KELOMPOK 5
1. Achmad Kamal (082001500001)
2. Annisa Nur Islami (082001500006)
Asisten: Corry Valentina
INDEKS STANDAR PENCEMARAN UDARA (ISPU) DAN INDEKS
KUALITAS UDARA (AQI)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Setiap makhluk hidup membutuhkan udara untuk
mendukung kehidupan secara optimal, sehingga udara adalah sumber daya alam
yang penting untuk dijaga kualitasnya. Untuk mendapatkan kualitas udara yang
baik maka perlu dilakukan pengendalian pencemaran udara.
Pencemaaran udara diartikan sebagai turunnya kualitas udara sehingga
udara mengalami penurunan mutuu dalam penggunaannya dan akhirnya tidak dapat
digunakan sebagai mana mestinya. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan
turunnya kualitas udara salah satun faktor yang berdampak besar adalah hasil gas
buangan dari kegiatan industri. Oleh karena hal tersebut perlu dilakukan adanya
pemantauan kualitas udara di suatu tempat yang disebut Indeks Standar
Pencemaran Udara (ISPU) dan Air Quality Index (AQI).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah untuk mengetahui
besarnya Indeks Standar Pencemaran Udara dan Air Quality Index agar dapat
menanggulangi pencemaran udara yang ada.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Indeks Standar Pencemar Udara adalah angka yang tidak mempunyai satuan
yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu
yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan
makhluk hidup lainnya. ISPU ditetapkan berdasarkan 5 pencemar utama, yaitu: CO,
SO2, NO2, Ozon permukaan (O3), dan partikel debu (PM10).
a. PM 10
PM merupakan kependekan dari particulate matter atau partikulat.
Partikulat merupakan zat pencemar padat maupun cair yang terdispersi di udara.
Partikulat ini dapat berupa debu, abu, jelaga, asap, uap, kabut, atau aerosol. Jenis-
jenis partikulat dibedakan berdasarkan ukurannya. Partikel yang sangat kecil dapat
bergabung satu sama lain membentuk partikel yang lebih besar.
Partikulat dalam emisi gas buang dapat terdiri atas bermacam-macam komponen.
Beberapa unsur kandungan partikulat adalah karbon (dari pembakaran tidak
sempurna) dan logam timbel (dari pembakaran bensin bertimbel). Sebagian
partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal. Tetapi, yang paling
berbahaya adalah butiran-butiran halus sehingga dapat menembus bagian terdalam
paru-paru. Jika ini yang terjadi, organ pernapasan akan terganggu. Standar baku mutu
yang diperbolehkan adalah 150 ug/Nm3.
b. SO2
SO2 merupakan rumus kimia untuk gas sulfur dioksida. Gas ini berasal dari
hasil pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur. Selain dari bahan bakar,
sulfur juga terkandung dalam pelumas. Gas sulfur dioksida sukar dideteksi karena
merupakan gas tidak berwarna. Sulfur dioksida dapat menyebabkan gangguan
pernapasan, pencernaan, sakit kepala, sakit dada, dan saraf. Pada kadar di bawah
batas ambang, dapat menyebabkan kematian. Korban sulfur dioksida bukan hanya
manusia, tetapi juga bangunan dan tumbuhan. Keberadaan gas ini di udara dapat
menimbulkan hujan asam yang merusakkan bahan bangunan dan menghambat
pertumbuhan tanaman. Standara baku mutu yang diperbolehkan adalah 365 ug/Nm3.
c. CO
CO merupakan rumus kimia untuk gas karbon monoksida. Gas ini
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna. Pembakaran tidak
sempurna, salah satu sebabnya adalah kurangnya jumlah oksigen. Bisa karena saring
udara yang tersumbat, bisa juga karena karburator kotor dan setelannya tidak tepat.
Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai
perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60 persen pencemaran udara di kota-kota
besar disumbang oleh transportasi umum. Karbon monoksida bersifat racun,
mengakibatkan turunnya berat janin, meningkatkan jumlah kematian bayi, serta
menimbulkan kerusakan otak. Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah 10.000
ug/Nm3.
d. O3
O3 merupakan lambang dari ozon. Senyawa kimia ini tersusun atas tiga
atom oksigen. Ozon merupakan gas yang sangat beracun dan berbau sangit. Ozon
terbentuk ketika percikan listrik melintas dalam oksigen. Adanya ozon dapat
dideteksi melalui bau (aroma) yang ditimbulkan oleh mesin-mesin bertenaga listrik.
Secara kimiawi, ozon lebih aktif ketimbang oksigen biasa dan juga merupakan zat
pengoksidasi yang lebih baik.
Biasanya, ozon digunakan dalam proses pemurnian (purifikasi) air,
sterilisasi udara, dan pemutihan jenis makanan tertentu. Di atmosfer, terjadinya ozon
berasal dari nitrogen oksida dan gas organik yang dihasilkan oleh emisi kendaraan
maupun industri. Di samping dapat menimbulkan kerusakan serius pada tanaman,
ozon berbahaya bagi kesehatan, terutama penyakit pernafasan seperti bronkitis
maupun asma. Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah 235 ug/Nm3 pada
pengukuran selama 1 jam
e. NO2
NO2 singkatan dari nitrogen dioksida. Zat nitrogen dioksida sangat
beracun sehingga dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan saluran
pernapasan serta menimbulkan kerusakan paru-paru. Gas ini terbentuk dari hasil
pembakaran tidak sempurna. Setelah bereaksi di atmosfer, zat ini membentuk
partikel-partikel nitrat sangat halus sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-
paru. Partikel-partikel nitrat ini pula, jika bergabung dengan air baik air di paru-paru
atau uap air di awan akan membentuk asam. Asam ini dapat merusakan tembok
bangunan dan menghambat pertumbuhan tanaman. Jika bereaksi dengan sisa
hidrokarbon yang tidak terbakar, akan membentuk smog atau kabut berwarna cokelat
kemerahan. Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah 150 ug/Nm3.
Agar lebih mudah dipahami ISPU dapat dibayangkan seperti penggaris angka 1
hingga 1000. Semakin tinggi nilai ISPU maka semakin tinggi tingkat pencemaran
dan semakin berbahaya dampaknya terhadap kesehatan. Sebagai contoh, ISPU 30
menunjukkan kualitas udara baik dan tidak ada dampak yang berbahaya terhadap
kesehatan.
Ketika kondisi ISPU di bawah 100 dipandang tidak berbahaya terhadap
masyarakat secara umum. Namun ketika ISPU beranjak melebihi 100 maka pertama-
tama kelompok masyarakat yang sensitif seperti penderita asma dan anak-anak serta
orang dewasa yang aktif di luar ruangan, akan paling awal merasakan dampak
kualitas udara yang tidak sehat. Sejalan dengan meningkatnya ISPU maka akan
semakin banyak yang merasakan dampak, hingga akhirnya seluruh masyarakat akan
menderita karena dampak kesehatan yang terjadi.
2.2 Kategori Rentang Warna Penjelasan
1. Baik 0 – 50 Hijau Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi
kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan
ataupun nilai estetika.
2. Sedang 51 – 100 Biru Tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada
kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang
sensitive dan nilai estetika
3. Tidak Sehat 101 – 199 Merah Tingkat kualitas udara yang bersifat
merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitive atau bias
menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
4. Sangat Tidak Sehat 200 – 299 Kuning Tingkat kualitas udara yang dapat
merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.
5. Berbahaya 300 – lebih Hitam Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara
umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
III. HASIL PENGAMATAN
3.1 Data Analisis
3.1.1 Nilai Batas Indeks Pencemar Udara
Tabel 3.2 Angka dan Kategori Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)
Indeks Kategori
1-50 Baik
51-100 Sedang
101-199 Tidak Sehat
200-299 Sangat Tidak Sehat
300-lebih Berbahaya
3.1.3 Data Konsentrasi Tiap Parameter 12 Kelompok
Tabel 3.3 Tabel Data Konsentrasi Tiap Parameter 12 Kelompok
PARAMETER
PM10 O3
KELOMPOK TSP CO SO2 N02
(24 PM2,5 (30
(24 Jam) (8 Jam) (1 Jam) (1 Jam)
Jam) Menit)
µg/Nm3 mg/m3 µg/Nm3 µg/Nm3 µg/Nm3 µg/Nm3 µg/Nm3
1 70,02 3,4355 38,511 19,26 6,9872 0,3 9,77x10-3
PARAMETER
PM10 O3
KELOMPOK TSP CO SO2 N02
(24 PM2,5 (30
(24 Jam) (8 Jam) (1 Jam) (1 Jam)
Jam) Menit)
2 198,57 3,897 53,20 26,60 5,47 0,478 6,59x10-3
3 97,388 3,388 53,56 26,78 1,888 0,299 0,051
4 44,13 3,435 24,27 12,135 13,01 0,4607 0,0443
5 152,51 3,4126 83,88 41,94 6,7559 0,9360 0,0203
6 307,30 3,4355 169,01 84,50 7,8467 2,569 0,0992
7 96,425 3,4355 53,03 26,5 8,254 0,303 0,0162
8 8971,14 5,725 4934,13 2467,06 12,59 0,3023 4,0906x10-4
9 38,41 5,760 21,12 10,56 5,861 0,299 0,216
10 153,65 5,748 84,50 42,25 8,309 0,182 0,035
11 232,67 3,458 127,97 63,98 8,882 0,236 0,0293
12 1313,5 3,4355 722,425 361,213 8,2 0,4 9,961x10-3
Keterangan : Tidak ada di range
𝑰𝒂− 𝑰𝒃
𝑰=( ) 𝒙 (𝑿𝒙 − 𝑿𝒃 ) + 𝑰𝒃
𝑿𝒂 − 𝑿𝒃
Dimana
I = Ispu terhitung
Ia = Ispu batas awas
Ib = Ispu batas bawah
Xa = Ambien batas atas
Xb = Ambien batas bawah
Xx = Ambien hasil pengukuran
6.2 Perhitungan
6.2.1 Indeks Standar Pencemaran Udara ( ISPU)
100−50
𝐼𝐶𝑂 = 𝑥 (3.4126 − 5) + 50 = 34 (baik)
10−5
100−50
𝐼𝑃𝑀10 = 150−50 𝑥 (83.88 − 50) + 50 = 67 (sedang)
100−50
𝐼𝑆𝑂2 = 365−80 𝑥 (6.7559 − 80) + 50 = 37 (baik)
100−50
𝐼𝑁𝑂2 = 𝑥 (0.0203 − 0) + 50 =tidak ada indeks
0−0
100−50
𝐼𝑂3 = 253−120 𝑥 (0.9360 − 120) + 50 = 5 (baik)
• SO2
• O3