Anda di halaman 1dari 25

KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI TINGKAT DESA

Dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat di tingkat Desa /


kelurahan, sebaiknya dapat melaksanakan empat kali pertemuan, yaitu:

I. Pertemuan Tingkat Desa/KelurahanPertama


1. Pertemuan tingkat Desa / Kelurahan pertama diikuti oleh peserta yang terdiridari
para ketua RT / RW, Kepala Dusun, Kelompok PKK RT / RW, Ketua Tim PKK
Desa / Kelurahan, Kader Posyandu, Pemukaatau Tokoh Masyarakat, Tokoh
adat, Tokoh agama, Tokoh pemuda dll
2. Pertemuan dibuka dan di pimpin oleh kepala desa / Lurah
3. Pertemuan ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang masalah
kesehatan keluarga / masyarakat yang ada di Desa / Kelurahan yang ada di
desa / kelurahan, menetapkan prioritas masalah kesehatan serta penyebab
terjadinya masalah tersebut (termasuk dari factor prilaku) selanjutnya
merumuskan upaya mengatasi masalah tersebut serta sumber daya yang dapat
dimanfaatkan.
4. Pada pertemuan tersebut juga dibahas tentang cakupan indikator keluarga sehat
(IKS) yang mencerminkan prilaku keluarga serta permasalahan kesehatan dan
upaya peningkatan kualitas upaya kesehatan tersebut.

Pelaksanaan Pertemuan Tingkat Desa / Kelurahan Pertama

1. Pembukaan serta sambutan kepala Desa / Kelurahan


2. Perkenalan peserta pertemuan
3. Curah pendapat dilanjutkan diskusi kelompok untuk menyamakan persepsi
tentang masalah kesehatan (prilaku dan non prilaku), menetapkan prioritas
masalah, potensi yang ada di desa / kelurahan untuk mengembangkan UKBM
dll)
4. Penyajian data tambahan tentang masalah kesehatan oleh bidan desa / petugas
kesehatan lainnya yang berkaitan hasil diskusi kelompok dan pengembangan
Desa Siaga Aktif
5. Menggalang kesepakatan tentang upaya mengatasi masalah kesehatan dan
hambatan melalui pengembangan dan pembinaan UKBM
6. Kesepakatan untuk mengatasi masalah kesehatan prioritas dengan melakukan
Survei mawas Diri (SMD)
7. Menyepakati Pembentukan Forum Pemberdayaan Masyarakat dalam Desa /
Kelurahan Siaga aktif tingkat Desa/Kelurahan, dapat membentuk yang baru atau
menggunakan Forum masyarakat yang ada.

II. Pertemuan Tingkat Desa dan Kelurahan Kedua


1. Pertemuan tingkat desa dan kelurahan yang kedua ini diikuti oleh para ketua
RW/RT , Kepala Dusun / Dukuh, Kelompok PKK RW/RT, TP, PKK Desa dan
kelurahan , Kader Posyandu, pemuka atau Tokoh Masyarakat, Tokoh adat,
Tokoh Agama, Tokoh pemuda, dll.
2. Pertemuan dibuka dan dipimpin oleh Kepala desa / lurah sebagai pemimpin
wilayah di desa dan kelurahan.
3. Pertemuan ini bertujuan untuk mempersiapkan pelaksanaan SMD di Desa dan
Kelurahan. Membangun kesepakatan masalah kesehatan apa yang menjadi
prioritas untuk di atasi. Menyusun kuesioner atau instrumen SMD . menyamakan
pemahaman tentang cara melakukan SMD. Melakukan pembagian tugas
pelaksanaan SMD. Menetapkan waktu pelaksanaan SMD. Menyamakan
pemahaman tentang cara melakukan data hasil SMD.
SURVEI MAWAS DIRI (SMD)

1. Pengertian SMD
SMD adalah kegiatan pengenalan masalah kesehatan serta potensi sumber
daya yang terkait dengan pengembangan Desa siaga aktif. Disebut SMD
karena para kader , para tokoh dan pemuda di desa itu sendri yang
mengumpulkan data di wilayah tempat tinggalnya.

2. Tujuan SMD
a. Masyarakat mengenali permasalahan kesehatan, serta kegiatan UKBM
yang telah dilaksanakan di desanya sendiri .
b. Mengenali potensi di desa yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah kesehatan.
c. Timbulnya kesadaran masyarakat untuk mengatasi permasalahan
kesehatan dengan mendayagunakan pontensi yang ada .

3. Pelaksana SMD
SMD dilaksanakan oleh sekelompok warga masyarakat yang telah ditunjuk
dalam pertemuan tingkat desa, atau ditentukan kemudian yang diketuai oleh
Ketua RW/RT/Dusun/Dukuh , Ketua kelompok PKK RW/RT atau Kelompok
Dasawisma. Informasi tentang masalah kesehatan di desa dapat diperoleh
sebanyak mungkin dari kepala rumah tangga (KRT) dan hasil observasi
dilapangan di desa tersebut.

4. Waktu pelaksanaan SMD


Waktu SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuan
tingkat desa. Penentuan waktu hendaknya juga dikaitkan dengan kapan akan
diselanggarakannya musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk membahas
hasil SDM tersebut.
5. Cara pelaksanaan SMD
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan melakukan kunjungan rumah
untuk wawancara atau diskusi dengan kepala / anggota keluarga sekaligus
melakukan pengamatan (observasi) terhadap rumah / tempat-tempat umum
dan lingkungannya.
Pelaksanaan SMD dilakukan secara bertahap dan terus menerus yang
terfokus sesuai masing-masing program.
Cara tambahan lainnya adalah melakukan diskusi kelompok terarah yang
menghadirkan perwakilan masyarakat melalui kelompok Dasa wisma.

6. Data yang perlu dikumpulkan pada SMD adalah :


a. Data non prilaku yang menyebabkan masalah kesehatan
b. Data tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut
meliputi perilaku (pengetahuan, sikap dan kebiasan / perilaku serta alas an
kebiasaan /budaya / mitos)
c. Data tentang peran serta masyarakat yang terkait dengan bidang
kesehatan.
d. Data tentang adanya kebijakan publik berwawasan kesehatan.
e. Data spesifik lainnya yang merupakan factor resiko terjadinya masalah
kesehatan maupun potensi lokal yang dapat mendukung upaya mengetasi
masalah kesehatan di wilayah setempat.

7. Pengelola data hasil SMD


Kelompok pelaksana SMD, dengan bimbingan bidan di desa dan
petugas puskesmas, mengolah hasil data SMD secara sederhana,
sehingga diketahui berbagai masalah kesehatan termasuk penyebabnya
yang ada di desa tersebut, serta status Desa dan kelurahan siaga aktif
Hasil SMD memberi gambaran berbagai masalah, penyebab
masalah dan faktor yang mempengaruhinya, serta daftar potensi di desa
yang dapat didayagunakan dalam mengatasi masalah yang ada di desa.
Hasil SMD selanjutnya dibahas di musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

III. Pertemuan Tingkat Desa / KelurahanKetiga


1. Pertemuantingkatdesa dan kelurahan ketiga diikuti oleh peserta yang terdiri
dari para ketua RW / RT, kepala Dusun/ Dukuh, ketua kelompok PKK RT /
Rw, ketua TP. PPK, Desa dan kelurahan, kader posyandu / UKBM lainya,
Pemuka atau Tokoh masyarakat, Tokoh adat, Tokoh agama, Tokoh
Pemuda, dll.
2. Pertemuan dibuka dan dipimpin oleh Kepala Desa / lurah sebagai pemimpin
di wilayah desa dan kelurahan.
3. Pertemuan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil SMD serta menyusun
rencana aksi untuk mengatasi permasalahan yang ada. Melakukan
pengorganisasian masyarakat dalam intervensi pelaksana kegiatan yang ada
dalam rencana aksi tersebut. Membahas sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan rencana aksi tersebut. Membahas rencana kegiatan advokasi
kepada kecamatan untuk diminta dukungan sumber daya yang tidak bisa
diatasi oleh Tim Desa dan Kelurahan.
4. Pertemuan ketiga ini sering disebut dengan pertemuan musyawarah
masyarakat desa/ kelurahan.
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)

1. Pengertian MMD
MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa, Tim Desa dan kelurahan
Siaga aktif tingkat desa dan tim desa dan kelurahan Desa Siaga aktif
Tingkat Kecamatan. Pertemuan ini membahas hasil SMD dan
merencanakan pemecahan masalah kesehatan serta langkah-langkah
kegiatan yang disesuaikan pengembangan Desa dan Kelurahan.

2. Tujuan Musyawarah Masyarakat Desa


a. Masyarakat mengenal masalah kesehtan serta status desa kelurahan
siaga di wilayahnya
b. Masyarakat menyepakati prioritas masalah yang akan dipecahlan
c. Masyarakat menyepakati langkah-langkah pemecahan masalah
dengan mendaya gunakan potensi yang ada dalam rangka
pengembangan Desa/Kelurahan Siaga aktif .
d. Masyarakat menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan dan
pengembangan Desa / kelurahan siaga aktif sesuai dengan hasil SMD.
e. Masyarakat berperan aktif dalam pemecahan masalah melalui
pengorganisasian pelaksanaan kegiatan. Kegiatan yang dilakukan
adalah pembagian peran dan tanggung jawab warga masyarakat
setempat dalam mengatasi masalah kesehatan.

3. Tempat dan waktu pelaksanaan MMD


MMD dilaksanakan di balai desa atau tempat pertemuan lain yang ada di
desa. MMD dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan.
4. Pelaksanaan MMD
a. Pembukaan dilakukan oleh kepala desa dengan menguraikan tujuan
MMD dan menghimbau seluruh peserta agar aktif mengemukakan
pendapat dan pengalaman sehingga membantu pemecahan masalah
yang dihadapi bersama.
b. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader pemberdayaan
masyarakat untuk menimbulkan suasa keakraban.
c. Penyajian hasil SMD oleh Ketua Tim pelaksana SMD atau kader dari
masing-masing RW / RT / Dusun / Dukuh.
d. Perumusan dan penentuan prioritas masalah berdasarkan hasil SMD.
e. Menggali dan mengenali potensi yang ada di masyarakat untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dan pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif.
f. Ada fasilitas teknis dari petugas kesehatan dan sektor terkait di tingkat
Desa, kecamatan atau kabupaten.
g. Penyusunan rencana kerja pemecahan masalah kesehatan serta
langkah – langkah pengembangan Desa / Kelurahan Siaga Aktif.
h. Perorganisasian masyarakat, dilakukan dengan jalan menyusun seksi
- seksi beserta tupoksinya yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan rencana kerja yang telah disusun. Bila perlu setiap seksi
juga bisa mengembangkan rencana kegiatan masing-masing masing
yang mengacu pada rencana kerja yang telah disepakati sebelumnya.
i. Pernyataan tekad bersama untuk melaksanakan kegiatan
pengembangan Desa dan kelurahan Siaga Aktif.

5. Rencana kerja meliputi :


a. Kegiatan apa yang akan dilaksanakan dalam pengembangan Desa /
Kelurahan Siaga Aktif
b. Dimana tempatnya
c. Siapa yang akan melaksanakan kegiatan ini
d. Kapan dan berapa lama kegiatan ini berlangsung
e. Bagaimana cara memantaunya
f. Sumberdaya yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan ini (potensi
yang ada di desa)
g. Siapa yang perlu dilibatkan
h. Target yang ingin dicapai baik jumlah maupun kualitasnya.

6. Pelaksanaan kegiatan
a. Sosialisasi rencana kerja pemecahan masalah kesehatan oleh Tim
Desa / Kelurahan Siaga aktif tingkat Desa keseluruh warga desa
dengan memanfaatkan pertemuan rutin yang sudah ada di desa dan
kelurahan.
b. Semua pihak seksi melakukan kegiatan sesuai tugas yang disepakati
dalam rencana kerha pemecahan masalah.

7. Pertemuan Tingkat Desa/ Kelurahan Keempat


a. Pertemuan tingkat desa dan kelurahan keempat juga diikuti oleh
peserta yang terdiri dari para ketua RW / RT, Kepala Dusun/ Dukuh,
Ketua kelompok PKK RW / RT, atau ketua kelompok dasa wisma,
Ketua TP. PKK Desa dan Kelurahan, kader posyandu, pemuka atau
Tokoh masyarakat, Tokoh adat, Tokoh agama, Tokoh Pemuda, dll.
b. Pertemuan dibuka dan dipimpin oleh Kepala Desa / Lurah sebagai
pemimpin wilayah desa / kelurahan.
c. Pertemuan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil kegiatan sesuai
rencana yang telah ditetapkan dalam pertemuan ketiga. Pada
pertemuan ini setiap seksi menyajikan atau mengekspor kegiatan yang
telah dilakukan beserta hambatan atau kegiatan yang telah dilakukan
beserta hambatan atau permasalahannya. Selanjutnya,
permasalahan yang ada dibahas, dan upayakan untuk
penyelesaiannya melaui penyusunan rencana tindak lanjut.
d. Selain itu, pada pertemuan ini juga bisa dibahas upaya mengatasi
maslah kesehatan prioritas lainnya yang belum diatasi. Pertemuan ini
merupakan pertemuan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut.

PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pemantauan dan penilaian dari pelaksana kegiatan pemberdayaan masyarakat


merupakan salah satu fungsi manajemen pemberdayaan masyarakat yang harus
dilaksanakan. Pemantauan untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan masyarakat berdasarkan rencana kegiatan yang sudah dijadwalkan
dan disepakati, ada / tidak hambatan/ permasalahan. Penilain untuk mengetahui
pencapaian hasil dari kegiatan pemberdayaan masyarakat disesuaikan dengan
maksud dan tujuan dilakukannya kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Manfaat pemantauan dan penilaian kegiatan pemberdayaan masyarakat di
Puskesmas :
1). Pemantauan
Bagi pengelola lintas program kesehatan di puskesmas adalah agar proses
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat berjalan baik mengarah
pada tujuan yang telah ditetapkan. Apabila ada permasalahan atau hambatan
yang ditemukan dapat segera ditemukan dan diatasi, bila perlu bisa dilakukan
revisi atau penyempurnaan perancanaan, selain itu, untuk menghindari
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat oleh lintas program di
puskesmas tumpang tindih, sehingga upaya kesehatan masyarakat di
puskesmas dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Bagi kepala puskesmas adalah selaku penanggung jawab kinerja
puskesmas bisa mendapatkan informasi yang up to date tentang kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di puskesmas. Hasil pemantauan
dapat dipergunakan sebagai acuan untuk memberikan arahan dan melakukan
pengawasan agar upaya kesehatan masyarakat dapat berjalan dengan baik dan
bila ada permasalahan dapat segera diatasi atau dicairkan jalan keluarnya.
2). Penilaian
Bagi pengelola lintas program kesehatan di puskesmas serta kepala
puskesmas adalah dapat mengetahui pengaruh pemberdayaan masyarakat
tehadap peningkatan sumberdaya dalam upaya kesehatan di puskesmas yang
berdampak pada peningkatan cakupan program kesehatan puskesmas.
Hasil penilaian upaya promosi kesehatan bisa digunakan sebagai dasar
atau acuan dalam menyusun perencanaan kegiatan dupuskesmas pada tahun
berikutnya yang berbasis evidensi.
Kepala puskesmas dapat menilai kemajuan dan tingkat keberhasilan
kegiatan pemberdayaan masyarakat di puskesmas, efektivitas dan efisiensi
upaya kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan keluarga sehat dalam
menganalisis kekuatan uoaya promosi kesehatan keluarga sehat dalam
mempercepat proses perubahan perilaku masyarakat dan pwtugas menuju
perilaku hidup bersih dan sehat dan mencapai keluarga sehat yang sesuai
standar.

Metode Pemantauan dan penilaian kegiatan pemberdayaan masyarakat di


puskesmas :
1). Pemantauan :
a. Menganalisa laporan tribulan kegiatan pemberdayaan masyarakat / data
sekunder
b. Wawancara mendalam( indepth indiviual interview) dengan petugas
kesehatan ( Bidan dipuskesmas pembantu / Polindes/ Poskesdes) atau
dengan kader, tokoh masyarakat yang ada dilapangan.
c. Focus grup discussion ( FDG / Diskusi kelompok terarah dengan petugas/
fasilitator pemberdayaan masyarakat dan masyarakat sasaran observasi
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat di lapangan.
d. Rapat kerja,lokakarya mini, meninjau kegiatan lapangan untuk mengetahui
proges pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh lintas program beserta
temuan permasalahannya.
2). Penilaian
a. Melakukan kajian terhadap adanya peningkatan cakupan program termasuk
PHBS di RT dan profil Keluarga Sehat, peran serta masyarakat melalui
peningkatan jumlah dan keaktifan UKBM yang ada di Desa / kelurahan.
Termasuk jumlah gerakan kemasyarakatan untuk hidupsehat dan kebijakan
public berwawasankesehatan yang ditetapkan oleh Camat, Kepala di Desa /
Lurah, RW / RT
b. Temu kerja dengan pengelola upaya kesehatan masyarakat di puskesmas,
yang berasal dari lintas program maupun lintas sektor atau jejaring kemitraan
promosi kesehatan di puskesmas.
b. Ruang lingkup substansi pemantauan dan penilaian kegiatan pemberdayaan
masyarakat di puskesmas, mengacu pada ruang lingkup upaya kesehatan
masyarakat yang diselenggarakan puskesmas, yaitu :
1) Pemantauan :
a. Analis situasi tentang masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja
puskesmas hingga penetapan masalah prioritas
b. Kajian perilaku dan non perilaku( lingkungan , kebijakan dan
potensimasyarakat) tentang masalah kesehatan yang dilakukan oleh lintas
program di puskesmas
c. Penyusunan perencanaan pemberdayaan masyarakat yang dibuat oleh lintas
program puskesmas , yang mengakomodir hasil kajian perilaku dan non
perilaku yang dibuat berdasarkan strategi promosi kesehatan Puskesmas
(advokasi, pemberdayaan masyarakat dan kemitraan).
d. Lokakarya mini di puskesmas yang membahas upaya kesehatan masyarakat
yang terintergrasi secara lintas program maupun lintas sektor.
e. Pengembangan jejaring kemitraan dengan individu, kelompok ,serta berbagai
pihak pontesial dalam pelaksanaan program kesehatan di puskesmas.
f. Pemberdayaan masyarakat yang di lakukan oleh lintas program maupun
lintas sector / jejaring kemitraan yang terintergrasi dengan puskesmas yang
diawali dengan SMD dan dilanjutkan dengan MMD.
g. Peningkatan kapasitas dan peran serta organisasi kemasyarakatan, kader,
tokoh masyarakat ,tokoh agama, dll dalam hidup upaya kesehatan
masyarakat untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat dan
meningkatkan peran serta masyarakat.
h. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang kesehatan dalam kegiatan
pemberdayaan masyrakat, melalui kegiatan di dalam dan di luar Gedung
puskesmas dalam upaya peningkatan pengetahuan ,sikap dan perilaku
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan status
kesehatannya.
i. Advokasi kesehatan pada pengambil keputusan di tingkat kecamatan untuk
mendapatkan dukungan kebijakan public berwawasan kesehatan dalam
mengatasi masalah kesehatan termasuk penanganan kejadian luar
biasa ,dengan mengoptimalkan potensi dan peranjejaring kemitraan.
j. Penggerakan dan perorganisasian peran serta masyarakat, melaui upaya
pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan dan peningkatan kualitas
Desa / Kelurahan Siaga aktif peningkatan pencapaian PHBS dan indeks
Keluarga Sehat yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
k. Pengembangan berbagai jenis upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) di tingkat Desa / Kelurahan dalam mengatasi masalah kesehatan
serta meningkatkan status kesehatan masyarakat yang ada di wilayah Desa/
Kelurahan.

2). Penilaian :
a. Indeks Keluarga Sehat
b. Cakupan PHBS
c. Jumlah UKBM di wilayah kerja puskesmas
d. Jumlah UKBM yang aktif dalam pelayanan kesehatan dasar
e. Jumlah kebijakan public berwawasan kesehatan
f. Jumlah mitra yang berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat
g. Jumlah sumber dana kegiatan pemberdayaan masyarakat
h. Persentase peningkatkan dana kegiatan pemberdayaan masyarakat
i. Jumlah gerakan kemasyarakatan untuk hidup sehat
j. Cakupan pengobatan penyakit tidak menular dan penyakit menular
k. Cakupan Rumah Sehat
l. Cakupan kepesertaan KB
m. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
n. Cakupan pengobatan pendirita TB- BTA Positif
o. Persentasi jumlah kunjungan sasaran UKBM seperti :Posyandu, Pokesdes,
Posbindu PTM, Posyandu Lansia , Polindes, STBM, dll.
SIKLUS PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN YANG DIHADAPI DI MASYARAKAT

1. IDENTIFIKASI / PENGENALAN MASALAH KESEHATAN

NO MASALAH KESEHATAN PRIORITAS MASALAH


1 Data KeluargaSehat
a. Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar a. Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar (57,1%)
(57,1%) b. Anggota keluarga tidak ada yang merokok (40,9%)
b. Penderita hipertensi berobat teratur (48%) c.
c. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
(40,9%)
d. Keluarga sudah jadi anggota JKN (34,3%)
e. Keluarga memiliki akses jamban keluarga
(77,3%)
2 Masalah kesehatan yang sering ada (diketahui)
masyarakat
a. Masih ada ibu hamil yang tidak diperiksa
secara rutin( 5 orang)
b. Masih ada ibu hamil usia lebih 35 th ( 2
orang)
c. Masih ada balita yang tidak rutin ditimbang
d. ….
3 Masalah kesehatan yang berdampak dari
lingkungan
a. Ditemukan penderita DBD 4 orang
b. Ditemukan penderita kusta…..
c. Dst
4 Lainnya
a. Tidak ada kebijakan tentang……
b. Masih ada posyandu yang di tempat orang
c. Masih ada kader yang tidak aktif dan belum
memenuhi di….
2. IDENTIFIKASI PERILAKU PENYEBAB MASALAH

NO PRIORITAS MASALAH SASARAN KAJIAN PERILAKU SAAT INI PERILAKU YANG PENYEBAB MASALAH
KESEHATAN PERILAKU Dasar memnyunpertanyaan DIHARAPKAN LAINNYA
1 Penderita TB Paru yang Primer (Ibu/bapak) 1. Masih ada pasen TB yang Semua penderita TB Tidak punya dan
berobat sesuai standar (57,..) Sekunder (Kader, Toma, tidak berobat berobat teratur Transfortasi jauh
Nakes) 2. Lingkungan masih Penderita TB terjaring Tidak punya kartu KIS
Tersier (aparat Desa, kumuh Suka mual muntah
RT) 3. Ventilasi rumah kurang
dan lembab
4. Gagal pengobatan
2 Anggota keluarga tidak ada
yang merokok (40,9%)
3. FORMAT PERTANYAAN DALAM SMD OLEH KADER
MASALAH SASARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB MASALAH JUMLAH
PRIORITAS
Penderita TB Paru yang Primer (Ibu/bapak) 1. Masih adapasen TB ygtdkberobat 5/11
berobatsesuaistandar Sekunder (Kader, 2. Lingkunganmasihkumih 6/11
(57,..) Toma, Nakes) 3. Ventilasirumahkurang dan lembab 10/11
Tersier (apparat
Desa< RT)
a.
b.
c dst
Non Perilaku/Lingkungan
a
b
c
Kebijakan..
a
b
Potensi
Sasaran Perilaku Sasaran Saat Ceklis SMD
Ini
RT1 RT2 RT3 RT4

Primer Ibu  ................................... V V - V


 ...................................
 ..................................
 ...................................
Suami  ...................................
 ...................................
 ..................................
 ...................................
Sekunder  ...................................
Kader
 ...................................
 ..................................
 ...................................
 ...................................
Tokoh
 ...................................
agama
 ..................................
 ...................................
 ...................................
Petugas
 ...................................
kesehatan
 ..................................
 ...................................
 ...................................
Ormas
PEMBAHASAN HASIL SMD DALAM MMD
MASALAH PRIORITAS SASARAN KAJIAN PERILAKU SAAT INI PERILAKU YANG POTENSI YANG DIMILIKI
PERILAKU DIHARAPKAN
Penderita TB Paru yang Primer (Ibu/bapak) 5. Masih adapasen TB Semuapenderita TB PuSTU
Polindes
berobatsesuaistandar (57,..) Sekunder (Kader, Toma, ygtdkberobat berobatteratur
Bides
Nakes) 6. Lingkunganmasihkumih Penderita TB terjaring
Polindes
Tersier (apparat Desa< RT) 7. Ventilasirumahkurang Posyandudll
dan lembab
8. Gagalpengobaran
PENGORGANISASIAN KEGIATAN DALAM MMD

KEGIATAN TUJUAN SASARAN PENANGGUNG PETUGAS YG SUMBER JADWAL TEMPAT INDIKATOR


JAWAB TERLIBAT DANA KEGAITAN PELAKSAAN KEBERHASILAN
1 Sosialisasi tentang Masy / 100% penderita
penyakit TB Pendertita berobat sesuai
TB standar

Anda mungkin juga menyukai