Anda di halaman 1dari 124

KESEHATAN LINGKUNGAN

SEMESTER I PERTEMUAN 2
MAGISTER KESEHATAN
PROGRAM PASCASARJANA IIK
STRADA INDONESIA
 Indikator dan pengukuran
pencemaran Udara
 Indikator dan pengukuran
pencemaran air
 Indikator dan pengukuran
pencemaran Tanah
 Indikator dan pengukuran
pencemaran makanan
PENCEMARAN MELIPUTI
 Pencemaran air penyebabnya:
(bahan kimia, deterjen, minyak dll).
 Pencemaran tanah penyebabnya:
(Pestisida,minyak, plastik dll)
 Pencemaran udara penyebabnya: (CO2, CO,
SO2, NO, NO2, CFC, debu(deterjen, plastik,
L.RT, L.I, L.P)
 PENCEMARAN MAKANAN
INDIKATOR
FISIK,BIOLOGIS, KIMIA
PENCEMARAN UDARA
INDIKATOR PENCEMARAN
INDIKATOR FISIK
PENCEMARAN UDARA
INDIKATOR KIMIA
PENCEMARAN UDARA
Waktu Metode
No. Parameter Baku Mutu Peralatan
Pengukuran Analisis

1 SO2 1 Jam 900 ug/Nm3 Pararosanilin Spektrofoto

(Sulfur 24 Jam 365 ug/Nm3 meter

Dioksida) 1 Thn 60 ug/Nm3

2 CO 1 Jam 30.000 ug/Nm3 NDIR NDIR


(Karbon 24 Jam 10.000 ug/Nm3 Analyzer
Monoksida) 1 Thn

3 NO2(Nitrogen 1 Jam 400 ug/Nm3 Saltzman Spektrofoto

Dioksida) 24 Jam 150 ug/Nm3 meter


1 Thn 100 ug/Nm3

4 O3 1 Jam 235 ug/Nm3 Chemiluminesc Spektrofoto

(Oksidan) 1 Thn 50 ug/Nm3 ent meter

5 HC 3 Jam 160 ug/Nm3 Flame Gas


(Hidro Ionization Chromatoga
Karbon) rfi

6 PM10 24 Jam 150 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol

(Partikel <
10 um)

PM * 24 Jam 65 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol


Waktu Metode
No. Parameter Baku Mutu Peralatan
Pengukuran Analisis

7 TSP 24 Jam 230 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol


(Debu) 1 Jam 90 ug/Nm3

8 Pb(Timah 24 Jam 2 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol


Hitam) 1 Jam 1 ug/Nm3 Ekstraktif AAS
Pengabuan

9 Dustfall 30 Hari 10 Ton/Km2/Bulan Gravinetric Cannister


(Debu Jatuh) (Pemukiman)
20 Ton/Km2/Bulan
(Industri)

10 Total Fluorides (as 24 Jam 3 ug/Nm3 Spesific ion Impinger atau


F) 90 Hari 0,5 ug/Nm3 Electrode Continous
Analyzer

11 Fluor Indeks 30 Hari 40 ug/100 cm2dari Colourimetric Limed Filter


kertas limed filter Paper

12 Khlorine dan 24 Jam 150 ug/Nm3 Spesific ion Impinger atau


Khlorine Dioksida Electrode Continous
Analyzer
INDIKATOR BIOLOGI PENCEMARAN UDARA
PENGUKURAN KONDISI LINGKUNGAN

Kebisingan, Pencahayaan,Kelembaban
dll.
SOUND LEVEL METER
 Alat pengukur tingkat
kebisingan suara.
 Mengukur tingkat
kebisingan dalam
satuan desibel (dB).
 Untuk industri,
konstruksi,
home theatre.
Pengukur
cahaya atau lightmeter
 Alat ukur cahaya (lux meter) adalah alat
yang digunakan untuk mengukur
besarnya intensitas cahaya di suatu
tempat. Besarnya intensitas cahaya ini
perlu untuk diketahui karena pada
dasarnya manusia juga memerlukan
penerangan yang cukup.
Higrometer
 adalah sejenis alat untuk mengukur
tingkat kelembaban pada suatu tempat
 Higrometer juga banyak dipakai di
ruangan pengukuran dan instrumentasi
untuk menjaga kelembapan udara yang
berpengaruh terhadap keakuratan alat-
alat pengukuran.
Spectroquant NOVA 60 dan 60 A
 adalah salah satu portable water
analyzer yang sekarang banyak
digunakan untuk analisa air baik untuk
air minum, air bersih, air proses
produksi atau air limbah.
DO Meter
 merupakan singkatan dari “Dissolve Oxygen
Meter”. DO meter adalah alat untuk mengukur
kadar oksigen yang terkandung dalam air.
INKUBATOR
 adalah alat dengan suhu atau
kelembaban tertentu yang digunakan
untuk menumbuhkan, menginkubasi atau
memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan
pengatur suhu, dan pengatur waktu.
COLONI CONTER
 Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni
yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawankarena
adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi
dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk
pengamatan
pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada
cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang
dapat di-reset.
Biological Safety Cabinet /
Laminar Air Flow
 Biological Safety Cabinet (BSC) atau
dapat juga disebut Laminar Air Flow
(LAF) adalah alat yang berguna untuk
bekerja secara aseptis karena BSC
mempunyai pola pengaturan dan
penyaring aliran
udara sehingga menjadi steril.
INDIKATOR FISIK, KIMIA
DAN BIOLOGI AIR
Kualitas Air
 Kualitas adalah karakteristik mutu yang
diperlukan untuk pemanfaatan tertentu dari
berbagai sumber air.
Menurut Acehpedia (2010),

 kualitas air dapat diketahui dengan melakukan


pengujian tertentu terhadap air tersebut.
Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia,
fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan
warna).
Standart Kualitas Air

 adalah Karakteristik mutu yang dibutuhkan


untuk pemanfaatan tertentu dari sumber –
sumber air.
Syarat- Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Menurut PERMENKES No. 492 Tentang Air Minum

 kesehatan mikrobiologi,
 fisika, kimia, dan
 radioaktif
PEMERIKSAAN FISIK
(air minum, air bersih, air limbah, air
badan air dan air kolam renang)
PEMERIKSAAN KIMIA TERBATAS
( Besi, flour, kesadahan, klorida dll)
PEMERIKSAAN KIMIA LENGKAP
(air minum, air bersih, air limbah, air
badan air dan air kolam renang)
PEMERIKSAAN LIMBAH CAIR
(BOD, COD, DO & TSS)
MIKROBIOLOGI SANITASI
( air minum, air bersih/sumur, air isi
ulang, e.coli, air badan air, air kolam
renang, produk makanan dan produk
minuman, pemeriksaan swab alat,
pemriksaan swab lantai)
Kegiatan pengawaSAn kualitas air
PERMENKES No. 492 mecakup

 pengamatan lapangan dan pengambilan contoh air


 Pemeriksaan contoh air
 Analisis hasil pemeriksaan
 Perumusan saran
 Kegiatan tindak lanjut berupa penanggulangan atau
perbaikan
faktor-faktornya yaitu

Faktor
Kimia Faktor
Fisik

Faktor
Bakteor
ologis
Faktor Fisik Bau dan
Rasa

Suh Keker
u uhan

Wa
rna

Zat Padat Terlarut (TDS) dan


Residu Tersuspensi (TSS)
Besi (Fe) dan
Faktor Kimia Mangan (Mn)
Oksigen Terlarut
(DO)
Fluorida (F)
Derajat Keasaman
(pH) Seng (Zn)
Kebutuhan
Oksigen Biokimia Sulfat (SO4)
(BOD)
Kebutuhan
Oksigen Kimia Zat Organik
(COD) (KMnO4)
Klorida (Cl)
Kesadahan
(CaCO3)
Nitrat (NO3N) dan
Nitrit (NO2N)
Faktor Bakteorologis
 Dalam parameter bakteriologi digunakan bakteri indikator polusi
atau bakteri indikator sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah
bakteri yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya polusi
feses dari manusia maupun dari hewan, karena organisme tersebut
merupakan organisme yang terdapat di dalam saluran pencernaan
manusia maupun hewan. Air yang tercemar oleh kotoran manusia
maupun hewan tidak dapat digunakan untuk keperluan minum,
mencuci makanan atau memasak karena dianggap mengandung
mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan,
terutama patogen penyebab infeksi saluran pencernaan.
Parameter Kualitas Air Bersih

 Kandungan kadar lumpur

 kadar besi (Fe) dan

derajat keasaman (pH)


Kandungan Kadar Lumpur dan
Suspensi

 adalah campuran cair atau semi cair antara air dan tanah.
Penetapan kadar lumpur penting dalam mengevaluasi
tingkat kekuatan pencemaran suatu limbah domestik atau
industri. Penetapan ini umumnya menggunakan kerucut
imhoff dan dilakukan dalam ruangan, dimana sinar
matahari tidak mengganggu pengendapan lumpur.
Maksud dan tujuan pengujian ini dilakukan untuk
menentukan konsentrasi lumpur dalam volume sampel
tertentu
Besi (Fe)

 Besi merupakan komponen utama dalam perut bumi, sangat mudah


larut dalam air dan umumnya terdapat dalam air tanah. Oleh karena
itu sering dijumpai kualitas air yang mengandung logam besi yang
tinggi. Hal ini dimungkinkan karena keadaan geologi Indonesia yang
banyak terdapat gunung berapi, sehingga dijumpai tanah jenis
lactosol yang dapat menyebabkan air tanah yang mengandung besi
(Fe) dan mangan (Mn) yang cukup tinggi.
Fe dalam air bersih dapat
menimbulkan berbagai gangguan
yaitu :

 Menimbulkan warna kuning dalam air.


 Menimbulkan noda-noda pada pakaian yang berwarna terang dan
alat-alat sanitasi.
 Pada konsentrasi tinggi menimbulkan rasa dan bau logam.
 Menyokong pertumbuhan bakteri besi.
 Pada konsentrasi tinggi dapat beracun bagi manusia. (Sugiharto,
1985).
Derajat Keasaman (pH)
 Derajat keasaman (pH) ditetapkan berdasarkan tinggi
rendahnya konsentrasi ion hydrogen dalam air, derajat
keasaman mempunyai nilai antara 1-14 kondisi air normal
berkisar antara 6,5-8,5. Pada pH yang kurang dari 6,5
akan menyebabkan air bersifat asam sedangkan pH yang
lebih dari 8,5 akan menyebabkan air bersifat basa. Air
yang mempunyai pH tinggi atau rendah menjadikan air
steril dan menyebabkan terbunuhnya mikroorganisme air
yang diperlukan, demikian juga makhluk lain seperti ikan
tidak dapat hidup. Air yang mempunyai nilai pH rendah
menyebabkan air bersifat korosif terhadap bahan
konstruksi besi..
Apabila pH lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari
9,2 mengakibatkan :

 Korosifitas pada pipa-pipa air yang dibuat dari logam.


 Beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang
dapat mengganggu kesehatan manusia.
 Mempengaruhi pertumbuhan mikroba didalam air,
karena sebagian besar mikroba akan tumbuh dengan
baik pada pH 6,0-8,0.
Parameter Umum Limbah Cair
 Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO)
dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk
pernapasan, proses metabolisme atau
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan
energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.
 The BOD5 is the amount of oxygen used over a
five-day period by microorganisms as they
decompose the organic matter in sewage at a
temperature of 20° C (68° F).
 COD is the amount of oxygen required to oxidize
the organic matter by use of dichromate in an
acid solution and to convert it to carbon dioxide
and water.
 TSS (Total Suspended Solid) : Jumlah
berat kering Lumpur dalam ppm yang
ada dalam limbah cair setelah
mengalami penyaringan dengan
membran ukuran 0,45 mikron.
 Untuk menjaga keseimbangan air
terhadap lingkungannya diperlukan
standar parameter secara umum yang
perlu mendapat perhatian :
 BOD < 75 ppm
 COD < 100 ppm
DO > 3 ppm
SS (Suspended solid) < 100 ppm
pH 6 – 9 (idealnya 6,5 – 7,5)
 Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari
beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas,
pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang
dan pasang surut.

 kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan


semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin
tingginya salinitas.
 Kandunganoksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm
dalam keadaan nornal dan tidak tercemar oleh senyawa
beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum
ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme .
Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidakboleh kurang
dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada
tingkat kejenuhan sebesar 70 %. KLH menetapkan
bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk
kepentingan wisata bahari dan biota laut.
ANALISIS OKSIGEN TERLARUT
Oksigen terlarut dapat dianalisis atau ditentukan
dengan 2 macam cara, yaitu :
1. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
Prinsipnya dengan menggunakan titrasi
iodometri. Sampel yang akan dianalisis terlebih
dahulu ditambahkan larutan MnCl2 den Na0H -
KI, sehingga akan terjadi endapan Mn02.
Dengan menambahkan H2SO4 atan HCl maka
endapan yang terjadi akan larut kembali dan
juga akan membebaskan molekul iodium (I2)
yang ekivalen dengan oksigen terlarut.
Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan
standar natrium tiosulfat (Na2S203) danmenggunakan
indikator larutan amilum (kanji). Reaksi kimia yang terjadi
dapat dirumuskan :
 MnCI2 + NaOH  Mn(OH)2 + 2 NaCI
 2 Mn(OH)2 + O2  2 MnO2 + 2 H20
 MnO2 + 2 KI + 2 H2O  Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
 I2 + 2 Na2S2C3  Na2S4O6 + 2 NaI

2. Metoda elektrokimia
Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda
elektrokimia adalah cara langsung untuk menentukan
oksigen terlarut dengan alat DOmeter. Prinsip kerjanya
adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari
katoda dananoda yang direndam dalam larutan elektrolit.

 _
Pada alat DO meter, probe ini biasanya menggunakan
katoda perak (Ag) dan anoda timbal (Pb). Secara
keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran
plastik yang bersifat semi permeable terhadap oksigen.
Reaksi kimia yang akan terjadi adalah Katoda : O2 + 2
H2O + 4e4 HO-
Anoda : Pb + 2 HO- PbO + H20 + 2e

Untuk menentukan BOD, terlebih dahulu diukur DO nya (DO 0


hari), sementara sampel yang lainnya diinkubasi selama 5
hari pada suhu 20°C, selanjutnya setelah 5 hari diukur DO
nya (DO 5 hari). Kadar BOD ditentukan dengan rumus :
5 X [ kadar { DO(0 hari) - DO (5 hari) }] ppm
Selama penentuan oksigen terlarut, baik untuk DO maupun
BOD, diusahakan seminimal mungkin larutan sampai yang
akan diperiksa tidak berkontak dengan udara bebas. Khusus
untuk penentuan BOD, sebaiknya digunakan botol sampel
BOD dengan volume 250 ml dan semua isinya dititrasi
secara langsung.

Perhitungan kadar DO nya :


DO,ml/L = B/B -2 x 5,6 x 10 x N x V
Dimana :
B = volume botol sampel BOD = 250 ml
B - 2 = volume air dalam botol sampel setelah ditambah 1 ml larutan
MnCl2 dan 1 ml NaOH - KI.
5,6 = konstanta yang sama dengan ml oksigen ~ 1 mgrek tiosulfat
10 = volume K2Cr2O7 0,01 N yang ditambahkan
N = normalitas tiosulfat
V = volume tiosulfat yang dibutuhkan untuk titrasi.
OXIGEN-DEMANDING WASTE

PENCEMARAN LAUT
 Jumlah oxsigen terlarut dalam air
sangat penting untuk tumbuhan dan
hewan yang ada di sana
 Polutan yang langsung atau tidak
langsung mempengaruhi konsentrasi
oksigen maka penting untuk dibahas
Oxigen demand
 Sampah organik yang dibuang ke air,
estuari, dan laut akan didegradasi
oleh bakteri, yang menghasilkan
oksidasi dari molekul organik menjadi
bahan inorganik.
 Dalam proses ini oksigen dikonsumsi
dan populasi bakteri naik
 Bakteri aerobik memakai oksigen terlarut
dalam air sbb:
C6H12O6 + 6O2 6H2O+ 6CO2
Glukosa oksigen air Karbondioksida
 Sebagai hasil dari aktivitas bakteri ini,
konsentrasi oksigen berkurang, tetapi hal ini
diimbangi dengan masukan oksigen dari
atmosfer
 Tetapi, difusi oksigen sangat lambat memalui
air dan ada waktu kosong dimana oksigen
belum tergantikan oleh oksigen dari atmosfer
 Jika konsentrasi oksigen turun hingga dibawah
level 1,5 mg/l, laju oksidasi aerobik berkurang.
 Bakteri anaerobik dapat mengoksidasi molekul
organik tanpa menggunakan oksigen, tetapi
mempunyai hasil akhir seperti H2S (hidrogen
sulphide), NH3 (Amonia), CH4 (methane), yang
sangat toksik pada banyak organisme
 Proses ini sangat lambat daripada degradasi
secara aerobik, sehingga kemudian akan
muncul akumulasi sampah
 Beberapa sampah inorganik
dioksidasi dalam air tanpa
intervensi/pengaruh bakteria
 Hal ini juga menghabiskan oksigen
Measurement of oxigen
demand
 Ketika merencanakan membuang
samapah ke dalam air, sangat penting
untuk mengetahui jumlah oksigen ynag
dibutuhkan untuk mendegradasinya
guna menjaga efek yang tidak baik
terhadap lingkungan
 Komposisi kimia dari hampir semua
sampah organik sangat rumit, dan satu
jenis mempunyai perbedaan jumlah
oksigen yang dibutuhkan
 Sangat tidak praktis untuk
menganalisa tipe sampah untuk
mengetahui kandungannya, sehingga
untuk mempermudah, seluruh
kebutuhan oksigen untuk oksidasi
keseluruhan dihitung langsung
Chemichal Oxigen Demand
 COD dihitung dengan menambahkan
oksidan seperti potassium
permanganate (KMNO4) atau Potassium
dichromate (k2Cr2O4) dengan sulphuric
acid (H2SO4) ke dalam sampel
 Sampel dititrasi dengan standar interval
untuk menghitung oksidan yang tersisa.
 Dari hal tsb, jumlah total material yang
teroksidasi dapat di hitung
Biochemichal oxigen demand
 BOD adalah methode yang biasa
digunakan untuk menghitung kebutuhan
oksigen dari sampah organik
 Konsentrasi oksigen salam sampel diukur
sebelum dan sesudah digesti bakterial
selama beberapa waktu (contohnya 3
atau 5 hari).
 Hal ini memberikan pengitungan langsung
oksigen yang digunak untuk degradasi
oleh bakteri
 Oksigen yang biasa digunakan dalam
oksidasi BOD5 sekitar 8-8.5 mg/l
 Tetapi sampah perkotaan biasanya
mempunyai BOD5 sekitar 500 mg/l
 Praktik yang umum adalah
membuang sampah ke dalam volume
air yang sangat besar, dimana
pergerakan air menghasilkan
percampuran dan dilusi
 Contoh di sungai, konsentrasi akan
tinggi dimasukan, tapi berkurang
dialiran bawah
 Banyak sampah masuk ke laut adalah
nutrient tanaman.
 Bahan organik terhancurkan, nitrat dan
fosfat dalam sampah menambah daya
tumbuh tanaman
 Sumber penting lain untuk nutrien
tanaman adalah pupuk pertanian hasil
run-off
 Input nutrient menambah pertumbuhan
fitoplankton dan jaringan diatasnya
Eutrophication
 Nutrient yang cukup sangat berguna
 Tetapi jika berlebihan akan
menyebabkan eutrofikasi
 Oksigen habis karena eutrofikasi
Masalah yang berkaitan dengan
eutrofikasi
 Tanda umum polusi adalah hadirnya
alga hijau
 Hancurnya perikanan
 Rusaknya karang
ALGAL BLOOM
 Input nutrient yang banyak dapat
menyebabkan algal bloom
 Fenomena red tide adalah bagian dari
algal bloom
 Red tide adalah blooming fitoplankton
yang membuah laut berwarna
 Dapat menyebabkan kematian ikan
secara masal
Oxigen depletion
 Efek masuknya nutrien yang tak
terkendali adalah oxigen depletion
 Jika terjadi di dasar laut, membunuh
organisme benthic
EUTROFIKASI
 Eutrofikasi adalah proses peningkatan laju
input bahan organik ke sebuah perairan .
 Dalam bahasa awamnya, proses ini adalah
penyuburan perairan secara berlebih yang
disebabkan oleh masukan bahan organik.
 Salah satu akibat dari peningkatan bahan
organik di sebuah perairan pesisir ini adalah
terjadinya fitoplankton bloom, yaitu fenomena
peledakan populasi fitoplankton di perairan
secara cepat dan dalam jumlah yang sangat
besar yang disebabkan oleh tersedianya unsur
hara dalam jumlah besar.
 Meledaknya populasi fitoplankton ini tentu
tidak hanya disebabkan oleh ketersediaan
unsur hara, namun juga oleh kombinasi
faktor fisik perairan.
 Akan tetapi, tingginya unsur hara
(utamanya nitrogen dan fosfat) adalah
penyebab utama. Secara visual, perairan
yang tengah mengalami fitoplankton
bloom ini mengalami perubahan warna
(hijau, coklat-kuning atau merah) dan
dengan viskositas tinggi (kental).
 Pada saat musim penghujan, masuknya
air dengan kandungan bahan organik
tinggi dari daratan merupakan suplai
utama unsur hara bagi perkembangan
fitoplankton.
 Dengan daur hidup yang relatif singkat,
fitoplankton mampu tumbuh dalam
hitungan hari, melesat mencapai jutaan
sel di dalam 1 liter air.
 Tingginya populasi fitoplankton di dalam air ini akan
menyebabkan berbagai akibat negatif bagi ekosistem
perairan, seperti berkurangnya oksigen di dalam air
yang dapat menyebabkan kematian berbagai makhluk
air lainnya.
 Belum lagi beberapa akibat buruk bagi lokasi
pariwisata renang di lokasi terdekat.
 Hal ini diperparah dengan fakta bahwa beberapa jenis
fitoplankton yang potensial blooming adalah yang
bersifat toksik, seperti dari beberapa kelompok
Dinoflagelata, yaitu Alexandrium spp, Gymnodinium
spp, dan Dinophysis spp.
 Dari kelompok diatom tercatat jenis Pseudonitszchia
spp termasuk fitoplankton toksik.
 Beberapa penyakit akut yang
disebabkan oleh racun dari kelompok
fitoplankton di atas adalah Paralytic
Shellfish Poisoning (PSP), Amnesic
Shellfish Poisoning (ASP), dan Diarrhetic
Shellfish Poisoning (DSP).
 Jenis racun yang ada juga beragam, dari
mulai Domoic Acid sampai Saxitaxin
yang daya letalnya hampir 1.000 kali
lebih besar dari cyanida!
 Racun-racun tersebut sangat berbahaya
karena di antaranya menyerang sistem
saraf manusia, pernapasan, dan
pencernaan.
 Melihat namanya, semua penyakit di atas
berkaitan dengan konsumsi kerang oleh
manusia.
 Malangnya lagi, semua jenis fitoplankton
yang beracun di atas dijumpai di
beberapa perairan pesisir Indonesia.
 Beberapa kejadian fatal yang
disebabkan oleh fitoplankton beracun
tercatat di perairan Lewotobi dan
Lewouran (Nusa Tenggara Timur),
Pulau Sebatik (Kalimantan Timur),
perairan Makassar dan Teluk Ambon
 Di beberapa negara maju, bloom
fitoplankton ini mendapat prioritas
penanganan, mengingat dampak
kerugiannya.
 Konsultasi publik tentang berbahayanya
efek dari fitoplankton beracun merupakan
hal biasa di sana.
 Kerugian ribuan dollar AS telah mereka
alami karena kematian massal ikan,
penyakit, dan penutupan areal pariwisata
karena bloom fitoplankton ini.
PENGENALAN DAN PENILAIAN
PARAMETER KUALITAS MAKANAN
KIMIA MAKANAN /MINUMAN
Zat warna ( rhodamin B, methanil yallow)
Pengawet (Borax, Formaldehyde,Benzoat,
Salisilat)
Pemanis (Siklamat & Sakarin)
7.
Fungsi pokok makanan

1. Sumber energy guna melakukan


aktivitas sehari-hari
2. Berperan di dalam mekanisme
pertahanan tubuh terhadap berbagai
penyakit
3. Mengatur metabolismedan mengatur
berbagai keseimbangan air mineral
dan cairan tubuh yang lain
4. Memelihara proses tubuh dalam
pertumbuhan/perkembangan serta
mengganti jaringan tubuh yang
rusak
TEORI DASAR SANITASI MAKANAN

1. Hygiene
Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat
kerja atau peralatan aman (sehat) dan bebas
pencemaranyang diakibatkan oleh bakteri,
serangga, atau binatang lainnya.

2. Sanitasi
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit
yang menitikberatkan kegiatan pada usaha
kesehatan lingkungan hidup manusia.
Prinsip-prinsip penyehatan makanan terdiri dari :

1. Prinsip Pemilihan Bahan Makanan


2. Prinsip Penyimpanan Bahan Makanan
3. Prinsip Pengolahan Makanan
4. Prinsip Pengangkutan Makanan
5. Prinsip Penyimpanan Makanan
6. Prinsip Penyajian Makanan
7. Tingkat kematangan yang sesuai (untuk bahan sayur
dan buah)
8. Bebas dari pencemaran pada tahapan proses
selanjutnya
9. Bebas dari perubahan fisik/kimia akibat faktor luar
10. Bebas dari mikroba dan parasit penyebab penyakit
Penyebab kerusakan bahan makanan
hasil pertanian, diantaranya :
1.Mikrobiologis
2.Mekanis
3.Fisiologis dan Biologis
4.Fisik
5.Kimiawi
Prinsip Pengolahan makanan

1. Prinsip pengolahan makanan terdiri dari :


 Penjamah Makanan (food handler) adalah
orang yang terlibat selama proses memasak
makanan.
2. Cara Pengolahan terdiri dari :
 Alat dan tempat sebaiknya harus bersih
 Bahan-bahan yang digunakan harus lah bahan
yang masih bagus untuk bahan sayur dan
buah, perhatikan kebersihan saat mencucinya
3. Peralatan
 Yang terbuat dari besi jangan berkarat
 Air harus cukup
 Pisah antara dapur basah dan kering
Prinsip penyimpanan makanan
Prinsip Penyimpanan Bahan Makanan
dalam menyimpan bahan makanan seharusnya
dipisah antar bahan makanan yang mudah
rusak dan tidak mudah mudah rusak..
Yang perlu diperhatikan dalam
penyimpanan bahan makanan:
 Suhu penyimpanan yang baik
 Peralatan penyimpanan
Prinsip Penyajian makanan
Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari
hygiene dan sanitasi makanan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penyajian makanan sesuai dengan prinsip hygiene
dan sanitasi makanan adalah sebagai berikut :
oPrinsip wadah
oPrinsip kadar air
oPrinsip edible part
oPrinsip Pemisahan
oPrinsip Panas
oPrinsip alat bersih
oPrinsip handling
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SANITASI MAKANAN

1. Faktor Makanan :
Sumber bahan makanan
Pengangkutan Bahan Makanan
2. Faktor Manusia
3. Faktor Perawatan
KONTAMINASI MAKANAN

1. Pencemara secara biologis meliputi:


Staphylococcus aureus
Escherichia coli
Salmonella
Streptococcus
Listeria monocytogenes
Clostridium perfringens
2. Pecermaran makan secara kimia
 bahan kimian yang sering mengkontaminasi
makanan: zinc, insektisida,cadmidium,
antimonium
3. Pengunaan zat aditif
4. Pengunaan bahan makanan secara alamiah
mengandung racun contoh keracunan singkong
karena adanya asam sianida
UPAYA PENCEGAHAN KONTAMINASI MAKANAN

1.Harus ada pemisahan letak penyimpanan bahan baku baru dengan produk
yang selesai diolah.
2.Kamar kecil harus dibangun jauh dari tempat pengelolaan bahan pangan dan
harus dilengkapi dengan alat-alat pencuci tangan dengan sabun disinfektan.
3.Lantai, dinding, meja harus dari bahan yang mudah dibersihkan, berventilasi,
penerangan baik, atap dan dinding yang bersih.
4.Suhu penyimpanan bahan makananyang baik adalah di bawah 4 derajat Celsius
atau di atas 60 derajat Celsius.
5.Bahan pangan yang mudah rusak, seperti buah, sayur, dan bahan pangan segar
harus dimasukkan ke dalam lemari es. Bahan pangan segar (daging, ayam, dll)
harus ditaruh di-freezer. Sayur dan buah cukup di dalam kulkas.
6.Makanan yang telah diolah sebaiknya langsung dimakan dalam waktu 1-2 jam
setelah dimasak.
7.Bahan-bahan yang telah dibekukan harus segera dimasak setelah dicairkan
(thawing) dan jangan dibiarkan dalam keadaan cair untuk jangka waktu yang
lama.
8.Jangan beli makanan atau minuman kemasan yang kemasan sudah agak
bonyok, bengkak atau sekedar terbuka.
PERATURAN UNDANG-UNDANG
MENGENAI MAKANAN

Perundang-undangan yang mengatur


penyehatan makanan (kebijakan atau
ketentuan) dalam undang-undang Republik
Indonesia no. 18 tahun 2012 tentang
pangan :
Keamanan Pangan Pasal 67
Cara penilaian parameter makanan
subjektif
Objektif
Apa Itu “Tanah”?
 Pengertian (bahasa Yunani) adalah bagian kerak bumi
yang tersusun dari mineral dan bahan organik
 Parameter Tanah adalah ukuran atau acuan untuk
mengetahui atau menilai hasil suatu proses
perubahan yang terjadi dalam tanah sebagai medium
pertumbuhan tanaman
 Kualitas Tanah meliputi kualitas tanah secara fisika,
kimia dan biologi
Tekstur Tanah

Struktur Tanah dan Angregat Tanah

Retensi Air Tanah

Kerapatan Limbak (Bulk Density) Tanah

Kerapatan Partikel (Particle Density) Tanah

Ruang Pori Total

Permeabilitas Tanah

Penetrasi Tanah

Gambut
Tekstur Tanah
 Menurut Hardjowigeno(2007), kelas
tekstur tanah menunjukkan perbandingan
butir-butir pasir (0,005—2 mm), debu
(0,002─0,005 mm), dan liat (< 0,002 mm)
di dalam fraksi tanah halus. Tekstur
menentukan tata air, tata udara, kemudahan
pengelolaan, dan struktur tanah.
Struktur Tanah dan Angregat Tanah
 Struktur tanah merupakan suatu sifat
yang penting bagi tanah, karena dapat
berpengaruh tidak hanya terhadap keadaan
fisika, tetapi juga terhadap ketersediaan
zat-zat hara bagi tanaman.
Struktur Tanah dan Angregat Tanah

 . Klasifikasi struktur tanah


a) Klasifikasi menurut bentuk struktur :
b) Klasifikasi menurut kemantapan
c) Klasifikasi menurut ukuran pori
d) Faktor yang mempengaruhi pembentukan agregat
Retensi Air Tanah
 Retensi air tanah atau kelengasan tanah
adalah keadaan yang memberikan volume
air (cairan) yang tertahan di dalam pori-pori
sistem tanah sebagai akibat adanya
hubungan antara massa air dengan jarah
tanah (adesi) dan sesama massa tanah
(kohesi).
Kerapatan Limbak (Bulk Density)
Tanah

 Kerapatan limbak atau Bulk density adalah


perbandingan berat tanah kering dengan
satuan volume tanah yang termasuk volume
pori-pori tanah. Kerapatan isi atau limbak
adalah bobot kering suatu isi tanah dalam
keadaan utuh yang dinyatakan dalam g/cm3.
Kerapatan Partikel (Particle Density) Tanah

 atau Particle density didefinisikan sebagai


berat tanah kering persatuan volume partikel-
partikel (padat) tanah (jadi tidak termasuk pori
tanah).
 Faktor-faktor yang mempengaruhi particle
density yaitu kadar air, tekstur tanah, struktur
tanah, bahan organik, dan topografi.
Ruang Pori Total
 Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang
kosong) yang dapat ditempati oleh udara dan air,
serta merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi
tanah.
 Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori
kasar (makro) dan pori-pori halus (mikro). Pori-pori
kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah
hilang karena gaya gravitasi), sedangkan pori-pori
halus berisi air kapiler atau udara.
Permeabilitas Tanah
 Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk
meneruskan air atau udara. Permeabilitas tanah biasanya
diukur dengan istilah kecepatan air yang mengalir dalam
waktu tertentu yang ditetapkan dalam satuan cm/jam
(Hakim et al. 1986).
 permeabilitas akan meningkat bila:
a) agregasi butir-butir tanah menjadi remah,
b) adanya bahan organik,
c) terdapat saluran bekas lubang yang terdekomposisi,
d) dan porositas tanah yang tinggi.
Penetrasi Tanah
 Penetrasi tanah merupakan refleksi atau gambaran dari
kemampuan akar tanaman menembus tanah. Masuknya akar
tanaman ke dalam tanah tergantung dari:
a) kemampuan akar tanaman itu sendiri,
b) sifat-sifat fisik tanah seperti struktur, tekstur dan kepadatan tanah,
retakan-retakan yang ada di dalam tanah, dan kandungan bahan
organik tanah,
c) kondisi kelembapan tanah

Gambut
Berdasarkan tingkat kematangannya gambut dibedakan menjadi:
1. Gambut saprik (matang) adalah gambut yang sudah melapuk
lanjut dan bahan aslinya tidakdikenali, bewarna coklat tua sampai
hitam, dan bila diremas kandungan seratnya <15 %.
2. Gambut hemik (setengah matang) adalah gambut setengah lapuk,
sebagian bahan asalnya masih bisa dikenali, bewarna coklat, dan
bila diremas bahan seratnya 15 75%.
3. Gambut fibrik (mentah) adalah gambut yang belum melapuk,
bahan asalnya masih bisa dikenali berwarna coklat, dan bila
diremas > 75 % seratnya masih tersisa (Utami, 2009).
Gambut

 Berdasarkan tingkat kesuburannya, gambut dibedakan menjadi:


1. Gambut eutrofik adalah gambut yang subur yang kaya akan
bahan mineral dan basa-basa sertaunsur hara lainnya. Gambut
yang relative subur biasanya adalah gambut yang tipis dan
dipengaruhi oleh sedimen sungai atau laut.
2. Gambut mesotrofik adalah gambutyang agak subur karena
memiliki kandungan mineral dan basa-basa sedang.
3. Gambut oligotrofik adalah gambut yang tidak subur karena miskin
hara dan basa-basa. Bagian kubah gambut dan gambut tebal yang
jauh dari pengaruh lumpur sungai biasanya tergolong gambut
oligotrofik (Manulu, 20011).
Gambut
 Berdasarkan lingkungan pembentukannya, gambut dibedakan atas:
1. Gambut ombrogen yaitu gambut yang terbentuk pada lingkungan
yang hanya dipengaruhi oleh air hujan.
2. Gambut topogen yaitu gambut yang terbentuk di lingkungan
yangmendapat pengayaan air pasang. Sehingga gambut topogen
akan lebih kaya mineral dan lebih subur dibandingkan dengan
gambut ombrogen (Utomo, 2008).
 Berdasarkan kedalamannya gambut dibedakan menjadi:
1. Gambut dangkal (50 100 cm),
2. Gambut sedang (100 200 cm),
3. Gambut dalam (200 300 cm),
4. Gambut sangat dalam (> 300 cm) (Sani, 2011).
Gambut
 Berdasarkan proses dan lokasi pembentukannya, gambut dibagi
menjadi:
1. Gambut pantai adalah gambut yang terbentuk dekat pantai laut
dan mendapat pengayaan mineral dari air laut.
2. Gambut pedalaman adalah gambut yang terbentuk di daerah yang
tidak dipengaruhi oleh pasang surut air laut tetapi hanya oleh air
hujan.
3. Gambut transisi adalah gambut yang terbentuk di antara kedua
wilayah tersebut, yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh
air pasang laut (Manalu, 2011).
Gambut

 Karakteristik Gambut
umumnya mempunyai tingkat keasaman yang
relatif tingggi dengan kisaran pH 3. Semakin tebal
gambut, basa basa yang dikandungnya semakin
rendah dan reaksi tanah semakin masam.
Keasaman (pH)

Nitrogen

Bahan Organik

Phosfor

Kalium
Kalsium

Magnesium

Rasio C/N
Keasaman (pH)
 Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi
ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin
tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin
masam tanah tersebut.
 Di Indonesia pH tanah umumnya berkisar
antara 3 – 9, pada daerah rawa dan gambut
pH dibawah 3, sedangkan pada derah pantai
pH tanah dapat mencapai 9 dikarenakan
tinggi natrium.
Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur
mutlak yang harus ada dalam
tanah dan dibutuhkan dalam
jumlah banyak.
Bahan Organik

 Tanah memiliki kandungan bahan organik


tinggi artinya struktur tanahnya baik,
menambah kondisi kehidupan di dalam
tanah karena organisme dalam tanah
memanfaatkan bahan organik sebagai
makanan.
Phosfor
 Phosfor berguna untuk merangsang
pertumbuhan akar. Phosfor juga berfungsi
sebagai bahan mentah untuk
pembentukkan protein tertentu, membantu
asimilasi, memeprcepat bunga, pemasakan
biji dan buah. Tanah yang kadar phosfor
nya sedikit akan jelek akibatnya bagi
tanaman pada saat berbuah.
Kalium
 Kalium merupakan sumber
kekuatan bagi tanaman dalam
menghadapi kekeringan dan
penyakit.
Kalsium
 Kalsium berperan merangsang
pembentukan bulu-bulu akar,
mengeraskan batang dan merangsang
pembentukan biji dan apabila tanah
dengan kandungan Kalsium rendah
maka daun mudah mengalami
klorosis.
Magnesium
 Tanah dengan kandungan Mg yang rendah
menyebabkan daun tua mengalami klorosis
dan tampak bercak-bercak coklat. Daun
yang semula hijau segar menjadi
kekuningan. Daun akan mengering dan
kerap kali langsung mati.
Rasio C/N
 Laju dekomposisi sisa tanaman sangat
dipengaruhi oleh kandungan nitrogen dalam
jaringan tanaman dimana senyawa protein
yang kaya nitrogen akan mudah
terdekomposisi.
Mikroorganisme Tanah

Bakteri
Mikroorganisme Tanah

 Populasi mikrobiologis tanah terbagi dalam tiga golonggan besar,


 yaitu:
1. Autochthonous: golongan ini dapat dikatakan sebagai mikroba
setempat atau pribumi pada tanah tertentu,
2. Mikroba zimogenik: golongan mikroba yang berkembang di bawah
pengaruh perlakuan perlakuan khusus pada tanah, seperti
penambahan bahan bahan organik, pemupukan.
3. Mikroba transient (penetap sementara): terdiri dari organisme
organisme yang ditambahkan ke dalam tanah,
Bakteri
 Bakteri adalah mikroorganisme bersel
tunggal dengan konfigurasi selular
prokariotik yang khas, uniseluler dan
tidak mengandung struktur yang
terbatasi membran di dalam sitoplasmanya.
Bakteri
 Pertumbuhan bakteri yang terkontrol akan melewati
empat fase yang berbeda.
1. Fase lag adalah fase pertumbuhan lambat
2. Fase log (fase logaritmik) ditandai dengan
pertumbuhan yang sangat cepat secara
eksponensial.
3. Fase stasioner, fase ini ditandai dengan habisnya
nutrisi yang tersedia
4. Fase penurunan dimana kecepatan kematian
meningkat sampai mencapai tingkat yang tetap,
(Nurza, 2009).
Bakteri
 Pembagian Bakteri
1. Bakteri memperlihatkan keragaman yang luas
dalam hal respon terhadap oksigen bebas, dan atas
dasar ini maka bakteri dibagi menjadi empat
kelompok
2. aerobik (organisme yang membutuhkan oksigen),
3. anaerobik (tumbuh tanpa oksigen molekular),
4. anaerobik fakultatif (tumbuh pada keadaan
aerobik dan anaerobik),
5. mikroaerofilik (tumbuh terbalik bila ada sedikit
Macam-macam Bahan Pencemar Tanah
 Sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi
sumber pencemar yang berasal dari :
1. Sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah rumah sakit.
2. Gunung berapi yang meletus/kendaraan bermotor.
3. Limbah industry.
4. Limbah reaktor atom/PLTN
Macam-macam Bahan Pencemar Tanah
 Komponen Bahan Pencemar Tanah antara lain berupa :
1. Senyawa organik yang dapat membusuk
2. Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan/ diuraikan oleh mikroorganisme .
3. Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari
percobaan lain yang menggunakan atau menghasikan zat
radioaktif.
4. Detergen yang bersifat non biodegradable (secara alami sulit
diuraikan) , Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya pestisida.
Proses Pencemaran Tanah Secara Langsung

Pencemaran tidak langsung

Kecepatan penyerapan zat pencemar ke dalam tanah

Faktor-faktor yang memengaruhi tercemarnya air tanah

Transport Kontaminan : proses fisik

Variabel berpengaruh pada partisi zat di tanah

Transport Kontaminan : Non- Idealized

Transport Kontaminan : Proses Kimia-Biologi


KUALITAS TANAH YANG TERCEMAR
1. Tanah tidak subur
2. PH dibawah 6 (asam)/ ph diatas 8 (basa)
3. Berbau busuk
4. Kering
5. Mengandung logam berat
6. Mengandung sampah anorganik
7. Meningkatnya salinitas tanah
Dampak Pencemaran Tanah bagi Makhluk Hidup

1. Menimbulkan kerugian karena tumbuhan yang ditanam tidak membuahkan


hasil.
2. Menyebabkan keracunan
3. Menyebabkan asma karena tanah yang tandus menghasilkan banyak debu
4. Diare dan sakit perut
5. Sakit kepala
6. Mikroorganisme mati
7. Bersifat karsinogenik
8. Kerusakan otak
9. Merusak ginjal
10. Leukimia
11. Keracunan Hati
12. Syaraf otot terganggu,dll.
Dampak Pencemaran Tanah bagi Lingkungan dan
Umum

1. Kesuburan tanah menjadi menurun


2. Menurunnya produktivitas
3. Kehilangan Nutrisi
4. Erosi Tanah
5. Keseimbangan ekosistem terganggu
6. Mengubah struktur tanah
7. Penguraian di dalam tanah terganggu,dll.
Penanganan Tanah yang Tercemar

1.Pemisahan sampah
2.Menerapkan prinsip daur ulang
3.Hindari pestisida dan zat kimia
4.Pengolahan limbah
5.Membuat saluran pembuangan limbah
6.Menggunakan plastik organik
ALAT UKUR PARAMETER TANAH
1. Alat ukur kesuburan tanah
2. Alat ukur kelembapan tanah
3. Kerapatan Butir Tanah (BJ)
4. pH Colorimetris Tanah
5. Formula Haversine

Anda mungkin juga menyukai