Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2

Jurusan Teknik Lingkungan – FALTL – Universitas Trisakti


Gasal 2017/2018

KELOMPOK 5
1. Achmad Kamal (082001500001)
2. Annisa Nur Islami (082001500006)
Asisten: Corry Valentina
KARBON MONOKSIDA (CO)

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun
dengan meningkatnya pembangunan fisik kota, pusat – pusat industri dan
sarana transportasi yang semakin bertambah, kualitas udara telah
mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar kini kering dan kotor. Hal
ini bila tidak segera ditanggulangi perubahan tersebut dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan serta tumbuhan. Pencemaran udara diartikan
sebagai suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat – zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang
membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya
terjadi di kota – kota besar dan juga daerah padat industri yang
menghasilkan gas – gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran. Salah
satu polutan berbahaya yang terkandung dalam udara adalah gas Karbon
Monoksida (CO).
Dampak dari CO bagi manusia, bervariasi tergantung dari status
kesehatan seseorang, kelahiran prematur, badan bayi di bawah normal,
keracunan dll. Keracunan gas CO dapat menyebabkan kematian, ia masuk
ke paru-paru lalu masuk ke dalam molekul hemoglobin dalam sel darah
merah. CO terikat pada hemoglobin dan memiliki kecenderungan yang
sama dengan oksigen. Kemudian terbentuklah carboxy hemoglobin.
Carboxy hemoglobin menghambat masuknya oksigen ke dalam molekul
hemoglobin dan menghambat kemampuan penukaran gas dari sel darah
merah. Akibatnya, tubuh kekurangan oksigen yang menyebabkan
kerusakan jaringan dan kematian sehingga perlu upaya untuk pencegahan
terhadap CO meskipun untuk mengetahui adanya CO sangat sulit tetapi
keracunan gas CO masih bisa diidentifikasi dengan gejala yang timbul.
Gejala yang timbul pada konsentrasi rendah adalah serupa dengan gejala
flu, seperti kepala pusing , pernafasan yang terganggu dan sedikit mual atau
dapat dilakukan pencegahan pada sumber yang dapat menghasilkan gas CO
( pada kendaraan bermotor khususunya ).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kadar karbon monoksida pada udara ambien di
lingkungan Kampus A, Universitas Trisakti.
2. Membandingkan nilai yang didapatkan dengan baku mutu yang
telah ditetapkan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbon Monoksida
Karbon monoksida dapat berasal dari alam secara alamiah dan dapat
pula berasal dari kegiatan manusia. Karbon monoksida yang berasal dari
alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan,
kebakaran hutan dan badai listrik alam. Sedangkan sumber yang berasal dari
kegiatan manusia dapat pula disebut sumber buatan dapat berasal dari
sumber yang bergerak dan tidak bergerak. Contoh sumber bergerak antara
lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin.
Sedangkan contoh sumber yang tidak bergerak adalah pembakaran
batubara dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestic.
Estimasi jumlah karbon monoksida dari sumber buatan diperkirakan
mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari
sumber buatan yang bergerak dan sepertinganya berasal dari sumber tidak
bergerak. Didalam laporan WHO (1992) dinyatakan paling tidak 90% dari
karbon monoksida diudara perkotaan berasal dari emisi kendaraan
bermotor. Selain itu asap rokok juga mengandung karbon monoksida,
sehingga para perokok dapat memajan dirinya sendiri dari asap rokok yang
sedang dihisapnya

2.2 Dampak
Kehadiran karbon monoksida di udara bebas yang melebihi
kadarnya memiliki beberapa dampak terhapad makhluk hidup dan
lingkungannya.
a. Kesehatan Manusia
Dampak dari CO bervasiasi tergangtung dari status kesehatan
seseorang pada saat terpajan. Pada beberapa orang yang berbadan gemuk
dapat mentolerir pajanan CO sampai kadar HbCO dalam darahnya
mencapai 40% dalam waktu singkat. Tetapi seseorang yang menderita sakit
jantung atau paru-paru akan menjadi lebih parah apabila kadar HbCO dalam
darahnya sebesar 5–10%. Pengaruh CO kadar tinggi terhadap sistem syaraf
pusat dan sistem kardiovaskular telah banyak diketahui. Namun respon dari
masyarakat berbadan sehat terhadap pemajanan CO kadar rendah dan dalam
jangka waktu panjang, masih sedikit diketahui. Misalnya kinerja para
petugas jaga, yang harus mempunyai kemampuan untuk mendeteksi adanya
perubahan kecil dalam lingkungannya yang terjadi pada saat yang tidak
dapat diperkirakan sebelumnya dan membutuhkan kewaspadaan tinggi dan
terus menerus, dapat terganggu/ terhambat pada kadar HbCO yang berada
dibawah 10% dan bahkan sampai 5% (hal ini secara kasar ekivalen dengan
kadar CO di udara masing-masing sebesar 80 dan 35 mg/m3). Pengaruh ini
terlalu terlihat pada perokok, karena kemungkinan sudah terbiasa terpajan
dengan kadar yang sama dari asap rokok.
Karbon monoksida (CO) jika terhisap ke dalam paru-paru akan ikut
peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan
tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut
bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO
bereaksi dengan darah (hemoglobin)
Hemoglobin + O2 –> O2Hb (oksihemoglobin)
Hemoglobin + CO –> COHb (karboksihemoglobin)
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman
kalau waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila
dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual.
Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia tidak sama
dengan manusia yang satu dan yang lain.
Karakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah
kemampuannya untuk berikatan dengan haemoglobin, pigmen sel darah
merah yang mengakut oksigen keseluruh tubuh. Sifat ini menghasilkan
pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil
dibandingkan oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relatif
lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut
dalam fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini
bisa berakibat serius, bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan.
Selain itu, metabolisme otot dan fungsi enzim intra-seluler juga dapat
terganggu dengan adanya ikatan CO yang stabil tersebut. Dampat keracunan
CO sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita gangguan pada otot
jantung atau sirkulasi darah periferal yang parah.
b. Ekosistem dan Lingkungan
Di udara,karbon monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang
sangat sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Di perkotaan dengan lalu lintas yang
padat konsentrasi gas CO antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama diketahui
bahwa gas CO dalam jumlah banyak (konsentrasi tinggi) dapat
menyebabkan gangguan pada ekosistem dan lingkungan kita.
c. Hewan
Pada hewan, dampak dari kadar karbon monoksida yang berlebihan
hamper menyerupai dampak yang terjadi pada manusia, dapat menyebabkan
kematian.
d. Tumbuhan
Bagi Tumbuhan, kadar CO 100ppm pengaruhnya hamper tidak ada
khususnya tumbuhan tingkat tinggi. Kadar CO 200ppm dengan waktu
kontak 24 jam dapat mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh
bakteri bebas terutama yang terdapat pada akar tumbuhan.
e. Material
Pada material, dampak pencemaran udara oleh karbon monoksida
adalah menghitamnya benda-benda pada daerah yang telah tercemar oleh
karbon monoksida.
2.3 Pengendalian
Pencegahan
- Sumber Bergerak
a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
c) Memasang filter pada knalpot.
- Sumber Tidak Bergerak
a) Memasang scruber pada cerobong asap.
b) Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian
secara berkala.
c) Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar CO
rendah.
- Manusia
Apabila kadar CO dalam udara ambien telah melebihi baku mutu
(10.000 ug/Nm3 udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam) maka
untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya, seperti:
a) Menggunakan alat pelindung diri ( APD ) seperti masker gas.
b) Menutup / menghindari tempat-tempat yang diduga
mengandung CO seperti sumur tua, Goa, dll
Penanggulangan
a) Mengatur pertukaran udara didalam ruang seperti mengunakan
exhaust-fan.
III. ALAT
3.1 Alat
Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam percobaan CO
No Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar
1. Hygrometer - 1

2. Barometer - 1

3. Anemometer - 1

4. Tube - 1
No Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar
5. Pompa hisap - 1

IV. CARA KERJA


Berikut ini adalah skema diagram sampling uji CO dan analisis hasil
sampling CO.
4.1 Skema diagram sampling dan analisis CO

Persiapkan peralatan Arahkan pompa hisap


Patahkan ujung gelas
CO meter di lokasi pada arah angin yang
CO meter pada alat
beserta Gastec untuk berhembus. Sedot
Pompa hisap.
menyedot udara. udara selama 4 menit.

Setelah selesai
didapatkan warna yang
Dilakukan pula
awalnya putih menjadi
pengukuran
pink yang menunjukan
meteorologi.
konsentrasi CO dalam
satuan ppm.

Gambar 1. Diagram Sampling dan Analisis CO


V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Data Pengambilan Sampel

Lokasi : Pos Satpam Kyai Tapa Universitas Trisakti.

Titik koordinat : -6.168386,106.790373

Hari/ tanggal : Selasa, 21 November 2017

Waktu : 10.43 -10.47 WIB

5.2 Data Meteorologi


Tabel 5.1 Data Meteorologi
No Data Meteorologi Hasil Gambar
a) Kecepatan Angin 0.73 m/s

b) Kelembaban 46,5%

c) Tekanan Barometer 763 mmHg


No Data Meteorologi Hasil Gambar
d) Temperatur 304

5.3 Data Analisis

No Keterangan Gambar
1. Hasil pembacaan CO = 3 ppm

5.4 Data Pengamatan 12 Kelompok

Tabel 5.4 Data Pengamatan 12 Kelompok


Lokasi sampling Kelompok C 1jam C 24jam
1 2081.72 1156.34
Jalan S. Parman 2 3465.92 1925.21
11 2095.6 1164.04
4 2081.72 1156.33
Belokan Tugu 12 Mei 12 2081.7 1156.3
7 2081.72 1155.33
5 2067.84 1188.02
Jalan Kyai Tapa 8 3469.54 1927.22
10 3483.41 1934.93
3 2053.9 1140.8
Belakang Kantin L 6 2081.72 1156.3
9 3490.36 1938.79
VI. RUMUS DAN PERHITUNGAN
5.1 Rumus

Atmosfer

760 mmHg
Atmosfer = Tube reading x
Tekanan yang diukur (mmHg)

Keterangan:

• Tube reading = Data hasil pengukuran pada tube (ppm)

• 760 = Tekanan udara pada kondisi normal 1 atm (mmHg)

Konsentrasi CO di Udara Ambien Selama 4 menit

𝐶 𝑥 𝐵𝑀 𝐶𝑂
𝐶4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = ( ) x 1000
24,45

Keterangan:

• C = Konsentrasi CO di udara ( ppm)

• C4 menit = Konsentrasi udara rata-rata dengan t pengambilan selama

4 menit

• 1000 = Konversi dari gram ke miligram


Konsentrasi CO di Udara Ambien Selama 1 Jam

𝑡1 𝑛
𝐶1 𝑗𝑎𝑚 = 𝐶4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ( )
𝑡2

Keterangan:

• C4 menit = Konsentrasi udara rata-rata dengan t pengambilan selama

4 menit

• C1 jam = Konsentrasi udara rata-rata dengan t pengambilan selama

1 jam

• t1 = Lama pengambilan sampel selama 4 menit

• t2 = Lama pengambilan sampel selama 60 menit

• n = faktor konversi udara kota dengan nilai 0.185

Konsentrasi CO di Udara Ambien Selama 24 Jam

𝑡1 𝑛
𝐶24 𝑗𝑎𝑚 = 𝐶1 𝑗𝑎𝑚 ( )
𝑡2

Keterangan:

• C1 jam = Konsentrasi udara rata-rata dengan t pengambilan selama

1 jam

• C24 jam = Konsentrasi udara rata-rata dengan t pengambilan selama


24 jam

• t1 = Lama pengambilan sampel selama 60 menit

• t2 = Lama pengambilan sampel selama 1440 menit

n = faktor konversi udara kota dengan nilai 0.185

5.2 Perhitungan
Diketahui:
C yang didapat = 3 ppm
T = 301 K
P = 763 mmHg
Ditanya: Kadar CO di udara ambien Kampus A, Universitas Trisakti?
Jawab:
760
𝐴𝑡𝑚𝑜𝑠𝑝ℎ𝑒𝑟𝑒 = 3𝑥 = 𝟐. 𝟗𝟖 𝒑𝒑𝒎
763

2.98 𝑥 28
𝐶1 = 𝑥 103 = 𝟑𝟒𝟏𝟐. 𝟔𝟕 µ𝒈/𝑵𝒎𝟑
24.45

𝒕𝟏 𝟎.𝟏𝟖𝟓
𝑪𝟏𝒋𝒂𝒎 = ( ) 𝒙 𝑪𝟏
𝒕𝟐

4 0.185 𝑔
𝐶1𝑗𝑎𝑚 =( ) 𝑥 3412.67 µ = 𝟐𝟎𝟔𝟕. 𝟖𝟒 µ𝒈/𝑵𝒎𝟑
60 𝑁𝑚3
0.185
4 𝑔
𝐶24𝑗𝑎𝑚 =( ) 𝑥 3412.67 µ = 𝟏𝟏𝟖𝟖. 𝟎𝟐 µ𝒈/𝑵𝒎𝟑
60𝑥24 𝑁𝑚3

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran terhadap karbon
monoksida (CO) di udara ambient, pengukuran CO menggunakan CO
meter. Kemudian dilakukan pengamatan secara meteorologi dan
laboratorium. Sampling dilakukan pada pagi hari pukul 11.43-11.47 WIB di
Jl. Kyai Tapa Kampus A Universitas Trisakti, kemudian didapatkan hasil
pengamatan meteorologi diantaranya ialah suhu lokasi sebesar 31˚C pada
tekanan 763 mmHg dengan kecepatan angin sebesar 0,73 m/s, kelembaban
46.5% rh dan arah angin berhembus dari barat laut ke tenggara.
Pengukuran CO dilakukan selama 4 menit dimana apabila terdapat
gas CO maka tube akan berubah dari berwarna putih menjadi berwarna pink
muda yang menunjukan adanya konsentrasi CO dalam satuan ppm.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan CO sebesar 3 ppm
pada tube setara dengan 3412.67 μg/Nm3. Setelah dilakukan konversi
didapatkan konsentrasi CO selama 1 jam atau C1jam adalah sebesar
2067.84 μg/Nm3 dan konsentrasi CO selama 24 jam atau C24jam adalah
sebesar 1188.02 μg/Nm3.

Berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 551 tahun 2001


tentang baku mutu udara ambien dengan parameter CO pada lama
pengukuran 1 jam adalah sebesar 26000 µg/Nm³ dan lama pengukuran
selama 24 jam sebesar 9000 µg/Nm³ maka nilai yang didapat kan dengan
lama pengukuran 1 dan 24 jam masih jauh dari angka baku mutu yang
ditetapkan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1999 ditetapkan
baku mutu CO dengan lama pengukuran selama 1 jam adalah sebesar
30000 µg/Nm³ dan 10000 µg/Nm³ untuk lama pengukuran selama 24 jam,
nilai yang didapatkan masih sangat jauh dari angka yang ditetapkan. Maka
dapat disimpulkan bahwa kadar CO pada udara ambien di lingkungan
kampus A Universitas Trisakti terutama di Jalan Kyai Tapa masih bias
dikatakan belum tercemar.
Dilakukan pula pengamatan oleh 12 kelompok yang berbeda dan
didapatkan konsentrasi CO tertinggi oleh kelompok kelompok 9 dengan
lokasi pengamatan di belakang kantin Gedung L dengan nilai 3490,36
µg/Nm³ untuk lama pengukuran selama 1 jam dan 1938,79 µg/Nm³
dengan lama pengukuran 24 jam. Dan untuk kelompok dengan konsentrasi
CO terendah terdapat pada kelompok 3 dengan lokasi sama dengan
kelompok 9 yaitu di belakng kantin Gedung L dengan nilai 2053,9 µg/Nm³
untuk lama pengukuran selama 1 jam dan 1140,8 µg/Nm³ untuk lama
pengukuran selama 24 jam. Keduanya terdapat pada lokasi sampling yang
sama tetapi konsentrasi yang didapatkan berbeda hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh tekanan pada waktu yang berbeda. Kecepatan angina
dana rah angin juga mempengaruhi konsentrasi CO yang ada pada udara
ambien. Sejauh ini konsentrasi CO berdasarkan pengamatan 12 kelompok
yang berbeda masih berada di bawah baku mutu yang telah ditetapkan.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Konsentrasi CO hasil pembaacan pada tube yang didapatkan di lokasi
Jalan Kyai Tapa adalah 3 ppm.
2. Konsentrasi CO dengan pengambilan sampel selama 1 jam atau C1jam
adalah sebesar 2067.84 μg/Nm3.
3. Konsentrasi CO dengan pengambilan sampel selama 24 jam atau C
24jam adalah sebesar 1188.02 μg/Nm3.
4. Beradasarkan KepGub DKI No 551 Tahun 2001 konsentrasi CO di Jalan
Kyai Tapa tidak melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
5. Beradasarkan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 konsentrasi CO di
Jalan Kyai Tapa tidak melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2001. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 55 Tahun
2001 tentang Penetapan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat
Kebisingan di Provinsi DKI Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
Sastrawijaya, Tresna. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rieneka
Cipta.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pengukuran
Gambar 2. Pengukuran Gambar 2. Pengukuran
Kelembababan dengan
arah angina dengan Tekanan dengan
Hygrometer
anemometer Barometer

Lokasi sampling
Jalan Kyai Tapa
kelompok 5 di
Berikut adalah hasil pengukuran getaran
RUMUS

Getaran ACC

𝐴𝐶𝐶 = 1,414 𝑥 𝑅𝑃𝑆

Keterangan:

• RPS = Rata-rata hasil pengukuran accumulator (rps)

Getaran Vel

𝑉𝑒𝑙 = 1,414 𝑥 𝑅𝑃𝑆

Keterangan:

• RPS = Rata-rata hasil pengukuran vel (rps)

1 2 3 4 5 Rata-rata

Peak ACC 2.4 2.3 2.4 2.2 2.2 2.3

Peak Vel 5.1 4.7 4.7 4.9 5,2 4.92

PERHITUNGAN

Getaran ACC

𝐴𝐶𝐶 = 1,414 𝑥 𝑅𝑃𝑆


ACC= 1.414 x 2.3 = 3.25 m/s2

Getaran Vel

𝑉𝑒𝑙 = 1,414 𝑥 𝑅𝑃𝑆


Vel = 1.414 x 4.92 = 6.956 m/s2
PEMBAHASAN
Dilakukan pengamatan getaran terhadap blower ac yangb terletak di
depan laboratorium lingkungan. Pengukuran getaran dilakukan selama 10
menit dan pembacaan dilakukan setiap 1 menit. Adapun getaran yang diukur
adalah acceleration dan velocity. Berdasarkan pengukuran selama 10 menit
didapatkan data rata- rata acceleration sebesar 2.3 dan velocity sebesar 4.92.
Berdasarkan data rata-rata tersebut didapatkan nilai acceleration sebesar
3.25 m/s2 dan nilai velocity sebesar 6.95 m/s2.
Alat yang digunakan dalam pengukuran yaitu vibrationmeter.
Vibration meter bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah dibawa dan
dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data getaran pada suatu
mesin dengan cepat. Alat ini juga dilengkapi dengan switch selector untuk
memilih parameter getaran yang akan diukur. Vibration meter ini hanya
membaca harga overall (besarnya level getaran) tanpa memberikan
informasi mengenai frekuensi dari getaran tersebut. Pemakaian alat ini
cukup mudah sehingga tidak diperlukan seorang operator yang harus ahli
dalam bidang getaran. Pada umumnya alat ini digunakan untuk memonitor
“trend getaran” dari suatu mesin. Jika trend getaran suatu mesin
menunjukkan kenaikan melebihi level getaran yang diperbolehkan, maka
akan dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan alat yang lebih
lengkap.

Anda mungkin juga menyukai