KALANGAN PELAJAR
[1]
Etika
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia etika berarti ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Sedangkan etika menurut filsafat dapat disebut
sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan
amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Pada dasarnya,etika
membahasa tentang tingkah laku manusia.
Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia
disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan itu, etika
mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang baik dan
buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang berlainan.
Secara metodologi, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika
memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah
etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia.
Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika
memiliki sudut pandang normatif, yaitu melihat perbuatan manusia dari sudut baik dan buruk
.
Moral
Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai susila. Moral adalah hal-hal yang
sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan
mana yang wajar.
Dampak modernisasi dan globalisasi terhadap etika, dan moral pelajar
Modernisasi merupakan suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih
maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan, globalisasi
yang berasal dari kata global atau globe artinya bola dunia atau mendunia. Jadi, globalisasi
berarti suatu proses masuk ke lingkungan dunia.
Modernisasi dan globalisasi dapat memperngaruhi sikap masyarakat dalam bentuk positif
maupun negatif. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Sikap Positif
Penerimaan secara terbuka (open minded); lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang
bersikap kolot
Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif kepekaandalam menilai hal-hal yang akan atau
sedang terjadi.
Sikap Negatif
Menjadi tertutup
masyarakat yang telah merasa nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada
Acuh tah acuh
masyarakat awam yang kurang memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi
Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi
dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi
Modernisasi dan globalisasi dapat masuk ke kehidupan masyarakat melalui berbagai media,
terutama media elektronik seperti internet. Karena dengan fasilitas inisemua orang dapat
dengan bebas mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Pengetahuan dan kesadaran
seseorang sangat menentukan sikapnya untuk menyaring informasi yang didapat. Apakah
nantinya berdampak positif atau negatif terhadap dirinya, lingkungan, dan masyarakat. Untuk
itu, diperlukan pemahaman agama yang baik sebagai dasar untuk menyaring informasi.
Kurangnya filter dan selektivitas terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia, budaya
tersebut dapat saja masuk pada masyarakat yang labil terhadap perubahan terutama remaja
pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutakan diatas, karena tidak efektifnnya keluarga,
sekolah dan masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan
lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.
udaya materialistis, hedonistis dan sekularistis. Sekarang ini sering kita dengar dari radio atau
bacaan dari surat kabar tentang anak-anak sekolah menengah yang ditemukan oleh gurunya
atau polisi mengantongi obat-obat, gambar-gambar cabul, alat-alat kotrasepsi seperti kondom
dan benda-banda tajam. Semua alat-alat tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal yang
dapat merusak moral. Namun gajala penyimpangan tersebut terjadi karena pola hidup yang
semata-mata mengejar kepuasan materi, kesenangan hawa nafsu dan tidak mengindahkan
nilai-nilai agama. Timbulnya sikap tersebut tidak bisa dilepaskan dari derasnya arus budaya
matrealistis, hedonistis dan sekularistis yang disalurkan melalui tulisan-tulisan,bacaanbacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran, pertunjukan-pertunjukan dan sebagainya. Penyaluran
arus budaya yang demikian itu didukung oleh para penyandang modal yang semata-mata
mengeruk keuntungan material dan memanfaatkan kecenderungan para remaja, tanpa
memperhatikan dampaknya bagi kerusakan moral. Derasnya arus budaya yang demikian
diduga termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam menghancurkan moral para remaja
dan generasi muda umumnya.
elum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah. Pemerintah yang diketahui
memiliki kekuasaan (power), uang, teknologi, sumber daya manusia dan sebagainya
tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguh-sunguh untuk melakuka pembinaan
moral bangsa. Hal yang demikian semaikin diperparah lagi oleh adanya ulah sebagian elit
penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang, kekayaan dan sebagainya dengan
cara-cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang hingga kini belum
adanya tanda-tanda untuk hilang. Mereka asik memperebutkan kekuasaan, mareri dan
sebagainya dengan cara-cara tidak terpuji itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya
bagi kerusakan moral bangsa. Bangsa jadi ikut-ikutan, tidak mau mendengarkan lagi apa yang
disarankan dan dianjurkan pemerintah, karena secara moral mereka sudah kehiangan daya
efektifitasnya. Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu semakin memperparah moral
bangsa, dan sudah waktunya dihentikan. Kekuasaan, uang, teknologi dan sumber daya yang
dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk merumuskan konsep pembinaan moral
bangsa dan aplikasinya secara bersungguh-sungguh dan berkesinambungan.
Ingin mengikuti trend, bia saja awalmya para remaja merokok adalah ingin terlihat keren,
padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kal sudah mencoba merokok dia juga akan
mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.
Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.
Kurangnya pendidikan Agama dan moral.
Faktor-faktor di atas sebagian besar dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Dengan
berkembang pesatnya teknologi pada zaman sekarang ini, arus informasi menjadi lebih
transparan. Kemampuan masyarakat yang tidak dapat menyaring informasi ini dapat
mengganggu etika dan moral remaja. Pesatnya perkembangan teknologi dapat membuat
masyarakat melupakan tujuan utama manusia diciptakan, yaitu untuk beribadah.
Untuk mengatasi masalah ini, penulis memberikan beberapa solusi
Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat.
Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak.
Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam
mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting.
Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk
pada sikap anak.
Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh
buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok.rang-orang menganggap bahwa merokok
meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan,
merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif.
Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga
orang-orang di sekelilingnya.
Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.
Dalil-dalil yang berhubungan dengan akhlak, moral, dan etika
Firman Allah swt:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.(QS. AliImran:190)
Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang
yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat maruf, atau mengadakan
perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (QS. An-nisa: 114)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. QS. Al Anfal:2)
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah
syaitan? Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu, (QS. Yasin: 60)
Sabda Rasulullah:
Links
1. http://4.bp.blogspot.com/-2OJNnVTsZ4A/T7GRnRooZlI/AAAAAAAAAJ4/HxKDP6gT16g/s1600/f.jpg
Create account