan Evaluating the Role e-Government
Badan Pengawasan Keuangan on Public Administration Reform:
dan Pembangunan. 2000. Case of Official City Government
Akuntabilitas dan Good Websites in Indonesia. Procedia
Governance. Bogor. Computer Science 59 (2015) 27 –
Mardiasmo, 2002.Otonomi dan 33.
Manajemen Keuangan Daerah. Pramusinto, Agus dan M.
Yogyakarta: ANDI Syahbudin Latief. 2011.
Moh Nazir, 2011. Metode Dinamika Good Governance di
penelitian.Cetakan 6. Bogor: Tingkat Desa. Jurnal Ilmu
Administrasi Negara, 11 (1): 1 -
Penerbit Ghalia Indonesia
13.
82
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

Putriyanti, Aprisiami, 2012. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


Penerapan Otonomi Desa Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
dalam Menguatkan Bandung: Alfabeta.
Akuntabilitas Pemerintah Desa . 2015. Metode Penelitian
dan Pemberdayaan Masyarakat Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
di Desa Aglik Kecamatan Kualitatif dan R&D). Bandung:
Grabag Kabupaten Purworejo. Alfabeta.
Yogjakarta: UNY
. 2014. Metode Penelitian
Randa, Fransiskus dan Paulus
Kuantitatif Kualitataif dan
Tangke. 2015. Developing
Accountability Model of Local Kombinasi (Mixed Methods).
Government Organization: From Bandung: Alfabeta.
Managerial Accountability To . 2010. Metode Penelitian
Public Accountability (Naturalistic Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Study on Local Government Tana . 2012. Memahami Penelitian
Toraja). Procedia Social and Kualitatif. Penerbit. Bandung:
Behavioral Sciences 211 (2015) Alfabeta.
665-672. Sukmadilaga, Citra, Arie Pratama,
Rasul, Sjahruddin. 2009. Penerapan dan Sri Mulyani. 2015. Good
Good Governance di Indonesia Governance Implementation In Public
dalam Upaya Pencegahan Sector: Exploratory Analysis of
Tindak Pidana Korupsi. Government Financial Statements
Mimbar Hukum, 21 (3) Disclosures Across ASEAN Countries.
Rosalinda, Okta. 2014. Pengelolaan Social and Behavioral Sciences 211
Alokasi Dana Desa (ADD) (2015) 513 – 518.
dalam Sumiati. 2015. Pengelolaan Alokasi
menunjangPembangunan Dana Desa Pada Desa Ngatabaru
pedesaan (Studi kasus: Desa Kecamatan Sigi Biromaru
Segodorejo dan Desa Ploso Kabupaten Sigi. E-Jurnal
Kerep, Kecamatan Sumobito, Katalogis, 3 (2): 135-142 ISSN:
Kabupaten Jombang). Jurnal 2302-2019.
Ilmiah. Malang: Universitas Supriadi, Edy. 2015.
Brawijaya Malang. Pertanggungjawaban Kepala Desa
Rozaki, Abdur dan Sg. Yulianto. Dalam Pengelolaan Keuangan
2015. Buku Saku Pelembagaan Desa Berdasarkan Undang-
Demokrasi Melalui Musyawarah Undang No. 6 Tahun 2014
Desa. Yogyakarta: IRE-CCES. Tentang Desa. Jurnal IUS.
Sanusi, dkk. 2014. Implementasi Temenggung, Yuswandi A. 2016.
kebijakan Alokasi Dana Desa Rural Financial Managements
(ADD) di Desa Balansiku Perspective Law No. 6 of 2014
Kecamatan Sebatik Kabupaten Concerning the Village. International
Nunukan. 2 (3).
83
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

Journal of Social Sciences, 43 (1) . 2004. Undang-Undang Nomor


ISSN 2305-4557. 32 Tahun 2004 tentang
Tomuka, Shinta. 2012. Penerapan Pemerintah Daerah.
Prinsip-Prinsip Good Governance . 2005. Peraturan Pemerintah
dalam Pelayanan Publik di Nomor 72 Tahun 2005 Tentang
Kecamatan Girian Kota Bitung Desa.
(Studi tentang Pelayanan Akte . 2016. Permendesa Nomor 22
Jual Beli). Tahun 2016 Tentang Tipologi
Warsono, dkk. 2014. The Obstacles of Desa.
Implementation of Village Allocation . 2014. Permendagri No. 113
Fund Program in the North Konawe Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Southeast Sulawesi. Journal of Keuangan Dae
Management and Sustainability, 4
(3), ISSN 1925-4725 EISSN 1925-
4733).

Widjaja, HAW. 2002. Otonomi


Daerah dan Daerah Otonom.
Jakarta: PT. raja Grafindo
Perkasa.
Direktorat Jenderal Bina
Pemerintahan Desa. (2016).
Kebijakan Pengelolaan Keuangan
Desa Berdasarkan Permendagri No.
113 Tahun 2014.7 Desember
2016.www.djpk.kemenkeu.go.id.
Direktorat Jenderal Pembangunan
dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa.(2015). Pokok-pokok
Kebijakan Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2016.7
Desember
2016.www.djpk.kemenkeu.go.id.
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa.
Republik Indonesia. 2014. Undang-
undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa.
84
Zaman, Nurdiwaty Jurnal PETA Vol. 5 No. 1 , Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai