Anda di halaman 1dari 154

PARAMETER

KUALITAS
LINGKUNGAN

Laily Khairiyati
Bagian Kesehatan Lingkungan
PSKM FK Unlam
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Tujuan Instruksional Umum
Mampu menjelaskan tentang parameter kualitas
lingkungan

Tujuan Instruksional Khusus


a.Parameter primer dan parameter sekunder
b.Parameter kunci
c.Sumber-sumber pencemaran
d.Indikator pencemaran lingkungan
e.Bioindikator
Parameter Primer dan Parameter Sekunder

• Parameter primer --> senyawa kimia yang masuk ke


lingkungan tanpa adanya interaksi dengan senyawa lain.
• Misal: pestisida atau logam berat.

• Parameter sekunder --> parameter yang terbentuk


akibat adanya interaksi, transformasi, atau reaksi kimia
antar parameter primer menjadi senyawa lain.
• Misal:
- pembentukan hujan asam, yang merubah sulfur
dioksida (SO2) diudara menjadi asam sulfat (H2SO4)
karena adanya uap air (H2O) di atmosfir.
- pembentukan ozon (O3) dari oksida nitrogen (NOx)
akibat sinar ultra violet yang cukup dari sinar matahari.
Parameter Kunci
• Parameter kunci adalah parameter lingkungan yang
dapat mewakili kondisi kualitas lingkungan.
• Contoh: parameter kunci untuk mengetahui kualitas air
limbah adalah;
 suhu (oC)
 daya hantar listrik (DHL)
 derajat keasaman (pH)
 oksigen terlarut (DO)
 kebutuhan oksigen secara kimiawi (COD)
 kebutuhan oksigen secara biokimia (BOD)
 senyawa anion dan kation yang dominan.
• parameter yang harus diuji dalam pengujian kualitas air
minum akan berbeda dengan pengujian air limbah.

• Pada saat melakukan pengambilan sampel air sungai,


maka hal-hal yang perlu diukur di tempat pengambilan
sampel (in situ) adalah pH, suhu, DO, DHL, kekeruhan,
debit serta cuaca dan kondisi setempat.

• Pengukuran parameter lapangan tsb sedapat mungkin


langsung diukur di dalam badan air, namun apabila tidak
memungkinkan, dapat diukur dalam wadah yang sesuai
dalam waktu yang sesegera mungkin.

• Pengambilan sampel udara ambien (in situ) tdd:


kecepatan angin, arah angin, suhu, dan kelembaban
serta kecepatan alir pompa penghisap udara.
Sumber-sumber Pencemaran

• Berdasarkan sifat zat pencemar (polutan),


pencemaran lingkungan dapat dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.Pencemaran kimiawi, ex: berbagai jenis
logam berat
2.Pencemaran fisik, ex: zat cair, padat dan
gas
3.Pencemaran biologis, ex: disebabkan MO
Lanjutan..

• Sumber pencemaran lingkungan:


1)Aktivitas atau proses alam.
2)Hasil samping kegiatan manusia, spt:
faktor Industrialisasi, faktor urbanisasi,
Perkembangan/pertumbuhan penduduk
yang pesat, faktor cara hidup, dan faktor
perkembangan ekonomi.
• Selain itu pencemaran lingkungan akibat
kegiatan rumah tangga dan perorangan
sehingga menghasilkan limbah organik dan
anorganik.
• Limbah organik berasal dari sisa sayuran dan
makanan lainnya yang tidak termakan (padat),
sedangkan limbah cair dari air bekas mencuci/
deterjen--> eutrofikasi
• Limbah anorganik biasanya berupa plastik dan
kaleng yang berasal dari pembungkus makanan
Indikator Pencemaran Lingkungan

• Indikator Pencemar Air:


a)Adanya perubahan rasa, bau, dan warna
air dan suhu --> indikator fisik
b)Perubahan pH atau konsentrasi ion
hidrogen, endapan, koloidal dan bahan
terlarut, BOD, COD --> indikator kimia
c)Adanya mikroorganisme --> indikator
biologi
d)Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan
(mis peluruhan Uranium, radium) -->
indikator radioaktif
• COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan
agar bahan buangan yang ada di dalam air
dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Kalium
Bichromat (K2Cr2O7) digunakan sebagai
sumber oksigen dalam reaksi tersebut.

• Makin banyak jumlah Kalium Bichromat yang


dipakai pada reaksi oksidasi, berarti makin
banyak oksigen yang diperlukan. Ini
menunjukkan bahwa air lingkungan makin
banyak tercemar oleh bahan buangan organik.
• BOD adalah jumlah oksigen yang
diperlukan oleh mikroorganisme di dalam
air lingkungan untuk mendegradasi bahan
buangan organik yang ada di dalam air
lingkungan tersebut.
• Sehingga makin besar kadar BOD nya,
maka merupakan indikasi bahwa perairan
tersebut telah tercemar.
Indikator Pencemar Udara
1. Gas Sulfur Dioksida
Gas sulfur dioksida merupakan gas pencemar diudara
yang konsentrasinya paling tinggi di daerah kawasan
industri dan daerah perkotaan. Gas ini dihasilkan dari
sisa-sisa pembakaran batubara dan bahan bakar
minyak.

2. Indeks Asap
Cara penggunaan indeks asap (smoke atau sciling index),
yaitu : sampel udara disaring dengan sejenis kertas
(paper tape) dan diukur densitasnya dengan alat
fotoelektrik meter. Hasil pengukuran dinyatakan dalam
satuan Coh Units per 1000 linear feet dari sampel
udara. Indeks asap bergantung pada perubahan iklim.
Indikator pencemar udara
3. Partikel Debu
Partikel-partikel debu dan arang dari hasil pembakaran sampah dan
industri merupakan salah satu indikator yang dipergunakan untuk
mengukur derajat pencemaran udara. Hasil pengukuran dinyatakan
dalam satuan milligram atau mikrogram partikel per meter kubik udara.
Cth: PM10, PM2,5

4. Parameter Lain Indikator Pencemaran Udara spt : CO, NOx, O3


(oksidan)

5. Timah hitam atau timbal (Pb)


Digunakan sebagai bahan untuk menambah kekuatan dan kecepatan
mobil dan biasanya ditambah ke dalam bahan bakar bensin
Indikator Pencemar Tanah

Menurut macam bahan pencemarnya, pencemaran


tanah dibedakan menjadi:
• Pencemaran kimia : CO2, logam berat (Hg, Pb, As, Cd,
Cr, Ni), bahan radioaktif, pestisida, detergen, minyak,
pupuk anorganik.

• Pencemaran biologi : mikroorganisme seperti


Escherichia coli, Entamoeba coli, Salmonella thyposa.

• Pencemaran fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik,


karet.
indikator pencemaran tanah

• 1.Indikator Fisik : Meliputi pengukuran tentang warna


tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah,
tekstur tanah, dan endapan pada tanah.

• 2.Indikator Kimia: Kandungan senyawa kimia organik,


pH/keasaman, Kadar logam, dan logam berat (Hg, Pb,
As, Cd, Cr, Ni), bahan radioaktif, pestisida, detergen,
minyak, pupuk anorganik.

• 3.Indikator Biologi: Di alam terdapat hewan-hewan,


tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada pula
yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu.
mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba
coli, Salmonella thyposa. Organisme yang tahan akan
tetap hidup.
Bioindikator
• Bioindikator adalah kelompok atau
komunitas organisme yang
keberadaannya dan perilakunya di alam
berhubungan dengan kondisi lingkungan,
apabila terjadi perubahan kualitas maka
akan berpengaruh terhadap keberadaan
dan perilaku organisme tersebut, sehingga
dapat digunakan sebagai penunjuk
kualitas lingkungan (Triadmodjo, 2008).
• Cacing Tubifex (cacing merah/ cacing sutra) merupakan
cacing yang tahan hidup dan bahkan berkembang baik
dilingkungan yang kaya bahan organik, meskipun
species hewan yang lain telah mati.
• Ini berarti keberadaan cacing tersebut dapat dijadikan
indikator adanya pencemaran zat organik.
• Organisme yang dapat dijadikan petunjuk pencemaran
dikenal sebagai indikator biologis.
• Digunakan sebagai pakan ikan khususnya perbenihan
Via-Norton, A. Maher and D. Hoffman. (2002) berdasarkan kualitas perairan,
khususnya perairan tawar, dapat ditemukan spesies indikator sebagai berikut:

Indikator untuk perairan yang berkualitas baik :


a. Kelas serangga
1)Stonefly Nymphs (Order Plecoptera)
2)Common Stonefly Nymph (Family Perlidae)
3)Roach-like Stonefly Nymph (Family Peltoperlidae)
4)Slinder winter Stonefly Nymph (Family Capniidae)
5)Mayfly Nymphs (Order Ephemeroptera)
6)Brush-Legged Mayfly Nymph (Family Oligoneuridae)
7)Flatheaded Mayfly Nymph (Family Heptageniidae)
8)Burrowing Mayfly Nymph (Family Ephemeridae)
9)Caddisfly Larvae (Order Trichoptera)
10)Net-Spinning Caddis Larva (Family Philopotamidae)
11)Fingernet Caddis Larva (Family Philopotamidae)
12)Case-making Caddis Larva (Various Families)
13)Free-living Caddis Larva (Family Ryacophilidae)
14)Dobsonfly (Order Megaloptera, Family Corydalidae)
15)Warter Penny (Order Coleoptera, Family Psephenidae)
16)Riffle Beetle (Order Coleoptera, Family Elmidae)

b. Kelas lain
Gilled Snail (Order Gastropoda, Family Viviparidae)
Indikator untuk perairan berkualitas sedang (moderat) :
a. Kelas Serangga
1)Dragonfly Nymph (Order Odonata, Suborder Anisoptera)
2)Damsefly Nymph (Order Odonata, Suborder Zygoptera)
3)Watersnipe Fly Larvae (Order Diptera, Family Athericidae)
4)Alderfly Larvae (Order Megaloptera, Family Sialidae)
5)Cranefly Larvae (Order Diptera, Family Tipulidae)
6)Beetle Larvae (Order Coleoptera)
7)Whirligig Beetle Larva (Family Gyrinidae)
8)Predaceous Diving Beetle Larva (Family Dytiscidae)
9)Crawling Water Beetle Larva (Family Haliplidae)

b. Kelas lain
1)Scuds (Order Amphipoda, Family Gammaridae)
2)Sowbugs (Order Isopoda, Family Asellidae)
3)Crayfish (Order Decapoda, Family Cambaridae)
Indikator untuk perairan berkualitas buruk:
a. Kelas Serangga
1)Midge Larva (Order Diptera, Family Chironomidae)
2)Blackfly Larva (Order Diptera, Family Simulidae)

b. Kelas lain
1)Pouch Snail (Order Gastropoda, Family Physidae)
2)Planorbid Snail (Order Gastropoda, Family Planorbidae)
3)Leech (Class Hirudinea)
4)Aquatic Worm (Class Oligochaeta)
Tugas
SURVEI MIKROPLASTIK
 Komponen: LDPE (low density polyethilene, polyprophilane, triacontane dll) cek slide
berikutnya utk jenis/ tipe mikroplastik
 Dapat berbentuk granular, fiber, film, fragment, foam  ukuran <5 mm
 Isi laporan singkat:
• Karakteristik mahasiswa sendiri (jenis kelamin, usia, menggunakan produk apa,
frekuensi penggunaan brp kali, bgm kepercayaan thd produk yang ramah lingkungan,
apakah mengetahui ttg mikroplastik)
• Sumber mikroplastik sehari2 yg dipergunakan: (tabel)
1. Produk kecantikan (skincare, pasta gigi, facial/body scrub, lotion, maskara,
deodorant, kuteks, eye shadow, blush powder, dll)  cek produk2
2. Pakaian (nylon, spandex, polyester, acrylic)  cek label baju, celana, kerudung
3. Sumber lain di rumah tangga
• Lihat slide berikutnya ada tabel sebagai panduan data yg diambil oleh individu
(ukuran mikroplastik tdk perlu)
• Lakukan pembahasan dan hubungkan ke jurnal2 terkait sebagai penguatnya
• Laporan singkat 1 minggu (kumpulkan kolektif ke koti)
Microplastics Pollution in Residential Areas
• Apa yang terjadi ?
• Lokasi bencana ?
• Apakah penyebabnya ?
• Bagaimana dampaknya ?
• Upaya penangulangan ?
• Upaya pencegahan ?
• Bagaimana kebijakan/ regulasinya?
• https://m.facebook.com/story.php?story_fb
id=2703263936350836&id=100000017697
553
• https://www.facebook.com/NasDailyBahas
aIndonesia/videos/329182211464895/
TERIMA KASIH
BIOMONITORING
Kemampuan akhir yang diharapkan :
• Mahasiswa mampu menjelaskan tentang biomonitoring

• Materi : BIOMONITORING
1. Uji monitoring biologis
2. Biomonitoring logam
3. Zat organik
4. Limbah cair
5. Pencemar udara
6. Asidifikasi
7. Kesehatan manusia
Apa pengertian monitor-ing ?

Monitor-ing = memantau ?
Pencemaran &
Dampaknya
Baku Mutu Lingkungan = BML ?
Bio indikator

Manusia/
Lingkungan
mahluk hidup
Pencemaran Lingkungan ?
Apa itu pencemaran Lingkungan ?
• Adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan/atau komponen lain kedalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu yang
ditetapkan

(UU No. 32/2009 tentang PPLH Pasal 1 ayat 14)


Dampak pencemaran thd lingkungan,
menyangkut 2 hal dibawah ini ?
daya dukung & daya tampung lingkungan
?

BML
Paparan bahan kimia pd manusia
EFEK  AKUT atau KRONIS ??

Terjadi secara akut atau kronis, tergantung :


1. Sifat Bahan kimia; toksisitas, kadar/konsentrasi/dosis
 berambang atau tidak berambang (toksik, karsinogen)
2. Faktor biologi manusia;
 usia, jenis kelamin, suku/ras, status gizi dll.
Evaluasi dampak pencemaran lingkungan terhadap
kesehatan??

 Compare BML
pertimbangkan acceptable daily intake
(ADI)
 Risk assesment
EVALUASI INFORMASI PENCEMARAN (SIMPUL)
• Dinamika Perubahan Komponen Lingkungan

SUMBER AMBIENT MANUSIA DAMPAK KES


Melalui Media

 Alamiah  Udara Komponen lingk.  Akut


 Penderita  Air berada dalam;  Subklinik
Penyakit  Makanan darah lemak,  Samar
Infeksi  Binatang urine, jaringan dll  Sehat
 Mobil Penular (Seimbang)
 Industri

A B C D
Gambar : Dinamika Perubahan Komponen Lingkungan yang berpotensi memberikan dampak
kesehatan (Achmadi, 1991)
• Informasi simpul-simpul

1) Simpul A
Pengamatan, pengukuran dan pengendalian emisi pencemaran udara (mobil, industri, dll) sumber pencemaran
air (rumah tangga, industri dll) sumber penyakit menular (penderita Thypus, penderita malaria dll) atau
sumber perubahan alamiah, misalnya gunung berapi
2) Simpul B
Pengamatan, pengukuran dan pengendalian bila komponen lingkungan tersebut sudah berada disekitar
manusia, (contoh : komponen konsentrasi pencemaran udara, kadar kandungan residu pestisida dalam sayur-
mayur, bakteri E. Coli dalam air minum, dll)
3) Simpul C
Pengamatan, pengukuran kadar Pb Dalam darah, kadar Merkuri dlm rambut, kadar COHb dalam darah, kadar
DDT dalam lemak tubuh ataupun Plasmodium spp dalam darah, dll
4) Simpul D
Pengamatan, pengukuran dan pengendalian Prevalensi korban keracunan, prevalensi penderita kanker paru
akibat asap rokok, kanker kulit akibat sinar Ultraviolet, ataupun penderita penyakit menular lainnya
Biomonitoring
• Kegiatan biomonitoring dipakai untuk mengevaluasi risiko kesehatan
yang berhubungan dengan bahan polutan  3 jenis :
1. Monitoring ambien ; mengetahui kadar bahan kimia di air,
makanan, udara  risiko kesehatan diprakirakan berdasarkan BML
2. Monitoring biologi dari paparan; pantauan dari penetrasi bahan ke
dalam tubuh dengan efek sistemik yang membahayakan  risiko
kesehatan berdasarkan perbandingan nilai obeservasi parameter
biologi dengan BLV (biological limit value) atau BEI (biological
exposure index)
3. Monitoring biologi dari efek toksikan (health surveilance); misalnya
kelainan fungsi paru.
Biomonitoring Perairan
• secara umum didefinisikan sebagai suatu upaya penggunaan respon
organisme perairan secara sistematis untuk mengevaluasi perubahan-
perubahan kualitas lingkungan perairan
Konsepnya; pemantauan kualitas air menggunakan indikator biologis
(bio-indikator)

• Bio indikator adalah kelompok komunitas organisme yang


keberadaannya di alam berhubungan dengan kondisi di lingkungan
=== bila terjadi perubahan kualitas air maka berpengaruh thd
keberadaan atau perilaku organisme tersebut
Jenis ideal bio-indikator (di air)
• Adalah organisme akuatik yang tidak memiliki tulang belakang (makro-invertebrata),
karena;
1. Hidup relatif menetap
2. Dapat dijumpai pada beberapa zona habitat akuatik dengan berbagai kondisi kualitas
air
3. Masa hidup cukup lama  sehingga keberadaan hidupnya memungkinkan untuk
merekam kualitas lingkungan
4. Terdiri dari beberapa jenis yg dapat memberikan respon yg berbeda thd kualitas air
5. Relatif mudah dikenali
6. Mudah dalam pengumpulan/pengambilan  menggunakan alat sederhana
 Beberapa organisme makroinvertebrata adalah : larva plecoptera (stonefly), Trichoptera
(kutu air), crustaceae (udang-udangan), Mollusca (siput dan kerang), dll.
Lingkup biomonitoring perairan;
a. Bioassesments study; melakukan pendalaman komunitas
kehidupan perairan termasuk fungsi dan struktur komunitas
b. Toxicity bioassays; melakukan kegiatan pengujian di laboratorium
dan menganalisa efek polutan terhadap bentuk-bentuk kehidupan
(flora fauna)
c. Behavioral bioassays; mengkaji efek sub lethal terhadap flora dan
fauna uji sebagai dasar upaya peringatan dini
d. Bioaccumulation study; melakukan kajian dosis kontaminan yang
diserap flora fauna uji dan dampaknya dalam food chain
Contoh Indeks Biota Perairan
Indeks Kelimpahan Indeks Keanekaragaman Keadaan Struktur Komunitas Keadaan
Keadaan Struktur Komunitas Indeks
(sel/liter) Penyebaran Jenis Kategori
< 1.00 Tidak stabil Kemerataan
<1.000 Kesuburan rendah Dalam Komunitas
1.00 - 1.66 Cukup stabil < 0.20 Tidak merata Sangat buruk
1.000 s.d 40.000 Kesuburan sedang
1.67 - 2.33 Stabil 0.21 – 0.40 Cukup merata Buruk
2.34 - 3.00 Lebih stabil 0.41 – 0.60 Merata Sedang
> 3.00 Sangat stabil 0.61 – 0.80 Lebih Merata Baik
> 0.80 Sangat merata Sangat baik
Contoh ; Family Biotic Indeks (FBI)
Tabel kualitas air berdasarkan Family Biotik Indeks

FAMILY BIOTIC INDEX (FBI) KUALITAS AIR TINGKAT PENCEMARAN


0,00 – 3,75 SANGAT BAIK TIDAK TERPOLUSI BAHAN ORGANIK
3,76 – 4,25 BAIK SEKALI SEDIKIT TERPOLUSI BAHAN ORGANIK
4,26 – 5,00 BAIK TERPOLUSI BEBERAPA BAHAN ORGANIK
5,01 – 5,75 CUKUP TERPOLUSI AGAK BANYAK
5,76 – 6,50 AGAK BURUK TERPOLUSI BANYAK
6,51 – 7,25 BURUK TERPOLUSI SANGAT BANYAK
7,26 – 10,00 BURUK SEKALI TERPOLUSI BERAT BAHAN ORGANIK

Contoh perhitungan :
Family Jumlah (Xi) Toleransi (Ti) Xi * Ti
Caneidae 2 7 14
Ephemerilidae 2 1 2 FBI = (946/153) = 6,1
Gompidae 4 3 12
Perlidae 12 1 12
Thiaridae 108 7 756
Viviparidae 25 6 150
Jumlah 153 - 946
BIOMONITORING LOGAM

1. Dilakukandenganpemeriksaansuatumediauntuk menentukan
bahanlogam

2. Mediayangdipakai adalahdarah,urine,jaringantubuh,ikan,
binatang invertebratadantanamanperairan.
Biomonitoring Logam
 Mediaygdipakaiantaralain: darah/urine,jaringan tubuh,ikan,binatanginvertebrata,
dan tanamanperairan
 1. Logamygdptditemukanpddarah/urine, al:
- Cadmium(Cd) - Zatbesi(Fe) - Mangan(Mn)
- Tembaga(Cu) - Merkuri(Hg) - Zinc(Zn)
 2. Logamberatdi atmosfer ditemukanpd jaringan burung,
al : - Pb, Cd, Arsen,Hg.
Logamberattsbberasaldrpabrikpengeklasanlogam danscrtdklangsungburung
memakanseranggayg terkontaminirolehlogamberat.Tempatakumulasilogam berat
didltubuhburungterletakpdjaringandanbulu burung.
Logamberatdiperairanygditemukanpdikan, al: Cr, Cu, Pb, Zn. Logamtersebut akan
meningkat kadarnyaapabila adapeningkatan(BOD) diperairan.

4.Logamberatdi perairanygditemukanpd binatang inevertebrata,al(Cr, Cu, Pb, Cd,


Cobalt/Co, Ni).
5.Adanyalogamberattsbpd tubuh invertebratamrp indikatortercemarnya
lingkungan.
6.Tanamanperairan daratdpt dipakaisbgbiondikator drlingygterkontaminasi olehlogam
berat.

7.Pabrik pengecoranbesiygmengeluarkanbhn pencemaran udara logamberat 


8.Pinus dptdipakaisbgbionindikatorutklogambrtPb, Cd, Zn, As.
.BIOMONITORING ZAT ORGANIK
Akumulasizatorganikpadabeberapajenis mamaliadapatdipergunakan
sebagaibioindikator pencemaranlingkungandenganbeberapa indikator
antaralain :
Perubahannonproteinsulfhidrilpadaselliver tikusuntukmengujipaparan
pestisida

Peningkatanbilirubinpadatikusuntukindikator paparanTNTdijumpainya
PCB, Dioxindanfuran padamanusia

Adanyadioksin,furan,PCB, DDE, Lindanepadatelurburung, Dll


BIOMONITORING LIMBAH CAIR

Dengan menggunakanstuditoksisitasuntuk menilaibuangan


limbahcair
antaralain:
• PemakaianIkan
• Invertebrata (Ujilarva biotaair)
• Algae( Ujiinhibisipertumbuhan algae)
• Bakteri
BIOMONITORING ZAT ORGANIK
Akumulasizatorganikpadabeberapajenis mamaliadapat
dipergunakansebagaibioindikator pencemaranlingkungan
denganbeberapa indikatorantaralain :
- Perubahannonproteinsulfhidrilpadaselliver tikusuntuk
mengujipaparanpestisida
- Peningkatanbilirubinpadatikusuntukindikator paparanTNT
dijumpainyaPCB, Dioxindanfuran padamanusiaAdanya
dioksin,furan,PCB, DDE, Lindanepadatelurburung, Dll
BIOMONITORING PENCEMAR UDARA

1. Daunpinusjarumdapatdipakaisebagai indikatorpencemaran
udaraolehalifatik hidrokarbondenganmenggunakananalisis Gas
Chromatography

2. Lichen parmelia sulcata dapatdipakai sebagai


indicatorpencemaranudara.
Biomonitoring
• Biomonitoring kesehatan pengujian sampel dari manusia, seperti
darah dan urine  untuk mengetahui metabolisme kimiawi
1. Biomonitoring logam
2. Biomonitoring bahan organik
3. Biomonitoring limbah cair
4. Biomonitoring pencemaran udara
5. Biomonitoring asidifikasi
6. Biomonitoring kesehatan manusia
Metoda, Teknik Sampling
dan Analisis Kualitas Air

Agung waskito
1.Metoda dan teknik sampling dan analisis fisik kualitas air
2.Metoda dan teknik sampling dan analisis kimiawi kualitas air
3.Metoda dan teknik sampling dan analisis mikrobiologi kualitas air
Macam-macam Contoh Air
a. Contoh sesaat (grap sample)
b. Contoh gabungan waktu (composite sample)
c. Contoh gabungan tempat (integreted sample)
Cara Kerja
Urutan pelaksanaan pengambilan contoh kualitas air adalah sebagai
berikut :
• Menentukan lokasi pengambilan contoh
• Menentukan titik pengambilan contoh
• Melakukan pengambilan contoh
• Melakukan pemeriksaan kualitas air di lapangan
• Melakukan pengolahan pendahuluan dan pengawetan contoh
• Pengepakan contoh dan pengangkutan ke laboratorium.
Persyaratan alat pengambil contoh
Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (misalnya
untuk keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak
terbuat dari logam)
• Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya
• Contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampungan tanpa ada
sisa bahan tersuspensi di dalammya
• Kapasitas alat 1 - 5 L tergantung dari maksud pemeriksaan
• Mudah dan aman dibawa.
Volume contoh

Volume contoh yang diambil untuk keperluan pemeriksaan di lapangan


dan laboratorium bergantung dari jenis pemeriksaan yang diperlukan
sebagai berikut :
• Untuk pemeriksaan sifat fisik air diperlukan lebih kurang 2 L
• Untuk pemeriksaan sifat kimia air diperlukan lebih kurang 5 L
• Untuk pemeriksaan bakteriologi diperlukan lebih kurang 100 mL
• Untuk pemeriksaan biologi air (khlorofil) diperlukan 0,5 - 20 L
(bergantung pada kadar khlorofil di dalam contoh).
Pelaksanaan pengambilan contoh
• Lokasi pengambilan contoh ditentukan berdasarkan pada tujuan
pemeriksaan. Lokasi pengambilan contoh dilakukan pada air
permukaan dan air tanah. Lokasi pengambilan contoh di air
permukaan dapat berasal dari daerah pengaliran sungai dan
danau/waduk, dengan penjelasan sebagai berikut :
• Air Permukaan
Pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai (DPS),
berdasarkan pada :
• Sumber air alamiah, yaitu lokasi pada tempat yang belum terjadi atau masih
sedikit pencemaran
• Sumber air tercermar, yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami
perubahan atau di hilir sumber pencemar
• Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pada tempat penyadapan
pemanfaatan sumber air tersebut
• Pemantauan kualitas air pada danau/waduk berdasarkan pada :
• Tempat masuknya sungai ke danau/waduk
• Di tengah danau/waduk
• Lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan
• Tempat keluarnya air danau/waduk
• Air permukaan
Di sungai, titik pengambilan contoh di sungai dengan ketentuan :
• Sungai dengan debit kurang dari 5 m3/ detik, contoh diambil pada satu titik di
tengah sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan air
• Sungai dengan debit antara 5 - 150 m3/ detik, contoh diambil pada dua titik
masingmasing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada 0,5 x kedalaman dari
permukaan air ;
• Sungai dengan debit lebih dari 150 m3/ detik contoh diambil minimum pada enam
titik masing-masing pada jarak 1/4, 1/2 dan 3/4 lebar sungai pada 0,2 x dan 0,8 x
kedalaman dari permukaan air
Di danau/waduk, titik pengambilan Contoh di danau /waduk dengan
ketentuan :
• Danau/waduk yang kedalamannya kurang dari 1.0 m, contoh diambil pada dua titik
di permukaan dan di dasar danau/waduk ;
• Danau/waduk dengan kedalaman antara 10 - 30 m, contoh diambil pada tiga titik,
yaitu : di permukaan, di lapisan termoklin dan di dasar danau/waduk ;
• Danau/waduk dengan kedalaman antara 30 - 100 m, contoh diambil pada empat
titik, yaitu : di permukaan, di lapisan termoklin (metalimnion), di atas lapisan
hipolimnion dan di dasar danau/ waduk ;
• Danau/waduk yang kedalamannya Lebih dari 100 m, titik pengambilan contoh dapat
ditambah sesuai dengan keperluan.
Air tanah
Lokasi pengambilan contoh air tanah dapat berasal dari air tanah bebas
(tidak tertekan) dan air tanah tertekan dengan penjelasan sebagai berikut
• Air tanah bebas(tidak tertekan):
• Di sebelah hulu dan hilir dari lokasi penimbunan/pembuangan sampan kota/industri
• Di sebelah hilir daerah pertanian yang intensif menggunakan pestisida dan pupuk
kimia
• Di daerah pantai dimana terjadi penyusupan air asin
• Tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
• Air tanah tertekan :
• Di sumur produksi air tanah untuk pemenuhan kebutuhan perkotaan, pedesaan,
pertanian dan industri
• Di sumur produksi air tanah PAM maupun sarana umum
• Di sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah
• Di lokasi kawasan industri
• Di sumur observasi untuk pengawasan imbuhan
• Pada sumur observasi air tanah di suatu cekungan air tanah artesis (misalnya :
cekungan artesis Bandung)
• Pada sumur observasi di wilayah pesisir dirnana terjadi penyusupan air asin
• Pada sumur observasi penimbunan/pengolahan limbah industri bahan berbahaya
Air Tanah
Titik pengambilan contoh air tanah dapat berasal dari air tanah bebas
dan air tanah tertekan (artesis) dengan penjelasan sebagai berikut :
• Air tanah bebas :
• Pada sumur gali contoh diambil pada kedalaman 20 cm di bawah permukaan
air dan sebaiknya diambil pada pagi hari ;
• Pada sumur bor dengan pompa tangan /mesin, contoh diambil dari
kran/mulut pompa tempat keluarnya air setelah air dibuang selama lebih
kurang lima menit.
• Air tanah tertekan (artesis) :
• Pada sumur bor eksplorasi contoh diambil pada titik yang telah ditentukan
sesuai keperluan eksplorasi
• Pada sumur observasi contoh diambil pada dasar sumur setelah air dalam
sumur bor/pipa dibuang sampai habis (dikuras) sebanyak tiga kali ;
• Pada sumur produksi contoh diambil pada kran/mulut pompa keluarnya air.
Analisis Kualitas
Air
Setiap perubahan kualitas perairan sebaiknya
sudah jelas
Baku mutunya

Jika terjadi perubahan kualitas air


dapat segera diketahui melalui pemantauan
Fisik, Biologi dan Kimia
Parameter Kualitas Air
Paramater Paramater Paramater
Fisika Kimia Biologi
Cahaya
pH dan Asiditas Mikroorganisme
Suhu Mikroba Patogen
Potensi Redoks
Kecerahan &
Kekeruhan Oksigen Terlarut
Warna Karbondioksida
Konduktivitas Alkalinitas
Padatan total,
terlarut,
Kesadahan
tersuspensi Bahan Organik
Salinitas
Parameter kualitas (mutu) air:

1. Reaksi air (pH)


Reaksi air (pH) atau keasaman suatu perairan
mencirikan keseimbangan antara asam dan
basa dalam air
Air bersifat netral jika pH = 7, asam
jika pH < 7, basa/alkalis
jika pH lebih > 7

Apabila nilai pH air < 5,0 atau > 9,0


maka perairan sudah tercemar berat

• kehidupan biota air akan terganggu


• tidak layak digunakan untuk
keperluan rumah tangga
2. Padatan (solid)
Menurut ukuran dan keberadaannya di dalam
suatu perairan, padatan terdiri atas:
• padatan terendap (sedimentasi)
• padatan tersuspensi
• padatan terlarut

Bahan sedimen biasanya berupa pasir dan


lumpur dapat mengendap dengan
sendirinya (sedimentasi), terutama jika
airnya tenang
TSS (Total Suspended Solid):
jumlah padatan tersuspensi (mg) dalam
satu liter air
• Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-
partikel yang bobot dan ukurannya lebih
kecil dari sedimen, tidak larut dalam air,
dan tidak dapat langsung mengendap
• Padatan tersuspensi merupakan
penyebab terjadinya kekeruhan air,
seperti tanah liat halus, berbagai
jenis bahan organik, dan sel-sel
mikroorganisme
• Makin tinggi nilai TSS, makin tinggi
tingkat pencemaran suatu perairan
TDS (Total Dissolved Solid):
jumlah padatan terlarut (mg) dalam
satu liter air

• Padatan terlarut terdiri dari senyawa-


senyawa anorganik dan organik yang
terlarut dalam air dan mempunyai ukuran
lebih kecil dari padatan tersupensi
• Limbah cair agroindustri umumnya
mengandung padatan terlarut yang tinggi,
misalnya limbah cair gula mengandung
gula yang terlarut dalam air
• Makin tinggi nilai TDS, makin berat
tingkat pencemaran perairan
3. BOD (Biochemical Oxygen Demand):
banyaknya oksigen (mg) yang diperlukan
oleh bakteri untuk menguraikan atau
mengoksidasi bahan organik dalam satu
liter limbah selama pengeraman (5 x 24
jam pada suhu 20º C)

BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut


yang dibutuhkan oleh mikroba untuk
memecah atau mengoksidasi bahan-bahan
pencemar yang terdapat di dalam suatu
perairan
4. COD (Chemical Oxygen Demand):
banyaknya oksigen (mg) yang dibutuhkan
oksidator untuk mengoksidasi bahan/zat
organik dan anorganik dalam
satu liter air limbah

• Nilai COD biasanya lebih tinggi dari


nilai BOD karena bahan yang stabil
(tidak terurai) dalam uji BOD dapat
teroksidasi dalam uji COD

• Makin besar nilai BOD dan atau COD,


makin tinggi tingkat pencemaran suatu
perairan
5. Oksigen terlarut (DO, Dissolved Oxygen)
banyaknya oksigen terlarut (mg) dalam
satu liter air
• Kehidupan makhluk hidup di dalam air (tumbuhan
dan biota air) tergantung dari kemampuan air untuk
mempertahankan konsentrasi DO minimal yang
diperlukannya
• Oksigen terlarut dapat berasal dari proses
fotosintesis tumbuhan air dan dari udara
yang masuk ke dalam air
• Makin rendah nilai DO, makin tinggi tingkat
pencemaran
• Biota perairan menghendaki DO > 4 ppm
6. Nitrogen (N)
• Nitrogen merupakan unsur
sangat penting di dalam air
karena peranannya dalam reaksi-
reaksi biologi perairan
• Bentuk Nitrogen anorganik
dalam air: ion ammonia (NH4+),
nitrat (NO3-), dan nitrit (NO2-)
• Nitrogen dalam air bersumber
dari limbah pertanian, peternakan,
pupuk, industri, dan limbah
domestik
• Penyebab utama pertumbuhan
ganggang (algae) yang pesat di suatu
perairan (eutrofikasi) adalah nitrogen
• Nitrat dihasilkan dari proses
nitrifikasi, yaitu proses oksidasi
ammonia (NH4+) menjadi nitrat (NO3-)
7. Fospor/Phosphat (P)
• Unsur fosfor merupakan salah
satu parameter kualitas air karena
keberadaannya yang berlebihan
akan menurunkan kualitas suatu
perairan
• Selain unsur nitrogen, fosfor juga merupakan
penyebab utama pertumbuhan ganggang dalam air

• Pertumbuhan ganggang yang pesat membutuhkan


oksigen yang lebih banyak sehingga keperluan
oksigen untuk biota perairan menjadi berkurang
�Biomas ganggang yang telah mati akan
menyebabkan penurunan kualitas air

• Fosfor dalam suatu perairan bersumber dari limbah


industri, limbah domestik, limbah pertanian, hancuran
bahan organik, dan mineral-mineral fosfat
Bahan pencemar perairan

Pencemaran adalah masuknya bahan yang tidak


diinginkan ke dalam air (oleh kegiatan manusia dan
atau secara alami) yang mengakibatkan turunnya
kualitas air tersebut sehingga tidak dapat
digunakan sesuai dengan peruntukannya

Menurut sumbernya, limbah sebagai


bahan pencemar air dibedakan sebagai:
1) Limbah domestik (limbah rumah tangga,
pekantoran, pertokoan, pasar, dan pusat
perdagangan)
2) Limbah industri,
pertambangan, dan
transportasi
3) Limbah laboratorium dan
rumah sakit
4) Limbah pertanian dan
peternakan
5) Limbah pariwisata
Ditinjau dari segi ketahanannya di suatu
lingkungan, pencemar dibagi menjadi:

1) Pencemar yang tidak permanen, stabil


selama kurang dari satu bulan
2) Pencemar sedang, stabil selama 1-24
bulan

3) Pencemar cukup permanen, stabil


selama 2-5 tahun
4) Pencemar permanen, stabil
selama lebih 5 tahun
METODE & TEKNIK SAMPLING
FISIKA DAN KIMIA UDARA
UDARA  SIFAT : SDA YG BERLIMPAH (TAK TERBATAS), DAPAT DIBERSIHKAN & DAPAT DIDAUR ULANG

Sampling udara diperlukan  Untuk menyatakan kondisi kualitas udara di suatu tempat/lokasi
Prinsip sampling udara; semakin lama waktu sampling akan semakin mendekati kondisi aktual
SAMPLING KUALITAS UDARA
DALAM RANGKA :

1. Menyatakan kondisi kualitas udara di suatu lokasi tertentu; untuk


dibandingkan ke baku mutu yang berlaku
2. Sebagai bahan bukti dari sebuah kasus pencemaran lingkungan 
dalam hal menjadi bukti kasus pencemaran, harus diperhatikan;
Baku mutu pembanding, yang mensyaratkan;
• Alat sampling
• Waktu sampling
• Alat dan metode analisis
• Tenaga pengambil sampel (sertifikasi)
• Laboratorium analisis (akreditasi)
Tabel Komposisi Udara Bersih & Normal
Pentingnya Udara Bagi Macam gas Volume, %
kehidupan Komponen Utama :
Nitrogen, N2 78.09
Oksogen, O2 20.94
Komponen Yang Jumlahnya
Sedikit :
Diudara terdapat : Argon, Ar 0.934
1. O2 (20,94%)  untuk bernafas Karbon dioksida, CO2 0.031
Komponen Yang Sangat Sedikit :
2. CO2 (0,031%)  untuk fotosintesis Neon, Ne 1.82 x 10-3
Helium, He 5.24 x 10-4
Metana, CH4 2.00 x 10-4
Kripton, Kr 1.40 x 10-4
Xenon, Xe 8.70 x 10-5
Hidrogen, H 5.00 x 10-5
Karbon monoksida, CO 1.20 x 10-5
Nitrogen Oksida, NO 2.50 x 10-6
Ozon, O3 0.10 x 10-5
Nitrogen dioksida, NO2 1.00 x 10-5
Amoniak, NH3 1.00 x 10-6
Sulfur dioksida, SO2 2.00 x 10-8
Pentingnya Udara Bagi kehidupan

Lapisan udara (atmosfir) sebagai penjaga keseimbangan


kehidupan di bumi :
 Lapisan Ozon (O3)  melindungi bumi dari pengaruh sinar UV
Komponen lingkungan udara
FISIKA ; KIMIA ;
 SUHU  DUST FALL
 KELEMBABAN  DEBU (TSP, PM.10, PM.2,5)
 ANGIN  GAS (SOX, NOX, CO, HC, O3)
 KEBISINGAN
 GETARAN
 RADIASI Bilologi ;
 Bakteri
 Virus
 Protozoa
 Jamur
BAKU TINGKAT
KEBISINGAN
(KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996)
BAKU MUTU UDARA
AMBIEN NASIONAL
(PPRI No. 22 Tahun 2021, Lampiran VII)
SAMPLING KUALITAS UDARA
DALAM PENGUKURAN LANGSUNG PERLU DIPERHATIKAN ?

1. Jumlah lokasi pengukuran (titik sampel)


2. Parameter apa yang akan diukur / dianalisis  sumber pencemar
3. Frekuensi Pengukuran (periode pengukuran)  sesuaikan baku mutu,
validitas data
PENENTUAN TITIK SAMPLING KUALITAS
UDARA
LOKASI ATAU TITIK SAMPEL DITENTUKAN BERDASARKAN TUJUAN;

 LOKASI PERUNTUKAN KHUSUS, contoh; daerah industri, pemukiman,


wisata, sekolah
 UPWIND DAN DOWNWIND ; sebelum dan setelah arah angin
dominan
 ADAKAH LOKASI YANG TELAH DITENTUKAN ; seperti yang ditentukan
dalam dokumen lingkungan (AMDAL, UKL-UPL)
NORTH

30%

24%

18%

12%

6%
WEST EAST

WIND SPEED
(m/s)
>= 13,8
10,7 - 13,8
SOUTH 7,9 - 10,7
5,4 - 7,9
Windrose selama Tahun 1999 – 2009 di daerah Perairan Tanah Laut dan sekitarnya 0,0 - 5,4
Calms: 0,00%
TEKNIK SAMPLING
TEKNIK SAMPLING FISIK UDARA ; SUHU & KELEMBABAN
UDARA
 ALAT UKUR :
1. TERMOMETER UDARA  mengukur suhu  satuan OC, OF
2. HYGROMETER  mengukur kelembaban  satuan %

 CARA PENGUKURAN :
1. Suhu dan kelembaban udara dibaca setelah alat diletakan pada
lokasi yang akan diukur selama 15 – 20 menit, waktu ini
dimaksudkan agar alat ukur sudah menyesuaikan dengan kondisi
setempat
2. Posisi alat digantung sehingga dapat dialiri udara (tidak diletakan
diatas tanah)
TEKNIK SAMPLING FISIK UDARA; KEBISINGAN

 ALAT UKUR :
SOUND LEVEL METER (SLM)  Satuan : Decibel (dB)

 PENGUKURAN KEBISINGAN DI DALAM RUANG (INDOOR)


1. Jarak SLM terhadap dinding minimal 1 meter
2. Tinggi SLM 1,2 – 1,5 meter dari lantai
3. Jarak SLM dari jendela + 1,5 meter
4. Umumnya dilakukan pada keadaan jendela tertutup
TEKNIK SAMPLING FISIK UDARA; KEBISINGAN

 Pengukuran kebisingan di luar ruang (outdoor)


1. Tinggi SLM 1,2 – 1,5 meter dari permukaan tanah
2. Jarak SLM terdekat dengan dinding / permukaan yg dapat
memantul bunyi minimal 3,5 meter
3. Untuk menghindari gangguan angin, gunakan “wind screen”
4. Hindari pengukuran pada saat hujan lebat
5. Hindari pengukuran pada kecepatan angin lebih dari 20 km/jam
6. Hindari medan elektromagnetik yang besar terutama dibawah kabel
listrik bertegangan tinggi
PERIODE PENGUKURAN BISING OUTDOOR

Diukur selama 24 jam (LSM) ; Pada siang hari tingkat aktifitas yang paling
tinggi selama 16 jam (LS) pada selang waktu 06.00 – 22.00 dan pada
malam hari selama 8 jam (LM) pada selang waktu 22.00 – 06.00.

 L1 diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00 – 09.00


 L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 – 14.00 Periode Siang
(LS)
 L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 – 17.00
 L4 diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00 – 22.00
 L5 diambil pada jam 23.00 mewakili jam 22.00 – 24.00 Periode Malam
 L6 diambil pada jam 01.00 mewakili jam 24.00 – 03.00 (LM)
 L7 diambil pada jam 04.00 mewakili jam 03.00 – 06.00
METODE PERHITUNGAN DAPAT DIPELAJARI PD KEPMENLH NO. KEP-48/MENLH/11/1996
TEKNIK SAMPLING KIMIA UDARA; DEBU

 ALAT UKUR :
HVS = HIGH VOLUME SAMPLER
 METODE : GRAVIMETRIK
 PRINSIP KERJA :
Yaitu dengan cara melewatkan sejumlah udara dalam volume tertentu
melalui saringan serat gelas (Glass Fibre Filter) baik sebelum maupun
sesudah pengambilan contoh, saringan serat gelas tersebut ditimbang
untuk menentukan jumlah partikel debu di udara.

 Berat debu adalah selisih berat filter, sedang konsentrasi debu


dikonversi dengan volume udara yang dilewatkan
TEKNIK SAMPLING KIMIA UDARA; GAS

 ALAT UKUR :
MIDGET IMPINGER
 METODE : SERAPAN DENGAN LARUTAN ABSORBEN
 PRINSIP KERJA :
Yaitu dengan cara melewatkan sejumlah udara dalam volume tertentu
melalui larutan absorben pada tabung Midget Impinger, kemudian
larutan absorben tersebut dianalisis di laboratorium dengan metode
dan peralatan tertentu.

 Konsentrasi gas adalah kadar yang terukur pada larutan absorben


dikonversi sesuai dengan volume udara yang dilewatkan
METODE ANALISIS LABORATORIUM
MACAM METODE ANALISIS LABORATORIUM UDARA
(KIMIA)
 Pararosanilin  untuk gas SO2
 NDIR (Non Dispersive Infra Red)  untuk gas CO
 Saltzman  untuk gas NO2
 Chemiluminescent  untuk gas O3
 Gravimetrik  untuk debu
ANALISIS HASIL
EVALUASI TERHADAP BAKU MUTU

DATA HASIL PENGUKURAN / SAMPLING KUALITAS UDARA AKAN LAYAK


DIBANDINGKAN DENGAN BAKU MUTU, JIKA :

 ALAT & METODE UKUR


SESUAI YANG TERMUAT
 ALAT & METODE ANALISIS
DI DALAM BAKU MUTU
 WAKTU PENGUKURAN
ANALISIS HASIL

 Hasil analisis (fisika, kimia) udara  dibandingkan dengan baku


mutu yang berlaku
 Bila kadarnya di bawah baku mutu maksimum yang ditetapkan 
maka kualitas udara dikatakan baik

Catatan :
tidak selamanya kadar yang dibawah baku mutu itu AMAN, karena penetapan baku mutu
terdapat uncertainly factor
TERIMAKASIH
METODE DAN TEKNIK SAMPLING
ANALISIS KUALITAS MIKROBIOLOGI
MAKANAN DAN MINUMAN, USAP ALAT
MAKAN DAN PEMERIKSAAN AIR BERSIH
OUTLINE
● Mahasiswa dapat memahami :
1. Tatacara pengambilan dan pengiriman sampel
makanan
2. Prosedur pemeriksaan kualitas mikrobiologis makanan
3. Usap peralatan makan
4. Pemeriksaan air bersih
5. Interpretasi hasil pemeriksaan dan hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan tersebut.
LATAR BELAKANG

MEMENUHI
SYARAT :
ENERGI
MIKROBIOLOGIS
DAN KIMIA

PEMERIKSAAN
LABORATORIU
M MAKANAN
(NUTRISI)

TUMBUH
SURVIVE
KEMBANG
KEB.
POKOK
lanjutan...
● Keadaan hygiene makanan dan minuman
antara lain dipengaruhi oleh kebersihan alat
makan yang dipergunakan dalam proses
penyediaan makanan dan minuman.

● Untuk mengetahui keadaan kebersihan alat


makan ini perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium.

● Pengambilan dan pemeriksaan sampel usap


alat diutamakan terhadap alat makan yang siap
dipergunakan, atau juga dilakukan terhadap
alat makan setelah dicuci.
PENDAHULUAN

Sampel mak-min, Usap alat makan dan px air


bersih yang akan diuji dilaboratorium secara
mikrobiologi harus memenuhi persyaratan
sampel untuk uji mikrobiologi, seperti:
1. harus di simpan ditempat yang steril dan
tertutup,
2. tidak melebihi batas waktu pengiriman/
pemeriksaan yang ditentukan berdasarkan
jenis sampel
3. cara pengawetan dalam pengiriman bila
diperlukan
4. jumlah yang mencukupi, dan
5. keterangan sampel yang sesuai dengan cara
pengkodean sampel.
PARAMETER PEMERIKSAAN
KUALITAS MIKROBIOLOGIS :
● SAMPEL MAKANAN :
● Pemeriksaan angka kuman (TPC)
● Pemeriksaan jamur (Kapang dan khamir)
● Pemeriksaan bakteri golongan coli (MPN coliform)
● Pemeriksaan bakteri pathogen (Id.bakteri pathogen) :
● Entamoeba coli
● Salmonella sp
● Shigella sp
● Staphylococcus aureus
● Vibrio cholerae
I. PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN

Makanan Padat
F Makanan yang akan diperiksa/diambil dipotong
dengan pisau steril pada berbagai bagian dan
mencakup/mewakili setiap komponen dari makanan.
F Dengan sendok/pinset steril kumpulkan contoh
makanan yang telah dipotong-potong tersebut
sekurang-kurangnya 100 gr.
F Masukkan kedalam petridish steril/botol steril atau
kantong plastik steril yang bertutup.
▪ jika menggunakan petridish steril atau botol steril
sebaiknya dimasukkan lagi kedalam plastik yang
bertutup.
▪ jika menggunakan kantong plastik steril
membukanya tidak boleh ditiup.
F Lakukan pengiriman segera ke laboratorium
Makanan cair, minuman

� Kocok botol atau wadah berisi makanan cair


atau minuman.
� Tuangkan dalam botol steril atau dimasukkan
dengan sendok steril makanan cair atau
minuman tersebut sekurang-kurangnya 100 mL.
� Bila makanan cair atau minuman tersebut
berada dalam kemasan yang masih bertutup
atau masih disegel, dapat dikirim langsung
tanpa perlu dipindahkan kedalam botol steril.
� Lakukan pengiriman segera ke laboratorium
II. PENGAMBILAN SAMPEL USAP PERALATAN MAKAN

Pengambilan dan pemeriksaan sampel usap alat diutamakan


terhadap alat makan yang siap dipergunakan, atau juga dilakukan
terhadap alat makan setelah dicuci.

Pengambilan Sampel Usap Alat


1. Persiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan untuk pengambilan
sampel usap alat.
2. Ambil secara acak masing-masing 4 – 5 buah alat makan.
3. Persiapkan catatan formulir dan label dengan membagi alat makan
dalam kelompok-kelompok.
4. Ambil kapas lidi steril dari tempatnya secara aseptis, kemudian buka
tutup botol aquadest steril 100 ml dan masukkan kapas lidi steril ke
dalamnya secara aseptis.
5. Kapas lidi steril dalam botol ditekan ke dinding botol untuk membuang
airnya, baru diangkat dan diusapkan pada setiap alat-alat yang
dijadikan sampel sampai selesai.
Permukaan tempat alat yang diusap

● Cangkir dan gelas : Permukaan luar dan dalam bagian


bibir gelas (± 6 mm).
● Sendok : Permukaan bagian luar dan dalam
seluruh mangkok sendok.
● Garpu : Permukaan luar dan dalam alat
penusuk.
● Piring /mangkok : Permukaan dalam tempat makanan
diletakkan, dengan melakukan
2 usapan saling menyilang siku-
siku dari bagian tepi (gunakan
plastik ukur)
Cara melakukan usapan :
https://www.youtube.com/watch?v=9NsNmDez40M

⚪ Pada cangkir/ gelas dengan usapan mengelilingi bidang


permukaan.
⚪ Pada sendok dan garpu dengan usapan seluruh permukaan
luar dan dalam.
⚪ Pada piring / mangkok usapan pada permukaan tempat makan
dengan mengunakan plastik ukur
⚪ Setiap bidang permukaan yang diusap dpt dilakukan 3 (tiga)
kali berturut-turut, dan satu kapas lidi steril untuk satu alat yang
diperiksa dari sekelompok alat akan diperiksa.
⚪ Setiap habis mengusap 1 (satu) alat dari sekelompok alat
selalu dimasukkan ke dalam aquadest steril.
⚪ Setelah semua kelompok alat makan diusap jangan lupa
memberi label yang menyatakan nama alat makan, lokasi
pengambilannya, tujuan pemeriksaan dan catatan lain yang
dianggap perlu.
⚪ Lakukan Pengiriman ke laboratorium
II. AIR BERSIH
Air bersih yang diambil dapat berasal dari :
■ Air Kran
■ Air SPT
■ Air SGL
■ Air Badan Air
� Pengambilan untuk uji Bakteriologis
G Diambil dengan botol steril, dapat ditutup dengan rapat, bermulut
lebar, berwarna gelap, kapasitas minimum 150 ml.
G Pengambilan dilakukan secara aseptis
G Diambil dari tempat yang sering digunakan.
G Mewakili kondisi air yang sebenarnya.
� Uji Fisika dan Kimia
■ Warna, kekeruhan, suhu
■ Pengukuran pH
■ Pengukuran Sisa chlor (untuk air yang diolah dengan kaporit atau
gas chlor spt air PDAM)
Pengambilan Contoh untuk pemeriksaan Bakteriologi

1. Pengambilan contoh air dari jaringan Pipa dan sumur
pompa tangan (SPT) :
⚪ Kran dibuka penuh, air dibiarkan mengalir selama 2 – 3 menit
atau dianggap cukup untuk membersihkan pipa, kemudian
tutup kran.
⚪ Kran dipanaskan sampai cukup panas.
⚪ Kran dibuka, botol diisi ± 3/4 volume botol, dikerjakan secara
aseptis.
⚪ Lakukan Pengiriman ke laboratorium
⚪ Yang perlu diperhatikan :
● Contoh air sebaiknya diambil dari kran yang sering dipakai.
● Apabila kran kotor harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
dilakukan pengambilan contoh.
● Pengambilan contoh air harus dihindarkan dari alat-alat tambahan
yang terdapat pada kran atau dari kran yang bocor.
● Untuk pemeriksaan pH dan sisa chlor, contoh diambil dengan
botol bersih yang lain.
2. Pengambilan contoh air dari Reservoir,
Mata air dan Sumur gali (SGL) :
● Contoh air bisa diambil dengan botol timba atau botol gelas
secara langsung. Botol-botol ini dilengkapi dengan tali dan
seluruhnya dibungkus dengan kertas, baru disterilkan.
● Sebelum digunakan untuk pengambilan air, kertas
pembungkus dibuka, diusahakan jangan sampai menyentuh
langsung bagian botol.
● Tali diurai dan botol diturunkan pelan-pelan sampai mulut
botol masuk minimal 10 cm ke dalam air (bila tinggi air
memungkinkan).
● Setelah terisi penuh, botol diangkat dan isi dibuang sampai
contoh air menjadi 3/4 volume botol.
● Harus dihindarkan jangan sampai botol bersentuhan dengan
dinding sumur.
● Untuk pemeriksaan pH contoh diambil dengan botol bersih
yang lain.
3. Pengambilan contoh air sungai/Badan Air :
⚪ Contoh air diambil di bagian yang mengalir dan dekat
dengan permukaan air, karena jasad renik senang
mengambil oksigen dari permukaan.
⚪ Untuk sungai yang lebar dan lurus, contoh diambil di
bagian tepi dengan jarak minimal 1 meter dari tepi
sungai atau waduk.
⚪ Caranya cukup meletakkan botol berlawanan arah
dengan aliran air. Untuk air kolam renang botol
digerakkan kearah depan.
⚪ Botol diisi dengan contoh air sampai 3/4 volume botol.
⚪ Untuk pemeriksaan pH contoh diambil dengan botol
bersih yang lain.
Pemeriksaan Parameter Lapangan
Derajat Keasaman (pH)
pH atau derajat ion hydrogen adalah konsentrsi ion hydrogen dalam larutan
yang diperiksa.
pH air tergantung komposisi zat yang terdapat dalam air yang
diperiksa, terutama CO2.
Metode : Menggunakan pH Universal
Cara Kerja
Celupkan kertas pH pada contoh air (hingga semua bagian yang
berwarna terendam contoh air),diamkan 1-2 menit
Bandingkan warna yang terjadi dengan warna pada standart warna pada
kotak kertas, Catat hasil yang didapat

1) 2) 3)
1 2 3 4 5 6 7 8

Bandingkan dengan warna standar


pada kotak kertas lakmus(ke empat
1 -2 Menit warna sama dengan standar)
Sisa Chlor (Free Chlorine)
Sisa Chlor diperiksa untuk air yang mengalami pengolahan dgn menggunakan
kaporit atau gas chlor (proses desinfeksi)
• Alat : Test Kit Chlorine and pH EMERCK No. Cat. 1.11174
• Cara Kerja :

Contoh Air
Cl2
mg/
4) L
pH

1) 10 ml

Vessel warna R.1 R.2


dibilas dengan
contoh air 3x 2)
3) 5)
5 tetes 1 tetes

Cl2 Cl2 Cl2


Cl2
mg/ pH mg/ pH mg/
mg/ pH 6) Kocok hingga
L L pH L
L homogen Bandingkan
segera dengan warna
standar yang ada di
samping
Cara Penanganan dan Pengiriman Sampel
a. Wadah atau Botol yang berisi sampel (makanan padat,
minuman, usap peralatan makan dan air bersih) diberi label
yang mencantumkan :
● Kode sampel :
● Jenis sampel :
● Lokasi pengambilan sampel:
● Pengambil sampel :
● Tanggal pengambilan :
● Jam :
● Pengirim sampel :
● Jenis transport media yang digunakan (bila ada):
● Parameter pemeriksaan :
Tanda tangan
pengambil sampel
(Nama lengkap)

Nomor kode sampel untuk mikrobiologi :


▪ Jumlah 4 digit (4 angka) :
▪ Digit ke 1 – 3 adalah no. Urut sampel
▪ Digit ke 4 adalah kode jenis sampel
No. Kode Jenis sampel

1 Bahan makanan
2 Makanan jadi
3 Air bersih (air PDAM, air SGL, dll)
4 Usap Alat (piring, gelas, sendok, garpu)
5 Usap dubur
b. Kemudian wadah atau botol tersebut di masukkan
kedalam wadah lain yang tidak mudah pecah dan tidak
mudah bocor, dengan diberi penyangga berupa
guntingan kertas atau lainnya.

b. Bila diperlukan sampel diawetkan dengan pendinginan


pada suhu 2 – 10 oC, dengan menggunakan cooler
box.

b. Pengiriman spesiman dilaksanakan dengan


memperhatikan syarat-syarat pengiriman sampel.

b. Buatkan surat pengantar dengan alamat laboratorium


yang dituju.

b. Kirimkan segera ke alamat laboratorium yang dituju.


Pengukuran Suhu Makanan
● Suhu Pengolahan Makanan
F Suhu maksimum Makanan yang sedang diolah

● Suhu Penyajian Makanan


F Suhu Makanan yang siap disajikan

F Cara Pengkuran :
F Mengunakan thermometer Air Raksa -10 s/d 300 oC
F Thermometer dibilas dengan air bersih yang telah dimasak
F Dibersihkan dan keringkan dengan kertas tissue
F Dimasukkan kedalam makanan yang akan diukur suhunya.
F Thermometer jangan sampai tersentuh dasar atau dinding tempat
pengolahan atau penyimpanan makanan.
F Pegang bagian atas thermometer yang telah diberi tali.
F Diamkan thermometer dalam makanan yang diukur suhunya selama 2-
3 menit
F Baca Suhu yang tertera pada skala thermometer
F Jangan memegang bagian dasar thermometer pada saat membaca
skala
F Sebaiknya pembacaan dilakukan pada saat thermometer masih berada
dalam makanan yang diukur suhunya.
Metode pemeriksaan
bakteriologi dilakukan secara:
Kuantitatif:
- Total Plate Count (TPC) : suatu metode uji cemaran mikroba yang
bertujuan untuk menghitung total koloni mikroba dalam contoh padat
maupun cair dengan metode cawan tuang dan pengenceran serial.
Metode ini digunakan dalam analisa, karena koloni dapat dilihat langsung
dengan mata tanpa menggunakan mikroskop (mengg. colony counter)

- MPN (Most Probable Number): yaitu perkiraan jumlah kuman yang


mendekati per ml /gram. Terdiri dari 3 tahap:
1.presumptive test (tes perkiraan)
2.confirmatory test (tes penegasan)
3.completed test (tes lengkap)
Presumtive Test (Tes perkiraan)
● Perbenihan yang diperlukan adalah lactose broth (LB) yang single
strength (SS) dan Double Strength (DS) _ LBSS atau LBDS
● LBDS dipakai untuk pengenceran yang lebih besar (10 ml) dan
LBSS dipakai untuk pengenceran yang lebih kecil (1 ml dan 0,1 ml).
Sedangkan jumlah tabung yang dipakai ada bermacam-macam
kombinasi (mis: ragam tabung 5:5:5, 5:1:1, 3:3:3)
● Sesudah masing-masing tabung diisi dengan contoh air dengan
menggunakan pipet ukur secara aseptis, kemudian disimpan
kedalam lemari pengeram (incubator) dengan suhu 35-37oC selama
2 x 24 jam.
● Tiap-tiap tabung yang menunjukkan peragian (keruh) dan adanya
gas, maka tabung itu diperkirakan mengandung kuman golongan
Coli, atau positif. Dari tabung ini perlu diteruskan pada tes
penegasan (Confirmatory Test).
Confirmatory Test (tes penegasan)
● Pembenihan yang dipakai adalah B.G.L.B (Brillian Green Lactose
Broth). --> media selektif utk bakteri gram negatif

● Adapun yang diperiksa adalah semua tabung yang positif (keruh +


gas) pada Lactose Broth.

● Pindahkan dengan jarum ose dari tiap-tiap tabung yang positif ke


B.G.L.B kemudian masukkan ke dalam incubator 35-37oC selama
1 x 24 jam.

● Tabung yang menunjukkan keruh dan gas dianggap positif. Hasil


pemeriksaan pada tes penegasan ini dapat dibaca dalam tabel MPN
Coliform, sesuai dengan jumlah tabung yang dipergunakan.

● Misalnya dalam tabel kita mendapatkan angka MPN = 5, ini berarti


bahwa dalam 100 ml contoh air terdapat 5 kuman golongan Coli.
Completed Test (tes lengkap)
● Macam Pembenihan (media) yang dipakai adalah :
* Nutrient Agar (NA)
* Endo agar plate atau EMB agar plate
* Pepton untuk indol
* Metil red
* Vogas Proskauer
* Citrat media

● Tes ini untuk menentukan jenis dari coliform misalnya E. Coli,


Enterobacter aerogenesis, E. freundii, dan lain-lain dengan melihat
hasil peragian kuman (test biokimia) pada media tsb.

● Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan Gram dimana bakteri


Escherichia coli menunjukkan Gram negatif berbentuk batang
pendek.
Uji Identifikasi
● Untuk membedakan Enterobacter aerognes dan Escherichia coli
dilakukan uji IMViC (Indole, Methyl red, Voges-Proskauer tes,
penggunaan Citrat). Kedua reaksi tersebut akan memberikan hasil
sebagai berikut :
uji Identifikasi
Reaksi Indole Reaksi methyl red Media Sitrat
MEMBANDINGKAN DATA
DENGAN STANDAR
● Dari hasil pengujian di laboratorium didapatkan pada
tiga depo air minum isi ulang yaitu : Elita, Tirta Alam dan
Sinta tidak terbentuk gas pada tabung Durham. Ini
menunjukkan bahwa air tersebut tidak mengandung
bakteri Koliform, dimana nilai MPN seri 3-3-3 adalah 0-0-
0 dengan indeks MPN < 3. Berarti MPN Koliform/ 100 cc
air minum contoh = 0.
Tabel 1. Batas maksimum cemaran mikroba dalam
air mineral

Sumber :
Lampiran Surat keputusan Dirjen POM Nomor : 037267/B/SK/VII/89
Catatan :* 100 ml untuk jenis makanan bentuk cair
Analisis Risiko Kesehatan
Lingkungan
Muhammad Azmi Ma’ruf, S.KM., M.KL
Pengertian
Sebuah proses yang dimaksudkan untuk
menghitung atau memprakirakan risiko pada
kesehatan manusia, termasuk juga identifikasi
terhadap keberadaan faktor ketidakpastian,
penelusuran pada pajanan tertentu,
memperhitungkan karakteristik yang melekat
pada agen yang menjadi perhatian dan
karakteristik dari sasaran yang spesifik.
Dasar Hukum
• Undang–undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi – tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Selanjutnya
juga disebutkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan lingkungan
yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.
• Undang–undang No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang menyebutkan bahwa
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan untuk
menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia.
Latar Belakang
• Bahaya yang mengancam bagi kesehatan manusia semakin kompleks.
• Rencana kegiatan dan/atau usaha tentunya akan menimbulkan
dampak positif maupun negatif.
• ARKL didefinisikan sebagai suatu pendekatan untuk mencermati
potensi besarnya risiko yang dimulai dengan mendeskripsikan
masalah lingkungan yang telah dikenal dan melibatkan penetapan
risiko pada kesehatan manusia yang berkaitan dengan masalah
lingkungan yang bersangkutan.
• ARKL menawarkan kerangka sistematik dan ilmiah untuk
mendefinisikan, memberi prioritas dan mitigasi risiko dalam ranah
pengambilan keputusan kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Komponen ARKL

Penelitian Pengelolaan

Penilaian Komunikasi
Rumusan Masalah Penelitian
Penilaian Risiko
• Identifikasi Bahaya
• Analisis Dosis-Respon,
• Analisis Pemajanan
• Karakterisasi Risiko
Pengelolaan Risiko
• Penentuan batas aman
1. Konsentrasi Aman
2. Jumlah Konsumsi Aman
3. Waktu Pajanan Aman
4. Frekuensi Pajanan Aman
5. Durasi Pajanan Aman
• Penapisan Alternatif Pengelolaan Risiko
1. Pendekatan Teknologi
2. Pendekatan Sosial-Ekonomis
3. Pendekatan Institusional
Komunikasi Risiko
• dilakukan untuk menyampaikan informasi risiko pada masyarakat
(populasi yang berisiko), pemerintah, dan pihak yang berkepentingan
lainnya. Komunikasi risiko merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan
ARKL dan merupakan tanggung jawab dari pemrakarsa atau pihak
yang menyebabkan terjadinya risiko.
• Bahasa yang digunakan haruslah bahasa umum dan mudah dipahami,
serta memuat seluruh informasi yang dibutuhkan tanpa ada yang
‘ditutup - tutupi‘. Komunikasi risiko dapat dilakukan dengan teknik
atau metode ceramah ataupun diskusi interaktif, dengan
menggunakan media komunikasi yang ada seperti media massa,
televisi, radio, ataupun penyajian dalam format pemetaan
menggunakan geographical information system (GIS).

Anda mungkin juga menyukai