Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah Musyawarah yang dihadiri

oleh perwakilan masyarakat untuk membahas masalah-masalah terutama yang

erat kaitannya dengan kemungkinan KLB, kegawatdaruratan dan rencana yang

ada didesa serta merencanakan penanggulangannya. Topik yang dibahas fokus

pada hasil SMD yang telah diperoleh.

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) termasuk kedalam tahapan

pengorganisasian masyarakat. Dimana pengorganisasian masyarakat terdiri atas 3

aspek penting, yaitu : Proses, masyarakat, dan memfungsikan masyarakat.

Tahapan pengorganisasian masyarakat menurut (Sasongko, Adi : 1978)

menyebutkan langkah-langkah dalam pengorganisasian masyarakat sebagai

berikut : Persiapan sosial (Pengenalan masyarakat,  pengenalan masalah, dan

penyadaran masyarakat),  pelaksanaan, evaluasi, dan perluasan.

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) termasuk dalam golongan

penyadaran masyarakat, dimana tujuannya adalah menyadarkan masyarakat agar

mereka : Menyadari masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka

hadapi, secara sadar meraka ingin berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan

masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi, dan mereka tahu cara

memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan dan

keperawatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada pada mereka.

1
Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan

pelayanan kesehatan dan keperawatan, maka diperlukan suatu mekanisme yang

terencana dan terorganisasi dengan baik dengan melakukan Musyawarah

Masyarakat Desa (MMD).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dari Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

2.1.1 Pengertian Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Musyawarah masyarakat desa (MMD) adalah pertemuan seluruh warga

desa untuk membahas hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan merencanakan

penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari survey mawas diri

(Depkes RI, 2007).

2.1.2 Tujuan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Tujuan dari Musyawarah masyarakat desa (MMD) ini adalah:

1. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.

2. Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan.

3. Masyarakat menyusun rencana rencana kerja untuk menanggulangi

masalah kesehatan.

2.1.3 Hal yang harus diperhatikan dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan MMD adalah sebagai

berikut :

1. Musyawarah Masyarakat desa harus dihadiri oleh pemuka masyarakat

desa, petugas puskesmas, dan sector terkaitdi kecamatan, (seksi

pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, pertanian, agama, dan lain-

lain).

3
2. Musyawarah Masyarakat Desa dilaksanakan dibalai desa atau tempat

pertemuan lainnya yang ada didesa.

3. Musyawarah Masyarakat Desa dilaksanakan segera setelah SMD

dilakukan.

4. Musyawarah Masyarakat Desa diciptakan dari suasana kekeluargaan yang

akrab & jangan ciptakan suasaana yang formal dengan meja yang ditata

seperti dimeja persidangan

2.1.4 Pola Penyelenggaran Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Susunan tempat duduk sebaiknya berbentuk lingkaran (round table), tidak

ada peserta membelakangi peserta yang lainnya, komposisi jangan seperti

diruangan kelas. Pimpinan pertemuan duduk sederetan, setara dan berada diantara

para peserta, tidak memisah atau duduk dikursi istemewa. Duduk tidak harus

selalu dikursi, boleh juga dilantai diatas tikar/permadani/matras.

2.1.5 Peran Ketua Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

1. Mengarahkan pembicaraan agar jangan menyimpang dari arah yang

ditetapkan

2. Menjadi penengah jika terjadi perselisihan pendapat dalam pembicaraan

3. Mengetaur lalu lintas pembicaraan diantaraa sesame peserta

4. Ketua harus selalu berusaha memotivasi setiap peserta

5. Ketua jangan terlalu banyak bverbicara, ketua sebaiknya lebih banyak

memandu

4
6. Ketua harus sabar, tidak boleh emosional bila ada hal yang

menjengkelkan

7. Ketua harus jeli, cerdik, dan segera bias manangkap apa yang dimaksud

oleh peserta

8. Setiap pendapat harus dihargai, jangan memaksa kehendak untuk

disetujui

9. Semua keputusan harus berdasarkan musyawarah, bukan paksaan

10. Ketua harus selalu memantau kepada bahasa tubuh, ekspresi, gerak-

gerik peserta, apakah mereka kelihatan bosan atau jengkel

mendengarkan, bila perlu diselingi dengan gurauan untuk mencairkan

suasana

11. Bila ada hal-hal teknis yang kurang jelas, terutama tentang masalah atau

info yang berkaitan dengan kesehatan, dapat meminta kejelasan atau

penjelasan dari dokter puskesmas atau stafnya

2.1.6 Cara Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Cara melakukan Musyawarah Masyarakat desa adalah sebagai berikut :

1. Pembukaan dengan menguraikan maksud dan tujuan MMD dipimpin oleh

kepala Desa.

2. Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat sendiri melalui curah

pendapat dengan mempergunakan alat peraga, poster, dan lain-lain

dengan dipimpin oleh ibu desa.

3. Penyajian hasil SMD oleh kelompok SMD

5
4. Perumusan dan penentuan prioritas maslah kesehatan atas dasar

pengenalan masalah dan hasil SMD, dilanjutkan dengan rekomendasi

teknis dari petugas kesehatan di desa atau perawat komunitas.

5. Penyusunan rencana penanggulangan masalah kesehatan dengan dipimpin

oleh kepala desa.

6. Penutup. (Ferry Efendi, 2009)

Contoh :

Adanya risiko pergaulan bebas yang saat ini marak di kalangan remaja,

perawat komunitas perlu mengubah substansi yang ada dalam system (first order),

seperti membentuk dan melatih kader kesehatan remaja (KKR) di sekolah dan di

masyarakat, melakukan promosi kesehatan kepada sisa, guru, orang tua, dan

masyarakat, melakukan dukungan lintas-sektor dan lintas-program kepada aparat

terkait program melalui jaringan kemitraan, dsb. Selain itu, diperlukan juga

perubahan pada sistem (second order) termasuk fasilitas yang ada, seperti

penyediaan klinik remaja, revitalisasi UKS di sekolah , kebijakan pemerintah

terkait remaja, dan sebaganya.

Mengukur adanya perubahan masyarakat pada tingkat individu, dapat

diketahui dari tingkat kesadaran individu terhadap perubahan, bagaimana individu

mengerti tentang masalah yang dihadapi, tingkat partisipasi individu, dan adanya

perubahan dalam bentuk tingkah laku yang ditampilkan. Adanya role model yang

ada di masyarakat dapat dijadikan pendorong untuk mengubah norma dan praktik

individu dalam perubahan masyarakat.

Pada tingkat masyarakat, perubahan lebih difokuskan pada kelompok dan

organisasi, termasuk adanya perubahan kebijakan yang berhubungan dengan

6
masalah yang terjadi di masyarakat, adanya dukungan dan partisipasi dalam

kegiatan masyarakat serta aktivitas lain yang dapat dievaluasi melalui

perkembangan koalisi, partisipasi masyarakat dalam dukungan untuk mencapai

tujuan, dan perubahan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

Setiap akan melakukan kegiatan di masyarakat/implementasi program, sebaiknya

dibuat dahulu laporan pendahuluan (LP) kegiatan asuhan keperawatan komunitas,

yang meliputi :

1. Latar belakang, yang berisi kriteria komunitas, data yang perlu dikaji lebih

lanjut terkait implementasi yang akan dilakukan, dan masalah keperawatan

komunitas yang terkait dengan implementasi saat ini.

2. Proses keperawatan komunitas, yang berisii diagnosis keperawatan

komunitas, tujuan umum, dan tujuan khusus

3. Implementasi tindakan keperawatan yang berisi, metode, strategi kegiatan,

metode, dan alat bantu yang dipergunakan, waktu dan tempat pelaksanaan

kegiatan, pengorganisasian petugas kesehatan beserta tugas, susunan

acara, setting tempat acara.

4. Kriteria evaluasi, yang berisi evaluasi struktur, evaluasi proses, dan

evaluasi hasil dengan menyebutkan target presentase pencapaian hasil

yang diinginkan.

2.1.7 Tindak Lanjut Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Kader/toma membantu Kepala Desa menyebarkan hasil

musyawarah/MMD berupa rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan dan

membantu menindaklanjuti untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya.

7
2.1.8 Rencana Kegiatan Tindak Lanjut Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Rencana kegiatan adalah alat / instrumen untuk memastikan bahwa visi

dan tujuan program / kegiatan bisa terlaksana. Rencana kegiatan memuat rencana

dan kiat-kiat agar dapat mencapai tujuan (Sutomo, 2003).

Rencana kegiatan berisikan langkah-langkah yang perlu dilakukan dan

berisi informasi sebagai berikut:

1. Kegiatan apa yang akan dilaksanakan?

2. Dimana tempatnya?

3. Siapa yang akan melaksanakan kegiatan ini ?

4. Kapan dan berapa lama kegiatan ini berlangsung?

5. Sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan ini?

(potensi yang ada di desa)

6. Siapa yang perlu dilibatkan?

7. Target yang ingin dicapai baik jumlah maupun kualitasnya?

1). Mengapa rencana kegiatan perlu dibuat:

a. Untuk mencapai tujuan

b. Memastikan bahwa tidak ada hal-hal kecil yang terlupakan

c. Meningkatkan efisiensi, menghemat waktu, tenaga & sumber daya lain

d. Mempertanggung jawabkan apa yang semestinya dilakukan.

2). Kapan rencana kegiatan dibuat:

Rencana kegiatan merupakan hasil Musyawarah Masyarakat Desa yang

berisi kegiatan konkrit yang ditentukan dan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri.

Perlu diingat bahwa rencana kegiatan tidak kaku, hanya sebagai alat sehingga

dapat diperbaiki dan disesuaikan dengan situasi dan potensi yang ada di desa.

8
No. Kegiata Tempat Waktu Penanggun Sumber Target Pihak yang

n g Jawab Daya Terlibat

Gambar 2.3 Matrik Rencana Kegiatan (Depkes, 2006)

BAB 3

9
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan seluruh warga

desa untuk membahas hasil survey Mawas Diri dan merencanakan

penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari survey mawas diri

(Depkes RI, 2007). Tujuan dari MMD ini adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.

2. Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan.

3. Masyarakat menyusun rencana rencana kerja untuk menanggulangi

masalah kesehatan.

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) sangat penting dilakukan karena untuk

kepentingan bersama yang mengarah pada kesehatan seluruh masyarakat desa.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka

penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

10
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan

Praktik/Nursalam. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika

Anderson, Elizabeth T. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas : teori dan

praktek. Edisi 3. Jakarta : EGC

Stanhope, Marcia and Knollmueller RN. 1990. Buku Saku Keperawatan

Komunitas dan Kesehatan Rumah. Perangkat Pengkajian, Intervensi dan

Penyuluhan. Jakarta : EGC

11

Anda mungkin juga menyukai