Anda di halaman 1dari 18

9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Gizi
Menurut Robinson dan weighley (1984, dalam Prawirohartono, 1996)
status gizi adalah keadaan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan
makanan oleh tubuh (Supariasa, 2001).
Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel
tertentu. Contoh : gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya
pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh (fitriani, 2003).
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk
anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi
juga

didefinisikan

sebagai

status

kesehatan

yang

dihasilkan

oleh

keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Penelitian status gizi


merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta
biokimia dan riwayat diit.
Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi
badan setiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score)
dengan menggunakan baku antropometri WHO 2006 (WHO, 2006).
1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
a. Asupan Makanan
Asupan zat gizi yang cukkup akan menjamin tumbuh kembang
yang optimal untuk fisik maupun otak anak di kemudian hari. Pada saat
lahir, kadar lemak esensial pada plasenta dapat memberikan indikasi

10

kecepatan berpikir seorang anak pada saat dia berusia 8 tahun demikian
pula dengan kadar homosistein dalam darah (jenis asam amino yang
dapat menginformasikan apakah seoarang anak kekurangan atau
kelebihan vitamin B ).
Anak yang mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit
diare atau demam dapat menderita kurang gizi. Demikian pada anak
yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah
dan mudah terserang penyakit (Akhmadi, 2000).
b. Penyakit Infeksi
Penyakit

infeksi

adalah

suatu

yang

disebabkan

oleh

mikroorganisme pathogen yang masuk ke dalam tubuh sehingga


menyebabkan radang dan dapat mempengaruhi konsumsi makanan,
infeksi dapat menimbulkan gangguan gizi melalui beberapa cara
mennghilangkan

nafsu

makan.

Kekurangan

zat

gizi

karena

diare/muntah, akibat kekurangan gizi juga memperburuk kemempuan


utbuh untuk mengatasi penyakit infeksi. Kman yang sebenarnya kurang
berbahaya bias menyebabkan hal yang sangat fatal, infeksi lokal bisa
berubah jadi ganggren (Amarizan, 2005).
c. Pola Asuh
Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan
waktunya, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan sosial.
Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya air

11

bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh


seluruh keluarga (Akhmadi, 2000).
Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak
dapat berinteraksi. Pengaruh keluarga dalam pembentukan dan
perkembangan kepribadian sangatlah besar artimya. Banyak faktor
dalam keluarga yang ikut berpengaruh dalam proses perkembangan
anak. Salah satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peranan
penting dalam pembentukan kepribadian adalah praktik pengasuhan
anak.
Pada ibu yang bekerja tentu saja waktu yang diberikan kepada anak
balitanya akan lebih sedikit daripada ibu yang tidak bekerja, tetapi
perhatian yang diperlukan oleh anak ballita sama besarnya. Penyebab
tidak langsung dalam proses tumbuh kembang anak meliputi ketahanan
keluarga, asuhan ibu terhadap anak, pemanfaatan pelayanan kesehatan
dan sanitasi lingkungan (Bumi, 2005).
2. Penentuan Status Gizi
a. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometr gizi berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri

secara

umum

digunakan

untuk

melihat

ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini

12

terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan
dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal
dari tubuh manusia, antara lain:
Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi
salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat,
menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang
tepat. Batasan umur digunakan adalah tahun umur penuh (completed
year) dan untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh
(completed month).
Berat Badan
Merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan
untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Berat badan dapat
dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi
(Supariasa, 2001).

b. Indeks Antropometri
1) Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

13

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan


gambaran massa tubuh. Massa rubuh sangat sensitif terhadap
perubuhan-perubahan yang mendadak. Berat badan adalah parameter
antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaa
kesehatan baik dan keseimbangan antara kosumsi dan kebutuhan zat
gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan
umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat dua
kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat
atau lebih lambat dari kadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat
badan ini, maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai
salah satu cara pengukuran status gizi(Supariasa, 2001).
Indeks BB/U
1. Kategori Gizi Sangat kurang Z-score < -3,0
2. Kategori Gizi Kurang Z-score >=-3,0 s/d Z-score <-2,0
3. Kategori Gizi Baik Z-score >=-2,0 s/d Z-score <=2,0
4. Kategori Gizi Lebih Z-score >2,0(WHO, 2006)
2) Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tingi badan
tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan
tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah
kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi

14

terhadap tinggi badan akan tampak dalam waktu yang relatif


lama(Supariasa, 2001).
Indeks TB/U
1. Kategori Sangat Pendek Z-score < -3,0
2. Kategori Pendek Z-score >=-3,0 s/d Z-score <-2,0
3. Kategori Normal Z-score >=-2,0(WHO, 2006).
3) Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan.
Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan
pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB
merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini.
Indeks BB/TB adalah merupakan indeks yang independen terhadap
umur. (Supariasa, 2001)
Indeks BB/TB
1. Kategori Sangat Kurus Z-score < -3,0
2. Kategori Kurus Z-score >=-3,0 s/d Z-score <-2,0
3. Kategori Normal Z-score >=-2,0 s/d Z-score <=2,0
4. Kategori Gemuk Z-score >2,0(WHO, 2006)
B. Tumbuh Kembang
Pertumbuhan anak-anak dinegara berkembang termasuk Indonesia
ternyata selalu tertinggal dibandingkan anak-anak dinegara maju. Pada
awalnya, kita menduga faktor genetik adalah penyebab utamanya. Namun,

15

kajian tentang tumbuh kembang anak mebuktikan bahwa abyi di Indonesia


sampai dengan usia enam bulan mempunyai berat badan sama baiknya
dengan bayi Amerika. Perlambatan pertumbuhan kemudian mulai terjadi pada
periode usia 6 24 buan. Penyebabnya tidak lain adalah pola makan yang
semakin tidak memenuhi syarat gizi dan kesehatan. Akibat kemiskinan, anakanak usia 6 -24 bulan tidak bisa mendapatkan makanan yang berkkualitas
sebagai pendamping ASI. Akibatnya, kualitas fisik semakin merosot
(Khomsan, 2004).
Anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang normal dan wajar, yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada
umumnya dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan anak
seusianya. Anak sehat adalah anak yang dapat tumbuh kembang dengan baik
dan teratur, jiwanya berkembang sesuai dengan tingkat umurnya, aktif,
gembira, makannya teratur, bersih, dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (Soegeng, 2004). Seorang anak dikatakan tumbuh kembang
optimal bila pertambahan fisiknya (berat badan dan tinggi) meningkat
dibarengi dengan kemampuan berpikir dan kreativitasnya yang baik Untuk
tumbuh kembang optimal setiap anak memerlukan nutrisi yang baik dan
seimbang. Artinya, setiap anak memerlukan nutrisi dengan menu seimbang
dan porsi yang tepat, tidak berlebihan, dan disesuaikan dengan kebutuhan
tubuhnya (Arif, 2009).
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang

16

terkandung di dalam ASI tersebut. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai
sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat
makanan tambahan yang tertumpu pada beras.ASI dalam jumlah cukup
merupakan makanan terbaik pada bayi dan memenuhi kebutuhan gizi bayi 6
bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama utama bagi
bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal (Muhammad,
2004).
Semua susu formula yang beredar di Indonesia dan di dunia harus
sesuai dengan Standard RDA (Recomendation Dietery Allowence). Standar
RDA untuk susu formula bayi adalah jumlah kalori, vitamin dan mineral
harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang
optimal (Piogama, 2008).
Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan
mulai dari konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas
setiap anak. Proses tersebut merupakan proses interaksi yang terus menerus
serta rumit antara faktor genetik dan faktor lingkungan biofisiko-psikososial
tersebut. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak, terutama pertumbuhan
fisiknya maka digunakan antropometri (Soetjiningsih, 1995).
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah suau proses alamiah yang terjadi pada
individu, yaitu secara bertahap anak akan semakin bertambah berat dan
tinggi.pertumbuhan berkaitan dengan kuantitas fisik individu anak (yupi
supartini 2004). Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran dan

17

jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik


dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat di ukur
dengan satuan panjang dan berat (Rusmil, 2008).
Perkembangan adalah suatu proses yang terjadi secara simultan
dengan pertumbuhan yang menghasilkan kualitas individu untuk
berfungsi, yang dihasilkan melalui proses pematangan dan proses belajar
dari lingkungan (yupi, 2004). Perkembangan merupakan bertambahnya
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian
(Rusmil, 2008).
2. Faktor-Faktor
yang
Perkembangan Anak
Setiap

individu

perkembangannya

Mempengaruhi
berbeda

dalam

proses

Pertumbuhan

dan

pertumbuhan

dan

karena pertumbuhan dan perkembungan anak di

pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :


a.

Nutrisi
Bayi membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup protein,
lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang harus dikosumsi
secara seimbang, dengan jumlah yang sesuai kebutuhan pada tahapan
usianya. Khusus selama periode pertumbuhan dan perkembangan yang
cepat seperti masa pranatal dan bayi akan membutuhkan lebih banyak
kalori dan protein. Bayi dapat mengalami hambatan pertumbuhan dan
perkembangan hanya karena kurang asupan zat gizi yaitu kurangnya

18

pemberian ASI pada usia 0-6 bulan atau pada usia tersebut sudah
diberikan susu formula. Asupan nutrisi yang berlebihan juga dapat
menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan anak, misalnya
terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel/jaringan,
bahkan pada pembuluh darah sehingga bila anak sakit, pertumbuhan
dan perkembangannya juga terganggu.
b. Pengaruh Budaya Lingkungan
Budaya

keluaga

atau

masyarakat

akan

mempengaruhi

bagaimana mereka mempersepsikan dan memahami kesehatan serta


berprilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu yang sedang hamil
dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya adanya beberapa
larangan untuk makanan tertentu padahal zat gizi tersebut diperlukan
untuk pertumbuhan janin. Begitu juga keyakinan untuk melahirkan
dengan meminta pertolongan petugas kesehatan disarana kesehatan
atau tetap memlih dukun beranak, dilandasi oleh nilai budaya yang
dimiliki. Setelah anak lahir, dia dibesarkan dengan pola asuh keluarga
yang juga dilandasi oleh nilai budaya yang ada dimasyarakat. Anak
yang dibesarkan dilingkungan petani dipedesaan akan mempunyai pola
kebiasaan atau norma prilaku yang berbeda dengan mereka yang
dibesarkan dikota besar.

c.Status sosial dan ekonomi kelurga

19

Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga


yang sosial ekonominya rendah, bahkan punya banyak keterbatasan
untuk memberi makanan bergizi, membayar biaya pendidikan, dan
memenuhi kebutuhan primer lainnya, tentunya kelurganya akan
mendapat

kesulitan

untuk

membantu

anak

mencapai

tingkat

pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal sesuai dengan


tahapan usianya. Keluarga dengn latar belakang pendidikan rendah
juga sering kali tidak dapat, tidak mau, atau tidak meyakini pentingnya
penggunaan fasilitas kesehatan yang dapat menunjang pertumbuhan
dan perkembangan anaknya, misalnya pentingnya imunisasi untuk
anak. (Supartini, 2004).
3. Penilaian keadaan tumbuh kembang
Keadaan tumbuh kembang dapat dinilai dalam empat macam aspek
yaitu:
a. Penilaian pola tumbuh kembang dapat dilakukan dengan cara
pemeriksaan fisik, yaitu corak normal atau corak yang tidak normal,
misalnya kelainan kepala.
b. Penilaian proses tumbuh kembang dilakukan dengan pemeriksaan
antropometri secara berkala,. Anak yang normal akan mengikuti kurva
tumbuh kembang secara mantap dalam persentil yang kira-kira sama,
terutama tinggi badan.
c. Penilaian posisi anak yaitu normal atau tidak. Untuk tinggi dan berat
badan diperoleh dari hasil tumbuh kembang pada suatu waktu.

20

d. Keadaan gizi merupakan bagian dari tumbuh kembang


Secara umum (praktis lapangan) dipakai cara penilaian yang
disepakati bersama untuk keseragaman baik dalam caranya atau metode
maupun baku patokan yang menjadi bahan pembandingnya (Soegeng,
2004).
Menurut Departemen Kesehatan RI (1993) ciri anak sehat adalah:
a. Tumbuh dengan baik, yang dapat dilihat dari naiknya berat dan tinggi
badan secara teratur dan proporsional.
b. Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya
c. Tampak aktif/gesit dan gembira
d. Mata bersih dan bersinar
e. Nafsu makan baik
f. Bibir dan lidah tampak segar
g. Pernapasan tidak berbau
h. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering
i. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. (Soegeng, 2004).
Perkembangan fisik dan mental 0 5 tahun :
a. 0 3 bulan
- Belajar mengangkat kepala
- Mengikuti objek dengan matanya
- Melihat wajah orang dan tersenyum
- Bereaksi terhadap suara/bunyi
- Mengenali ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran,

21

dan kontak
- Mengoceh spontan
b. 3 6 bulan
- Mengangkat kepala 90 dan mengangkat dada dengan bertopang
tangan
- Berusaha meraih bebda-benda
- Menaruh meraih benda-benda
- Tertawa atau menjerit bila di ajak bermain
- Berusaha mencari benda-benda miliknya yang hilang
c. 6 9 bulan
- Mampu tengkurap dan berbalik sendiri
- Mampu duduk tanpa dibantu
- Mampu merangkak
- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
- Memegang benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk
- Mengeluarkan kata tanpa arti
- Takut kepada orang asing
- Mampu bertepuk tangan dan bermain petak umpet
d. 9 12 bulan
- Berjalan dituntun
- Berdiri sendiri tanpa dibantu
- Menirukan suara, belajar menyatakan satu atau dua kat
- Mengerti perintah/larangan sederhana

22

- Selalu ingin mengeksplorasi dan memasukkan semua benda ke


mulutnya
- Berpartisipasi dalam permainan
e. 12 18 bulan
- Berjalan dan mengeksplorasi rumah dan sekitar rumah
- Menyusun 2 atau 3 kotak
- Mengucapkan 5 10 kata
- Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
f. 18 24 bulan
- Naik turun tangga
- Menyusun 6 kotak
- Menunjuk mata dan hidungnya
- Menyusun kalimat dengan 2 kata
- Belajar makan sendiri
- Belajar mengontrol buang air kecil/besar
- Menaruh minat pada hal-hal yang dikerjakan orang/anak yang lebih
besar
- Bermain dengan anak-anak lain
g. 2 3 tahun
- Meloncat, memanjak
- Membuat jembatan dengan 2 kotak
- Mampu menyusun kalimat sederhana
- Menggambar lingkaran

23

- Bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain


di luar keluarganya
h. 3 4 tahun
- Berjalan sendiri mengunjungi tetangga
- Belajar mengenakan dan membuka pakaian
- Menggambar orang dengan kepala dan badan
- Menenali 2 atau 3 warna
- Bicara dengan baik, menyebut nama, jenis kelamin, dan usianya
- Bertanya bagaimana anak dilahirkan
- Mengenali bagian tubuh atas, bawah, muka, dan belakang
- Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana
i. 4 5 tahun
- Melompat, menari, dan menggambar orang dengan kepala, lengan,
badan
- Menggambar segi empat dan segitiga
- Dapat menghitung jari-jarinya, menyebut hari dalam seminggu
- Protes bila dilarang keinginannya
- Mengenal 4 warna, menaruh minat/menirukan aktivitas orang
dewasa
- Memperkirakan bentuk dan besar benda, membedakan besar dan
Kecil.
C. ASI Eksklusif
1. Pengertian

24

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan tim hingga usia 6 bulan. Dengan manajemen laktasi yang
baik, produksi ASI dinyatakan cukup sebagai makanan tunggal untuk
pertumbuhan bayi yang normal sampai usia 6 bulan. Itu sebabnya, Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar ASI eksklusif diberikan
hingga bayi berusia 6 bulan (Arif, 2009).
Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi
Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan
pertama hidup bayi adalah yang terbaik.
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut
untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif :
a. Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran
b. Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah
makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun.
c. Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi
mau, siang dan malam.
d. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
e. Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan,
disaat tidak bersama anak.
f. Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang (WHO, 2001).
2. Komposisi ASI

25

a. ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai,
juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang
terdapat dalam ASI tersebut.
b. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
c. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan
antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan
Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan
susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi
ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada
susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80,
sehingga tidak mudah diserap (Arif, 2009).
3. Manfaat ASI dan Kandungan Zat Gizi
Manfaat ASI untuk bayi adalah melindungi dari penyakit infeksi,
diare, dan alergi, mempererat dengan ibu, dan meningkatkan daya tahan
ibu, sedangkan manfaat untuk ibu adalah memberikan kepuasan, lebih
praktis dan murah, dan dapat menunda masa subur (Supartini, 2004).
Kandungan zat gizi ASI (setiap 100 gram) adalah :
Kalori

: 68 kalori

Protein

: 1,4 gram

Lemak

: 3,7 garm

Karbohidrat

: 7,2 garm

Zat kapur

: 30 gram

26

Fosfor

: 20 gram

Vitamin A

: 60 gram

Tiamin

: 30 gram

Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI antara lain :


a. Immunoglobulin yang berfungsi untuk melindungi dari infeksi
b. Lisozin yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri
c. Laktoperoksidase yang dapat membunuh streptococcus
d. Laktoferin yang dapat membunuh beberapa jenis mikroorganisme
e. Sel darah putih yang dapat berfungsi sebagai fagositosis
f. Zat anti-staphylococcus yang dapat menghambat pertumbuhan
staphylococcus (Supartini, 2004).

Anda mungkin juga menyukai