Anda di halaman 1dari 6

KEGIATAN REMBUG DESA HARUS DITINGKATKAN

Rembugan berasal dari kata rembug yang artinya omong-omong. Orang yang rembugan
berarti melakukan aktivitas omong-omong dengan topik tertentu. Dalam pedusunan dikenal
dengan istilah rembug desa yaitu musyawarah yang diikuti seluruh warga desa. Mereka bebas
mengemukakan aspirasinya demi menuntaskan permasalahan bersama. Keputusan yang
diambil berdasarkan suara mufakat. Tidak ada yang merasa dipinggirkan. Semua keinginan
sebisa-bisa ditampung dan dihormati. Pemimpin Jawa suka mengajak rembugan warga agar
mereka merasa dilibatkan. Dengan diajak rembugan maka warga akan mau berpartisipasi aktif
dalam mendukung setiap program pembangunan. Kalau pemimpin tidak mau mengadakan
rembugan, maka oposisi akan datang menghadang. (Dari berbagai sumber)
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengajak
masyarakat untuk lebih mengintensifkan rembug desa atau musyawarah desa. Dari rembug
desa akan ditentukan arah pembangunan desa, diketahui masalah yang ada di desa,
bagaimana solusinya, termasuk melakukan evaluasi terhadap program yang sudah dijalankan.
"Rembug desa harus rutin dan intensif. Partisipasi masyarakat pun harus diperluas dan lebih
aktif. Ini penting karena rembug desa inilah yang menjadi tempat menentukan arah
pembangunan desa-desa yang jumlahnya mencapai lebih dari 74 ribu di seluruh Indonesia,"
ujar Menteri Marwan di Jakarta, Jumat (31/7).

Ilustrasi (foto: lsmbumiindonesia.blogspot.com)


Menteri Marwan juga telah memberikan pedoman kepada desa dengan mengeluarkan
Peraturan Menteri Desa (Permendesa) Nomor 2/2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan
Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah. Permendes ini merupakan aturan turunan
dari UU Nomor 6/2014 tentang Desa, dan Peraturan Pemerintah Nomor 43/2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan UU Desa.

1
Dalam Permendes 2/2015, lanjut Menteri Marwan, dijelaskan bahwa Musyawarah Desa akan
menyepakati hal-hal yang bersifat strategis seperti rencana investasi yang masuk ke Desa,
pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), penambahan dan pelepasan aset Desa.
"Musyawarah desa ini pelaksanaannya harus lebih partisipatif, demokratis, dan akuntabel,"
tandas Menteri Marwan.
Dengan sering-sering berembug, masyarakat akan terdorong untuk aktif bergotongroyong
membangun desa. Banyak usulan dan gagasan akan lahir dengan berembug, sehingga potensi
yang ada di desa dapat dioptimalkan untuk kepentingan bersama.
Menteri Marwan menyontohkan misalnya desa yang memiliki sungai yang deras dengan
panorama yang indah, maka dengan berembug akan muncul gagasan inovatif misalnya
membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTN mini hodro), Sehingga desa tersebut bisa
membangun kemandirian energi.
"Ini satu contoh, dan banyak gagasan lain akan muncul karena masyarakat desa pasti
memahami seluk beluk dan potensi di desanya masing-masing," imbuh Menteri Marwan.
Kementerian Desa sendiri terus mendorong agar masyarakat desa bisa memaksimalkan
penggunaan dana desa untuk kegiatan yang bersipat produktif. Dengan berjalannya program-
program yang produktif, maka pemerataan pembangunan akan tercapai. Menteri Marwan
mengingatkan bahwa dari dari 74 ribu desa di Indonesia, masih ada sekitar 39 ribu desa yang
masuk kategori tertinggal.
"Kalau program desa jalan, maka masalah sosial, kesenjangan ekonomi, kemiskinan, dan
sebagainya bisa diatasi," tutup Menteri Marwan.

Sumber Berita: http://www.bekasikab.go.id/berita-kegiatan-rembug-desa-agar-


ditingkatkan.html#ixzz46XEwJUkx

2
10 MANFAAT MUSYAWARAH DESA
Musyawarah adalah pengambilan keputusan bersama yang telah disepakati dalam
memecahkan suatu masalah. Diantara sekian banyak negara di dunia yang memiliki tradisi
berdemokrasi adalah Indonesia.
Dengan lahirnya UU Desa yang baru, melalui prinsip Rekognisi dan Subsidiaritas, musyawarah
desa menjadi bagian dari hak desa untuk merumuskan dan mengambil keputusan kebijakan
strategis tanpa tanpa harus membayang pada kepentingan diluar desa yang cenderung
merugikan desa.
Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa mendefinisikan musyawarah Desa atau yang
disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal
yang bersifat strategis. Musyawarah Desa merupakan forum Desa yang berfungsi untuk
mengambil kesepakatan dan keputusan atas hal-hal yang bersifat strategis
1. Melatih untuk menyuarakan pendapat (ide) 
Setiap orang pasti memiliki ide atau gagasan yang dapat diungkapkan dalam memecahkan
suatu permasalahan yang sedang dibahas. Dengan mengikuti musyawarah, seseorang
diberikan ruang untuk melatih mengutarakan pendapat yang nantinya akan dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam mencari jalan keluar.
2. Masalah dapat segera terpecahkan.
Musyawarah merupakan cara yang umum digunakan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Melalui musyawarah diperoleh beberapa alternatif dalam menyelesai-kan suatu
permasalahan yang menyangkut kepentingan bersama. Pendapat yang berbeda dari orang lain
mungkin akan lebih baik dari pendapat kita sendiri. Oleh karena itu. sangat penting untuk
mengadakan dengar pendapat dengan orang lain.
3. Keputusan yang Diambil Memiliki Nilai Keadilan
Musyawarah Desa merupakan proses deliberasi yang memungkinkan keputusan yang diambil
adalah merupakan kesepakatan bersama antar sesama peserta. Kesepakatan yang diambil
tentunya tidak mengandung unsur paksaan di dalamnya. Sehingga semua peserta dapat
melaksanakan hasil keputusan tersebut dengan penuh tanggung jawab dan tanpa ada unsur
pemaksaan.
4. Hasil Keputusan yang Diambil dapat Menguntungkan Semua Pihak
Keputusan yang diambil dalam suatu Musyawarah Desa tidak boleh merugikan salah satu
pihak atau peserta dalam musyawarah. Agar nantinya hasil yang diputuskan tersebut dapat
diterima dan dilaksanakan oleh seluruh peserta dengan penuh keikhlasan.
5. Dapat menyatukan pendapat yang berbeda
Dalam sebuah Musyawarah Desa tentu akan ditemui beberapa pendapat yang berbeda dalam
menyelesaikan suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama. Disitulah letak
keindahan dari musyawarah. Nantinya pendapat-pendapat tersebut akan di kumpulkan dan
ditelaah secara bersama-sama baik dan buruknya, sehingga diakhir Musyawarah Desa akan
terpilih satu dari sekian pendapat yang berbeda tersebut, sebagai hasil keputusan bersama
yang diambil untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi yang tentunya menyangkut
kepentingan bersama
6. Membangun Kebersamaan
Dalam Musyawarah Desa, setiap orang bisa bertemu dengan beberapa karakter yang berbeda
dari peserta. Di dalamnya bisa beranjangsana dan mempererat hubungan tali persaudaraan
antar sesama peserta.

3
7. Dapat Mengambil Kesimpulan yang Benar
Hasil keputusan akhir yang diambil dalam Musyawarah Desa merupakan keputusan seluruh
pemangku kepentingan bukan menjadi milik elit atau kelompok saja. Keptutusan Musyawarah
Desa bersifat final, benar, sah dan mengikat. Hasil keputusan itu harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya oleh setiap pesertanya.
8. Mencari Kebenaran dan Menjaga Diri dari Kekeliruan 
Melalui mekanisme Musyawarah Desa yang benar dapat menemukan kebenaran atas pangkal
masalah yang menyangkut kepentingan bersama. Seluruh elemen masyarakat yang hadir bisa
mendengarkan berbagai penjelasan dari peserta lainnya, yang nantinya akan menghindarkan
dari berprasangka atau menduga-duga.
9. Menghindari Celaan
Dengan penyelenggaraan Musyawarah Desa, tentunya setiap pemangku kepentingan akan
terhindar dari berbagai macam anggapan dan celaan orang lain.
10. Menciptakan stabilitas emosi
Secara psikologis Musyawarah Desa dapat memberikan bantuan mempermudah pengendalian
diri bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta menemukan pendapat yang berbeda dari
berbagai pihak. Dengan demikian, melatih masyarakat untuk mampu menahan emosi dengan
menghargai setiap pendapat yang telah disampaikan peserta. Pertemuan atau musyawarah
dapat membangun stabilitas emosi yang baik antar sesama komponen masyarakat.

Referensi:
Buku Saku Perencanaan Desa dan Materi Pelatihan PD

4
KEGIATAN REMBUG DESA YANG DILAKSANAKAN
DALAM PAMSIMAS

1. Pembentukan KKM
2. Pelaksanaan IMAS
3. Pelaksanaan PEMICUAN
4. Pembentukan BP-SPAMS
5. Penyusunan PJM ProAKSi
Dari siklus Program Pamsimas, identifikasilah kegiatan apa lagi yang
dilakukan dengan rembug warga/musyawarah.

5
SIKLUS KEGIATAN PROGRAM PAMSIMAS

Anda mungkin juga menyukai