IBDK
MASALAH KENAKALAN REMAJA DAN CARA
MENGATASINYA
Dosen pengampu: drs. Imam Purnomo, M.kes
Disusun oleh:
1. Nailatul Izzah
2. Nor Amalia M
3. Murniyati
4. Lulu Izza M
5. Tri Novita Sari
(0510081312)
(0510077312)
(0510081512)
(0510081212)
(0510078712)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , karunia
danhidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas makalah ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman. Dimana
tugas makalah ini akan membahas tentang Kenakalan Remaja.
Ini adialah suatu makalah yang terbentuk dari hasil kerja sama kelompok
dimana tugas ini merupakan prasyarat dari aspek penilaian mata kuliah Ilmu
Budaya Dasar Kesehatan. Dalam penyelesain karya tulis ini, penulis banyak
mengalami kesulitan, namun pada akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Penyusun makalah ini tak lepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dan kami mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun, penulis
harapkan untuk kemajuan masa-masa mendatang. Harapan penulis semoga tugas
makalah ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................
i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................
4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................
4
1.3 Tujuan Pembahasan.................................................................................................................
5
1.4 Pengorganisasian Makalah......................................................................................................
5
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................................................
6
2.1 Kenakalan Remaja...................................................................................................................
6
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................................
8
3.1 Pengertian Remaja...................................................................................................................
8
3.2 Ciri-Ciri Remaja......................................................................................................................
9
3.3 Kenakalan Remaja...................................................................................................................
12
3.4 Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja.........................................................................................
12
3.5 Psikologi Remaja.....................................................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada
masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali
menampilkan beragam gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami
banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di lingkungan pertemanannya.
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang
sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba,
Free sex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak
dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang.
Meningkatnya tingkat kriminal di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh orang
dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan para remaja. Tindakan kenakalan remaja
sangat beranekaragam dan bervariasi dan lebih terbatas jika dibandingkan
4
tindakan kriminal orang dewasa. Juga motivasi para remaja sering lebih sederhana
dan mudah dipahami misalnya : pencurian yang dilakukan oleh seorang remaja,
hanya untuk memberikan hadiah kepada mereka yang disukainya dengan maksud
untuk membuat kesan impresif yang baik atau mengagumkan.
Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak
dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga,
mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada
masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian remaja?
b. Bagaimana perkembangan psikologi remaja?
c. Apa macam-macam kenakalan remaja ?
d. Apa penyebab kenakalan remaja?
e. Bagaimana solusi untuk mengatasi kenakalan remaja?
1.3 Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui pengertian remaja dan ciri cirinya
b. Mengetahui perkembangan psikologi remaja pada saat ini
c. Mengetahui macam-macam kenakalan remaja
d. Mengetahui penyebab kenakalan remaja
e. Mengetahui solusi untuk mengatasi kenakalan remaja.
1.4 Pengorganisasian Masalah
BAB I Pendahuluan yang meliputi :
1.
2.
3.
4.
Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan masalah
Pengorganosasian makalah
BAB II Tinjauan Teori yang meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pengertian remaja
Ciri-ciri remaja
Kenakalan remaja
Bentuk-bentuk kenakaln remaja
Psikologi remaja
Penyebab kenakalan remaja
Peranan keluarga terhadap kenakalan remaja
Dampak kenakalan remaja
Fakta mengenai masalah
B. Alternatif pemecahan masalah
1. Cara mengatasi masalah kenakalan remaja
2. Pendidikan karakter
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kenakalan remaja
W.A. Bonger dalam kitab kecilnya Inleiding tot de Criminologi antara lain
mengemukakan : kejahatan anak-anak dan pemuda-pemuda sudah merupakan
bagian yang besar dalam kejahatan, lagi pula kebanyakan penjahat yang sudah
dewasa umumnya sudah sejak kecil. Siapa menyelidiki sebab-sebab kejahatan
anak-anak dapat mencari tindakan-tindakan pencegahan kejahatan anak-anak yang
dapat mencari tindakan-tindakan pencegahan kejahatan anak-anak yang kemudian
akan berpengaruh baik pula terhadap pencegahan kejahatan orang dewasa .
Istilah baku perdana untuk kenakalan remaja dalam konsep psikologis
adalah juvenile deliquency, yang memiliki arti perilaku jahat/dursila, atau
kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit (patologis) secara
sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabdian
sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang
menyimpang.
Purnianti mendefinisikan kenakalan remaja berdasarkan perspektif
sosiologis, dalam tiga kategori, yaitu :
1.
2.
Definisi peranan, dalam hal ini penekanannya pada pelaku, remaja yang
peranannya diidentifikasikan sebagai kenakalan,
3.
BAB III
PEMBAHASAN
(PERUMUSAN MASALAH DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH)
A. PERUMUSAN MASALAH
3.1 Pengertian Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja
manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anakanak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa
yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal
anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga
12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula
pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang
dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti
pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol
(pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak
menghabiskan waktu di luar keluarga.
Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah
tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa
atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa
masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja
belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja
(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan
masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga
21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :
a. 12-15 tahun
b. Masa remaja awal 15-18 tahun
c. Masa remaja pertengahan 18-21 tahun
d. Masa remaja akhir.
3.2 Ciri- Ciri Remaja
Mengenai ciri-ciri remaja tidak mesti dilihat dari satu sisi, tetapi dapat
dilihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi usia, perkembangan fisik, phisikis,
dan perilaku. Menurut Gayo (1990: 638-639) ciri-ciri remaja usianya berkisar 1220 tahun yang dibagi dalam tiga fase yaitu; Adolensi diri, adolensi menengah, dan
adolensi akhir. Penjelasan ketiga fase ini sebagai berikut.
a. Adolensi dini
Fase ini berarti preokupasi seksual yang meninggi yang tidak jarang
menurunkan daya kreatif/ ketekunan, mulai renggang dengan orang tuanya dan
membentuk kelompok kawan atau sahabat karib, tinggah laku kurang dapat
dipertanggungjawabkan. Seperti perilaku di luar kebiasaan, delikuen, dan
maniakal atau defresif.
b. Adolensi menengah
Fase ini memiliki umum: Hubungan dengan kawan dari lawan jenis mulai
meningkat pentingnya, fantasi dan fanatisme terhadap berbagai aliran, misalnya,
mistik, musik, dan lain-lain. Menduduki tempat yang kuat dalam perioritasnya,
politik dan kebudayaan mulai menyita perhatiannya sehingga kritik..tidak
jarang dilontarkan kepada keluarga dan masyarakat yang dianggap salah dan tidak
benar, seksualitas mulai tampak dalam ruang atau skala identifikasi, dan
desploritas lebih terarah untuk meminta bantuan.
c. Adolesensi akhir
Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap, dari dewasa dalam ruang
lingkup penghayatannya. Ia lebih bersifat menerimadan mengerti malahan
sudah mulai menghargai sikap orang/pihak lain yang mungkin sebelumnya
ditolak. Memiliki karier tertentu dan sikap kedudukan, kultural, politik, maupun
10
11
12
1)
Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain yaitu perkelahian
antar geng, antar kelompok, antar sekolah, sehingga harus melibatkan pihak yang
berwajib, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain- lain.
Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain seperti
pelacuran, memakai dan menggunakan bahan narkotika bahkan hal yang mereka
anggap ringan yakni minuman keras hubungan seks bebas.
4)
13
Menurut Mappiare (dalam Hurlock, 1990) remaja mulai bersikap kritis dan
tidak mau begitu saja menerima pendapat dan perintah orang lain, remaja
menanyakan alasan mengapa sesuatu perintah dianjurkan atau dilarag, remaja
tidak mudah diyakinkan tanpa jalan pemikiran yang logis. Dengan perkembangan
psikologis pada remaja, terjadi kekuatan mental, peningkatan kemampuan daya
fikir, kemampuan mengingat dan memahami, serta terjadi peningkatan keberanian
dalam mengemukakan pendapat.
3.6 Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Perilaku nakal remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri
(internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
1. Faktor internal:
a.Krisis
identitas: Perubahan
biologis
dan
sosiologis
pada diri
remaja
14
3. Pergaulan Remaja
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan
kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan
kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.
Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok
guna melakukan hal hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu
lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi
remaja yang masih mencari jati dirinya.
Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh
terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin
dia belum tahu apakah itu baik atau tidak. Pergaulan remaja berupa tekanan teman
bahkan sahabat, yang bias disebut dengan rasa solidaritas, ingin diterima, dan
sebagai pelarian, benar-benar ampuh untuk mencuatkan kenakalan remaja yaitu
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja.
4. Lingkungan Sosial
Pada masa remaja, hubungan social memiliki peran yang sangat penting
bagi remaja. Remaja mulai memperluas pergaulan sosialnya dengan teman teman
sebayanya. Remaja lebih sering berada diluar rumah bersama teman teman
sebayanya, karena itu dapat dimengerti bahwa pengaruh teman-teman sebayanya
pada sikap, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada pengaruh orang
tua.
Brown (1997) menggambarkan empat cara khusus, bagaimana terjadinya
perubahan kelompok teman sebaya dari masa kanak-kanak ke masa remaja :
a. Remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya dibandingkan
pada anak-anak. Pada usia 12 tahun, remaja awal mulai menjauhkan diri dari
orang dewasa dan mendekatkan diri dengan teman sebaya.
b. Remaja berusaha menghindari pengawasan yang ketat dari orang tua dan guru
dan ingin mendapatkan kebebasan. Mereka mencari tempat untuk bertemu dimana
mereka tidak terlalu diawasi. Meskipun dirumah mereka ingin mendapatkan
privasi dan tempat dimana mereka dapat mengobrol dengan teman temannya
tanpa didengar oleh keluarganya.
15
c. Remaja mulai banyak berinteraksi dengan teman sebaya dari jenis kelamin yang
berbeda. Walaupun anak perempuan dan laki laki berpartisipasi dalam kegiatan
dan berkelompok persahabatan yang berbeda selama masa pertengahan kanakkanak, tetapi pada masa remaja interaksi dengan remaja yang berbeda jenis
semakin meningkat, sejalan dengan semakin menjauhnya remaja dengan orang tua
mereka.
d. Selama masa remaja, kelompok teman sebaya menjadi lebih memahami nilainilai dan perilaku dari sub-budaya remaja yang lebih besar. Mereka juga
mengidentifikasikan diri dalam kelompok pergaulan tertentu.
Sedangkan menurut Kumpfer dan Alvarado, Faktor faktor Penyebab
kenakalan remaja antara lain :
a. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan
sosial.
b. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap
perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
c.Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah
ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
d. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
e. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
f. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
g. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
h. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas
lain.
i. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau
lingkungan baru.
j. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau
melakukan kenakalan remaja.
16
penyesuaian diri
remaja menjadi frustasi dan memendam kemarahan yang mendalam kepada orang
tuanya dan orang lain disekitarnya. Frustasi dan kemarahan tersebut seringkali di
ungkapkan dengan perilaku perilaku yang tidak simpatik terhadap orang tua
maupun orang lain yang dapat membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain
disekitarnya.
Penilitian yang dilakukan BKKBN pada umunya masalah antara orang tua
dan anaknya bukan hal hal yang mendalam seperti maslah ekonomi, agama,
social, politik, tetapi hal yang sepele seperti tugas-tugas di rumah tangga, pakaian
dan penampilan.
Menurut Nalland (1998) ada beberapa sikap yang harus dimiliki orangtua
terhadap anaknya pada saat memesuki usia remaja, yakni :
a. Orang tua perlu lebih fleksibel dalam bertindak dan berbicara
b. Kemandirian anak diajarkan secara bertahap dengan mempertimbangkan dan
melindungi mereka dari resiko yang mungkin terjadi karena cara berfikir yang
belum matang. Kebebasan yang dilakukan remaja terlalu dini akan memudahkan
17
3.8
18
Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila
tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang bekepribadian buruk.
Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang harus
menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja
yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban
keluarganya.
Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja
yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian
terpengaruh pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa
depan cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.
19
20
dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Demikian sedikit paparan mengenai cara mengatasi kenakalan remaja, semoga
kenakalan remaja di negeri ini berkurang.
21
sepenuhnya kepada Tuhan. Bila anak menyerahkan hidupnya dengan sungguhsungguh pada Tuhan dia tidak akan menyerahkan dirinya untuk melakukan dosa.
b. Berikan anak keteladanan.
Pendampingan orang tua melalui keteladanan sangat penting dalam
kehidupan anak. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri
bisa dicegah dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.
c. Berikan anak kepercayaan.
Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta
keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi anak.Memberikan
kepercayaan pada anak dengan tidak bersikap overprotektif memberi peluang bagi
anak untuk menggunakan kepercayaan itu dengan baik. Orang tua perlu
menghindari sikap curiga dan selalu berpikiran negatif yang terkadang membuat
anak merasa terkekang dan cenderung bertindak negatif.
d. Berikan anak pelukan.
Kasih sayang bukan hanya diucapkan dengan kata-kata melainkan harus
sejalan dengan tindakan. Ketika anak masih kecil kita seringkali mengungkapkan
kasih dengan memeluknya, ketika mereka remaja seringkali intensitas pelukan itu
berkurang bahkan terkadang hilang. Pelukan membuatnya merasa nyaman dan
mampu menimbulkan efek tenang yang sangat mempengaruhi kepribadiannya.
e. Ajarkan anak memilih komunitas.
Penting sekali mengajarkan anak memilih komunitas yang baik dalam
pergaulan. Dalam I Korintus 15: 33 dikatakan
Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Orang tua perlu
22
memberi arahan sehingga pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta
orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana anak harus
bergaul. Dalam diri anak diperlukan ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh
jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis di atas, ditemukan bahwa remaja yang memiliki
waktu luang banyak seperti mereka yang tidak bekerja atau menganggur dan
masih pelajar kemungkinannya lebih besar untuk melakukan kenakalan atau
perilaku menyimpang. Demikian juga dari keluarga yang tingkat keberfungsian
sosialnya rendah maka kemungkinan besar anaknya akan melakukan kenakalan
pada tingkat yang lebih berat.Sebaliknya bagi keluarga yang tingkat
keberfungsian sosialnya tinggi maka kemungkinan anak-anaknya melakukan
kenakalan sangat kecil, apalagi kenakalan khusus. Dari analisis statistik
23
4.2 Saran
Kenakalan remaja semakin populer dan menjadi masalah yang 'lumrah' di
era modern ini. Hal ini akan semakin sulit untuk ditanggulangi jika perilaku
tersebut sudah menjadi budaya dan kebiasaan remaja atau remaja yang
bersangkutan sudah jauh berada di dalam kubangannya (Kenakalan Remaja).
Walaupun kenakalan remaja diangap lumrah dan lazim dilalui oleh remaja serta
merupakan
aspek
Perkembangan
perkembangannya, namun
dalam
kurun
masa
tahap-tahap
yang mutlak harus dilalui oleh remaja.hal ini tentunya juga dapat dicegah atau
minimal dikurangi dengan pendekatan emosional serta ikatan hubungan yang baik
dari lingkungan sosialnya, dalam hal ini khususnya keluarga dan orang tua
sebagai lingkungan sosial terdekatnya.karena dengan begitu, para remaja(anak)
akan merasa diperhatikan, dipedulikan, yang kemudian akan dapat membantu para
24
remaja itu untuk menemukan identitas dirinya dalam proses identifikasi diri.
Komunikasi yang intens juga sangat membantu anak untuk mengenali dan
memahami masalah yang dihadapinya serta merasa aman dan nyaman ketika
bersama orang terdekatnya. Karena tidak jarang, kenakalan remaja disebabkan
oleh rasa frustasi, kesulitan mencari sosok yang dapat dijadikan panutan dalam
pola hidupnya serta kesukaran dalam penyesuaian terhadap perubahan2 dan
perkembangan yang terjadi pada dirinya, baik dari aspek fisik maupun mentalnya
dengan lingkungan sosialnya.
DAFTAR PUSTAKA
25