Anda di halaman 1dari 14

DASAR HUKUM

UMUM

PENGELOLAAN
PENGAMBILAN
SAMPEL

PARAMETER /
ALAT UKUR /
METODE PENG./
BAKU MUTU
AIR
PP 82/2001
PERMENKES 492/2010
PERMENLH 1/2010 Tata Laksana Pengendalian Pencemar Air
KEPMENLH 5/2014 Baku Mutu Air Limbah
KEPMENLH 51/95 Baku Mutu Limbah Cair Industri
KEPMENLH 110/2003 Pedoman Penetapan Daya Tampung dan Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air
KEPMENLH 111/2003 Pedoman Mengenai Syarat dan Tatacara Perizinan Serta Pedoman Pembuangan Air Limbah ke Air
KEPMENLH 112/2003 Baku Mutu Limbah Cair Domestik
KEPMENLH 142/2003 Perubahan KEPMENLH 111/2003

Kegunaan Air berdasarkan Kelas


Kelas I = Air baku untuk air minum (PP 82/2001)
Kelas II = Rekreasi, Perikanan, Peternakan, Pengairan, Pertamanan
Kelas III = Perikanan, Peternakan, Pengairan, Pertamanan
Kelas IV = Pertamanan

Isu Global
Merkuri = di Minamata 1953-1960, merkuri teradsorpsi dari sistem pencernaan sampai 100%
DDT = insektisida yg dibuat pertama kali, terakumulasi dlm rantai makanan (biomagnifikasi)
Cadmium = di Jepang, menyebabkan pelunakan tulang punggung, sumber dr pertambangan seng/timah hitam
Skema Pengolahan Air Minum
Intake = Bagunan penangkap air
Prasedimentasi = Mengendapkan partikel secara gravitasi
Koagulasi = Penambahan koagulan Al2(SO4)3x, pengadukan cepat
Flokulasi = Pembentukan flok, pengadukan lambat
Sedimentasi = Mengendapkan partikel flokulen
Filtrasi = Penyaringan menggunakan antrasit
Desinfeksi = Pembubuhan desinfektan/chlorin

Skema Pengolahan Air Limbah


Preliminary Treatment
- Screening (menyisihkan benda berukuran besar)
- Comminitor (menghacrukan padatan menjadi 6-10 mm)
- Grid (menyisihkan pasir, batu, material kasar)
- Tangki equalisasi (menyeragamkan debit)

Primmary Treatment
- Sedimentasi (Menyisihkan padatan secara gravitasi)
- Tangki Imhoff (Menurunkan kebutuhan O2, Biokimia, Suspended solid)
- Flotasi (Memisahkan partikel dengan gelembung udara)
- Kolam aerob (mendegradasi kandungan organik dg menggunakan oksigen)
- Kolam fakultatif (mendegradasi secara aerob dan anaerob)
- Kolam anaerob (mengolah dengan beban organik tinggi
- Kolam maturasi (menguraikan COD dan BOD dari sisa kandungan organik dari kolam fakultatif)

Secondary Treatment
- Lumpur aktif (menggunakan mikroorganisme pengurai yang diaktifkan untuk proses pengolahan)
- Trickling Filter (menggunakan mikroorganisme yg melekat pada media batu/plastik)
- Rotatory Biological Contactor (menggunakan disc yg ditutupi biofilm yg berputar keluar masuk air limbah)

Thirtiery Treatment
- Nitrifikasi-denitrifikasi (menghilangkan senyawa nitrogen)
- Ammonia stripping (menghilangkan senyawa amoniak)
- Presipitasi kimia (menghilangkan logam dan fosfat)
- Logam karbon aktif (menghilangkan bau)
- Koagulasi dan flokulasi (menghilangkan padatan)
- Ion Exchange (menghilangkan logam
- Desinfeksi

Pengolahan Lumpur
Thickning (mereduksi volume lumpur)
Stabilization (menstabilisasi bahan organik dalam lumpur)
Dewatering (Mengurangi kadar air)
Disposal (dibuang ke lingkungan)
Lokasi:
Baseline station / hulu sungai
Impact station / pengaruh kegiatan manusia thd kualitas air
Sumber Pencemar

Titik Sampling:
Sungai, waduk, air tanah tertekan, sumur gali, sumur bor, sumber pencemar setempat / tersebar, lokasi campuran

Fisik:
Temperatur / Termometer /-/ +-3⁰ dari keadaan ilmiah (T tinggi, O2 kecil)
Bau / Sensorik / - / -
Rasa / Sensorik / - / -
Daya Hantar Listrik / Konduktivitimeter / Konduktivitimetri / -(DHL tinggi, mineral tinggi)
Turbidity (kekeruhan) / Spektrovotometer / Nephelometri / 5 NTU (Permen 492/2010)
Warna / - / Visual comparison method / 15 TCU (Permen 492/2010)
TDS (Total Disolved Solid) < 0,45 micron / Neraca / gravimetri / 1000 mg/l (klas I-IV PP 82/01), 500 mg/l (PM 492/10)
TSS (Total Suspended Solid) >0,45 micron / Neraca / gravimetri / 50 mg/l (klas I, II), 400 mg/l (klas III, IV)

Kimia Organik:
PH / Phmeter / Potensiometri / 6-9 (kelas I, II, III), 5-9 (kelas IV), 6.5-8.5 (PM 492/2010)
Alkalinitas (kondisi basa) / PHmeter / Potensiometri / - (Alk Tinggi, PH tinggi, TDS tinggi)
Asiditas (kondisi asam) / Alat titrasi / Titrasi Asam-Basa / -
Chloride / - / Argentometri cara Mhor / 600 mg/l (klas I), 250 mg/l (PM 492/10)
DO (Dissolved Oxygen)/ Alat titrasi / Titrasi Asam-Basa / minimal 6,4,3,0 mg/l (berurutan klas I-IV)
BOD (Biochemical Oxygen Demand) / Alat Titrasi / Titrasi Winkler / 2,3,6,12 mg/l (berurutan klas I-IV)
COD (Chemical Oxygen Demand) / Alat Titrasi / Titrasi Winkler / 10,20,25,100 mg/l (berurutan klas I-IV)
UDARA
PP 41/1999 PPPU
SNI 19.7119.6.2005 Lokasi Pemantauan Udara Ambien
SNI 19.7119.9.2005 Lokasi Pemantauan Kualitas Udara Roadside
SNI 19.7117.2.2005 Penentuan Lokasi …. Emisi Sumber Tidak bergerak
SNI 09.7118.1.2005 Penentuan Lokasi …. Emisi Sumber bergerak
SNI 09.7118.2.2005 Penentuan Lokasi …. Emisi Sumber bergerak
SNI 09.7118.3.2005 Penentuan Lokasi …. Emisi Sumber bergerak
KepMenLH 45/1997 ISPU
KepMenLH 13/1995 Baku Mutu Sumber Emisi Tdk Bergerak
KepmenLH 141/2003 Ambang batas gas bermotor type baru
KepMenLH 48/1996 Bising
KepMenLH 49/1996 Getaran
KepMenLH 48/1996 Bau
Isu Regional dan Global
Hujan Asam= Penyebab H2SO4 & HNO3, wet deposition (hujan asam), dry dep. (partikel asam)
Global Warming / Climate Change = Penyebab: gas rumah kaca CO2, CH4, N2O, CFC
Penipisan Ozon = Penyebab: Gas CFC, Halons, Metil Bromida, Metil Chloroform, Carbon tetrachloride

ISPU (Index Standar Pencemaran Udara)


- Parameter = PM10, CO, SO2, NO2, O3

Partikulat:
Graviti settler = menghilangkan partikel berukuran besar (ef. Rendah)
Cyclone = dg gaya sentrifugal (efisiensi rendah)
Fabric Filter = menggunakan filter (ef. Tinggi)
Electrostatic Presipitator = gaya electrostatic melalui presipitasi (ef. 99%)
Wet scrubber = pengendali basah (utk partikulat dan gas)

Gas:
Adsopsion unit = memindahkan polutan dari udara ke permukaan adsorben
Absoption unit = memindahkan polutan dari udara ke permukaan ke dlm cairan absorben
Insenerator / Combustor = menyisihkan polutan organik yg mudah menguap
Condensor = dengan cara menaikkan tekan atau menurunkan temperatur, atau keduanya

Bising:
Sumber = perawatan/pemilihan mesin
Transmisi = barier, insulation wall / peredam suara
Penerima = Earplug, earmuff

Bau:
Karbon Aktif
Partikulat:
Impaksi = Gas/udara yg mengandung partikulat melalui nozle dg laju ttt ke permukaan pengumpul
Filtrasi = Partikulat ditahan pada permukaan filter dg porositas ttt

Gas:
Absorpsi = pengumpulan gas pencemar terabsorpsi atau bereaksi dengan larutan absorban
Adsorpsi = kemampuan gas pada permukaan padat pada absorben (cth: karbon aktif)
Evacuated = menggunakan alat penampung gas berupa botol yg inert yg telah divakumkan

Partikulat:
SO2 (Sulfur)/ Spektrofotometer / Pararosanilin / 0.01 ppm
CO (Karbonmonoksida) / NDIR Analyzer / NDIR / 20 ppm
Nox (Nitrat, Nitrit, dll) / Spektrofotometer / Saltzman / 0.05 ppm
O3 (Ozon) / Spektrofotometer / Chemiluminescent / 0.1 ppm
HC (Hidrokarbon) / Gas kromatografi / flame ionization / 0.24 ppm
Debu / Cannister / Gravimetri / 0.26 mg/m3
Pb (Timbal) / AAS / Pengabuan / 0.06 mg/m3
TSP (Total Parikulat) / Hi Vol / Gravimetri / 230 micon/nm3
PM10 / Hi Vol / Gravimetri / 150 micon/nm3
PM2.5 / Hi Vol / Gravimetri / 65 micon/nm3

Gas dan Kebauan:


NH3 (Ammonia) / Spektrofotometer / Indofenol / 2 ppm
CH3SH (Metil Merkaptan) / Gas kromatografi / Absorpsi / 0.002 ppm
H2S / Spektrofotometer / Mercury Tiosonat / 0.02 ppm
(CH3)2S (Metil sulfida) / Gas kromatografi / Absorpsi / 0.01 ppm
Stirena / Gas kromatografi / Absorpsi / 0.1 ppm

Kebisingan
Bising / Sound Level Meter / selama 10 menit, pembacaan tiap 5 mnt
Siang Hari 06.00-22.00, Malam 22.00-06.00
Perumahan, Sekolah, RS, tempat ibadah 55 dB
Perdagangan, Industri 70 dB
Perkantoran 65 dB
SAMPAH
UU 18/2008 Pengelolaan Sampah
PP 81/2012 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan sejenisnya
SNI 19.3964.1.1994 Metode pengambilan dan pengukuran dan komposisi sampah kota
PerMen PU 21/2006 Kebijakan dan strategi nasional pengembangan sistem pengelolaan sampah
SNI.19.2454.1991 Tatacara pengelolaan teknik sampah kota
SNI 19.2454.2002 Tatacara teknik operasional pengeloaan sampah
SNI 03.3424.1994 Tatacara Pengeloaan sampah di pemukiman
SNI 03.3421.1994 Tatacara pemilihan lokasi TPA

Tingkat Pelayanan:
60% dari jumlah penduduk kota
75% dari jumlah sampah yg ada

Daerah Pelayanan:
Kondisi I: Pel. intensif (jln protokol, puskot, pemukiman tdk teratur & komersil)
Kondisi II: Pelayanan menengah (pemukiman teratur)
Kondisi III: Pelayanan rendah (pinggiran kota)
Kondisi IV: Tanpa pelayanan (tdk terjangkau truk sampah)

Aspek Teknis:
Pewadahan: di sumber
Pengumpulan
Pemindahan: dari sarana pengumpul ke TPST
Pengangkutan: HCS (wadah angkut bisa dibawa ke TPA), SCS (tetap)
Pengolahan dan Daur Ulang
Pembuangan Akhir Sampah

Aspek non Teknis:


Organisasi
Peraturan
Pembiayaan
Partisipasi Masyarakat

TPA
Metode Pembuangan Akhir
- Controled Landfill: sampah ditutup dg lapiran tanah secara periodik 3-7 hari
- Sanitary Landfill: penutupan sampah dilakukan setiap hari

Jarak TPA ke Badan Air: >100 m


Jarak TPA ke Perumahan setempat >500 m
ke Airport pesawat propeler >1500 m
ke Airport pesawat jet >3000 m
Muka Air tanah >4 m
Jenis Tanah lempung
Rasio tanah penutup dengan sampah 1:5 s.d 1:10
Tanah penutup harian 15-20 cm
Tanah penutup akhir 50-100

Analisis timbulan sampah:


- Analisis perhitungan = menghitung vol sampah yg diangkut truk ke TPA
- Analisis berat = menimbang truk yg mengangkut sampah dikurang berat truk
- Analisis keseimbangan material = menentukan keseimbangan material di setiap sumber

% Komposisi sampah = (berat komponen/berat total) x100%

Berat jenis = massa/vol


Ukuran dan distribusi= recovery material
Field capacity= jumlah kelembaban yg dpt ditahan dlm sampah
Permeabilitas = mengetahui gerakan cairan dan gas dlm landfill

Proximate analysis
- Kadar air sampah (dipanaskan suhu 105 C selama 2 jam)
- Kadar volatil (% kehilangan berat, suhu 550 C)
- Kadar fixed carbon (sisa zat organik, suhu 950 C)
- Kadar abu (jumlah total sisa pembakaran)

Ultimate analysis
Mengukur C, N, O, H, S
Rasio C/N 25-50 utk design kompos

Kandungan Energi
- Kalorimeter
- Bomb kalorimeter
- Perhitungan

Nilai Kalor
- Air dry basic (sampel kering udara)
- Dry basic (pengeringan sampel dg oven)
- As received (nilai sample asli)

Karakteristik biologi
- Biodegradibilitas sampah organik
- Bau (dipengaruhi oleh iklim dan biodegradasi)
B3
PP 101/2014 Limbah B3
UU 32/2009 Perlindungan dan pengelolaaan LH
PP 27/2012 Izin Lingkungan
Permen LH 18/2009 Tatacara Perizinan LB3
KepKa Bapedal 1/1995 Tatacara dan persyaratan teknik penyimpanan dan pengumpulan lb3
PermenLH 14/2013 Simbol dan label LB3
KepDirjen HubDat 725/2014 Penyelenggaraan pengangkutan B3 di Jalan
KepKa Bapedal 2/1995 Dokumen B3
PermenLH 2/2008 Pemanfaatan LB3
KepKa Bapedal 3/1995 Persyaratan teknis pengelolaan B3
PermenLH 63/2016 Persyaratan Tatacara Penimbunan LB3
KepKa Bapedal 2/1998 Tata laksana pengawasan, pengelolaan LB3 di daerah

LB3 = Kategori I (Akut), II (Kronis)


Karakteristik = mudah meledak, menyala, reaktif, infeksius, korosif, beracun

Penyimpanan:
- Masa berlaku izin 5 tahun: diterbitkan oleh Bupati / Walkot
- Fasilitas: bangunan, tangki, silo, penumpukan limbah, waste inpoundment
- Lokasi: bebas banjir, bisa direkayasa teknologi
- Pengemasan: dilekati label dan simbol B3
- Waktu:
>50 kg/hari = 90 hari
<50 kg/hari, Kat. I = 180 hari
<50 kg/hari, Kat. II, sumber tdk spesifik & spesifik umum = 365 hari
Kat. II, spesifik khusus = 365 hari
- Pelaporan: 1x3 bulan kpd Bupati / Walkot

Pengumpulan:
- Masa berlaku izin 5 th
- Lokasi: sesuai RTRW, bebas banjir 100 tahunan, 1 jenis limbah 1 bangunan

Pemanfaatan:
- Masa berlaku 5 th
- Utk subtitusi bahan baku, sumber energi, bahan baku

Pengangkutan:
- Masa berlaku 5 th
- Alat angkut Kat. I= tertutup, Kat. II= Terbuka
- Wajib memiliki rekom pengangkutan LB3 dari KemenLH
- Wajib disertai manifest

Pengolahan:
- Masa berlaku izin 5 th
- Cara Termal / Insenerator
- Stabilisasi dan Solidifikasi

Penimbunan:
- Masa berlaku izin 10 tahun:

TCLP = penetapan kategori limbah, baku mutu pengolahan sebelum LB3 ditempatkan di landfill
Penetapan angka TCLP:
- TCLP A: dikali 300 dari baku mutu air minum (BMAM), LB3 Kat. Bahaya A
- TCLP B: x500 dr BMAM, LB3 Kat. Bahaya B
- TCLP C: x20 dr BMAM, digunakan sbg batas bawah utk penetapan BM Pengolahan limbah sblm landfill

LD50 = 50% hewan uji mati, selama 7 hari (hewan uji mencit)

Uji Subkronis = selama 90 hari (mencit), pengamatan thd akumulasi biokonsentrasi studi perilaku dan histopatologis
sblm landfill

rilaku dan histopatologis

Anda mungkin juga menyukai