Berdasarkan hasil pengujian kualitas udara yang disajikan pada tabel diatas mengenai
sembilan paremeter kualitas udara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999
Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Adapun parameter Sulfida (H 2S) didasarkan pada
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 50 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat
Kebauan. Maka berdasarkan tabel diatas mengenai hasil parameter uji, dapat dilakukan
interpretasi hasil pengukuran kualitas udara sebagai berikut :
1. Parameter Sullfida (SO2)
Hasil yang diperoleh dengan waktu pengukuran selama 1 jam didapatkan nilai SO2
sebesar 11,254 μg/Nm3 yang mana nilai tersebut belum melewati batas baku mutu yaitu 900
μg/Nm3, yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara. Saat SO2 masuk di lingkungan dan berada di udara maka
dapat membentuk asam sulfit, sulfur trioksida, dan sulfat. Gas ini juga dapat larut di dalam
air dan membentuk asam sulfur bahkan tanah pun dapat menyerap SO2
5. Sulfida (H2S)
Hasil yang didapatkan dari nilai H2S sebesar 4,4405 ppm yang mana nilai tersebut telah
menewati batas baku mutu jika dibandingkan dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No.50/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebauan, yang mana nilai standar baku
tersebut adalah 0,02 ppm
6. Dustfall (Debu Jatuh)
Hasil yang diperoleh dengan waktu pengukuran selama 30 hari didapatkan nilai Dustfall
sebesar 3,15 Ton/KM2/bulan yang mana nilai tersebut belum melewati batas baku mutu yaitu
10 Ton/KM2/bulan, yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999
Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
7. Timbal (Pb)
Hasil yang diperoleh dengan waktu pengukuran selama 24 jam didapatkan nilai timbal
(Pb) sebesar <0,82 μg/Nm3 yang mana nilai tersebut masih dibawah batas baku mutu yaitu
2 μg/Nm3, yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
9. Hidrokarbon (HC)
Hasil yang diperoleh dengan waktu pengukuran selama 3 jam didapatkan nilai HC
sebesar 0,9561 μg/Nm3 yang mana nilai tersebut masih dibawah batas baku mutu yaitu 160
μg/Nm3, yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
Kesimpulan: Dari hasil pengukuran berdasarkan tabel yang terlampir serta dibandingkan
dengan standar baku mutu yang ada (Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara) hasil pengukuran tiap parameter menunjukan bahwa
hampir semua parameter kualitas udara menunjukan kualitas udara tergolong baik sebab
tidak ada yang melewati standar baku muku yang ditetapkan, kecuali satu parameter yaitu
parameter Sulfida (H2S) yang melewati batas standar baku mutu yang di tentukan
berdasarkan ( Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.50/MENLH/11/1996 Tentang Baku
Tingkat Kebauan ).