Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PKN

PENERAPAN SILA-SILA PANCASILA


DIKEHIDUPAN SEHARI-HARI

DI SUSUN OLEH

NAMA : AYU ANGGRAINI


KELAS : VII. J

MTS NEGERI I PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2017/2018
Di lingkungan keluarga:
1. Pembangunan rumah dengan perencanaan yang dimusyawarahkan terlebih dahulu.

Musyawarah adalah kegiatan membicarakan sesuatu masalah secara bersama-sama. Musyawarah


bertujuan untuk mengambil keputusan. Musyawarah dilaksanakan untuk menyatukan pendapat dan
menyelesaikan masalah. Musyarakah dilakukan untuk mencapai kesepatakan. Mussyawarah dapat
dilakukan di rumah, di sekolah dan di masyarakat. Di dalam musyawarah, usulan atau pendapat
ditampung. Dengan melaksanakan musyawarah kita dapat menghindari permusuhan dan pertengkaran.

2. Musyawarah pembentukan panitia acara perkawinan, khitanan, atau rekreasi.

Salah satu contoh musyawarah yang dilakukan di rumah adalah saat membicarakan kegiatan liburan.
Untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan saat liburan, perlu dilaksanakan kegiatan
musyawarah. Beberapa kemungkinan muncul usul dari anggota keluarga misalnya ada yang
mengusulkan pergi ke rumah saudara, ada yang mengusulkan pergi wisata ke pegunungan atau ada
yang mengusulkan pergi wisata ke pantai. Mungkin ada juga yang mengusulkan tinggal di rumah saja.
Sebagai peserta musyawarah, seluruh anggota keluarga harus menghargai dan menghormati semua
usulan. Keputusan yang dihasilkan dalam musyawarah harus mempertimbangkan usulan-usulan semua
anggota musyawarah. Setelah semua peserta musyawarah menyampaikan usul, saatnya diputuskan.
Apapun keputusannya, misalnya diputuskan untuk pergi ke rumah saudara, semua anggota keluarga
harus menerima keputusan tersebut dan melaksanakan secara bersama-sama.
3. Pembagian harta waris secara musyawarah.

Musyawarah adalah kegiatan membicarakan sesuatu masalah secara bersama-sama. Musyawarah


bertujuan untuk mengambil keputusan. Musyawarah dilaksanakan untuk menyatukan pendapat dan
menyelesaikan masalah. Musyarakah dilakukan untuk mencapai kesepatakan. Mussyawarah dapat
dilakukan di rumah, di sekolah dan di masyarakat. Di dalam musyawarah, usulan atau pendapat
ditampung. Dengan melaksanakan musyawarah kita dapat menghindari permusuhan dan pertengkaran.

4. Pembagian tugas kerja anggota keluarga.

Salah satu cara membentuk sebuah keluarga harmonis adalah menanamkan kesadaran akan tugas,
hak dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga. Hal ini dapat dimulai dari hal-hal kecil
seperti pembagian tugas dalam pekerjaan rumah tangga. Tentunya pembagian tugas harus disesuaikan
dengan kapasita smasing-masing. Apabila setiap anggota keluarga memiliki peran dan menjalankan
perannya masing-masing, maka rasa terlibat dan memiliki akan terus tumbuh dan akan memupuk
kekompakan keluarga.
5. Musyawarah penyelesaian masalah pada saat tertimpa musibah.

Dalam kehidupan sehari-hari, kadang-kadang terjadi perbedaan pendapat.


Perbedaan adalah sesuatu yang wajar karena setiap orang mempunyai pandangan,
pendapat, dan kepentingan sendiri dalam memutuskan suatu masalah. Demikian
juga dalam bermusyawarah pasti muncul perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat
tidak perlu dipertentangkan, tetapi perlu dicarikan jalan ke luar. Tujuannya agar
perbedaan pendapat tersebut dapat disatukan menjadi mufakat. Menyatukan
berbagai pendapat bukan pekerjaan yang mudah. Untuk itu, diperlukan keikhlasan,
kebersamaan, tidak mementingkan kepentingan diri, serta tidak mementingkan
kepentingan kelompok atau golongan. Apabila semua orang mempunyai kesadaran
seperti itu, musyawarah mufakat akan dengan mudah dicapai.
Di lingkungan sekolah:
1. Pemilihan ketua kelas, pengurus dan ketua OSIS

Untuk menghasilkan pemimpin yang sesuai dengan harapan kami, maka digunakanlah suatu
mekanisme pemilihan pemimpin yang demokratis dan legitimit sehingga dapat diterima oleh
semua anggotanya. Dengan momentum ini diharapkan akan lahir kader-kader pengurus OSIS
yang berpotensi dan mampu membawa OSIS OSIS SMK Negeri Manonjaya kearah yang lebih
baik, kreatif, inofatif dan penuh dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi
anggotanya.

2. Pemilihan ketua regu dalam Pramuka.

Gerakan Pramuka menghimpun anggotanya dalam satuan dan kwartir. Satuan terdepan
dalam pembinaan peserta didik adalah Gugusdepan. Dalam Gugusdepan yang lengkap
terdapat Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak dan Racana Pandega.
Pasukan Penggalang merupakan tempat pembinaan Pramuka berusia 11 sampai 15 tahun
yang disebut Pramuka Penggalang. Pembentukan pasukan ini bertujuan untuk memudahkan
penghimpunan, pengelolaan, penggerakan dan pengarahan peserta didik dalam pelaksanaan
kegiatan Pramuka Penggalang untuk mencapai tujuannya.
3. OSIS menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler.

Pada prinsipnya siapapun boleh dan bisa jadi Ketua dan pengurus OSIS. Hanya saja
mengingat tugas dan tanggung jawab pengurus OSIS itu berat dan cukup menyita perhatian
akhirnya diadakan semacam seleksi untuk menentukan siapa saja yang boleh dan berhak jadi
pengurus OSIS. Seleksi semacam ini memang penting karena citra baik sebuah sekolah
salahsatunya tergantung pada imej yang dibangun oleh para pengurus OSIS nya melalui
kegiatan-kegiatan yang mereka rancang dan lakukan. Di MAN Kotabaru misalnya yang boleh
jadi pengurus OSIS adalah mereka-mereka yang berstatus anak kelas XI dengan catatan
mereka sudah pernah mengikuti kegiatan kepanitiaan yang diadakan oleh pengurus OSIS
minimal sebanyak 3 kali. Diusahakan pula komposisi (jumlah dan susunan) pengurus OSIS
harus seimbang dari segi keterwakilan kelas atau jurusan juga dari segi jenis kelamin. Artinya
jangan sampai lebih banyak laki-laki dibanding perempuannya atau sebaliknya, serta jangan
pula didominasi oleh kelas tertentu saja. Anak kelas XII sengaja tidak dilibatkan lagi dalam
kepengurusan OSIS dengan pertimbangan mereka sebaiknya lebih berkonsentrasi pada
persiapan menghadapi Ujian Nasional.

4. Melaksanakan diskusi kelompok/kelas.

Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok- kelompok. Jumlah
anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan
permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi ke dalam submasalah
yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua
kelompok menyajikan hasil diskusinya.
5. Pembagian tugas dalam penyelesaian tugas sekolah.

Tugas kelompok menguji kesabaran dan bagaimana cara kita menghadapi teman yang
memiliki kepribadian bertolak belakang. Tiap anggota pasti memiliki kepribadian berbeda
maka tidak jarang akan muncul perbedaan pendapat. Bahkan, ketika ada teman yang
mendapatkan tugas lebih sedikit dibandingkan anggota yang lain, kita tidak boleh langsung
berburuk sangka. Baik perbedaan pendapat maupun kesalahpahaman dapat diselesaikan
dengan santai tanpa perlu berakhir dengan sikap saling benci. Sebab, tanpa disadari kerja
kelompok merupakan cara mudah untuk mendapatkan teman.
Di lingkungan masyarakat:
1. Perumusan dan pengesahan rencana anggaran pendapatan dan belanja pembangunan
RW/ Desa.

Pembangunan yang dilaksanakan di Pedesaan atau tingkat Kelurahan merupakan realisasi


pembangunan nasional. Untuk menunjang pembangunan di pedesaan atau tingkat Desa
peran serta pemerintah serta partisipasi seluruh lapisan masyarakat sangat dibutuhkan.
Dalam merealisasikan tujuan pembangunan, maka segenap potensi alam harus digali,
dikembangkan, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, demikian pula halnya sumber daya
manusia harus lebih ditingkatkan sehingga dapat mengembangkan potensi alam secara
maksimal agar tujuan pembangunan dapat tercapai.

2. Pembangunan Balai Desa.

Ia menjelaskan pembangunan kantor desa juga diperlukan sebagai tempat berkantor dan
mengurus administrasi desa. Sudah tidak waktunya lagi kantor desa 'numpang' rumah orang,
apalagi memakai rumah Kepala Desa (Kades). "Nanti kalau dia (Kades,) hilangkan semua
berkas setelah tidak menjabat gimana? Selama ini mungkin masih bisa dimaklumi karena
kades dan sekretaris desa (sekdes) belum banyak bersentuhan uang. Nah sekarang, dana
desa sudah besar. Sudah saatnya punya kantor sendiri sehingga dokumen dan
pertangungjawaban selalu ada sekalipun kades digant
3. Pembangunan sarana umum.

Sarana umum berbeda dengan sarana pribadi. Sarana umum digunakan oleh orang banyak
atau masyarakat untuk kepentingan bersama. Contoh sarana umum adalah sekolah, jalan,
jembatan, puskesmas, balai desa, lapangan olah raga, dan irigasi. Sarana umum dibangun
oleh pemerintah. Biaya untuk membangun sarana umum berasal dari pungutan wajib yang
disebut pajak. Dengan demikian, kita wajib menjaga sarana umum yang terdapat di
lingkungan tempat tinggal kita.

4. Pemilihan ketua RT, RW, dan pengurus LKMD, serta kepala desa.

RT dan RW adalah istilah yang tidak asing di Indonesia. Hal ini cukup menarik
karena Indonesia merancang lembaga dalam masyarakat yang dibagi atas dasar
wilayah hingga jangkauan yang kecil di bawah kelurahan. RW Salah satu bentuk
organisasi masyarakat yang dibuat berdasarkan pembagian wilayah. Pembentukan
RW yang terdiri atas beberapa RT dilakukan dengan musyawarah warga atau
pengurus RT dan ditetapkan oleh desa atau kelurahan. RT Salah satu bentuk
organisasi masyarakat yang wilayahnya berada di bawah RW. Setiap RT maksimal
terdiri atas 30 KK untuk desa, serta 50 KK untuk kelurahan. Pembentukan RT
dimusyawarahkan oleh masyarakat, serta ditetapkan oleh lurah atau kepala desa.
5. Musyawarah dan gotong royong pembangunan sarana umum.

Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa. Gotong berarti pikul atau angkat, sedangkan
royong berarti bersama-sama. Sehingga jika diartikan secara harafiah, gotong royong berarti
mengangkat secara bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Gotong
royong dapat dipahami pula sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk ikut terlibat
dalam memberi nilai positif dari setiap obyek, permasalahan, atau kebutuhan orang-orang di
sekelilingnya. Partisipasi aktif tersebut bisa berupa bantuan yang berwujud materi, keuangan,
tenaga fisik, mental spiritual, ketrampilan, sumbangan pikiran atau nasihat yang konstruktif,
sampai hanya berdoa kepada Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai