MATERI 1
KINERJA OSIS DAN PERILAKU ORGANISASI
Organisasi adalah suatu hal yang tidak bisa terlepas dari kehudupan kita karena
manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan pertolongan orang lain.
Dengan adanya organisasi, kita dapat bersosialisasi dengan orang lain.
Namun dizaman sekarang ini, khususnya para pelajar perlumengetahui dan mengenal
organisasi, karena selain akan membentuk sikap seorang pemimpin organisasi juga dapat
merubah karakter seseorang, sehingga dengan mengikuti sebuah organisasi sikap kita akan
berubah kearah yang lebih baik.
Maka dari itu, kita sebagai pelajar, sudah dikenalkan secara luas dan menyeluruh
sebuah organisasi yang ada didalam sekolah. Organisasi didalam sekolahpun sangat banyak,
tetapi organisasi yang lebih inti didalam sekolah dan menjalankan roda sekolah adalah
Organisasi Intra Sekolah atau yang lebih dikenal oleh kita adalah OSIS. OSIS adalah sebuah
organisasi untuk membantu menjalankan program sekolah dan juga sebagai suri tauladan
bagi siswa dan siswi yang patut dicontoh didalam organisasi.
Di dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
226/C/Kep/0/1992 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS. OSIS
adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah. Masing-masing kata mempunyai pengertian:
Organisasi. Secara umum adalah kelompok kerja sama antara pribadi yang diadakan
untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan
atau kelompok kerja sama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan
bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.
Siswa. Adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
Intra. Berarti terletak di dalam dan di antara. Sehingga suatu organisasi siswa yang ada
di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
Sekolah. Adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar, yang dalam hal ini Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah atau
Sekolah/Madrasah yang sederajat.
Secara Organisi
OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu setiap
sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai
hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian/alat dari
organisasi lain yang ada di luar sekolah
Secara Fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan, khususnya dibidang pembinaan
kesiswaan, arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu
dari empat jalur pembinaan kesiswaan, disamping ketiga jalur yang lain yaitu: latihan
kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan wawasan Wiyatamandala.
Secara Sistemik
Apabila OSIS dipandang sebagai suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat kehidupan
berkelompok siswa yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini OSIS
dipandang sebagai suatu sistem, di mana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi
dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan.
Oleh karena OSIS Sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri pokok, yaitu:
Berorientasi pada tujuan
Memiliki susunan kehidupan berkelompok
Memiliki sejumlah peranan
Terkoordinasi
Berkelanjutan dalam waktu tertentu
Fungsi Osis
Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi. Demikian
pula OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pula beberapa fungsi dalam mencapai tujuan.
Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan,fungsi OSIS adalah:
Sebagai Wadah
Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di
sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya
pembinaan kesiswaan.
Sebagai Motivator
Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan dan semangat para
siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan.
Sebagai Upaya Preventif
Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat menggerakkan
sumber daya yang ada dan secara eksternal OSIS mampu beradaptasi dengan lingkungan,
seperti menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan
demikian secara prepentif OSIS ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman dari
luar maupun dari dalam sekolah. Fungsi preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi
OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan.
Perangkat OSIS
Perangkat OSIS terdiri dari Pembina OSIS, perwakilan kelas, dan pengurus OSIS.
Pembina OSIS terdiri dari:
Kepala Sekolah, sebagai Ketua
Wakil Kepala Sekolah, sebagai Wakil Ketua
Guru, sebagai anggota, sedikitnya 5 (lima) orang dan bergantian setiap tahun pelajaran
Tugas dari Pembina OSIS:
Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan OSIS di
sekolahnya;
Memberikan nasihat kepada perwakilan kelas dan pengurus;
Mengesahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah;
Mengesahkan dan melantik pengurus OSIS dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah;
Mengarahkan penyusunan Anggaran Rumah Tangga dan program kerja OSIS
Menghadiri rapat-rapat OSIS
Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas OSIS
Perwakilan Kelas
Badan ini disebut dengan Majelis Perwakilan Kelas / Majelis Permusyawaratan Kelas
(MPK). Posisi Badan ini berada diatas OSIS dan berperan sebagai pengawas kebijakan OSIS.
Terdiri atas 2 (dua) orang dari setiap kelas, tugas:
Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas;
Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS;
Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas;
Menilai laporan pertanggung jawaban pengurus OSIS pada akhir tahun jabatannya;
Mempertanggung jawabkan segala tugas kepada Kepala Sekolah selaku Ketua Pembina;
Bersama-sama pengurus menyusun Anggaran Rumah Tangga.
Pengurus OSIS
Syarat Pengurus OSIS
Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
Memiliki budi pekerti yang baik dan sopan santun terhadap orang tua, guru, dan teman;
Memiliki bakat sebagai pemimpin;
Tidak terlibat penggunaan Narkoba;
Memiliki kemauan, kemampuan, dan pengetahuan yang memadai;
Dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga pelajarannya tidak terganggu
karena menjadi pengurus OSIS;
Tidak duduk dikelas terakhir, karena akan menghadapi ujian akhir;
Syarat lain disesuaikan dengan ketentuan sekolah.
Kewajiban Pengurus
Menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai dengan Anggran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga OSIS;
Selalu menjunjung tinggi nama baik, kehormatan, dan martabat sekolahnya;
Kepemimpinan pengurus OSIS bersifat kolektif;
Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada Pembina OSIS dan tembusannya
kepada Perwakilan Kelas pada akhir masa jabatannya;
Selalu berkonsultasi dengan Pembina.
Struktur dan Rincian Tugas Pengurus
Pengurus Harian Majelis Permusyawaratan Kelas, terdiri dari:
o Ketua Majelis;
o Wakil Ketua Majelis;
o Sekretaris Majelis.
Ketua, tugas:
1. Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana;
2. Mengkoordinasikan semua aparat kepengurusan;
3. Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh aparat
kepengurusan;
4. Memimpin rapat;
5. Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan
mufakat;
6. Setiap saat mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan
Sekretaris, tugas:
1. Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan
2. Mendampingi ketua dalam memimpin setiap rapat
3. Menyiarkan, mendistribusikan dan menyimpan surat serta arsip yang berhubungan
dengan pelaksanaan kegiatan
4. Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan
5. Bersama ketua menandatangani setiap surat
6. Bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi
7. Bertindak sebagai notulis dalam rapat, atau diserahkan kepada wakil sekretaris
1. Komunikasi
Jurus Sakti 5 B
Bahasa yang Sopan
Sesuaikan Kepada Siapa Kita Berinteraksi
Bijak Dalam Menyebarkan Informasi
Ibarat minum kopi, jangan asal share, tapi saring sebelum sharing
Buat Konten daripada Komen
Buat Konten yang Produktif
Belajar Menghargai Orang Lain
Hargai orang lain seperti diri kita ingin dihargai oleh orang lain
Bertanya Pada Diri Sendiri
Positif atau Negatif?
Pasal 7 Kegiatan
1. Bagi setiap Muslim wajib dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
2. Setiap siswa Muslim wajib melaksanakan sholat berjamaah sesuai dengan jadwal
yang telah dicantumkan.
3. Setiap siswa Muslim wajib mengikuti pengajian yang diadakan oleh Sekolah
termasuk Pesantren Ramadhan.
4. Bagi siswa non-Muslim kegiatan keagamaan diatur oleh sekolah dengan
kesepakatan orang tua.
Pasal 8 Larangan-Larangan
Dalam kegiatan sehari-hari di sekolah, setiap siswa dilarang melakukan hal-hal
berikut :
1. Keluar masuk sekolah melalui benteng
2. Merokok, meminum minuman keras, mengedarkan dan mengkonsumsi narkotika,
obat psikotropika, obat terlarang lainnya dan berpacaran di lingkungan sekolah.
3. Berkelahi baik perorangan maupun kelompok, di dalam sekolah atau di luar
sekolah.
4. Membuang sampah tidak pada tempatnya.
5. Mencoret dinding bangunan, pagar sekolah, perabot dan peralatan sekolah
lainnya.
6. Berbicara kotor, mengupat, berguncing, menghina atau menyapa antar sesama
siswa atau warga sekolah dengan kata, sapaan atau panggilan yang tidak senonoh.
7. Membawa barang yang tidak ada hubungan dengan kepentingan sekolah, seperti
senjata tajam atau alat-alat lain yang membahayakan keselamatan orang lain.
8. Membawa, membaca atau mengedarkan bacaan, gambar, sketsa, audio, atau
video pornografi.
9. Membawa kartu dan bermain judi di lingkungan sekolah.
10. Membawa telepon selular, walkman, VCD.
11. Membawa sepeda motor atau mobil ke sekolah.
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat
dalam aktivitas kelompok. Kelompok juga merupakan bagian dari kehidupan organisasi.
Dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok- kelompok ini. Hampir pada umumnya
manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat
kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu. Adanya
kelompok organisasi berawal dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan,
kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa dan barangkali adanya kesamaan kesenangan
bersama maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam
organisasi tertentu. Perilaku manusia (di dalam organisasi) dapat dikaji berdasarkan tiga
tingkatan, yaitu individu, kelompok dan organisasi, yang masing-masing memiliki perspektif
yang unik. Memahami dinamika kelompok sangat penting untuk memahami perilaku
organisasi. Sebab, kelompok adalah bagian sentral dari kehidupan sehari-hari manusia dan
pada waktu-waktu tertentu tiap orang akan menjadi bagian (anggota) dari kelompok-
kelompok yang berbeda, seperti kelompok kerja, olah raga, organisasi sosial, ikatan alumni,
kegemaran dan sebagainya, Perlunya pemahaman akan dinamika kelompok setidaknya
didasari oleh tiga alasan. Pertama, kelompok dapat memberikan pengaruh yang besar pada
individu. Sikap, nilai dan perilaku kita sebagai pribadi banyak sekali dipengaruhi oleh
interaksi kita dengan anggota kelompok yang lain terhadap organisasi kelompok lain. Kedua,
kelompok dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap kelompok lain dan terhadap
organisasi. Banyak tugas-tugas pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan oleh kelompok dan
keberhasilan organisasi banyak sekali ditentukan oleh efektifnya kelompok di dalamnya.
Ketiga, mempelajari dinamika kelompok dapat membantu menjelaskan perilaku.
Definisi kelompok dipandang dari persepsi, definisi ini didasarkan pada persepsi dari
para anggota kelompok. Dikemukakan bahwa para anggota harus mengetahui hubungan
mereka dengan yang lain supaya mereka dapat dinamakan kelompok. Dengan demikian,
definisi ini adalah sebagai berikut: Kelompok didefinisikan sejumlah orang yang melakukan
interaksi dengan yang lain dalam suatu pertemuan tatap muka atau serangkaian pertemuan
semacam itu. Definisi ini menunjukkan, bahwa para anggota kelompok harus mengetahui
akan keberadaan tiap-tiap anggotanya dan mengetahui akan keberadaan tiaptiap anggotanya
dan mengetahui kesan dari tiap anggotanya.
Definisi kelompok dipandang dari segi Organisasi, kelompok adalah suatu sistem
yang terorganisasi yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berhubungan sedemikian
rupa sehingga sistem tersebut melakukan fungsi tertentu, mempunyai serangkaian peran
hubungan antara para anggotanya dan mempunyai serangkaian norma yang mengatur fungsi
kelompok dari tiap-tiap anggotanya. Definisi ini menekankan beberapa ciri penting dari
kelompok seperti peran dan norma.
Definisi kelompok dipandang dari segi motivasi, secara singkat penafsiran dari segi
motivasi mendefinisikan kelompok sebagai suatu kumpulan individu yang eksistensinya
adalah sebagai kumpulan yang sangat bermanfaat bagi para individu tersebut. Dalam
pengertian ini, kelompok yang tidak mampu membantu para anggotanya memenuhi
kebutuhannya akan menghadapi masa-masa sulit untuk tetap merupakan kelompok yang
hidup terus. Seorang anggota kelompok yang tidak terpenuhi kebutuhannya akan mencari
kelompok yang lain yang sekiranya dapat membantu kebutuhan pokoknya.
Definisi kelompok dari segi interaksi menekankan pada interaksi interpersonal adalah
sebagai berikut: Kelompok adalah sejumlah orang yang saling berkomunikasi antara yang
satu dengan yang lain, serta seringkali dilakukan sepanjang jangka waktu tertentu dan
jumlahnya cukup sedikit, sehingga tiap orang mampu berkomunikasi dengan semua orang
dengan tatap muka.
Tasikmalaya, …..................
PEMBINA OSIS Ketua OSIS
. . . .
NIP.
KEPALA
SMK KARYA BHAKTI
BREBES
. .
NIP.
Ketua
Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana;
Mengkoordinasikan semua aparat kepengurusan;
Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh aparat
kepengurusan;
Memimpin rapat;
Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan
mufakat;
Setiap saat mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan.
Wakil ketua
Bersama-sama ketua menetapkan kebijaksanaan;
Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan;
Menggantikan ketua jika berhalangan;
Membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya;
Bertanggung jawab kepada ketua;
c. Buku Tamu
Buku tamu adalah buku yang digunakan untuk mencatat tamu-tamu yang datang
dan berkeperluan dengan organisasi.
Buku tamu dibuat dalam bentuk tabel yang memuat kolom-kolom sebagai berikut:
nomor urut;
hari, tanggal, jam;
nama lengkap tamu;
organisasi/institusi tamu;
jabatan/status tamu;
alamat;
keperluan;
Tanda tangan tamu.
Di setiap halaman buku daftar hadir ditulis nama, hari/tanggal dan agenda
pertemuan.
f. Buku Keuangan
Buku keuangan adalah buku pembukuan keuangan, baik pemasukan maupun
pengeluaran anggaran organisasi.
Buku keuangan dibuat dalam bentuk tabel yang memuat kolom-kolom sebagai
berikut:
nomor urut;
tanggal transaksi (pemasukan/pengeluaran)
uraian sumber pemasukan
uraian penggunaan dana
debit
kredit
jumlah
Keterangan (jika perlu)
g. Buku Agenda
Buku agenda adalah buku pencatatan keluar dan masuknya surat yang digunakan
untuk mengagendakan peristiwa atau kejadian pada surat.
Buku agenda dibagi menjadi dua, yaitu:
Buku agenda surat keluar;
Buku agenda surat masuk
Buku agenda surat keluar dibuat dalam bentuk tabel yang memuat kolom-kolom
sebagai berikut:
nomor urut;
nomor indeks surat;
nomor surat;
tanggal surat;
tujuan surat;
isi/perihal surat;
keterangan.
Buku agenda surat masuk dibuat dalam bentuk tabel yang memuat kolom-kolom
sebagai berikut:
nomor urut
nomor indeks surat
tanggal surat diterima
pengirim
isi/perihal surat
tanggal surat
terusan
catatan disposisi
keterangan
h. Pengarsipan
Pengarsipan adalah dokumentasi surat-surat simpanan keluar dan surat masuk.
Pengarsipan dimaksudkan sebagai suatu sistem administrasi yang berguna untuk
mengevaluasi dan menentukan tindakan-tindakan selanjutnya.
Kegunaan arsip antara lain:
pembuktian/pembukuan;
korespondensi;
penyusunan sejarah;
penyusunan data statistik;
dokumentasi.
Pengarsipan dilakukan dengan brief odner atau map untuk menyimpan seluruh
arsip-arsip surat sesuai dengan kode indeks.
Surat-surat yang diarsipkan harus disusun rapi sesuai dengan nomor urut keluar
atau diterimanya surat masuk.
Dalam mengarsipkan surat-surat yang terjadi karena perubahan susunan
kepengurusan, harus dipisahkan antar-periode.
Pengarsipan juga berlaku untuk dokumen-dokumen organisasi selain surat, seperti
peraturan, siaran dan lain sebagainya
i. Perlengkapan Sekretariat
Bagan Struktur Organisasi
Papan Agenda kegiatan
Papan Pengumuman
Tabel Program Kerja Tahunan
Papan Daftar Pengurus
MATERI 5
TEKNIK PERSIDANGAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
ORGANISASI
A. PENGERTIAN DISKUSI
Diskusi berasal dari kata “discum” (bahasa latin) dan “discussio” (bahasa inggris) yang
artinya adalah interaksi.
Adapun menurut istilah adalah :
1. Interaksi yang satu dengan yang lainnya, dalam hal ini perilaku yang satu memberi
informasi, merubah, memperbaiki, atau menerima suatu/sesuatu dari yang lain.
2. Sebagai wahan respon antara pribadi yang akhirnya menghasilkan kesepakatan
bersama .
3. Pertemuan untuk bertukar pikiran tentang suatu maslah.
B. FUNGSI DISKUSI
Diskusi berfungsi sebagai berikut:
1. Pemecahan masalah, menetukan alternatif, usaha pemecahan dan bertindak
bersama sesuai dengan alternatif yang tidak direncanakan.
2. Mengembangkan pribadi, harga diri, hormat kepada sesama, berani mengatakan
pendapar dan mendalami pengertian tentang suatu persoalan
C. TUJUAN DISKUSI
1. Untuk dapat menyadari , dan menguji bukti-bukti system nilai, pendapat dan
respon dari suatu gagasan sendiri atau orang lain.
2. untuk menguji secara kolektif tentang suatu gagasan yang dikemukakan orang
lain.
3. Untuk bertukar pikiran dan ide, belajar mengungkapkan serta menanggapi
keterangan yang relevan.
4. Mengaitkan data dan keadaan dari berbagai pandangan orang lain dan latar
belakang nya berbeda-beda.
D. MACAM-MACAM DISKUSI
1. Bersifat informal
a. Model Laju Ikan
Yaitu pembicaraan tidak resmi antar dua orang atau tiga orang dengan tempat atau
waktu tidak tentu yang dapat menemukan beberapa alternatif pemecahan
setidaknya akan mendapat kan untuk menurunkan ketegangan dari suatu
persoalan.
2. Bersifat Formal
a. Model Lempar Kata
Terjadinya pengumpulan gagasan yang cukup singkat, lantaran gagasan tersebut
ditampung oleh ketua diskusi dan jumlah anggotanya sekitar 8 sampai 12 orang.
b. Model Panel
Yang berbicara adalah pakar dari berbagai keahlian untuk meni jau dan
menganalisis suatu permasalah yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan diajukan
oleh moderator dan peserta diskusi hanya memantau jalanya diskusi.
c. Simposium
Hampir sama dengan diskusi panel, hanya dalam symposium para pakar dituntut
untuk mengungkapkan dan menjelaskan karya tulisnya dan peserta dapat
mengajukan berbagai sanggahan secara langsung atau saran yang diajukan para
pakar, karena itu symposium didalamnya berupa kajian dan pendapat tidak sampai
pada keputusan jadi ruang lingkupnya cukup jelas.
d. Seminar
Temu wicara untuk membahas suatu maslah tertentu (terbatas pada suatu persoalan)
melalui prasaran dan kajian yang dimaksudkan untuk mendapatkan keputusan
bersama.
f. Konvensi
Hampir sama dengan symposium, membahas persoalan yang cukup jelas, para
pakar dan peserta diskusi berasal dari bidang keahlian yang sama walaupun berasal
dari lembaga yang berbeda.
g. Rapat Kerja
Pertemuan wakil-wakil pemimpin suatu instansi untuk mengkaji suati pekerjaan
yang sesuai dengan pekerjaan mereka.
2. Sekretaris diskusi/Notulen
Sekretais diskusi harus mampu mencatat inti permasalahan dan pokok gagasan
sehingga tersusunlah hasil diskusi yang rapih./sistematis.
3. Pembicara
Pembicara adalah yang menyampaikan/ menyajikan suatu masalah atau meninjau ,
menganalisa suatun permasalahan yang diajukan moderator atau peserta diskusi.
Seorang pembicara harus dapat menyajikan masalah dan dapat membangkitan
semangat atau merangsang peserta diskusi serta gaya dan suara dalam menyajikan
maslah harus mendatar (monoton).
4. Peserta
Peserta diskusi harus :
a. Mempunyai kesiapan mental sebelum diskusi
b. Dapat berperan aktif atau berpartisifasi dalam kegiatan diskusi tersebut
c. Tidak perlu takut berbuat salah dalam mengungkapkan masalah
d. Menghindari ketegangan, emosi, dan ego pribadi .
F. LANGKAH-LANGKAH DISKUSI
1. Persiapan
Dalam hal ini dim ulai dengan munculnya suatu persoalan sebagai bahan kajian
diskusi. Kemudian kegiatan berikutnya pembentukan panitia diskusi yang
mempersiapkan segala hal yang berkenaan dengan diskusi yang meliputi :
Administrasi, akomodasi, dan material.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini dimulai dengan pembukaan ( dalam diskusi yang ruang lingkupnya
besar, biasanya dibuka oleh pejabat yang berwenang ). Kemudian pelaksanaan diatur
oleh pemimpin/moderator dan sampai saat penutupan.
3. Penyelasaian
Pada bagian ini panitia/tim yang telah dipercaya mereka kembali dan mengumpulkan
hasil – hasil diskusi, kemudian disusun dan dilaporkan kepada pihak – pihak yang
terkait.
4. Tindak lanjut
Berakhirnya diskusi bukan berakhir segalanya namun harus mengadakan tengok
balik/terhadap hasil diskusi tersebut. Sampai berapa jauh hasil diskusi yang
dicapai/relevansinya dengan apa yang dipersoalkan, karena mungkin saja dari diskusi
tersebut dapat menimbulkan persoalan baru yang belum terpikirkan.
G. MANFAAT DISKUSI
1. Terangsang untuk lebih memahami masalah dilingkungannya, keluarga, masyarakat,
organisasi, dan lingkungan lainnya.
2. Menumbuhkan bakat, sifat dan sikap kepemimpinan
3. Latihan merumuskan buah pikiran yang jelas dan singkat.
4. Melatih jiwa sabar
5. Menubuhkan jiwa toleransi
6. Membina dan melatih jiwa terbuka
7. Mengembangkan kemantapan pikiran, kestabilan emosi, dan kedewasaan berpikir.