balita (bawah lima tahun) sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan menjadi sumberdaya
manusia yang berkualitas di
masa depan memerlukan perhatian khusus. Usia di bawah lima tahun merupakan “usia emas” dalam
pembentukan sumberdaya manusia baik dari segi pertumbuhan fisik maupun kecerdasan, dimana hal ini
harus didukung oleh status gizi yang baik karena
status gizi berperan dalam menentukan sukses tidaknya upaya peningkatan sumberdaya manusia.
Masa balita merupakan periode yang penting karena pada masa tersebut terjadi pertumbuhan yang
pesat diantaranya
adalah pertumbuhan fisik, perkembangan psikomotorik, mental dan sosial yang dialami balita tersebut.
Usia 0-24 bulan merupakan periode emas karena pada masa tersebut
terjadi pertubuhan dan perkembangan yang pesat, tetapi pada usia 0-24 bulan tersebut juga merupakan
periode kritis. Periode emas
dapat terjadi apabila pada usia tersebut, balita memperoleh asupan gizi yang sesuai bagi tumbuh
kembangnya. Periode kritis dapat terjadi apabila saat usia tersebut, balita tidak
memperoleh asupan atau makanan sesuai kebutuhan gizinya sehingga dapat mengakibatkan tumbuh
kembang yang
terhambat. Tumbuh kembang yang terhambat tersebut dapat terjadi pada saat itu dan juga pada waktu
selanjutnya atau pada saat dewasa.
kesehatan. Tinggi Badan (TB) anak mencerminkan keadaan malnutrisi jangka panjang, sedangkan Berat
Badan (BB) menunjukkan masalah kesehatan jangka pendek. Masalah gizi pada anak mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
anak dan menjadi factor predisposisi timbulnya masalah kesehatan, seperti infeksi dan penyakit kronis
(World Health Organization, 2014). Pemantauan pertumbuhan anak merupakan upaya dalam
pencegahan dan membantu dalam mendiagnosis suatu penyakit (Nazarova & Kuzmichev, 2016).
.
Golden age (periode emas) merupakan periode yang sangat penting sejak janin sampai usia dua tahun.
Pada dua tahun pertama kehidupan tersebut terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh
yang dimulai sejak janin. Jika pemenuhan gizi pada masa tersebut baik, maka proses pertumbuhan
dan perkembangan dapat optimal. Jika kebutuhan zat gizi kurang maka dapat berisiko menimbulkan
gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada seluruh organ dan sistem tubuh sehingga akan berdampak pada masa yang akan
datang.
tumpang-tindih dan kesalahan penaksiran maupun interpretasi akibat penggunaan indeks antropometri
tunggal.
Antropometri (ukuran tubuh) merupakan salah satu cara langsung menilai status gizi, khususnya
keadaan energi dan protein tubuh seseorang. Dengan demikian, antropometri merupakan indikator
status gizi yang berkaitan dengan masalah kekurangan energi dan protein yang dikenal dengan KEP.
Antropometri dipengaruhi
oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Konsumsi makanan dan kesehatan (adanya infeksi)
merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi antropometri (Aritonang, 2013)
Rumusan Masalah
1. Bagaimana status gizi anak berdasarkan indek antropometri BB menurut Umur, TB/PB menurut umur,
BB menurut TB/PB, IMT menurut umur ?
Tujuan
1. Umum
2. Khusus
BAB II
METODE PRAKTIKUM
1. ALAT
a. Length Board
b. Timbangan Dacin
c. kalkulator
2. BAHAN
a. tabel z score
b. buku kia
c. grafik