TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Balita
Balita adalah bayi dan anak yang berusia 5 tahun kebawah (Hanum
Marimbi, 2012). Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang
kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan
pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa kecemasan
(Anggraeni, 2010).
status gizi bayi memerlukan jenis makanan ASI, susu formula, dan
makanan padat. Kebutuhan kalori bayi antara 100-200 kkal/kg BB. Pada
empat bulan pertama, bayi yang lebih baik hanya mendapatkan ASI saja
tanpa diberikan susu formula. Usia lebih dari enam bulan baru dapat
adalah rawan. Masa itu tantangan karena konsumsi zat makanan yang
menyebabkan diare dan marasmus. Selain itu dapat juga terjadi sindrom
padat yang kurang memadai (Jelife, 1989 dalam Supartini, 2012). Imunisasi
pasif yang diperoleh melalui ASI akan menurun dan kontak dengan lingkungan
akan makin bertambah secara cepat dan menetap tinggi selama tahun kedua
dan ketiga kehidupan. Infeksi dan diet adekuat kan tidak banyak berpengaruh
pada status gizi yang cukup baik (Akre, 1994 dalam Supartini, 2012). Bagi
anak dengan gizi kurang, setiap tahapan infeksi akan berlangsung lama dan
perkembangan. Anak 1-3 tahun membutuhkan kalori kurang lebih 100 kkal/kg
BB dan bahan makanan lain yang mengandung berbagai zat gizi (Supartini,
2012).
85 kkal/kg BB. Karakteristik pemenuhan kebutuhan nutrisi pada usia pra sekolah
yaitu nafsu makan berkurang, anak lebih 9 tertarik pada aktivitas bermain
dengan teman, atau lingkungannya dari pada makan dan anak mulai sering
keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya
(Alex, 2011). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
tertentu (Supariasa, 2012). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat
Soekatri (2011), sistem penilaian status gizi dapat dilakukan dalam bentuk
2. Metode Penilaian Status Gizi Pada Balita (Rusilanti dan Istiany, 2013)
a. Penilaian Antropometri
1) Pengertian Antropometri
Menurut Rusilanti dan Istiany (2013) Antropometri adalah
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran
tubuh antara lain tinggi badan (TB), berat badan (BB), Lingkar
Lengan Atas (LILA) dan tabel lemak di bawah kulit. Secara umum
lampau.
f) Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang
kesalahan pengukuran.
a) BB terhadap TB
b) LLA terhadap TB
1) Berat Badan
umum.
(2) Baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis.
(3) Berat badan dapat berfluktuasi.
(4) Sangat senfitif terhadap perubahan-perubahan
kecil.
(5) Dapat mendeteksi kegemukan (over weight).
b)Kelemahan Indeks BB/U
Menurut Supariasa (2012), indeks BB/U juga
penimbangan.
(5) Secara aplikasi sering mengalami kendala yaitu
banyak.
2) Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi
Injak
a) Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat
KMS dan dilihat berada berat badan anak berada pada kurva
Tabel: 2.1
Gizi Lebih SD
> +2 SD
< -3 SD
> +2 SD
< -3 SD
> +2 SD
Sumber: Kemenkes (2010) .
7. Lingkar Kepala
sehingga harus dipantau dalam pranatal awal dan tahap postnatal. Pada
bayi baru lahir ukuran lingkar kepala normal adalah 34 35 cm, akan
bertambah 2 cm setiap bulan pada usia 0-3 bulan. Pada usia 4-6 bulan
akan bertambah 1 cm per bulan, dan pada usia 6-12 bulan pertambahan
0,5 cm per bulan. Sampai usia 5 tahun biasanya sekitar 50 cm.Usia 5-12
tahun hanya naik sampai 52- 53 cm dan setelah usia 12 tahun akan
occipitalis) dan dahi (glabella). Ada baiknya saat pengukuran sisi pita
laki cukup bulan dimulai dengan ukuran 32-38 cm, sedangkan grafik bayi
akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup)
dikonsumsi pada keluarga untuk status gizi yang lebih baik, terutama
dalam menjaga status gizi balita yang dalam masa pertumbuhan dan
keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu
terutama pada zat makro dan zat mikro haruslah seimbang, bila salah
satu kurang terpenuhi atau mungkin terjadinya masalah status gizi seperti
terjadi, orang tua harus lebih mengetahui akan kandungan gizi dalam
Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan ataupun daging hanya
Beberapa orang tua beranggapan ikan, telur, ayam dan jenis makanan
protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang
2010). Kandungan dalam telur, ikan, ayam dan jenis makanan protein
karena sudah melebihi kebutuhan gizi yang sudah diperlukan oleh balita
menerus akan menjadi masalah dalam status gizi balita, yaitu status gizi
yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau
adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak bisa merawatnya
secara baik. Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan
kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil
lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi
berkurang akan tetapi air susu ibu (ASI) yang masih sangat dibutuhkan
anak akan berhenti keluar. Anak yang belum dipersiapkan secara baik
ASI karena produk ASI berhenti, akan lebih beresiko menderita gizi
anak kurus kering yang disebut dengan wasting yaitu berat badan
anak tidak sebanding dengan tinggi badan anak. Jika kekurangan ini
jangka yang lama maka akan menjadi keadaan yang stunting (anak
menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usia walaupun
g. Faktor Ekonomi
kondisi keluarga lain yang mengadakan interaksi dengan status gizi yang
yang dianggap baik ataupun tidak baik yang lambat laun akan menjadi
didalamnya sangat baik untuk tubuh. Sebagai orang tua, harus lebih aktif
untuk memilih makanan yang banyak mengandung gizi yang baik untuk
i. Agama
jasmani dan rohani bagi yang mengonsumsinya. Konsep halal dan haram
akan disajikan. Dalam hal ini, baik diperhatikan untuk asupan makanan
yang akan diberikan pada balita, karena pada dasarnya makanan yang
sudah diharamkan akan menjadi suatu masalah jika masih diberikan pada
balita dan mencegah akan timbulnya efek alergi pada tubuh balita.
Kandungan gizi yang belum tentu baik untuk masa balita yang masih
j. Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan
gizi lain. Pendidikan ibu merupakan faktor yang sangat penting. Tinggi
menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Hal ini
k. Lingkungan
yang akan pilih. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus lebih
balita lebih suka memilih-milih makanan yang dia anggap lebih enak dan
2012).
l. Infeksi
sering terjadi pada anak adalah penyakit saluran pernafasan atas, bawah,
(Istiany, 2013).
m. Pola Pengasuhan
Pengasuhan didefinisikan sebagai cara memberi makan, merawat
anak, membimbing dan mengajari anak yang dilakukan oleh individu dan
Menurut Istiany dan Rusilanti (2013) usia balita merupakan masa yang
sangat menentukan hari depan anak. Kekurangan gizi pada saat ini akan
2.3. Perkembangan
2.3.1. Pengertian
Istilah perkembangan (development) dalam psikologi merupakan sebuah
konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi.
Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu
feelings, paterns of tingking, social relationships, and motor skills (Rahayu, 2011).
Menurut Monks dkk (2010), mengartikan perkembangan sebagai suatu proses
ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat terulang kembali. Perkembangan
menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
a. Faktor genetik
Faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan (herediter) adalah jenis
serta berperilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu yang sedang hamil
usiannya.
4) Gizi
kandungnya.
c. Faktor internal
1) Kecerdasan
2) Pengaruh hormonal
syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari
Perkembangan (KPSP)
saja yang perlu dicapai seorang anak pada umur tertentu. Penilaian
15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan. Jika anak belum
mencapai umur skrining tersebut, minta orang tua datang kembali pada
lebih muda.
3) Alat yang digunakan
a) Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan
menjadi 1 bulan.
menjawab.
(4) Tanyakan pertanyaan secara berurutan.
(5) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
meragukan (M).
(4) Apabila jumlah jawaban ya 6, kemungkinan ada penyimpangan
(P).
(5)Untuk jawaban tidak, perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut
intra natal sampai post natal. Di luar faktor-faktor lain yang berpengaruh
menunjukkan bahwa anak yang mendapat ASI jauh lebih matang, lebih
(Arsad, 2009).
Selama masa bayi dan kanak-kanak kebutuhan terhadap kalori
relatif besar, seperti yang dibuktikan oleh peningkatan berat badan dan
anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si kecil.
tersbut dirasakan cukup berat atau tidak ringan tidak ada salahnya
Gizi Balita
Protein
Lemak Status Gizi Perkembang
Karbohidrat Balita an Motorik
Mineral
Vitamin Air
Faktor-Faktor
Genetik
Lingkungan
Budaya
Kelahiran
Ekonomi
Pendidikan
Gambar: 2.2