Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MAKALAH

IBDK
MASALAH KENAKALAN REMAJA DAN CARA
MENGATASINYA
Dosen pengampu: drs. Imam Purnomo, M.kes

Disusun oleh:
1. Nailatul Izzah
2. Nor Amalia M
3. Murniyati
4. Lulu Izza M
5. Tri Novita Sari

(0510081312)
(0510077312)
(0510081512)
(0510081212)
(0510078712)

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , karunia
danhidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas makalah ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman. Dimana
tugas makalah ini akan membahas tentang Kenakalan Remaja.
Ini adialah suatu makalah yang terbentuk dari hasil kerja sama kelompok
dimana tugas ini merupakan prasyarat dari aspek penilaian mata kuliah Ilmu
Budaya Dasar Kesehatan. Dalam penyelesain karya tulis ini, penulis banyak
mengalami kesulitan, namun pada akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Penyusun makalah ini tak lepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dan kami mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun, penulis
harapkan untuk kemajuan masa-masa mendatang. Harapan penulis semoga tugas
makalah ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................
i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................
4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................
4
1.3 Tujuan Pembahasan.................................................................................................................
5
1.4 Pengorganisasian Makalah......................................................................................................
5
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................................................
6
2.1 Kenakalan Remaja...................................................................................................................
6
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................................
8
3.1 Pengertian Remaja...................................................................................................................
8
3.2 Ciri-Ciri Remaja......................................................................................................................
9
3.3 Kenakalan Remaja...................................................................................................................
12
3.4 Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja.........................................................................................
12
3.5 Psikologi Remaja.....................................................................................................................
13

3.6 Faktor Penyebab Kenakalan Remaja.......................................................................................


14
3.7 Peranan Keluarga terhadap Kenakalan Remaja......................................................................
17
3.8 Dampak Kenakalan Remaja....................................................................................................
18
3.9 Cara Mengatasi Masalah Kenakalan Remaja..........................................................................
20
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................
23
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................................
23
4.2 Saran........................................................................................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
25

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada
masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali
menampilkan beragam gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami
banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di lingkungan pertemanannya.
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang
sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba,
Free sex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak
dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang.
Meningkatnya tingkat kriminal di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh orang
dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan para remaja. Tindakan kenakalan remaja
sangat beranekaragam dan bervariasi dan lebih terbatas jika dibandingkan
4

tindakan kriminal orang dewasa. Juga motivasi para remaja sering lebih sederhana
dan mudah dipahami misalnya : pencurian yang dilakukan oleh seorang remaja,
hanya untuk memberikan hadiah kepada mereka yang disukainya dengan maksud
untuk membuat kesan impresif yang baik atau mengagumkan.
Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak
dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga,
mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada
masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian remaja?
b. Bagaimana perkembangan psikologi remaja?
c. Apa macam-macam kenakalan remaja ?
d. Apa penyebab kenakalan remaja?
e. Bagaimana solusi untuk mengatasi kenakalan remaja?
1.3 Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui pengertian remaja dan ciri cirinya
b. Mengetahui perkembangan psikologi remaja pada saat ini
c. Mengetahui macam-macam kenakalan remaja
d. Mengetahui penyebab kenakalan remaja
e. Mengetahui solusi untuk mengatasi kenakalan remaja.
1.4 Pengorganisasian Masalah
BAB I Pendahuluan yang meliputi :
1.
2.
3.
4.

Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan masalah
Pengorganosasian makalah
BAB II Tinjauan Teori yang meliputi :

1. Teori yang mendukung mengenai kenakalan remaja


BAB III Pembahasan yang meliputi :
A. Perumusan masalah

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pengertian remaja
Ciri-ciri remaja
Kenakalan remaja
Bentuk-bentuk kenakaln remaja
Psikologi remaja
Penyebab kenakalan remaja
Peranan keluarga terhadap kenakalan remaja
Dampak kenakalan remaja
Fakta mengenai masalah
B. Alternatif pemecahan masalah
1. Cara mengatasi masalah kenakalan remaja
2. Pendidikan karakter

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kenakalan remaja
W.A. Bonger dalam kitab kecilnya Inleiding tot de Criminologi antara lain
mengemukakan : kejahatan anak-anak dan pemuda-pemuda sudah merupakan
bagian yang besar dalam kejahatan, lagi pula kebanyakan penjahat yang sudah
dewasa umumnya sudah sejak kecil. Siapa menyelidiki sebab-sebab kejahatan
anak-anak dapat mencari tindakan-tindakan pencegahan kejahatan anak-anak yang
dapat mencari tindakan-tindakan pencegahan kejahatan anak-anak yang kemudian
akan berpengaruh baik pula terhadap pencegahan kejahatan orang dewasa .
Istilah baku perdana untuk kenakalan remaja dalam konsep psikologis
adalah juvenile deliquency, yang memiliki arti perilaku jahat/dursila, atau
kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit (patologis) secara
sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabdian
sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang
menyimpang.
Purnianti mendefinisikan kenakalan remaja berdasarkan perspektif
sosiologis, dalam tiga kategori, yaitu :

1.

Definisi hukum, menekankan pada tindakan/perlakuan yang bertentangan


dengan norma yang diklasifikasikan secara hukum,

2.

Definisi peranan, dalam hal ini penekanannya pada pelaku, remaja yang
peranannya diidentifikasikan sebagai kenakalan,

3.

Definisi masyarakat, perilaku ini ditentukan oleh masyarakat.


Kenakalan remaja adalah suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan
norma yang berlaku dimasyarkat. Kartini Kartono (seperti dikutip Dirgantara
Wicaksono, 2010) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak
cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang
ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat
sebagai suatu kelainan dan disebut kenakalan. Kenakalan remaja ini biasanya
disalurkan dalam berbagai bentuk, mulai dari kenakalan yang bisa dimaklumi
sampai kenakalan yang dapat meresahkan masyarakat. Contoh kenakalan remaja
diantaranya adalah membolos sekolah, membantah orang tua, dan tawuran.
Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH
adalah :
a. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi
anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana,
seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
b. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk
menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
c. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Faktor pemicunya, menurut sosiolog Kartono, antara lain adalah gagalnya
remaja melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi dewasa, dan juga
karena lemahnya pertahanan diri terhadap pengaruh dunia luar yang kurang baik.

BAB III
PEMBAHASAN
(PERUMUSAN MASALAH DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH)
A. PERUMUSAN MASALAH
3.1 Pengertian Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja
manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anakanak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa
yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal
anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga
12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula
pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang
dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti
pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol
(pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak
menghabiskan waktu di luar keluarga.
Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah
tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa
atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa
masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja
belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja
(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan
masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga
21 tahun.

Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :
a. 12-15 tahun
b. Masa remaja awal 15-18 tahun
c. Masa remaja pertengahan 18-21 tahun
d. Masa remaja akhir.
3.2 Ciri- Ciri Remaja
Mengenai ciri-ciri remaja tidak mesti dilihat dari satu sisi, tetapi dapat
dilihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi usia, perkembangan fisik, phisikis,
dan perilaku. Menurut Gayo (1990: 638-639) ciri-ciri remaja usianya berkisar 1220 tahun yang dibagi dalam tiga fase yaitu; Adolensi diri, adolensi menengah, dan
adolensi akhir. Penjelasan ketiga fase ini sebagai berikut.
a. Adolensi dini
Fase ini berarti preokupasi seksual yang meninggi yang tidak jarang
menurunkan daya kreatif/ ketekunan, mulai renggang dengan orang tuanya dan
membentuk kelompok kawan atau sahabat karib, tinggah laku kurang dapat
dipertanggungjawabkan. Seperti perilaku di luar kebiasaan, delikuen, dan
maniakal atau defresif.
b. Adolensi menengah
Fase ini memiliki umum: Hubungan dengan kawan dari lawan jenis mulai
meningkat pentingnya, fantasi dan fanatisme terhadap berbagai aliran, misalnya,
mistik, musik, dan lain-lain. Menduduki tempat yang kuat dalam perioritasnya,
politik dan kebudayaan mulai menyita perhatiannya sehingga kritik..tidak
jarang dilontarkan kepada keluarga dan masyarakat yang dianggap salah dan tidak
benar, seksualitas mulai tampak dalam ruang atau skala identifikasi, dan
desploritas lebih terarah untuk meminta bantuan.
c. Adolesensi akhir
Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap, dari dewasa dalam ruang
lingkup penghayatannya. Ia lebih bersifat menerimadan mengerti malahan
sudah mulai menghargai sikap orang/pihak lain yang mungkin sebelumnya
ditolak. Memiliki karier tertentu dan sikap kedudukan, kultural, politik, maupun

etikanya lebih mendekati orang tuanya. Bila kondisinya kurang menguntungkan,


maka masa turut diperpanjang dengan konsekuensi .imitasi, bosan, dan merosot
tahap kesulitan jiwanya. Memerlukan bimbingan dengan baik dan bijaksana, dari
orang-orang di sekitarnya.
Argumen lain tentang ciri-ciri remaja dan berbagai sudut pandang
dikemukakan oleh Mustaqim dan Abdul Wahid (1991:49-50). Menurutnya pada
masa remaja umumnya telah duduk dalam bangku sekolah lanjutan. Pada
permulaan periode anak mengalami perubahan-perubahan jasmani yang berwujud
tanda-tanda kelamin sekunder seperti kumis, jenggot, atau suara berubah pada
laki-laki. Lengan dan kaki mengalami pertumbuhan yang cepat sekali sehingga
anak-anak menjadi canggung dan kaku. Kelenjar-kelenjar mulai tumbuh yang
dapat menimbulkan gangguan phisikis anak.
Perubahan rohani juga timbul remaja telah mulai berfikir abstrak, ingatan
logis makin lama makin lemah. Pertumbuhan fungsi-fungsi psikis yang satu
dengan yang lain tidak dalam keadaan seimbang akibatnya anak sering mengalami
pertentangan batin dan gangguan, yang biasa disebut gangguan integrasi.
Kehidupan sosial anak remaja juga berkembang sangat luas. Akibatnya anak
berusaha melepaskan diri darikekangan orang tua untuk mendapatkan kebebasan,
meskipun di sisi lain masih tergantung pada orang tua. Dengan demikian terjadi
pertentangan antara hasrat kebebasan dan perasaan tergantung. (Mustaqim dan
Abdul Wahid, 1991:50).
Lebih lanjut dikatakan Mustaqim dan Abdul Wahid, pada masa remaja
akhir umumnya telah mulai menemukan nilai-nilai hidup, cinta, persahabatan,
agama, kesusilaan, kebenaran dan kebaikan. Masa ini biasa disebut masa
pembentukan dan menentuan nilai dan cita-cita.Lain dari pada itu anak mulai
berfikir tentang tanggung jawab sosial, agama moral, anak mulai berpandangan
realistik, mulai mengarahkan perhatian pada teman hidupnya kelak, kematangan
jasmani dan rohani, memiliki keyakinan dan pendirian yang tetap serta berusaha
mengabdikan diri dimasyarakat juga ciri remaja yang menonjol, tetapi hanya
remaja yang sudah hampir masuk dewasa.

10

Sedangkan menurut Hurlock (1999) ciri-ciri masa remaja adalah sebagai


berikut:
a. Masa remaja sebagai periode yang penting, karena perkembangan fisik, mental
yang cepat dan penting dan adanya penyesuaian mental dan pembentukan sikap,
nilai dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan, adanya suatu perubahan sikap dan
perilaku dari anak-anak ke menuju dewasa.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, karena ada 5 perubahan yang bersifat
universal yaitu perubahan emosi, tubuh, minat dan pola perilaku, dan perubahan
nilai.
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah, karena pada masa kanak-kanak masalahmasalahnya sebagian besar diselesikan oleh guru dan orang tua sehingga
kebanyakan remaja kurang berpengalaman dalam mengatasi masalah.
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas, karena remaja berusaha untuk
menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya.
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena adanya
anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang
tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa harus
membimbing dan mengawasi.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Karena remaja melihat dirinya
sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana
adanya terlebih dalam cita-cita.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, karena remaja mulai memusatkan
diri pada perilaku yang dihubungkan dengan orang dewasa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa ciri ciri masa
remaja adalah merupakan periode yang penting, periode perubahan, peralihan,
usia yang bermasalah, pencarian identitas, usia yang menimbulkan ketakutan,
masa yang tidak realistik dan ambang masa kedewasaan.

11

3.3 Kenakalan Remaja


Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang
melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia
remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa.
Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak
dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga,
mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada
masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.
Perilaku yang ditampilkan dapat bermacam-macam, mulai dari kenakalan
ringan seperti membolos sekolah, melanggar peraturan-peraturan sekolah,
melanggar jam malam yang orangtua berikan, hingga kenakalan berat seperti
vandalisme, perkelahian antar geng, penggunaan obat-obat terlarang, dan
sebagainya.
Dalam batasan hukum, menurut Philip Rice dan Gale Dolgin, penulis
buku The Adolescence, terdapat dua kategori pelanggaran yang dilakukan
remaja, yaitu:
a. Pelanggaran indeks, yaitu munculnya tindak kriminal yang dilakukan oleh
anak remaja. Perilaku yang termasuk di antaranya adalah pencurian, penyerangan,
perkosaan, dan pembunuhan.
b. Pelanggaran status, di antaranya adalah kabur dari rumah, membolos sekolah,
minum minuman beralkohol di bawah umur, perilaku seksual, dan perilaku yang
tidak mengikuti peraturan sekolah atau orang tua.
3.4 Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan produk dari struktur sosial yang tidak
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam diri remaja terutama dalam masa
perkembangannya. Kenakalan remaja dilihat dari sisi manapun berdampak negatif
bagi diri sendiri dan masyarakat.
Bila ditinjau berdasarkan jenis-jenis kejahatannya, kenakalan remaja dapat
digolongkan dalam bentuk :

12

1)

Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain yaitu perkelahian
antar geng, antar kelompok, antar sekolah, sehingga harus melibatkan pihak yang
berwajib, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain- lain.

2) Kenakalan yang menimbulkan korban materi seperti Perjudian dan bentuk-bentuk


permainan lain dengan taruhan, seperti permainan domino dan remi, perusakan,
pencurian, pencopetan, pemerasan dan lain- lain.
3)

Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain seperti
pelacuran, memakai dan menggunakan bahan narkotika bahkan hal yang mereka
anggap ringan yakni minuman keras hubungan seks bebas.

4)

Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai


pelajar dengan cara membolos lalu bergelandangan sepanjang jalan dan kadangkadang pergi ke pasar untuk bermain game, Kebut-kebutan dijalanan yang
mengganggu keamanan lalu lintas dan membahayakan jiwa serta orang lain,
minggat dari rumah, membantah perintah dan sebagainya19.
3.5 Psikologi Remaja
Ciri perkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi yang meledakledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih, putus asa) dan kemudian melawan
dan memberontak. Emosi tidak terkendali ini disebabkan oleh konflik peran yang
senang dialami remaja. Oleh karena itu, perkembangan psikologis ini ditekankan
pada keadaan emosi remaja.
Keadaan emosi pada masa remaja masih labil karena erat dengan keadaan
hormon. Suatu saat remaja dapat sedih sekali, dilain waktu dapat marah sekali.
Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri sendiri daripada pikiran yang
realistis. Kestabilan emosi remaja dikarenakan tuntutan orang tua dan masyarakat
yang akhirnya mendorong remaja untuk menyesuaikan diri dengan situasi
dirinnya yang baru. Hal tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh
Hurlock (1990), yang mengatakan bahwa kecerdasan emosi akan mempengaruhi
cara penyesuaian pribadi dan sosial remaja. Bertambahnya ketegangan emosional
yang disebabkan remaja harus membuat penyesuaian terhadap harapan
masyarakat yang berlainan dengan dirinya.

13

Menurut Mappiare (dalam Hurlock, 1990) remaja mulai bersikap kritis dan
tidak mau begitu saja menerima pendapat dan perintah orang lain, remaja
menanyakan alasan mengapa sesuatu perintah dianjurkan atau dilarag, remaja
tidak mudah diyakinkan tanpa jalan pemikiran yang logis. Dengan perkembangan
psikologis pada remaja, terjadi kekuatan mental, peningkatan kemampuan daya
fikir, kemampuan mengingat dan memahami, serta terjadi peningkatan keberanian
dalam mengemukakan pendapat.
3.6 Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Perilaku nakal remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri
(internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
1. Faktor internal:
a.Krisis

identitas: Perubahan

biologis

dan

sosiologis

pada diri

remaja

memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan


akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
b.Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret
pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan
dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk
bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
2. Faktor eksternal:
a. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif
pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan
anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi
anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
b. Teman sebaya yang kurang baik
c. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

14

3. Pergaulan Remaja
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan
kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan
kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.
Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok
guna melakukan hal hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu
lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi
remaja yang masih mencari jati dirinya.
Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh
terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin
dia belum tahu apakah itu baik atau tidak. Pergaulan remaja berupa tekanan teman
bahkan sahabat, yang bias disebut dengan rasa solidaritas, ingin diterima, dan
sebagai pelarian, benar-benar ampuh untuk mencuatkan kenakalan remaja yaitu
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja.
4. Lingkungan Sosial
Pada masa remaja, hubungan social memiliki peran yang sangat penting
bagi remaja. Remaja mulai memperluas pergaulan sosialnya dengan teman teman
sebayanya. Remaja lebih sering berada diluar rumah bersama teman teman
sebayanya, karena itu dapat dimengerti bahwa pengaruh teman-teman sebayanya
pada sikap, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada pengaruh orang
tua.
Brown (1997) menggambarkan empat cara khusus, bagaimana terjadinya
perubahan kelompok teman sebaya dari masa kanak-kanak ke masa remaja :
a. Remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya dibandingkan
pada anak-anak. Pada usia 12 tahun, remaja awal mulai menjauhkan diri dari
orang dewasa dan mendekatkan diri dengan teman sebaya.
b. Remaja berusaha menghindari pengawasan yang ketat dari orang tua dan guru
dan ingin mendapatkan kebebasan. Mereka mencari tempat untuk bertemu dimana
mereka tidak terlalu diawasi. Meskipun dirumah mereka ingin mendapatkan
privasi dan tempat dimana mereka dapat mengobrol dengan teman temannya
tanpa didengar oleh keluarganya.

15

c. Remaja mulai banyak berinteraksi dengan teman sebaya dari jenis kelamin yang
berbeda. Walaupun anak perempuan dan laki laki berpartisipasi dalam kegiatan
dan berkelompok persahabatan yang berbeda selama masa pertengahan kanakkanak, tetapi pada masa remaja interaksi dengan remaja yang berbeda jenis
semakin meningkat, sejalan dengan semakin menjauhnya remaja dengan orang tua
mereka.
d. Selama masa remaja, kelompok teman sebaya menjadi lebih memahami nilainilai dan perilaku dari sub-budaya remaja yang lebih besar. Mereka juga
mengidentifikasikan diri dalam kelompok pergaulan tertentu.
Sedangkan menurut Kumpfer dan Alvarado, Faktor faktor Penyebab
kenakalan remaja antara lain :
a. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan
sosial.
b. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap
perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
c.Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah
ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
d. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
e. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
f. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
g. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
h. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas
lain.
i. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau
lingkungan baru.
j. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau
melakukan kenakalan remaja.

16

3.7 Peranan Keluarga terhadap Kenakalan Remaja


Sarwono (1998) mengatakan bahwa keluarga merupakan lingkungan
primer pada setiap individu. Sebelum anak mengenal lingkungan yang luas, ia
terlebih dahulu mengenal lingkungan keluarganya. karena itu sebelum anak anak
mengenal norma-norma dan nilai-nilai masyarakat, pertama kali anak akan
menyerap norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di keluarganya untuk
dijadikan bagian dari kepribadiannya.
Orang tua berperan penting dalam emosi remaja, baik yang memberi efek
positif maupun negative. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua masih merupakan
lingkungan yang sangat penting bagi remaja.
Menurut Mutadin (2002) remaja sering mengalami dilema yang sangat
besar antara mengikuti kehendak orang tua atau mengikuti kehendaknya sendiri.
Situasi ini dikenal dengan ambivalensi dan hal ini akan menimbulkan konflik
pada diri remaja. Konflik ini akan mempengaruhi remaja dalam usahanya untuk
mandiri, sehingga sering menimbulkan hambatan dalam
terhadap lingkungan sekitarnya, bahkan

penyesuaian diri

dalam beberapa kasus tidak jarang

remaja menjadi frustasi dan memendam kemarahan yang mendalam kepada orang
tuanya dan orang lain disekitarnya. Frustasi dan kemarahan tersebut seringkali di
ungkapkan dengan perilaku perilaku yang tidak simpatik terhadap orang tua
maupun orang lain yang dapat membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain
disekitarnya.
Penilitian yang dilakukan BKKBN pada umunya masalah antara orang tua
dan anaknya bukan hal hal yang mendalam seperti maslah ekonomi, agama,
social, politik, tetapi hal yang sepele seperti tugas-tugas di rumah tangga, pakaian
dan penampilan.
Menurut Nalland (1998) ada beberapa sikap yang harus dimiliki orangtua
terhadap anaknya pada saat memesuki usia remaja, yakni :
a. Orang tua perlu lebih fleksibel dalam bertindak dan berbicara
b. Kemandirian anak diajarkan secara bertahap dengan mempertimbangkan dan
melindungi mereka dari resiko yang mungkin terjadi karena cara berfikir yang
belum matang. Kebebasan yang dilakukan remaja terlalu dini akan memudahkan

17

remaja terperangkap dalam pergaulan buruk, obat-obatan terlarang, aktifitas


seksual yang tidak bertanggung jawab dll
c. Remaja perlu diberi kesempatan melakukan eksplorasi positif yang
memungkinkan mereka mendapat pengalaman dan teman baru, mempelajari
berbagai keterampilan yang sulit dan memperoleh pengalaman yang memberikan
tantangan agar mereka dapat berkembang dalam berbagai aspek kepribadiannya.
d. Sikap orang tua yang tepat adalah sikap yang authoritative, yaitu dapat bersikap
hangat, menerima, memberikan aturan dan norma serta nilai-nilai secara jelas dan
bijaksana. Menyediakan waktu untuk mendengar, menjelaskan, berunding dan
bisa memberikan dukungan pada pendapat anak yang benar.

3.8

Dampak Kenakalan Remaja:

1. Kenakalan dalam keluarga


Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negatif,
di sinilah peran orang tua. Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri
mereka dengan melarang hal-hal tertentu.Namun, bagi sebagian anak remaja,
larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang
mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara. Tidak
menghormati, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang
tua adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
2. Kenakalan dalam pergaulan
Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam hal
pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam
pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai
seks bebas.Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah,
dimana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan
kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya,
harus menanggung beban yang cukup berat.
3.Kenakalan dalam pendidikan

18

Kenakalan dalam bidang pendidikan memang sudah umum terjadi, namun


tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok yang
berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada
hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya, membolos sekolah,
tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.
Fakta mengenai dampak kenakalan remaja antara lain:

Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila
tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang bekepribadian buruk.

Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan


dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan
dianggap sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna.

Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa


mengalami gangguan kejiwaan. Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti
gila, tapi ia akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisai, merasa sangat sedih,
atau malah akan membenci orang-orang sekitarnya.

Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang harus
menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja
yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban
keluarganya.

Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja
yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian
terpengaruh pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa
depan cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.

Kriminalitas bisa menjadi salah satu dampak kenakalan. Remaja yang


terjebak hal-hal negatif bukan tidak mungkin akan memiliki keberanian untuk
melakukan tindak kriminal. Mencuri demi uang atau merampok untuk
mendapatkan barang berharga.

19

B. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


3.9 Cara Mengatasi Kenakalan Remaja
Masa remaja erat kaitannya dan sering sekali dihubung-hubungkan dengan
yang namanya kenakalan remaja. Masa remaja secara umum merupakan peralihan
transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Sebenarnya kenakalan remaja itu
timbul akibat dari ketidak mampuan anak dalam menghadapi tugas perkembangan
remaja yang harus dipenuhi.
Pada masa remaja banyak sekali perubahan yang terjadi pada diri anak,
baik segi psikis maupun fisiknya. Dalam segi psikis bayak teori-teori
perkembangan yang memaparkan ketidakselarasan, gangguan emosi dan
gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja
karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan
pada lingkungan. Jika tidak diwaspadai, perubahan-perubahan psikis yang terjadi
sebagai tugas perkembangan remaja itu akan berdampak negatif pada remaja.
Untuk tugas perkembangan remaja bisa lihat disini
Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan
perubahan dan rentan munculnya masalah (kenakalan remaja). Untuk itu perlu
adanya perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat
terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan
selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan.
Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru
dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan

20

dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Demikian sedikit paparan mengenai cara mengatasi kenakalan remaja, semoga
kenakalan remaja di negeri ini berkurang.

Pentingnya pendidikan karakter


Untuk mencegah terjadinya kejadian seperti itu, semua sekolah harus

mengembangkan pendidikan yang berkarakter. Sekolah perlu menanamkan


disiplin dalam mengembangkan karakter bangsa. Saat ini sedang dikembangkan
kurikulum berkarakter, tetapi tidak hanya kurikulum yang harus berkarakter,
tetapi guru, siswa, karyawan, dan semua warga sekolah harus berkarakter dan
menerapkan disiplin.
Penerapan nilai universal yang mulia seperti nilai kejujuran, kerja keras,
sikap ksatria, tanggung jawab, semangat pengorbanan, dan komitmen pembelaan
terhadap kaum lemah dan tertindas, merupakan target yang ingin dicapai dalam
membentuk karakter bangsa.
Pdt Thomas Marlissa, M.Min memberikan beberapa solusi untuk
mencegah terjadinya kenakalan remaja. Diantaranya:
a. Didik anak di dalam takut akan Tuhan.
Dalam Ulangan 6:7 Tuhan memberikan perintah untuk mengajarkan
FirmanNya kepada anak-anak secara terus menerus. Hal ini akan membawa anak
pada pengenalan akan Tuhan. Pengenalan akan Tuhan sejak dini memberikan
motivasi kepada anak untuk menerapkan kehidupan yang baik, yang berkenan
kepada Tuhan. Kebiasaan mengajak anak berkumpul dan berdoa bersama
mendukung anak untuk mengembangkan nilai-nilai positif dalam hidup,
mengajarkannya hidup bergantung kepada Tuhan dan hidup dalam penyerahan

21

sepenuhnya kepada Tuhan. Bila anak menyerahkan hidupnya dengan sungguhsungguh pada Tuhan dia tidak akan menyerahkan dirinya untuk melakukan dosa.
b. Berikan anak keteladanan.
Pendampingan orang tua melalui keteladanan sangat penting dalam
kehidupan anak. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri
bisa dicegah dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.
c. Berikan anak kepercayaan.
Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta
keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi anak.Memberikan
kepercayaan pada anak dengan tidak bersikap overprotektif memberi peluang bagi
anak untuk menggunakan kepercayaan itu dengan baik. Orang tua perlu
menghindari sikap curiga dan selalu berpikiran negatif yang terkadang membuat
anak merasa terkekang dan cenderung bertindak negatif.
d. Berikan anak pelukan.
Kasih sayang bukan hanya diucapkan dengan kata-kata melainkan harus
sejalan dengan tindakan. Ketika anak masih kecil kita seringkali mengungkapkan
kasih dengan memeluknya, ketika mereka remaja seringkali intensitas pelukan itu
berkurang bahkan terkadang hilang. Pelukan membuatnya merasa nyaman dan
mampu menimbulkan efek tenang yang sangat mempengaruhi kepribadiannya.
e. Ajarkan anak memilih komunitas.
Penting sekali mengajarkan anak memilih komunitas yang baik dalam
pergaulan. Dalam I Korintus 15: 33 dikatakan

Janganlah kamu sesat:

Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Orang tua perlu
22

memberi arahan sehingga pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta
orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana anak harus
bergaul. Dalam diri anak diperlukan ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh
jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Beberapa solusi yang dapat kita terapkan:


a. Pendekatan melalui Agama
b. Pendekatan Moral dan Hukum (PPKN)
c. Pendekatan melalui olahraga kesehatan
d. Pendekatan melalui Bimbingan Konseling (BP)
e. Pendekatan melalui Biologi

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis di atas, ditemukan bahwa remaja yang memiliki
waktu luang banyak seperti mereka yang tidak bekerja atau menganggur dan
masih pelajar kemungkinannya lebih besar untuk melakukan kenakalan atau
perilaku menyimpang. Demikian juga dari keluarga yang tingkat keberfungsian
sosialnya rendah maka kemungkinan besar anaknya akan melakukan kenakalan
pada tingkat yang lebih berat.Sebaliknya bagi keluarga yang tingkat
keberfungsian sosialnya tinggi maka kemungkinan anak-anaknya melakukan
kenakalan sangat kecil, apalagi kenakalan khusus. Dari analisis statistik
23

(kuantitatif) maupun kualitatif dapat ditarik kesimpulan umum bahwa ada


hubungan negatif antara keberfungsian sosial keluarga dengan kenakalan remaja,
artinya bahwa semakin tinggi keberfungsian social keluarga akan semakin rendah
kenakalan yang dilakukan oleh remaja. Sebaliknya semakin ketidak berfungsian
sosial suatu keluarga maka semakin tinggi tingkat kenakalan remajanya (perilaku
menyimpang yang dilakukanoleh remaja. Berdasarkan kenyataan di atas, maka
untuk memperkecil tingkat kenakalan remaja ada dua hal yang perlu diperhatikan
yaitu meningkatkan keberfungsian sosial keluarga melalui program-program
kesejahteraan sosial yang berorientasi pada keluarga dan pembangunan social
yang programnya sangat berguna bagi pengembangan masyarakat secara
keseluuruhan. Di samping itu untuk memperkecil perilaku menyimpang remaja
dengan memberikan program-program untuk mengisi waktu luang, dengan
meningkatkan program di tiap karang taruna. Program ini terutama diarahkan
pada peningkatan sumber daya manusianya yaitu program pelatihan yang mampu
bersaing dalam pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan.

4.2 Saran
Kenakalan remaja semakin populer dan menjadi masalah yang 'lumrah' di
era modern ini. Hal ini akan semakin sulit untuk ditanggulangi jika perilaku
tersebut sudah menjadi budaya dan kebiasaan remaja atau remaja yang
bersangkutan sudah jauh berada di dalam kubangannya (Kenakalan Remaja).
Walaupun kenakalan remaja diangap lumrah dan lazim dilalui oleh remaja serta
merupakan

aspek

Perkembangan

perkembangannya, namun

dalam

kurun

masa

tahap-tahap

kenakalan remaja ini bukanlah hal perkembangan

yang mutlak harus dilalui oleh remaja.hal ini tentunya juga dapat dicegah atau
minimal dikurangi dengan pendekatan emosional serta ikatan hubungan yang baik
dari lingkungan sosialnya, dalam hal ini khususnya keluarga dan orang tua
sebagai lingkungan sosial terdekatnya.karena dengan begitu, para remaja(anak)
akan merasa diperhatikan, dipedulikan, yang kemudian akan dapat membantu para

24

remaja itu untuk menemukan identitas dirinya dalam proses identifikasi diri.
Komunikasi yang intens juga sangat membantu anak untuk mengenali dan
memahami masalah yang dihadapinya serta merasa aman dan nyaman ketika
bersama orang terdekatnya. Karena tidak jarang, kenakalan remaja disebabkan
oleh rasa frustasi, kesulitan mencari sosok yang dapat dijadikan panutan dalam
pola hidupnya serta kesukaran dalam penyesuaian terhadap perubahan2 dan
perkembangan yang terjadi pada dirinya, baik dari aspek fisik maupun mentalnya
dengan lingkungan sosialnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya. www. Google. Com. 14 Desember


2012
Dampak kenakalan remaja. www. Belajarpsikologi. Com. 18 Desember 2012
Cara mengatasi kenakalan remaja. www. Belajarpsikologi. Com. 18 Desember
2012
http://tabloidgloria.wordpress.com/2012/02/22/kenakalan-remaja-faktor-pemicudan-solusi-untuk-mengatasinya/. www. Google. Com. 19 Desember 2012

25

Anda mungkin juga menyukai