TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Lund dan Burk (1969), konsumsi pangan anak tergantung pada adanya sikap
anak, pengetahuan anak, dan tiga motivasi utama terhadap pangan yaitu
1. Jumlah
Berikut ini adalah tabel jumlah anjuran porsi makanan untuk anak usia
7
12
Tabel 2.1 Jumlah Anjuran Porsi Makan Untuk Anak Berdasarkan Usia 10 -
12 tahun
Minyak 25 gr 25 gr
Gula 20 gr 20 gr
2. Jenis
susu. Makanan dengan kandungan gizi seimbang, cukup energi, dan zat gizi
Muhilal, 2006 )
3. Jadwal
makan yang sehat pada anak-anak adalah : tiga kali makan utama dan dua
dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu.
Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data
gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake
semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu (kemarin).
Biasanya dimulai sejak dia bangun pagi (kemarin) sampai dia istirahat tidur
pada malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan
ukuran rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu.
disusun berupa makan pagi, siang, malam, dan snack serta makan jajanan.
konsumsi pangan setiap hari meliputi jenis makanan, jumlah makanan dan
timbulnya perilaku seperti lingkungan fisik, dana dan sumber daya yang
ada di masyarakat.
2.2 Obesitas
lemak yang berlebihan dari pada yang diperlukan untuk fungsi tubuh
(Mansjoer, 2000).
(Nuswantan, 1998).
B Umur + 4
2
B
I
Keterangan :
=
Umur bayi dalam satuan bulan.
Keterangan :
Keterangan :
beberapa tipe :
1. Tipe Hiperplastik
ukuran normal. Tipe ini biasa terjadi pada masa anak-anak, upaya
2. Tipe Hipertropik
dibandingkan ukuran sel normal tetapi jumlah sel normal kegemukan tipe
ini terjadi pada usia dewasa dan upaya untuk menurunkan berat badan
Kegemukan tipe ini terjadi karena jumlah dan ukuran sel melebihi
1. Faktor Makan
2. Faktor Genetik
dalam tubuh menjadi lambat, artinya kalori energi yang dikeluarkan tubuh
4. Faktor Psikologis
dan orang tua juga dapat memicu terjadinya kegemukan pada anak, misalnya
adanya anggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat dan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sebagai indikator status
gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter yaitu umur, berat
badan, tinggi badan, lingkat lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
dilakukan dengan pengukuran berat badan menurut umur (BB/U), dan berat
ini, maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara
Berikut ini adalah tabel klasifikasi berat badan menurut umur (BB/U)
Klasifikasi Batasan
Gizi lebih > + 2,0 SD
Gizi baik - 2,0 SD s/d + 2,0 SD
Gizi Kurang < - 2,0 SD s/d – 3,0 SD
Gizi Buruk < - 3,0 SD
Sumber: WHO/ NCHS dalam Supariasa (2002)
Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam
yang baik untu menilai status gizi saat ini apabila data umur yang akurat sulit
didapat (Supariasa, 2002). Berikut ini adalah tabel klasifikasi berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB) yang dapat dilihat pada tabel 2.3.
Menurut Rijanti (2002) Indeks Massa tubuh juga merupakan salah satu
cara penilaian status gizi selain menggunakan BB/U atau BB/TB. IMT pada
anak dan remaja berbeda dengan IMT orang dewasa. Letak cut-off point yang
digunakan berbeda antara anak dan remaja dengan orang dewasa. Pada anak
dan remaja status gizi diperoleh dari perbandingan IMT dan umur, dapat
dilihat pada Grafik Growth Chart CDC-NCHS (2000) dan WHO (2007).
Berikut ini adalah tabel klasifikasi status gizi anak dan remaja menurut
Tabel 2.4 Klasifikasi Status Gizi Anak dan Remaja Menurut Umur dan Jenis
Kelamin Berdasarkan CDC-NCHS
Klasifikasi Batasan
Gizi Kurang IMT < 5th tile
Gizi Normal IMT 5-84th tile
Gizi Lebih IMT 85-94th tile
Obesitas IMT ≥ 95th tile
Sumber: CDC-NCHS (2000) dalam Supariasa (2002)
12
1. Sesuai
Faktoryang Kebutuhan zat Jumlah 2. Tidak sesuai
mempengaruhi pola gizi anak usia
makan sekolah :
1. Faktor 1. Energi 1. Sesuai
Jenis 2. Tidak
Pendorong 2. Protein
(reinforcing 3. Vitamin sesuai
factors), dan Jadwal 1. Sesuai
2. Faktor mineral 2. Tidak
Pendukung sesuai
(enabling Pola makan
factors), anak usia sekolah di kelas
3. Faktor VI SD Islam Hasanudin
Predisposisi
(predisposing
factors)
Berat badan anak usia sekolah
di kelas VI SD Islam Hasanudin
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
Bagan 2.1. Kerangka Konsep Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas
Pada Anak Usia Sekolah.
12
Pola makan anak usia sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
faktor predisposisi (predisposing factors). pola makan anak usia sekolah dapat
dilihat dari 3 indikator yaitu : jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah makanan
yang dikonsumsi, serta jadwal makan. Pola makan anak dapat diklasifikasikan
menjadi 3 menurut jenis yaitu sesuai dan tidak sesuai, menurut jumlah yaitu
sesuai dan tidak sesuai, menurut jadwal yaitu sesuai dan tidak sesuai. Dengan
menggunakan metode food recall 24 jam dapat ditentukan kualitas suatu pola
makan anak, dengan kriteria : baik, cukup atau kurang. Pola makan anak
faktor psikologis dan faktor aktivitas fisik. Obesitas merupakan salah satu
keadaan status gizi anak. Kejadian obesitas dapat dilihat dengan cara mengukur
Indeks Massa Tubuh (IMT), dimana IMT lebih dari 95 th tile dapat dianggap
sebagai kejadian obesitas dan IMT kurang dari 95th tile dapat dianggap sebagai
bukan obesitas.
2.4 Hipotesa
H1 : Ada hubungan pola makan dengan kejadian obesitas pada anak usia
sekolah