Anda di halaman 1dari 12

MODUL PRAKTIKUM

UJI KUALITAS UDARA

SRI ASMINI KRISIN HARTOM

LABORATORIUM KEAIRAN & TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat-Nya
penulis berhasil menyelesaikan panduan praktikum Uji Kualitas Udara untuk edisi tahun
2020 sebagai panduan praktikum.

Penyusun dalam menyusun materi ajar ini berpedoman pada Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor: KEP. 107/KABAPEDAL/II/1997 dan peraturan Pemerintah RI
No. 41 tahun 1999 serta beberapa jurnal yang berkaitan dengan pengujian kebisingan. Tak
lupa pula bahwa panduan praktikum ini hanya dipakai dikalangan sendiri.

Panduan praktikum ini merupakan buku pegangan mahasiswa dalam menunjang kegiatan
praktikum “Uji Kualitas Udara”. Panduan ini berisi tentang tujuan dari praktikum, panduan
pelaksanaan praktium dan aturan-aturan lain yang berhubungan dengan praktikum Uji
Kualitas Udara. Dan dengan disusunnya panduan praktikum ini, penulis berharap agar bisa
memudahkan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum nantinya.

Kami penyusun memohon maaf apabila dalam menyusun materi ajar ini ada kekeliruan
dalam mengadopsi kedalam panduan praktikum ini.

Dan tak lupa penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang terkait
dalam penyusunan panduan praktikum ini

Kendari, 06 Maret 2020

Tim Penyusun

LABORATORIUM KEAIRAN DAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
A. Pencemaran Udara
Pencemaran lingkungan merupakan peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar
tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi, baik keadaan
struktur maupun fungsinya, sehingga mengganggu kesejahteraan manusia. Salah satu
pencemaran lingkungan yang sedang bergejolak pada masa sekarang adalah pencemaran
udara.
Menurut Wark dan Warner (1981),Pengertian pencemaran udara adalah hadirnya
satu atau lebih kontaminan di Atmosfer pada jumlah atau durasi tertentu sehingga dapat
atau cenderung menimbulkan pengaruh pada manusia, hewan, tumbuhan, atau material
serta dapat mengganggu kenyamanan dan kesejahteraan hidup. Menurut PP No. 41 tahun
1999 tentang pengendalian pencemaran udara adalah definisi pencemaran udara adalah
“Masuknya atau dimasukannya zat, energy, dan atau komponen lain kedalam udarah
ambient turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak dapat
memenuhi fungsinya.
Mekanisme pencemaran udara terjadi apabila kontaminan diudara telah cukup
memenuhi persyaratan (Kuantitas, Lama berlangsung, Maupun potensial bahaya) Maka
kontaminan itu baru dapat didebut sebagai polutan atau zat pencemar yang dapat
menimbulkan pencemaran. Mekanisme pemaparan kontaminan diudarah merupakan suatu
system yang terdiri dari tiga komponen dasar, yaitu sumber emisi, dan efek bagi
reseptor/penerima. Proses pelanjutannya diudara tergantungpada jenis kontaminan yang
digunakan.

B. Sumber Pencemaran Udara


Proses terjadinya pencemaran udara selalu tekait dengan sumber yang menghasilkan
bahan pencemar udara, sumber pencemar udara menurut EPA (Environmental protection
Egency) ada tiga yaitu:
1. Sumber tetap (Stationary source)
Sumber misi berada pada posisi tetap dari waktu ke waktu yang termasuk dalam
kelompok ini adalah cerobong asap industri, misalnya emisi SO2 dari cerobong PLTU
2. Sumber bergerak (Mobile Source)
Sumber bergerak mengahasilkan pencemaran yang berpinda dari waktu ke waktu,
seperti alat alat transportasi (mobil, pesawat, kereta api, dan lain sebagainya).
3. Sumber alamiah (Natural Source)

LABORATORIUM KEAIRAN DAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
Seperti letusan gunung berapi yang meniup debu dari tanah. Adapun wujud dari
pencemaran udara yang terjadi di atmosfer terjadi meliputi:

a. Pencemaran berbentuk gas


b. Pencemaran berbentuk partikulat

C. Parameter Pencemar Udara


a. Karbon Monoksida (CO)
b. Sulfur oksida (SOx)
c. Nitrogen Oksida (NOx)
d. Timbal (Pb)
e. Materi partikulat

D. Indeks Standar Pencemaran Udara


Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) adalah laporan kualitas udara kepada
masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas indera kita dan
bagaimana dampaknya terhadap kesehatan kita setelah menghirup udara terdebut selama
beberapa jam atau hari. Penetapan ISPU ini mempertimbangkan tingkat mutu udara
terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, bangunan dan nilai estetika.
ISPU ditetapkan berdasarkan 5 pencemaran utama, yaitu karbon monoksida (CO),
sulfat dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2) , ozon permukaan (O3) dan partikel debu
(PM10). Di Indonesia ISPU diatur berdasarkan keputusan Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan (BAPEDAL) Nomor KEP. 107/KABAPEDAL/II/1997.

Tabel ISPU dan dampak Kesehatan


Indeks Kategori Dampak Kesehatan
0 – 50 Baik Tidak memberikan dampak bagi kesehatan
manusia atau hewan
51 – 100 Sedang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia
ataupun hewan tetapi berpengaruh pada
tumbuhan yang peka
101 – 199 Tidak Sehat bersifat merugikan pada manusia ataupun
kelompok hewan yang peka atau dapat

LABORATORIUM KEAIRAN DAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
menimbulkan kerusakan pada tumbuhan
ataupun nilai estetika
200 – 299 Sangat tidak sehat kualitas udara yang dapat merugikan
kesehatan pada sejumlah segmen populasi
yang terpapar
300 - 500 Berbahaya kualitas udara berbahaya yang secara
umum dapat merugikan kesehatan yang
serius pada populasi (misalnya iritasi mata,
batuk, dahak dan sakit tenggorokan)
Sumber : BAPEDAL Nomor : KEP. 107/KABAPEDAL/II/1997

E. Baku Mutu Udara Ambien Nasional


Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat energi dan komponen
yang ada dan unsur pencemar yang di renggang keberadaannya dalam udara
ambien.Berikut ini adalah tabel baku mutu udara ambien nasional pada negara Indonesia
sesuai peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 yaitu sebagai berikut :

Tabel Baku mutu udara ambien nasional

Waktu
No Metode
Parameter Pengukur Baku Mutu Peralatan
. Analisis
an

1 SO2 1 Jam 900 ug/Nm3 Pararosanilin Spektrofotom


(Sulfur 24 Jam 365 ug/Nm3 eter
Dioksida) 1 Thn 60 ug/Nm3

2 CO 1 Jam 30.000 NDIR NDIR


(Karbon 24 Jam ug/Nm3 Analyzer
Monoksida 1 Thn 10.000
) ug/Nm3

3 NO2(Nitrog 1 Jam 400 ug/Nm3 Saltzman Spektrofotom


en 24 Jam 150 ug/Nm3 eter
Dioksida) 1 Thn 100 ug/Nm3

4 O3 1 Jam 235 ug/Nm3 Chemiluminesc Spektrofotom


(Oksidan) 1 Thn 50 ug/Nm3 ent eter

LABORATORIUM KEAIRAN DAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
5 HC 3 Jam 160 ug/Nm3 Flame Gas
(Hidro Ionization Chromatogarfi
Karbon)

6 PM10 24 Jam 150 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol


(Partikel <
10 um)

PM 2.5* 24 Jam 65 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol


1 Jam 15 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol

7 TSP 24 Jam 230 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol


(Debu) 1 Jam 90 ug/Nm3

8 Pb(Timah 24 Jam 2 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol


Hitam) 1 Jam 1 ug/Nm3 Ekstraktif AAS
Pengabuan

9 Dustfall 30 Hari 10 Gravinetric Cannister


(Debu Ton/Km2/Bu
Jatuh) lan
(Pemukiman
)
20
Ton/Km2/Bu
lan
(Industri)

10 Total 24 Jam 3 ug/Nm3 Spesific ion Impinger atau


Fluorides 90 Hari 0,5 ug/Nm3 Electrode Continous
(as F) Analyzer

11 Fluor 30 Hari 40 ug/100 Colourimetric Limed Filter


Indeks cm2dari Paper
kertas limed
filter

12 Khlorine 24 Jam 150 ug/Nm3 Spesific ion Impinger atau


dan Electrode Continous
Khlorine Analyzer
Dioksida

13 Sulphat 30 Hari 1 mg Colourimetric Lead Peroxida


Indeks SO3/100 Candle
cm3Dari
Lead
Peroksida
Sumber: Peraturan Pemerintah RI NO.41 tahun 1999

LABORATORIUM KEAIRAN DAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
F. Pemantauan Melalui Kinerja Lalulintas

Pemantauan kinerja lalu lintas dilakukan dengan cara, yaitu :

1. Survey kecepatan kendaraan


2. Survey volume lalulintas
3. Analisis data

Volume lalu lintas menunjukan tingkat kepadatan lalu linntas kendaraan bermotor
pada suatu ruas jalan. Kepadatan lalu lintas jelas mempengaruhi kualitas udara di sekitar
ruas jalan tersebut. Hal ini jelas terkait dengan polusi udara. Polusi udara sendiri merupakan
komponen zat lain ke dalam udara yang disebabkan oleh ativitas manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga mempengaruhi kualitas udara.

Tabel Faktor koreksi kadar polutan oleh kecepatan

Faktor koreksi
Faktor koreksi kendraan berat
Kendaraan ringan
Kecepatan
(km/jam)

CO HC NOx PM CO HC NOx PM
(ppm) (ppb) (ppb) (g/m3) (ppm) (ppb) (ppb) (g/m3)

5 20,53 15,46 3,51 2,21 4,05 15,01 2,15 2,94

10 11,57 9,29 1,99 1,72 3,45 7,85 1,88 2,1

15 8,3 6,99 1,46 1,5 2,93 5,38 1,15 1,71

20 6,48 5,66 1,19 1,36 2,49 4,09 1,44 1,46

25 5,25 4,74 1,02 1,26 2,12 3,28 1,26 1,28

Sumber : Perencanaan transportasi dan lingkungan, 2004

LABORATORIUM KEAIRAN DAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
Tabel Konsentrasi polutan berdasarkan jarak (per100 kend.)

Faktor koreksi
Faktor koreksi kendraan berat
Kendaraan ringan
Kecepatan
(km/jam)
CO HC NOx PM CO HC NOx PM
(ppm) (ppb) (ppb) (g/m3) (ppm) (ppb) (ppb) (g/m3)

5 0,51 94,50 200,40 6,56 0,37 46,39 909,80 177,80

10 0,48 93,20 189,10 6,18 0,35 43,90 858,50 167,50

15 0,41 80,00 162,20 5,34 0,30 37,68 736,40 144,70

20 0,35 68,40 138,70 4,58 0,26 32,22 629,70 124,10

25 0,30 58,70 119,30 3,96 0,22 27,56 541,60 107,30


Sumber : Perencanaan transportasi dan lingkungan, 2004

Dengan menggunakan modul matematika kadar polutan dengan menggunakan


persamaan siti malkamah. Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung kadar
polutan adalah sebagai berikut :

QHV QLV
Kadar polutan f ej f ek f ej f ek
1000 1000

Keterangan :
QHV = volume arus lalu lintas kendraan berat
QLV = volume arus lalu lintas kendraan ringan
fej = faktor koreksi polutan oleh jarak
fek = faktor koreksi polutan oleh kecepatan

LABORATORIUM KEAIRAN DAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
Tabel lampiran faktor koreksi kecepatan

Faktor koreksi kendaraan ringan Faktor koreksi kendaraan berat


Kecepatan
CO HC Nox PM CO HC Nox PM
(Km/jam)
(ppm) (PPb) (PPb) (g/m3) (ppm) (PPb) (PPb) (g/m3)

5,00 20,53 15,46 3,51 2,21 4,05 15,01 2,15 2,94

10,00 11,57 9,29 1,99 1,72 3,45 7,85 1,88 2,10

15,00 8,30 6,99 1,46 1,50 2,93 5,38 1,65 1,71

20,00 6,48 5,66 1,19 1,36 2,49 4,09 1,44 1,46

25,00 5,25 4,74 1,02 1,26 2,12 3,28 1,26 1,28

30,00 4,34 4,04 0,91 1,17 1,80 2,72 1,10 1,14

35,00 3,63 3,48 0,83 1,10 1,63 2,30 1,06 1,03

40,00 3,05 3,00 0,77 1,04 1,43 1,98 0,99 0,95

45,00 2,57 2,61 0,74 1,00 1,24 1,72 0,92 0,87

50,00 2,17 2,26 0,71 0,96 1,06 1,52 0,85 0,82

55,00 1,83 1,97 0,70 0,93 0,89 1,35 0,78 0,77

60,00 1,56 1,72 0,70 0,91 0,76 1,22 0,93 0,74

65,00 1,33 1,52 0,71 0,89 0,66 1,12 0,69 0,73

70,00 1,16 1,34 0,73 0,89 0,59 1,05 0,67 0,73

75,00 1,03 1,21 0,76 0,89 0,56 0,99 0,67 0,74

80,00 0,95 1,10 0,79 0,89 0,57 0,96 0,70 0,76

85,00 0,90 1,03 0,83 0,91 0,61 0,94 0,74 0,80

90,00 0,90 0,99 0,88 0,93 0,70 0,94 0,80 0,86

LABORATORIUM KEAIRAN DAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
95,00 0,93 0,98 0,94 0,96 0,83 0,96 0,89 0,92

100,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

105,00 1,11 1,05 1,07 1,05

110,00 1,25 1,13 1,15 1,10

115,00 1,43 1,23 1,23 1,15

120,00 1,65 1,36 1,32 1,22

Tabel lampiran faktor koreksi polutan


Kadar Polutan Kendaraan Kadar Polutan Kendaraan
Jarak Ringan Berat
(M) CO HC Nox PM CO HC Nox PM
(ppm) (PPb) (PPb) (g/m3) (ppm) (PPb) (PPb) (g/m3)
5,00 0,51 94,50 200,40 6,56 0,37 46,39 909,80 177,80
10,00 0,48 93,20 189,10 6,18 0,35 43,90 858,50 167,50
15,00 0,41 80,00 162,20 5,34 0,30 37,68 736,40 144,70
20,00 0,35 68,40 138,70 4,58 0,26 32,22 629,70 124,10
25,00 0,30 58,70 119,30 3,96 0,22 27,56 541,60 107,30
30,00 0,26 50,70 103,20 3,44 0,19 23,88 468,50 93,20
35,00 0,23 44,10 89,90 2,98 0,17 20,77 407,70 80,80
40,00 0,20 38,40 78,40 2,64 0,15 18,09 355,90 71,50
45,00 0,17 33,70 68,80 2,32 0,13 15,87 312,40 62,90
50,00 0,15 29,60 60,60 2,05 0,11 13,94 275,10 55,60
55,00 0,13 26,00 53,40 1,80 0,10 12,25 242,40 48,80
60,00 0,12 23,00 47,30 1,63 0,09 10,83 214,70 44,20
65,00 0,11 20,30 41,90 1,46 0,08 9,56 190,20 39,60
70,00 0,09 18,00 37,20 1,26 0,07 8,48 168,90 34,70
75,00 0,08 15,00 33,10 1,18 0,06 7,49 150,30 32,00
80,00 0,07 14,20 29,50 1,04 0,05 6,69 133,90 28,20

LABORATORIUM KEAIRAN DAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
85,00 0,07 12,60 26,40 0,94 0,05 5,93 119,90 25,50
90,00 0,06 1,20 23,60 0,87 0,04 5,28 107,10 23,60
95,00 0,05 10,00 21,20 0,80 0,04 4,71 96,20 21,70
100,00 0,05 8,90 19,10 0,73 0,04 4,19 86,70 19,80
105,00 0,04 8,00 17,20 0,66 0,03 3,77 78,10 17,90
110,00 0,04 7,10 15,50 0,59 0,03 3,34 70,40 16,00
115,00 0,04 6,50 14,10 0,56 0,03 3,06 64,00 15,20
120,00 0,03 5,80 12,80 0,52 0,02 2,73 58,10 14,10
125,00 0,03 5,20 11,70 0,49 0,02 2,45 53,10 13,30
130,00 0,03 4,80 10,70 0,45 0,02 2,26 48,60 12,20
135,00 0,03 4,30 9,80 0,42 0,02 2,03 44,50 11,40
140,00 0,02 4,00 9,10 0,38 0,02 1,88 41,30 10,30
145,00 0,02 3,60 8,40 0,38 0,02 1,70 38,10 10,30
150,00 0,02 3,30 7,80 0,35 0,02 1,56 35,40 9,50
155,00 0,02 3,10 7,30 0,35 0,13 1,46 33,10 9,50
160,00 0,02 2,80 6,80 0,31 0,01 1,32 30,90 8,40
165,00 0,02 2,60 6,40 0,31 0,01 1,22 29,10 8,40
170,00 0,02 2,40 6,00 0,28 0,01 1,13 27,20 7,60
175,00 0,01 2,30 57,70 0,28 0,01 1,08 25,90 7,60
180,00 0,01 2,10 5,30 0,28 0,01 0,99 24,10 7,60
185,00 0,01 1,90 5,10 0,24 0,01 0,89 23,20 6,50
190,00 0,01 1,80 4,80 0,24 0,01 0,85 21,80 6,50
195,00 0,01 1,70 4,50 0,24 0,01 0,80 20,40 6,50
200,00 0,01 1,50 4,20 0,21 0,01 0,71 19,10 5,70

G. Tata Tertib Selama Praktikum

Dalam melaksanakan praktikum, demi kelancaran selama praktikum dapat


tercapai, beberapa peraturan yang wajib diikuti oleh setiap praktikan:

LABORATORIUM KEAIRAN DAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
1) Selama proses praktikum berlangsung mulai sejak technical meeting sampai
pengumpulan laporan, semua praktikan WAJIB dating tepat waktu sesuai
jadwal yang telah ditentukan.
2) Semua alat laboratorium yang digunakan selama praktikum menjadi tanggung
jawab SEMUA praktikan pada kelompok yang bersangkutan, dan jika terjadi
kerusakan pada alat tersebut, maka kelompok yang merusak WAJIB mengganti
alat yang rusak dengan alat yang memiliki spesifikasi yang sama.
3) Praktikan yang tidak hadir pada saat praktikum dilapangan tanpa keterangan
(keterangan dokter bagi yang sakit) dianggap MUNDUR dan secara otomatis
TIDAK LULUS.
4) Praktikan yang tidak melakukan asistensi 1 (satu) minggu setelah praktikum
selesai dianggap MUNDUR dan secara otomatis TIDAK LULUS.
5) Jumlah asistensi minimum selama pengerjaan laporan adalah 6 kali, dengan
waktu dan tempat asistensi ditentukan oleh asisten yang bersangkutan.
6) Praktikan yang tidak mengikuti salah satu rangkaian praktikum tanpa
keterangan (keterangan dokter bagi yang sakit) dianggap MUNDUR dan secara
otomatis TIDAK LULUS.
7) Aturan-aturan lain yang berguna bagi kelancaran praktikum bisa
ditambahkan/dikurangi oleh asisten yang bersangkutan sewaktu-waktu.

LABORATORIUM KEAIRAN DAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO

Anda mungkin juga menyukai