Anda di halaman 1dari 15

PARAMETER PENCEMAR UDARA

DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN
Parameter Pencemaran Udara
(PP: 41/99)
 Sulfur dioksida (SO2)
 Karbon Monoksida (CO)
 Nitrogen dioksida (NO2)
 Oksidan (O3)
 Hidrokarbon (HC)
 Partikel ( debu PM 10 & PM 5) dan Timbal (Pb), dust fall
 Total Flourida
 Chlorine & Chlorine dioksida
 Sulfat indeks

 BAKU MUTU UDARA SEBAGAI BERIKUT


No Parameter Waktu Pengukuran Baku Mutu Metode Analisis Peralatan
1 SO2 1 Jam 900 ug/Nm3 Pararosanilin Spektrofotometer
(Sulfur Dioksida) 24 Jam 365 ug/Nm3
1 Thn 60 ug/Nm3
2 CO 1 Jam 30.000 ug/Nm3 NDIR NDIR Analyzer
(Karbon Monoksida) 24 Jam 10.000 ug/Nm3
1 Thn
3 NO2 1 Jam 400 ug/Nm3 Saltzman Spektrofotometer
(Nitrogen Dioksida) 24 Jam 150 ug/Nm3
1 Thn 100 ug/Nm3
4 O3 1 Jam 235 ug/Nm3 Chemiluminescent Spektrofotometer
(Oksidan) 1 Thn 50 ug/Nm3
5 HC 3 Jam 160 ug/Nm3 Flame Ionization Gas Chromatogarfi
(Hidro Karbon)
6 PM10 24 Jam 150 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
(Partikel <10 um)
  PM 2.5* 24 Jam 65 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol
1 Jam 15 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
7 TSP 24 Jam 230 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol
(Debu) 1 Jam 90 ug/Nm3
8 Pb 24 Jam 2 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol
(Timah Hitam) 1 Jam 1 ug/Nm3 Ekstraktif Pengabuan AAS
9 Dustfall 30 Hari 10 Ton/Km2/Bulan (Pemukiman) Gravinetric Cannister
(Debu Jatuh) 20 Ton/Km2/Bulan (Industri)
10 Total Fluorides (as F) 24 Jam 3 ug/Nm3 Spesific ion Electrode Impinger atau
90 Hari 0,5 ug/Nm3 Continous Analyzer
11 Fluor Indeks 30 Hari 40 ug/100 cm2dari kertas limed Colourimetric Limed Filter Paper
filter
12 Khlorine dan Khlorine 24 Jam 150 ug/Nm3 Spesific ion Electrode Impinger atau
Dioksida Continous Analyzer
13 Sulphat Indeks 30 Hari 1 mg SO3/100 cm3Dari Lead Colourimetric Lead Peroxida
PARTIKEL DEBU
SIFAT FISIKA DAN KIMIA
 Partikulat debu melayang (Suspended Particulate
Matter/SPM) merupakan campuran yang sangat
rumit dari berbagai senyawa organik dan
anorganik yang terbesar di udara dengan diameter
yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai
dengan maksimal 500 mikron.
 Partikulat debu tersebut akan berada di udara
dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan
melayang-layang di udara dan masuk kedalam
tubuh manusia melalui saluran pernafasan.
 Beberapa istilah digunakan dengan mengacu pada metode
pengambilan sampel udara seperti : Suspended Particulate
Matter (SPM), Total Suspended Particulate (TSP), balack
smake.
 Istilah lainnya lagi lebih mengacu pada tempat di saluran
pernafasan dimana partikulat debu dapat mengendap,
seperti inhalable/thoracic particulate yang terutama
mengendap disaluran pernafasan bagian bawah, yaitu
dibawah pangkal tenggorokan (larynx ).
 Istilah lainnya yang juga digunakan adalah PM-10
(partikulat debu dengan ukuran diameter aerodinamik <10
mikron), yang mengacu pada unsur fisiologi maupun
metode pengambilan sampel.
SUMBER DAN DISTRIBUSI
 Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan
dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin
atau berasal dari muntahan letusan gunung
berapi. Pembakaran yang tidak sempurna dari
bahan bakar yang mengandung senyawa karbon
akan murni atau bercampur dengan gas-gas
organik seperti halnya penggunaan mesin disel
yang tidak terpelihara dengan baik.
 Partikulat debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari pembakaran batu
bara yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari
butir-butiran tar. Dibandingkan dengan pembakaraan batu bara,
pembakaran minyak dan gas pada umumnya menghasilkan SPM lebih
sedikit. Kepadatan kendaraan bermotor dapat menambah asap hitam
pada total emisi partikulat debu.
 Demikian juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial
bisa merupakan sumber SPM yang cukup penting.
 Berbagai proses industri seperti proses penggilingan dan
penyemprotan, dapat menyebabkan abu berterbangan di udara,
seperti yang juga dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor.
DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
 Inhalasi merupakan satu-satunya rute
pajanan yang menjadi perhatian dalam
hubungannya dengan dampak terhadap
kesehatan.
 ada juga beberapa senjawa lain yang
melekat bergabung pada partikulat, seperti
timah hitam (Pb) dan senyawa beracun
lainnya, yang dapat memajan tubuh melalui
rute lain.
 Ukuran partikulat debu yang membahayakan kesehatan
umumnya berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 10
mikron.
 ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan
partikulat udara yang dapat langsung masuk kedalam
paru-paru dan mengendap di alveoli.
 ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak
berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat
mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan
menyebabkan iritasi.
 Keadaan ini akan lebih bertambah parah apabila terjadi
reaksi sinergistik dengan gas SO2 yang terdapat di udara.
 Iristasi mata dan gangguan pandangan
PENGENDALIAN
1. PENCEGAHAN
a) Dengan melengkapi alat penangkap debu ( Electro
Precipitator ).
b) Dengan melengkapi water sprayer pada cerobong.
c) Pembersihan ruangan dengan sistim basah.
d) Pemeliharaan dan perbaikan alat penangkap debu.
e) Menggunakan masker.
2. PENANGGULANGAN
a) Memperbaiki alat yang rusak
Penggolongan partikel / debu
 Debu-debu yang mengakibatkan fibrosis di dalam
paru-paru, seperti debu-debu silica, asbes, bedak,
dan lain-lain.
 Debu-debu karbon, yang merupakan debu inert yang
kita kenal sehari-hari.
 Debu-debu yang hanya menimbulkan alergi, seperti
debu biji-bijian, debu kayu dan beberapa debu
organik.
 Debu-debu yang bersifat iritan seperti asam, alkali,
fluoride, dan kromat.
Ukuran partikel debu
 Partikel yang memiliki ukuran 5 mikron atau lebih akan ikut jatuh
sejalan dengan percepatan grafitasi (grafity acceleration) dan bila
terhirup melalui pernafasan biasanya lebih banyak jatuh pada alat
pernafasan bagian atas. Dapat memberikan gangguan dan iritasi
sehingga yang terpapar menderita pharingitys.
 Partikel yang berukuran 3-5 mikron jatuhnya lebih ke arah dalam, yaitu
pada saluran pernafasan (bronchus/broncheolus), bila terhirup
cenderung banyak memiliki aspek fisiologis kepada orang yang
memiliki alergi atau asma.
 Partikel yang berukuran 1-3 mikron jatuh akan lebih dalam lagike
alveoli yang gerakannya konstant untuk jenis-jenis debu tertentu.
Debu-debu ini menyebabkan gangguan pada kemampuan alveoli
melakukan proses pertukaran gas.
 Partikel debu yang berukuran 0,1-1,0 mikron, karena demikian
kecilnya dan tidak memiliki berat ternyata tidak mampu menempel
pada permukaan alveoli, tetapi mengikuti gerakan Brown dan berada
Penyakit dan Gangguan Paru
 Silicosis, adalah penyakit yang disebabkan karena debu yang mengandung
silika bebas, yang biasanya mengenai para pekerja yang bekerja pada
perusahaan yang menghasilkan silikat batuan ntuk bangunan, perusahaan
keramik dan lain-lain. Sumber lain yang banyak ditemukan debu silica adalah
pada perusahaan tegel, keramik, pabrik semen, tambang timah putih (bukan
karena timah putihnya ), tambang batu bara ( bukan oleh batu baranya ), dll
 Masa timbulnya inkubasi silicosis adalah 2-4 tahun, tergantung pada
dosis/kadar silika bebas dalam debu yang telah terhirup. Gejalanya adalah
sesak nafas, makin berat tingkatny, semakin parah sesaknya.
 Asbestosis, adalah penyakit yang disebabkan oleh debu asbes dan biasanya
terkena pada pekerja yang bekerja pada pengolahan asbes. Gejalanya berupa
sesak nafas, batuk dengan banyak dahak dan tubuh kelihatan pucat.
 Berryliosis, adalah penyakit yang disebabkan oleh berrylium yang berupa
logam, oksida, sulfat klorida, fluorida, dapat menyebabkan bronchitis dan
pneumoconiosis.
 Byssinosis, adalah penyakit yang disebabkan oleh debu kapas, dan biasanya
terjadi pada pekerja yang bekerja pada perusahaan tekstil. Masa inkbasi
penyakit ini rata-rata adalah 5 (lima) tahun.
Penyakit dan Gangguan Paru
 Antracosis, Penyebab utama penyakit ini adalah debu arang batu pada
berbagai sumber tambang arang batu.
 Stanosis, Adalah penyakit yang disebabkan karena terlalu banyak menghirup
timah putih.
 Siderosis, Adalah penyakit yang disebabkan oleh debu yang mengandung besi
dan umumnya terjadi pada pekerja pda perusahaan yang mengolah biji besi.
 Talcosis , Adalah penyakit yang disebabkan oleh karena debu talk yang masuk
ke dalam paru-paru, di mana biasanya talk ini merupakan campuran mineral-
mineral dan tidak hanya magnesium silika saja. Penyakit ini pada umumnya
terjadi pada pekerja-pekerja perusahaan kosmetik, cat pembuatan kertas,
.
powder dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai