Anda di halaman 1dari 75

PENYEHATAN UDARA

Oleh Rihardini Okvitasari, S. Tr. KL


SKB Kesehatan Lingkungan
Pengertian Udara
Udara merupakan campuran gas, partikel dan zat yang terdiri banyak
komponen terdistribusi luas, bebas mengikuti volume bentuk ruang
Hubungan Udara dan Lingkungan
▪ Pengaturan suhu

UDARA ▪ Pengaturan kelembaban


▪ Pengaturan tekanan
▪ Pendistribusian gas & partikel
▪ Pendistribusian & memecah butiran es hujan
▪ Menjaga kelangsungan kehidupan
SUSUNAN KOMPONEN UDARA

Nitrogen N2 78,04%
Oksigen O2 20,94%
Argon Ar 0,93%
Karbondioksida CO2 0,032%
Helium He 0,0005%
Methan CH4 0,0002%
Kripton Kr 0,0001%
Nitrous oksida NOx 0,000000
Hidrogen H2
Xenon Xe
Ozon O3
Definisi

1. Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen
lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi
fungsinya;

2. Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan/atau penanggulangan


pencemaran udara serta pemulihan mutu udara;

3. Sumber pencemar adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan bahan
pencemar ke udara yang menyebabkan udara tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya

4. Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada
di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi
Peraturan Pemerintah kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya;

No. 41 Tahun 1999 5. Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang
masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak
mempunyai potensi sebagai unsur pencemar;
Tentang Pengendalian 6. Sumber bergerak adalah sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap pada suatu tempat
Pencemaran Udara yang berasal dari kendaraan bermotor;

7. Sumber bergerak spesifik adalah sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap pada suatu
tempat yang berasal dari kereta api, pesawat terbang, kapal laut dan kendaraan berat
lainnya;

8. Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada suatu tempat;

9. Sumber tidak bergerak spesifik adalah sumber emisi yang tetap pada suatu tempat yang
berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran sampah;

10. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang
menggambarkan kondisi mutu udara ambien di lokasi tertentu, yang didasarkan kepada
dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya;
PENCEMARAN UDARA
▪ Polutan udara primer
▪ Suatu bahan kimia yang ditambahkan langsung ke udara
Tipe Komposisi yang menyebabkan konsentrasinya meningkat dan
membahayakan
Pencemaran ▪ Polutan udara sekunder
Udara ▪ Senyawa kimia yang terbentuk di atmosfer melalui reaksi
kimia diantara berbagai komponen di udara
1. Sumber Bergerak
Yang termasuk sumber bergerak antara lain adalah, transportasi
(sepeda motor, mobil, dll)
2. Sumber Tidak bergerak
Yang termasuk sumber bergerak antara lain adalah industry

Sumber Berdasarkan pada sumber pencemaran udara baik bergerak maupun


tidak bergerak, maka dapat digolongkan jenis-jenis polutan udara, yaitu
Pencemar 1. Polutan Primer
a. Karbon monosida
Udara b. Oksida sulfur
c. Oksida nitrogen
d. Volatile Organic compounds (senyawa organic yang mudah
menguap)
e. Suspended Particulate Matter (SPM)
2. Polutan sekunder
a. Ozon
b. Timbal
a. Partikel : debu, abu dan logam seperti Pb, nikel,
cadmium dan berilium
Jenis Polutan b. Gas Anorganik seperti NO, CO, SO2, ammonia dan
berdasarkan hydrogen

struktur Kimia c. Gas Anorganik seperti hidrokarbon, benzene, etilen,


astilen, aldehid, keton, alcohol, dan asam-asam organic
▪ Partikel dalam udara dapat melekat pada saluran
pernafasan manusia yang tentunya dapat
membahayakan bagi Kesehatan manusia, Beberapa
ukuran partikel debu yang dapat masuk ke dalam
saluran pernafasan, dapat dilihat pada tabel

Jenis Polutan
berdasarkan
penampang
partikel
▪ Fisika
▪ Suhu, Kelembaban, Kebisingan,
Getaran, Radiasi, Pencahayaan,

▪ Kimia
▪ Gas : CO, CO2, NOx, SOx, O3, NH3,
Parameter Ether, termasuk gas sekunder
Pencemaran ▪ Partikel : debu, logam berat, aerosol,
fume, fog
Udara
▪ Biologi
▪ Bakteri, Virus, Jamur, Spora, Serbuk
Sari
▪ Sulfur dioksida (SO2)
▪ Karbon Monoksida (CO)
▪ Nitrogen dioksida (NO2)
▪ Oksidan (O3)
▪ Hidrokarbon (HC)
▪ Partikel ( debu PM 10 & PM 5)
Parameter ▪ Timbal (Pb),
Pencemaran ▪ Dust fall
▪ Total Flourida
Udara ▪ Chlorine & Chlorine dioksida
(PP: 41/99) ▪ Sulfat indeks

Baku Mutu Udara Ambien Nasional, ada di slide


selanjutnya
No Parameter Waktu Pengukuran Baku Mutu Metode Analisis Peralatan
1 SO2 1 Jam 900 ug/Nm3 Pararosanilin Spektrofotometer
(Sulfur Dioksida) 24 Jam 365 ug/Nm3
1 Thn 60 ug/Nm3
2 CO 1 Jam 30.000 ug/Nm3 NDIR NDIR Analyzer
(Karbon Monoksida) 24 Jam 10.000 ug/Nm3
1 Thn
3 NO2 1 Jam 400 ug/Nm3 Saltzman Spektrofotometer
(Nitrogen Dioksida) 24 Jam 150 ug/Nm3
1 Thn 100 ug/Nm3
4 O3 1 Jam 235 ug/Nm3 Chemiluminescent Spektrofotometer
(Oksidan) 1 Thn 50 ug/Nm3
5 HC (Hidro Karbon) 3 Jam 160 ug/Nm3 Flame Ionization Gas Chromatogarfi
6 PM10(Partikel <10 um) 24 Jam 150 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
PM 2.5* 24 Jam 65 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol
1 Jam 15 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
7 TSP 24 Jam 230 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol
(Debu) 1 Jam 90 ug/Nm3
8 Pb 24 Jam 2 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol
(Timah Hitam) 1 Jam 1 ug/Nm3 Ekstraktif Pengabuan AAS

9 Dustfall 30 Hari 10 Ton/Km2/Bulan (Pemukiman) Gravinetric Cannister


(Debu Jatuh) 20 Ton/Km2/Bulan (Industri)
10 Total Fluorides (as F) 24 Jam 3 ug/Nm3 Spesific ion Electrode Impinger atau Continous
90 Hari 0,5 ug/Nm3 Analyzer
11 Fluor Indeks 30 Hari 40 ug/100 cm2dari kertas limed filter Colourimetric Limed Filter Paper
12 Khlorine dan Khlorine Dioksida 24 Jam 150 ug/Nm3 Spesific ion Electrode Impinger atau Continous
Analyzer
13 Sulphat Indeks 30 Hari 1 mg SO3/100 cm3Dari Lead Peroksida Colourimetric Lead Peroxida Candle
❑ Pararosanilin merupakan metode yang dipakai pada alat
spektrofotometer, dia yg menyerap jenis sennyawa. Contoh Gas SO2
diserap dalam larutan penjerap tetrakloromerkurat dengan
menambahkan larutan pararosanilin dan formaldehida

❑ Saltzman pada prinsipnya yaitu Gas nitrogen dioksida dijerap dalam


larutan Griess Saltzman sehingga membentuk suatu senyawa azo dye
berwarna merah muda yang stabil setelah 15 menit. Konsentrasi larutan
ditentukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm.

❑ NDIR (Non- Dispersif Infrared), merupakan metode praktis bebas


gangguan untuk mendeteksi CO₂ dalam analisis TOC. Kelebihan utama
menggunakan NDIR, adalah bahwa metode ini secara langsung dapat
Penjelasan mengukur CO₂ yang dihasilkan oleh oksidasi dari karbon organik
dalam oksidasi reaktor, daripada mengandalkan pada pengukuran
Metode Analisis sekunder, seperti yang digunakan dalam pengukuran konduktivitas.

❑ Gravimetrik yaitu metode penentuan jumlah zat berdasarkan pada


penimbangan. melewatkan udara dalam volume tertentu melalui serat
gelas/glass fiber atau kertas saring

❑ Spectrophotometrik yaitu metode untuk mengukur energi cahaya


secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau
diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.

❑ Serapan atom merupakan metode yang dipakai pada alat


spektofotometer, dia yang menyerap logam dan metaloid berdasarkan
radiasi metil sulfonat yang berwarna ungu
KARAKTERISTIK EMISI SPESIFIK BERDASARKAN GOLONGAN INDUSTRI

JENIS INDUSTRI SIFAT KEGIATAN PENCEMAR UDARA

Logam dasar Peleburan biji besi, baja, pembuatan campuran baja, peleburan baja atau Fume (asap) oksida logam, CO, asap, debu abu
logam lain, besi tuang peleburan, SOx, Pb, asap, Ar, Cu

Produk logam fabrikasi Peralatan pemanas dan plambing, alat kerja, penerangan, besi/baja Asap logam dan debu peleburan, solvent, uap
struktur, seng, dst penyepuhan, protective coating, kabut
Pertambangan Penggilingan dan pengilangan mineral, besi dan biji logam, pengilangan Gas eksplosif, CO, debu, asap logam, SOx, uap
minyak bahan minyak, kabut, mercaptan

Produk kayu Penggergajian, plywood, kotak furniture, dst Debu halus penggergajian, cat dan solvent, asap, dst

Kimia dan barang kimia Pembuatan bahan kimia, produk petrokimia, kimia berat, serat rayon, tergantung bahan baku dan rpoduk, derivatif dan
plastik, ammnioa, dll. produk reaksi
Mineral (gelas, keramik, batu) Pembuatan bahan galian (gelas, keramik, semen, asbestos) melalui Debu bahan baku dan proses, asap dan asap logam
proses mekanika (penggerusan, pencampuran, penapisan, pembakaran, peleburan
pengeringan, dst)
Tekstil Pembuatan serat, kain, dst, proses pemintalan, pencelupan, pencetakan, Serat halus, uap organic, kabut asap, pembakaran,
dll bahan bakar, dll.
Makanan dan minuman Penjagalan, pengasapan, fermentasi, penggilingan, pengalengan, dll. Bau, debu tepung, dll

Lain-lain Rokok, senjata, dsb Spesifik dengan bahan baku dan produk
▪ Kualitas udara ambien salah satunya di atur dalam Peraturan Pemerintah No.
41 tahun 1990. Baku mutu udara ambien meliputi konsenterasi, metode
pengukuran dan periode pengambilan contoh udara di atur secara lengkap
dalam lampiran peraturan tersebut. Metode apa yang direkomendasikan untuk
analisis total suspended particulate?
a. Titrimetrik
B. Volumetrik
C. gravimetric
D. argentometric

Contoh Soal E. spektrofotometrik


Jawaban : C
▪ Pembahasan : Total suspended particulate (TSP)/debu diukur menggunakan
alat High Volume air sampler kemudian di analisis menggunakan metode
gravimetric. Prinsip kerja dari high volume air sampler dengan metode
gravimetric adalah menentukan konsentrasi debu yang ada di udara dengan
menggunakan pompa isap. Udara yang terhisap disaring dengan filter,sehingga
debu yang ada di udara akan menempel pada filter tersebut. Berdasarkan
jumlah udara yang terhisap dan berat debu yang menempel pada filter, akan
diketahui konsentrasi debu yang ada di udara.
▪ Seorang sanitarian melakukan pengukuran gas karbon
monoksida (CO) dengan waktu sampling 1 jam dan
analisis dilakukan dengan NDIR (Nun Dispersed Infrared).
Pengukuran tersebut dimaksudkan untuk menilai kualitas
udara berdasarkan Baku Mutu Udara Ambien Nasional.
Berapakah kadar CO yang harus dijadikan sebagai standar
untuk menentukan mutu udara ambien tersebut?
a. 10.000 µg/NM3
b. 20.000 µg/NM3

Contoh Soal c. 30.000 µg/NM3


d. 40.000 µg/NM3
e. 50.000 µg/NM3
Jawaban : C
Pembahasan : kata kunci pada soal adalah “melakukan
pengukuran gas karbon monoksida (CO) dalam waktu 1
jam”
Faktor Meteorologi/Klimatologi:
o suhu,
o Sinar Matahari
Faktor-Faktor
o kelembaban,
yang
o Arah, kecepatan dan kekuatan angin
Mempengaruhi
Pencemaran Faktor Geografi dan Topografi :
Udara o curah hujan,
o ketinggian,
o tata letak
Suhu Peningkatan suhu dapat menjadi katalisator atau membantu mempercepat reaksi kimia
perubahan suatu polutan udara. Suhu yang menurun pada permukaan bumi dapat menyebabkan
peningkatan kelembaban udara sehingga akan meningkatkan efek korosif bahan pencemar di
daerah yang udaranya tercemar. Pada suhu yang meningkat akan meningkat pula kecepatan
reaksi suatu bahan kimia
Kelembaban Kondisi udara yang lembab akan membantu proses pengendapan bahan pencemar, sebab
dengan keadaan udara yang lembab maka beberapa bahan pencemar berbentuk partikel
misalnya debu akan berikatan dengan air yang ada . Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan
terhalangnya radiasi matahari ke bumi karena terbentuknya awan di atmosfer. Konsentrasi partikel
yang tersuspensi yang meningkat di udara juga akan berakibat pada berkurangnya jarak
pandang visibility karena udara yang berkabut.
Contoh : Kelembaban udara relatif yang rendah yaitu 60, di daerah tercemar SO2 akan
mengurangi efek korosif dari bahan kimia tersebut. Pada kelembaban relatif lebih atau sama
dengan 80 di daerah tercemar SO2 akan terjadi peningkatan efek korosif SO2
Sinar Matahari Sinar matahari juga mempengaruhi kadar pencemar udara di udara karena dengan adanya sinar
matahari tersebut maka beberapa pencemar di udara dapat dipercepat atau diperlambat
reaksinya dengan zat – zat lain di udara sehingga kadarnya dapat berbeda menurut banyaknya
sinar matahari yang menyinari bumi. Sinar matahari dapat mempengaruhi bahan oksidan
terutama O2
Arah dan Angin merupakan gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi dan bergerak dari daerah
Kecepatan Angin bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Konsentrasi polutan di suatu tempat
banyak dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin. Semakin tinggi kecepatan angin maka
pengenceran dan pencemaran polutan dan sumber emisi di atmosfer semakin besar. Adanya
bangunan – bangunan yang tinggi di dalam kota mengakibatkan kecepatan angin berkurang dan
arah angin berubah
Curah Hujan Air hujan,sebagai pelarut umum. Cenderung melarutkan bahan polutan yang terdapat dalam
udara. Kawasan industry yang menggunakan batubara sebagai sumber energinya berpotensi
menjadi sumber pencemar udara di sekitarnya. Pembakaran batubara akan menghasilkan gas
sulfur dioksida apabila bercampur dengan air hujan akan membentuk asam sulfat sehingga air
hujan menjadi asam, biasa di sebut hujan asam.

Topografi Dataan rendah


Didaerah dataran rendah, angin cenderung membawa polutan terbang jauh ke seluruh penjuru
dan dapat melewati batas negara dan mencemari udara negara lain.

Pegunungan
Di daerah dataran tinggi sering terjadi temperature inversi dan udara dingin yang terperangkap
akan menahan polutan tetap di lapisan permukaan bumi

Lembah
Di daerah lembah, aliran angin sedikit sekali dan tidak bertiup ke segala penjuru. Keadaan ini
cenderung menahan polutan yang terdapat di permukaan bumi.
▪ Kawasan lembang adalah wilayah pegunungan yang terletak jauh
dari Kawasan industry. Dari hasil pemantauan kualitas udara,
ternyata terdapat kadar SO2 dalam udaranya tinggi. Setelah
dievaluasi ternyata sumber pencemarannya berasal dari Kawasan
industry. Emisi SO2 dari Kawasan industry bergerak menuju
wilayah Lembang dan terhalang pegunungan sehingga
terakumulasi. Faktor klimatologi apa yang paling berperan pada
proses pencemaran udara di atas?
a. Suhu
b. Arah angin
Contoh soal c. Curah hujan
d. Kelembaban
e. Kecepatan angin
Jawaban : B
Pembahasan : kata kunci dari soal di atas adalah “Emisi SO2 dari
Kawasan industry bergerak menuju wilayah Lembang” yang
menggerakan polutan dari indutri ke arah kawasan lembang
adalah arah angin.
▪ Penurunan Kualitas Udara
▪ Peningkatan Resiko pada Kesehatan
Manusia
▪ Hujan Asam
▪ Pemanasan Global Gas rumah Kaca (CH4,
Dampak CO2 dan N2O)
Pencemaran ▪ Penipisan Lapisan Ozon
▪ kerusakan pada tanaman,
Udara ▪ pelapukan bangunan atau patung-patung
yang terbuat dari batu
▪ dapat mempercepat empat kali lebih
cepat proses pengaratan benda-benda
yang terbuat dari besi,
GAS RUMAH KACA
▪ 1. CO2
▪ 2. CH4
▪ 3. N2O
▪ 4. Freon (SF6, HFC dan CFC)
Seorang sanitarian diminta menjelaskan keterkaitan pemansan global dengan
kerusakan hutan yang semakin marak terjadi saat ini. Dalam penjelasan tersebut,
sanitarian diminta menjelaskan proses kimia yang terjadi sehingga hutan dapat
mengurani pemanasan global. Bagaimana bentuk penjelasan yang harus di berikan
oleh sanitarian tersebut?

a. Hutan mampu menyerap panas secara global

b. Hutan mengeluarkan oksigen yang akan menurunkan suhu bumi

c. Hutan mampu menampung air yang akan menurunkan suhu bumi

d. Hutan mampu menyerap CO2 yang merupakan gas rumah kaca

e. Hutan mampu mencegah radiasi sinar matahari dari permukaan tanah

Contoh soal Jawaban : D

Pembahasan :

Efek rumah kaca disebabkan karena naikknya konsentrasi gas Karbondioksida (CO2)
dan gas-gas lainnya di atmosfer . Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini terjadi akibat
kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar organik
lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan- tumbuhan dan laut untuk
mengabsorsinya. Bahan- bahan di permukaan bumi yang berperan aktif untuk
mengabsorsi hasil pembakaran tadi ialah tumbuh- tumbuhan, hutan , dan laut . Jadi bisa
dimengerti bila hutan semakin gundul , maka panas di bumi akan semakin naik. Karena
hutan terdiri dari banyak pohon, dan pohon memerlukan CO2 untuk proses
fotosintesis, maka disimpulkan hutan mampu menyerap CO2 yang merupakan gas
rumah kaca.
▪ Silicosis, adalah penyakit yang disebabkan karena debu yang mengandung silika
bebas, yang biasanya mengenai para pekerja yang bekerja pada perusahaan yang
menghasilkan silikat batuan ntuk bangunan, perusahaan keramik dan lain-lain. Sumber
lain yang banyak ditemukan debu silica adalah pada perusahaan tegel, keramik, pabrik
semen, tambang timah putih (bukan karena timah putihnya ), tambang batu bara (
bukan oleh batu baranya ), dll. Masa timbulnya inkubasi silicosis adalah 2-4 tahun,
tergantung pada dosis/kadar silika bebas dalam debu yang telah terhirup. Gejalanya
adalah sesak nafas, makin berat tingkatny, semakin parah sesaknya.
▪ Asbestosis, adalah penyakit yang disebabkan oleh debu asbes dan biasanya terkena
pada pekerja yang bekerja pada pengolahan asbes. Gejalanya berupa sesak nafas,
batuk dengan banyak dahak dan tubuh kelihatan pucat.
▪ Berryliosis, adalah penyakit yang disebabkan oleh berrylium yang berupa logam,
oksida, sulfat klorida, fluorida, dapat menyebabkan bronchitis dan pneumoconiosis.
▪ Byssinosis, adalah penyakit yang disebabkan oleh debu kapas, dan biasanya terjadi
Penyakit dan Gangguan pada pekerja yang bekerja pada perusahaan tekstil. Masa inkbasi penyakit ini rata-rata
Paru akibat Debu adalah 5 (lima) tahun.
▪ Antracosis, Penyebab utama penyakit ini adalah debu arang batu pada berbagai sumber
tambang arang batu.
▪ Stanosis, Adalah penyakit yang disebabkan karena terlalu banyak menghirup timah
putih.
▪ Siderosis, Adalah penyakit yang disebabkan oleh debu yang mengandung besi dan
umumnya terjadi pada pekerja pda perusahaan yang mengolah biji besi.
▪ Talcosis , Adalah penyakit yang disebabkan oleh karena debu talk yang masuk ke
dalam paru-paru, di mana biasanya talk ini merupakan campuran mineral-mineral dan
tidak hanya magnesium silika saja. Penyakit ini pada umumnya terjadi pada pekerja-
pekerja perusahaan kosmetik, cat pembuatan kertas, powder dan lain-lain.
Seorang penambang pasir mengeluh sakit pada system
pernafasannya. Sehai-hari dia melakukan penggalian tanah
untuk mendapatkan pasir. Dia bekerja tanpa menggunakan
masker sehingga terpapar debu batuan. Jenis penyakit apa yang
kemungkinan besar diderita oleh orang tersebut?
a. Silikosis
b. Bysinosis
c. Berytosis
d. Gasteritis
Contoh soal e. Asbestosis
Jawaban : A
Pembahasan :
Silicosis, adalah penyakit yang disebabkan karena debu yang
mengandung silika bebas, yang biasanya mengenai para
pekerja yang bekerja pada perusahaan yang menghasilkan
silikat batuan ntuk bangunan, perusahaan keramik dan lain-lain.
❑Gravity Settling Chamber merupakan peralatan
pemisah gas-solid dengan menggunakan gaya gravitasi
sebagai mekanisme pemisahan utamanya (>50 mikron
❑Ventury Scrubber dapat menangkap partikel padatan
❑Baghouse filter merupakan filter untuk menghilangkan
debu & asap dari aliran udara.
❑Cyclone Separator (Centrifugal) merupakan
Alat pengendali menghilangkan partikulat berukuran > 3-5 micron dr
aliran gas
pencemaran ❑Electrostatic precipitator yaitu alat penangkap abu dari
partikulat hasil pembakaran boiler yang menggunakan prinsip
elektrostatis. Partikel abu yang awalnya bermuatan
netral akan terionisasi menjadi bermuatan negatif
setelah melewati discharge electrode yang memiliki
muatan negatif. (pake muatan listrik)
Salah satu ruang produksi di Industri semen harus
menerapkan prinsip pengendalian partikulat yang ada di
ruang tersebut. Partikulat yang ada akan dilewatkan kedalam
medan listrik, yaitu 2 (dua) plat logam yang dialiri muatan
positif dan negative. Maka, partikulat yang bermuatan akan
menempel pada plat yang bermuatan berlawanan dengan
muatan partikel. Jika anda dimintai saran, prinsip
pengendalian pencemaran udara apakah yang tepat?
Contoh Soal a. Ventury Scrubber
b. Cyclone Collectors
c. Mechanical Separator
d. Combustion Incinerators
e. Elektrosatatis presipitators
Jawaban : E
TEORI SIMPUL

TEORI SIMPUL
▪ Pemerintah DKI Jakarta telah melakukan berbagai
upaya pengendalian pencemaran udara. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah mengembalikan fungsi
ruang terbuka hijau. Contoh pembongkaran SPBU di
wilayah semanggi, pembuatan taman pada bekas lokasi
pasar bunga di Jl. Barito dan lain-lain. Berdasarkan teori
simpul pencemaran lingkungan, upaya pengendalian
tersebut dilakukan pada simpul berapa?
Contoh soal a. Simpul 1
b. Simpul 2
c. Simpul 3
d. Simpul 4
e. Simpul 5
Jawaban : Simpul 2 (lingkungan)
INDEKS STANDAR
PENCEMARAN UDARA (ISPU)
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR :KEP 45 / MENLH / 1997
TENTANG:
INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA (ISPU)
Keputusan Kepala Bapedal
No. 107 Tahun 1997
Tentang : Perhitungan Dan Pelaporan Serta Informasi
Indeks Standar Pencemar Udara
▪ Indeks Standar Pencemar Udara adalah angka yang
tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi
kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang
PENGERTIAN didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan
manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya .
ISPU (Pasal 1)
ANGKA DAN KATEGORI ISPU
Rentang
Kategori Warna Penjelasan
Indeks

Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi


1 - 50 Baik Hijau kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh
pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika
Tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada
51 - 100 Sedang Biru kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh
pada tumbuhan yang sensitive dan nilai estetika
Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada
manusia ataupun kelompok hewan yang sensitive atau
101 - 199 Tidak Sehat Kuning
bias menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun
nilai estetika.

Sangat Tidak Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan


200 - 299 Merah
Sehat pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.

Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara umum


300 - lebih Berbahaya Hitam
dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
▪ Pasal 4
▪ (1). Data ISPU diperoleh dari
pengoperasian Stasiun Pemantauan
Kualitas Udara Ambien Otomatis.
▪ (2). Parameter ISPU sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) meliputi :
PARAMETER ▪ a. Partikulat (PM10)
ISPU ▪ b. Karbon Monoksida (CO)
▪ c. Sulfur dioksida (SO2).
▪ d. Nitrogen dioksida (NO2).
▪ e. Ozon (O3)
▪ Partikulat merupakan zat pencemar padat
maupun cair yang terdispersi di udara.
▪ Partikulat ini dapat berupa debu, abu, jelaga,
asap, uap, kabut, atau aerosol.
▪ Jenis-jenis partikulat dibedakan berdasarkan
ukurannya. Partikel yang sangat kecil dapat
bergabung satu sama lain membentuk partikel
a. PM10 / yang lebih besar.
Partikulat ▪ Unsur kandungan partikulat adalah karbon (dari
pembakaran tidak sempurna) dan logam timbal
Matter (dari pembakaran bensin bertimbal). Sebagian
partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai
asap hitam tebal. Paling berbahaya adalah
butiran-butiran halus sehingga dapat menembus
bagian terdalam paru-paru.
▪ Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah
150 ug/Nm3
▪ Gas ini dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar yang tidak sempurna. Pembakaran
tidak sempurna, salah satu sebabnya adalah
kurangnya jumlah oksigen. Bisa karena saring
udara yang tersumbat, bisa juga karena
karburator kotor dan setelannya tidak tepat.
▪ Asap kendaraan merupakan sumber utama
bagi karbon monoksida di berbagai
b. CO / Karbon perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60
persen pencemaran udara di kota-kota besar
Monoksida disumbang oleh transportasi umum.
▪ Karbon monoksida bersifat racun,
mengakibatkan turunnya berat janin,
meningkatkan jumlah kematian bayi, serta
menimbulkan kerusakan otak.
▪ Standar baku mutu yang diperbolehkan
adalah 10.000 ug/Nm3.
▪ Gas ini berasal dari hasil pembakaran
bahan bakar yang mengandung sulfur.
Juga terkandung dalam pelumas.
▪ Gas sulfur dioksida sukar dideteksi
karena tidak berwarna.
▪ Pada manusia dapat menyebabkan
gangguan pernapasan, pencernaan, sakit
c. SO2 / Sulfur kepala, sakit dada, dan saraf. Pada kadar
di atas batas ambang, dapat
Dioksida menyebabkan kematian
▪ Keberadaan gas ini di udara dapat
menimbulkan hujan asam yang
merusakkan bahan bangunan dan
menghambat pertumbuhan tanaman.
▪ Standara baku mutu yang diperbolehkan
adalah 365 ug/Nm3
▪ Zat nitrogen dioksida sangat beracun
sehingga dapat menyebabkan iritasi pada
mata, hidung, dan saluran pernapasan serta
menimbulkan kerusakan paru-paru.
▪ Gas ini terbentuk dari hasil pembakaran
tidak sempurna. Setelah bereaksi di atmosfer,
zat ini membentuk partikel-partikel nitrat
sangat halus sehingga dapat menembus
d. NO2 / bagian terdalam paru-paru. Partikel-partikel
nitrat ini pula, jika bergabung dengan air
Nitrogen baik air di paru-paru atau uap air di awan
akan membentuk asam. Asam ini dapat
Dioksida merusakan tembok bangunan dan
menghambat pertumbuhan tanaman. Jika
bereaksi dengan sisa hidrokarbon yang tidak
terbakar, akan membentuk smog atau kabut
berwarna cokelat kemerahan.
▪ Standar baku mutu yang diperbolehkan
adalah 150 ug/Nm3.
▪ Ozon merupakan gas yang sangat beracun dan
berbau sangit. Ozon terbentuk ketika percikan
listrik melintas dalam oksigen. Ozon dapat
dideteksi melalui bau (aroma) yang ditimbulkan
oleh mesin-mesin bertenaga listrik. Secara
kimiawi, ozon lebih aktif ketimbang oksigen biasa
dan juga merupakan zat pengoksidasi yang lebih
baik.
e. O3 / Ozon ▪ Biasanya, ozon digunakan dalam proses
pemurnian (purifikasi) air, sterilisasi udara, dan
permukaan pemutihan jenis makanan tertentu.
tanah ▪ Di atmosfer, terjadinya ozon berasal dari nitrogen
oksida dan gas organik yang dihasilkan oleh
emisi kendaraan maupun industri. Ozon
berbahaya bagi kesehatan, terutama penyakit
pernafasan seperti bronkitis dan asma.
▪ Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah
235 ug/Nm3 pada pengukuran selama 1 jam
Dampak Pencemaran Udara
PARAMETER DAMPAK
CO bersifat racun, berikatan dengan Hb,
mengakibatkan turunnya berat janin,
meningkatkan jumlah kematian bayi, serta
menimbulkan kerusakan otak.
O3 sangat beracun dan berbau sangit, bronkitis
maupun asma
NO2 iritasi pada mata, hidung, dan saluran pernapasan
serta menimbulkan kerusakan paru-paru
SO2 gangguan pernapasan, pencernaan, sakit kepala,
sakit dada, dan saraf, hujan asam yang
merusakkan bahan bangunan dan menghambat
pertumbuhan tanaman.
PM10 Merusak organ pernapasan
Baru-baru ini terjadi sepasang muda mudi ditemukan tewas dalam mobil
yang dilakukan oleh polisi dan petugas Kesehatan ditemukan beberapa
fakta yang dapat dijadikan sebagai petunjuk bahwa kematian disebabkan
oleh gas beracun. Tanda-tanda tersebut antara lain : badan membiru,
mesin mobil dalam keadaan hidup, AC mobil hidup, Gas pencemar apa
yang telah memapar sepasang muda mudi tersebut?
a. Ozon
b. Karbon dioksida
c. Nitrogen oksida

Contoh soal d. Hidrogen sulfida


e. Karbon monoksida
Jawaban : E
Saat seseorang menghisap karbon monoksida, alih-alih
oksigen, hemoglobin justru mengikat karbon monoksida dan
mengalirkannya ke seluruh tubuh. Hemoglobin yang berikatan dengan
karbon monoksida lantas membentuk senyawa yang disebut
carboxyhemoglobin. Ini adalah senyawa yang diyakini menjadi penyebab
utama keracunan karbon monoksida.
NAB DAN PERIODE PENGUKURAN PARAMETER ISPU

No NILAI AMBANG BATAS


PARAMETER WAKTU PENGUKURAN
PP No.41/1999
1. Partikulat (PM10) 150 ug/Nm3 24 jam

2. Sulfur Dioksida (SO2) 365 ug/Nm3 24 jam

3. Carbon Monoksida (CO) 10.000 ug/Nm3 24 jam (8 jam ispu)

4. Ozon (O3) 235 ug/Nm3 1 jam

5. Nitrogen Dioksida (NO2) 400 ug/Nm3 1 jam

Catalan :
1. Hasil pengukuran untuk pengukuran kontinyu diambil harga rata-rata tertinggi waktu pengukuran.
2. ISPU disampaikan kepada masyarakat setiap 24 jam dari data rata-rata sebelumnya (24 jam sebelumnya).
3. Waktu terakhir pengambilan data dilakukan pada pukul 15.00 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIBB).
4. ISPU yang dilaporkan kepada masyarakat berlaku 24 jam ke depan (pkl 15.00 tgl (n) sampai pkl 15.00 tgl
(n+1))
PENGARUHINDEKSSTANDARPENCEMARUDARAUNTUKSETIAPPARAMETERPENCEMAR
Carbon Monoksida Sulfur Dioksida
Kategori Rentang Nitrogen (NO2) Ozon O3 Partikulat
(CO) (SO2)
Baik 0-50 Tidak ada efek Sedikit berbau Luka pada Luka pada Tidak ada
Beberapa spesies Beberapa spesies efek
tumbuhan akibat tumbuhan akibat
Kombinasi kombinasi dengan
dengan SO2 O3 (Selama 4
(Selama 4 Jam) Jam)
Sedang 51 - 100 Perubahan kimia darah Berbau Luka pada Luka pada Terjadi
tapi tidak terdeteksi Babarapa spesies Beberapa penurunan
tumbuhan spesies pada jarak
lumbuhan pandang
Tidak Sehat 101 – 199 Peningkatan pada Bau dan Penurunan Bau, Jarak
kardiovaskularpada kehilangan warna. kemampuan pada Meningkatnya pandang
perokok yang sakit Peningkatan atlit yang berlatih kerusakan turun dan
jantung reaktivitas keras tanaman terjadi
pembuluh pengotoran
tenggorokan pada debu di
penderita asma mana-mana
Sangat 200-299 Maningkatnya Meningkatnya Olah raga ringan Meningkatnya Meningkatny
Tidak Sehat kardiovaskular pada sensitivitas pasien mangakibatkan sensitivitas pada a sensitivitas
orang bukan perokok yang berpenyaklt pengaruh pasien pada pasien
yang berpanyakit asma dan parnafasan pada berpenyakit berpenyakit
Jantung, dan akan bronhitis pasien yang asthma dan asthma dan
tampak beberapa berpenyaklt paru- bronhitis bronhitis
kalemahan yang paru kronis
terlihat secara nyata
Berbahaya 300 - lebih Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar
▪ Konsentrasi nyata ambient (Xx) ? ppm,
mg/m3, dll
Angka nyata ISPU (1)
▪ Xx -->

CARA PERHITUNGAN BATAS


ISPU

▪ I = ISPU terhitung
Ia = ISPU batas atas
Ib = ISPU batas bawah
Xa = Ambien batas atas
Xb = Ambien batas bawah
Xx = Kadar Ambien Nyata hasil pengukuran
Batas Indeks Standart Pencemar Udara (Dalam Satuan SI)

24 Jam 24 Jam 8 Jam 1 Jam 1 Jam


ISPU PM10 SO2 CO O3 NO2
ug/m3 ug/m3 ug/m3 ug/m3 ug/m3

50 50 80 5 120

100 150 365 10 253

200 350 800 17 400 1130

300 420 1600 34 800 2260

400 500 2100 46 1000 3000

500 600 2620 57.5 1200 3750


▪ Pengukuran kadar polusi udara yang dilakukan tanggal 13 januari 2011
di Kota Padang diperoleh data hasil untuk PM10 dalah 340 µg/NM3.
sementara itu batas ISPU dalam dalam SI adalah seperti dalam tabel
(slide sebelumnya) . Berapakah indeks standar pencemar udara (ISPU)
untuk parameter PM10 dari kasus di atas?

a. 195
Ditanyakan : I
b. 280 𝐼𝑎−𝐼𝑏
Jawab : 𝐼 = 𝑋𝑥 − 𝑋𝑏 + 𝐼𝑏
𝑋𝑎−𝑋𝑏
c. 220
d. 198 200 − 100
𝐼= 340 − 150 + 100
e. 159 350 − 150

Jawaban : A 100
= 200 190 + 100
Pembahasan :

Diketahui :
= 195
Xx =340

Xa = 350

Xb = 150

Ia =200

Ib = 100
VENTILASI
Definisi
Sarana tempat keluar masuk (pertukaran) udara dari luar
ke dala ruangan atau sebaliknya.
Fungsi
▪ Tempat pertukaran udara
▪ Mensuplay udara masuk/keluar ruangan
▪ Mempertahan ketersediaan oksigen dalam ruangan
Ventilasi ▪ Membuang pencemar udara keluar ruangan
▪ Mengatur temperatur
▪ Mengatur kelembaban
▪ Mengatur tekanan udara
▪ Tata Letak
1. Cross ventilation
2. Mudah dijangkau sesuai kebutuhan
3. dekat / sealiran dengan sumber cemaran
4. posisi (dinding, plafon, atap, lantai, dekat sumber
pencemar/emisi)
Tata Letak dan ▪ Jenis

Jenis 1. lubang perhawaan


2. kipas angin / fan
3. Exhauster
4. AC Central
5. blower/cyclone
▪ Jenis
▪ Tetap ; roster
▪ Tidak tetap ; pintu, jendela

▪ keuntungan
▪ murah, mudah

▪ kelemahan
lubang ▪ permanent tidak bisa di atur kecepatan aliran, luas
perhawaan penampang, dipindah

▪ Saran
▪ Perlu penghalang (jendela) miring keluar yang dapat
diatur
▪ keuntungan
▪ portable,
▪ mudah dipindah,
▪ murah
▪ kelemahan
▪ aliran satu arah,
kipas angin / fan ▪

kecepatan sedikit bisa diatur,
cemaran debu,
▪ bising
▪ Saran
▪ Dekat lubang perhawaan
▪ keuntungan
▪ aliran dua arah,
▪ kecepatan aliran dapat diatur
▪ kelemahan
▪ permanent,
▪ bising,
exhauster ▪ cemaran debu,
▪ saran
▪ Perlu penghalang (jendela) miring keluar yang dapat
diatur
▪ keuntungan
▪ Kebutuhan skala besar
▪ Kecepatan dapat diatur
▪ Kelemahan
AC Central ▪ Bila ada kerusakan, semua ruang tidak nyaman
▪ Saran
▪ Keluar udara dingin jauh dari pengunjung
▪ keuntungan
▪ Kebutuhan skala besar
▪ Kecepatan dapat diatur
▪ Kelemahan
Blower/cyclone ▪ Posisi di atap, pemeliharaan susah
▪ Saran
▪ Dibuat akses menuju blower untuk pemeliharaan
▪ 10 % luas lantai
▪ Luas minimal kamar tidur 8 m2, luas ventilasi 0,8 m2
Syarat Ventilasi
▪ Luas ruangan 4 m2 per penghuni, luas ventilasi 0,4 m2
+ istirahat : 7,4 liter/menit udara = 1,554
liter/menit oksigen
+ normal : 15 liter/menit udara = 3,15
Kebutuhan liter/menit oksigen

Udara dan + pekerja berat : 43 liter/menit udara = 9,03 liter/menit


oksigen
Oksigen
Debit
1. Q = V/t
Q = debit
V = volume (m3)
t = waktu pengukuran (detik)
KEBUTUHAN 2. Q = A.v
Q = debit (m3/menit)
LUAS VENTILASI A = luas penampang (m2)
v = kecapatan aliran (m/menit)
A = dikalikan 2 karena untuk inlet dan out,
sehingga udara dapat bergerak
Q = debit kebutuhan udara total, bukan hanya O2
Pekerja di industri cat pingsan setelah melakukan pencampuran bahan
aktif dengan pelarut tanpa menggunakan masker. Setelah sadar pekerja
tersebut mengatakan bahwa sebelum pingsan awalnya dia mengalami
gejala mabuk. Supaya tidak terjadi demikian perlu adanya ventilasi yang
baik disamping menggunakan APD. Apakah jenis ventilasi yang cocok
untuk mengurangi polutan tersebut? *

▪ a. AC
▪ b. Kipas angin
▪ c. Ex hauster
Contoh soal ▪ d. lubang perhawaan
▪ e. Fan

Jawaban : C

Pembahasan :

Exhauster memiliki aliran dua arah artinya dapat berfungsi menghisap


udara di dalam ruang untuk dibuang ke luar, dan pada saat bersamaan
menarik udara segar di luar ke dalam ruanga selain itu kecepatan aliran
dapat diatur.
Sebuah ruang lavatory di hotel memiliki volume ruang sebesar 210 m3.
Berdasarkan tabel riset para ilmuwan ruang lavatory memiliki kebutuhan
frekuensi pergantian udara dalam satu jam sebanyak 10 kali/jam. Pada
ruangan tersebut akan di pasang exhaust fan dengan kapasita 700 m3/jam.
Kebutuhan exhaust fan adalah volume ruang dikali kbutuhan frekuensi
pergantian udara dalam setiap jam di bagi kapasitas exhaust fan. Berapa
jumlah exhaust fan yang dibutuhkan untuk dipasang pada ruang tersebut?
Diketahui :
V ruang = 210 m2
Kebutuhan Frekuensi = 10 kali/jam
Contoh soal Kapasitas exhaust fan = 700 m3/jam
Ditanyakan : Kebutuhan exhaust fan
Jawab :
Kebutuhan exhaust fan =
v.ruang x kebutuhan frekuensi / kapasitas exhaust fan
= 210 M3 x 10 kali/jam : 700 M3/jam
= 3 buah
PENGUKURAN PARAMETER
UDARA
Penentuan Titik Sampling

Penentuan titik lokasi pengambilan sampel udara ambien pada suatu sumber pencemaran
berdasarkan SNI-19-7119.9-2005.
1. Sumber titik
contohnya adalah suatu pabrik atau industri.
2. Sumber kawasan
contohnya adalah kumpulan beberapa industri pada suatu wilayah (kawasan industri), penimbunan
sampah kota pada suatu wilayah, atau sekelompok sumber titik jaraknya saling berdekatan, dapat
berupa sumber diam dan bergerak sulit ditentukan lokasinya secara pasti kecuali kawasannya,
misalnya suatu kota lalu lintas yg padat
3. Sumber garis
contoh sumber garis adalah jalan raya di luar kota dengan lalu lintasnya yg padat.
PENGUKURAN TSP MENGGUNAKAN HVAS
SNI19-7119.3-2005

Menggunakan
alat HVAS
(SNI.
1. Mengeringkan kertas saring GF/A whatman di dalam oven pengering pada suhu 130 OC selama 1 jam,
lalu kertas saring dimasukkan dalam desikator selama 1 jam. Dicatat hasil penimbangan kertas saring
dalam satuan mg.

2. Kertas saring dipanaskan kembali di oven pengering selama 1 jam pada suhu 130OC, lalu dimasukkan
kembali ke desikator selama 1 jam dan ditimbang Kembali

3. Catat selisih penimbangan pertama dan kedua. Apabila selisih penimbangan >0,2 mg maka proses
pengeringan dan penimbangan didapat berat konstan (beda berat penimbangan maks 0,2 mg)

4. Catat berat konstan yang didapat kertas saring sebagai berat kertas saring kosong

5. Kertas saring yang telah didapat berat konstan, dimasukkan dalam kertas alumunium foil dan
disimpan dalam desikator agar terjaga kelembabanya.

6. Penentuan lokasi pengukuran debu udara harus memperhatikan tingkat keselamatan peralatan dan

Cara 7.
petugas. Apabila dipinggir jalan raya, perhatikan jarak aman.

HVS dipasang pada tiang statis ketinggian 1.2-1,5 m i. Selanjutnya letakan HVS dekat dengan sumber ,
jika di jalan raya 2-3 m dari pinggir jalan

pengukuran 8. Masukkan kertas saring ke Holder kertas saring yang terdapat di bagian depan HVS, kertas saring
tidak boleh dipegang menggunakan tangan, harus menggunakan pinset

9. Sambungkan HVS pada sumber listrik, dan nyalakan dengan menekan tombol power pada HVS,
pencatatan waktu pengukuran dimulai ketika HVS dinyalakan

10. Catat kecepatan aliran udara awal dengan melihat flowmeter yang terdapat dibagian belakang HVS.
11. Lakukan pengukuran minimal 60 menit, mencatat flow air yang berada di belakang alat HVS.
12. Setelah itu alat HVS dimatikan, keluarkan kertas saring dengan hati-hati dari filter holder
menggunakan pinset lalu masukan dalam kertas coklat

13. Menimbang kembali kertas saring untuk mendapatkan berat kertas akhir kemudian mencatat hasil.
14. Berat debu sesudah – sebelum pengukuran = kadar debu
PENGUKURAN TSP MENGGUNAKAN LVAS

1. Desikator filter yang diperlukan selama 24 jam agar mendapat kondisi stabil.
2. Setelah didesikator selama 24 jam, filter ditimbang sampai diperoleh berat konstan, minimal tiga kali
penimbangan sehingga diketahui berat filter sebelum pengambilan contoh. Catat berat filter blanko dan filter
contoh masing-masing dengan berat B1 (mg) dan W1 (mg) dan masing-masing filter ditaruh di dalam holder.
3. Filter contoh dimasukkan ke dalam Low Volume Air Sampler (LVAS) dengan menggunakan pinset dan tutup
bagian atas holder.
4. Pompa penghisap udara dikalibrasi dengan kecepatan laju aliran udara 10 l/menit dengan menggunakan
flowmeter.
5. LVAS dihubungkan dengan pompa penghisap udara dengan menggunakan selang silikon atau teflon.
6. LVAS diletakkan pada titik pengukuran (di dekat tenaga kerja terpapar debu) dengan menggunakan tripod
kira-kira setinggi zona pernapasan tenaga kerja.
7. Pompa penghisap udara dihidupkan dan lakukan pengambilan contoh uji dengan kecepatan laju alir udara 10
l/menit.
8. Lama pengambilan contoh uji dapat dilakukan selama beberapa menit hingga satu jam (tergatung pada
keutuhan, tujuan dan kondisi lokasi).
9. Pengambilan contoh dilakukan minimal tiga kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal, pertengahan dan akhir
shift kerja.
10. Setelah selesai pengambilan contoh, debu bagian luar holder dibersihkan untuk menghindari kontaminasi.
11. Filter dipindahkan dengan menggunakan pinset ke keset filter dan dimasukkan ke dalam desikator selama 24
jam.
12. Filter blanko sebagai pembanding dan filter contoh ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik yang
sama sehingga diperoleh berat filter blanko dan filter contoh masing-masing B2 (mg) dan W2 (mg).
13. Catat hasil penimbangan berat filter blanko dan filter contoh sebelum pengukuran.
Rumus
Perhitungan
Alat LVAS
Pengambilan sampel Kimia –
Gas Menggunakan alat
Impinger Gas Sampler
1. Pengujian gas NO2
Metode : Griess Saltman
Prinsip : NO2 bereaksi dengan N-(1-Naphtil) – Ethyline Diamine Dihydrochlorida
akan membentuk warna merah violet. Intensitasnya akan di ukur dengan
spectrophotometer pada pajang gelombang 550 nm
2. Pengujian gas SO2
Metoda : Pararosanilin
Prinsip : SO2 Beraksi dengan kalium tetrachloromerkurat (TCM) membentuk ion
dichlorosulfitmerkurat yang beraksi dengan pararosanilin hydrochlori dalam HCL
dan formaldehyde membentuk warna merah ungu. Intensitasnya dapat di ukur
menggunakan spectrophotometer pada Panjang gelombang 575 nm.
Metode 3. Pengujian gas H2S

Pengujian/Analisis Metoda : Braverman


Prinsip : Ion sulfida beraksi dengan N,N diethyl 1,4 phenylene diamine dan ferri
chloride akan membentuk methylene blue. Intensitasnya dapat diukut menggunakan
spektrophoto meter pada pajang gelombang 760 nm.
d. Pengujian gas NH3 (Nessler)
Metoda : Nessler
Prinsip : Ion ammonium dengan larutan Nessler akan terbentuk senyawa kompleks
berawrna kuning sampai coklat. Intensitasnya dapat diukur menggunakan
spektrophtometer pada pajnjang gelombang 410 nm.
Cara pengoperasian
Spekthrophotometer
(Alat yang digunakan untuk
Metode pengujian/analisis
No2, SO2, H2S, dan NH3)
Pengambilan sampel mikrobiologi
Menggunakan Alat Mikrobiologi Air Samper
1. Metode Agar
a. Persiapan

1) lakukan uji fungsi alat

2) Lepas kipas dan pelindungnya lalu bungkus dengan


kertas, sterilkan dalam autoclave dengan suhu 121 C selama
15 menit atau dengan sterilisasi kering dengan suhu 70 C
selama 1 jam

3) Badan alat di desnifeksi menggunakan alcohol 70% atau


lainnya

4) Pasang battery pada alat atau adaptor

5) Pasang Kembali kipas dan pelindung pada alat

6) Pasang alat pada piring penyangga/Tripod

7) Siapkan agar strip (media agar)


Pengambilan sampel mikrobiologi
Menggunakan Alat Impinger

2. Metode Tuang
a. Persiapan
1) periksa battery melalui indikator flowrate
2) Isi impinger dengan larutan fisiologis NaCl
0,9% sebanyak 10 ml
3) Tutup tabung impinger dengan rapat jangan
sampai terdapat gelembung
4) Sterilisasi tabung impinger yang sudah
berisi reagen penyerap dengan sterilisasi
basah pada suhu 21 C selama 15 menit
5) Tempatkan impinger pada badan alat
Sebuah pabrik semen di kota A, emisi cerobongnya mengeluarkan asap tebal
setiap hari, dan kadar debu sudah melebihi baku mutu. Hal ini berdampak pada
Kesehatan masyarakat baik pekerja maupun masyarakat disekitar pabrik.
Apakah alat ukur yang dipakai untuk parameter debu tersebut?
a. Hygrometer
b. Survey meter
c. Midget impinger
d. Gas chromatografi
e. High volume air sampler

Contoh Soal Jawaban : E


Pembahasan :
Hygrometer = kelembaban
Survey meter = radiasi
Midget impinger = pengambilan sampel kimia gas dan mikrobiologi udara
Gas chromatografi = untuk Analisa senyawa organic yang mudah menguap
High volume air sampler = debu
CO2 di udara dihasilkan dari proses pembakaran secara
alamiah maupun dari aktivitas manusia, sehingga kadar di
udara cukup tinggi. Oleh karena itu kadar CO2 udara
perlu dilakukan pemantauan dan untuk mengambil
langkah-langkah dalam pengendaliannya. Sebutkan salah
satu alat yang digunakan untuk mengambil sampel CO2
udara dengan metode absorben yang digunakan untuk
melakukan pemantauan?
Contoh soal a. Filter
b. Midget impinger
c. Personal dust sampler
d. High volume air sampler
e. Low volume air sampler
Jawaban : B
Monitoring kualitas udara disebuah industry memerlukan
kegiatan pengambilan sampel untuk mengukur kualitas
pencemar udara yang meliputi parameter Sox, No, dan
NH3. selanjutnya sampel di bawa ke laboratorium untuk
diperiksa secara laboratorium untuk diketahui kadarnya.
Apakah alat yang digunakan untuk membaca hasil
pemeriksaan parameter?
a. gas detector

Contoh soal b. Spektrofotometer


c. Midget impinger
d. Low volume air sampler
e. High volume air sampler
Jawaban : B

Anda mungkin juga menyukai