Anda di halaman 1dari 7

Eksperimen Sosial;

Membuka Kepekaan Siswa-Siswi di Lingkungan SMA 2


Kudus

Disusun Oleh

Kelompok 5
XI IPS 1

DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA


KABUPATEN KUDUS
SMA 2 Kudus 2017/2018
Disusun oleh :
1) Annisa Madina
2) Aula Iftahatul Huda
3) Nur Hidayah
4) Rika Rahmawati
5) Rafi Atha Naufal
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman, banyak dari kita mulai lupa tentang adab-adab dalam
bersosialisasi. Melupakan sopan-santun serta mengacuhkan setiap keadaan yang ada disekitar
kita. Hal ini menyebabkan rasa invidualisme dalam diri seseorang. Tidak mau saling tahu-
menahu, serta tolong menolong tidak lagi jadi hal yang perlu.

Dalam eksperimen sosial yang kelompok 5 lakukan ini, kami bertujuan agar para generasi
muda mampu memiliki pola pikir dan kepekaan sosial yang tinggi.

Mampu menghargai sekitar dan tidak hanya peduli pada diri sendiri pada zaman yang serba
individual seperti sekarang ini. Mencegah adanya slogan,Kids Jaman Now yang sedang viral
belakangan ini dan sering diartikan sebagai kegiatan para remaja yang tidak baik, maka kami
kelompok 5 ingin membuat pola pikir bahwa, Kids Jaman Now bisa jadi adalah perubahan
besar bagi para generasi muda, untuk menjadikan Kids Jaman Now hari ini, menjadi kegiatan
atau perlakuan dari remaja yang mampu menyadarkan kepekaan sekitar, dalam melakukan suatu
kebaikan.

1.2 Rumusan Masalah

Pada eksperimen sosial yang telah kami lakukan, kami mencoba untuk melakukan suatu hal
untuk melihat berapa banyak dari siswa dan siswi yang memiliki kepekaan untuk membantu
orang-orang yang ada di sekitarnya. Maka kami dari kelompok 5, mencoba untuk menjatuhkan
buku dan pura-pura jatuh, untuk mengetahui apakah kiranya kami akan dibantu atau diacuhkan.

1.3 Tujuan

1) Menyadarkan para generasi muda untuk memiliki kepekaan terhadap sekitar.


2) Memberi pengetahuan tentang adab-adab dalam bersosialisasi,
3) Serta memberi pencerahan kepada generasi muda agar senantiasa melakukan kebaikan
untuk orang-orang di sekitar.

1.4 Manfaat

1) Memberi kesadaran pada generasi muda untuk memiliki kepekaan yang tinggi.
2) Meningkatkan pengetahuan tentang adab-adab sosialisasi.
3) Memberi pencerahan agar senantiasa melakukan kebaikan.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Eksperimen sosial adalah proyek penelitian yang dilakukan dengan subyek interaksi
antar manusia di dunia nyata. Ini biasanya menyelidiki dampak dari intervensi kebijakan kepada
individu, keluarga, bisnis, tingkat atau kelas, atau unit lain ke perlakuan yang berbeda serta
kondisi terkendali yang mewakili status quo secara acak.[1] Kualifikasi "sosial" membedakan
kebijakan eksperimen dari percobaan "klinis", (untuk klinis, biasanya intervensi medis di dalam
tubuh subjek, dan juga dari percobaan laboratorium, seperti fakultas psikologi universitas dapat
melakukan kondisi terkendali sepenuhnya). Dalam eksperimen sosial, pengacakan untuk
percobaan kepada responden adalah satu-satunya elemen di lingkungan subjek yang
dikendalikan oleh peneliti. Semua elemen lainnya tetap seperti apa adanya.

2.2 Pembahasan

Dalam eksperimen yang telah kami lakukan, terlihat bahwa saat sedang menjatuhkan
buku, nampak 2 siswi yang bergegas menolong tim kami tersebut.
Dapat dilihat bahwa mereka adalah anak-anak kelas 10. Sifat tolong menolong tumbuh diantara
mereka, ketika teman yang satu mencoba untuk menolong, maka yang lain akan melakukan hal
yang sama.
Ini menjadi bukti bahwa pergaulan mempengaruhi orang tersebut.
Jika mereka bergaul dengan orang-orang yang baik, maka merekapun akan terkena sifat baik dari
teman sepergaulannya. Pun begitu jika berteman dengan orang yang tidak baik, jika kita tidak
mampu mencegah atau membentengi diri sendiri, kitapun akan ikut menjadi tidak baik juga.

Gambar 2.2 ketika kelompok 5 sedang pura-pura menjatuhkan buku


Gambar 2.2.1 ketika kelompok 5 melakukan percobaan kedua

Sedang pada eksperimen kedua, terlihat 2 orang siswa perempuan yang berjalan saat tim
kami pura-pura menjatuhkan diri, namun tidak membantu.
Maka dari 2 percoban, hanya pada percobaan pertama saja yang berhasil. Hal ini dapat kami
simpulkan bahwa karakter dan sifat manusia berbeda satu sama lain.
Perbedaan tingkat kepekaan dari kita adalah sesuatu yang nampak sangat nyata, jika dilihat dari
percobaan yang kami lakukan.
Jika terus demikian, tentu akan menjadi sesuatu yang tidak baik di masa depan. Generasi muda
akan kehilangan kepekaan dan adab-adab di lingkungan sekitar. Bangsa ini akan kehilangan
pondasinya, akan kehilangan aset-aset berharganya.
Mengapa tidak? Jika generasi muda terutama pelajar tidak memiliki kepekaan dalam berbuat
kebaikan, serta rasa saling tolong-menolong, jelas indonesia sedang dalam situasi gawat darurat.
Sebab itu menjadi ancaman bagi bangsa indonesia, seperti yang tertuai dalam pancasila sila ke 2;
kerakyatan yang adil dan beradab.
Sebab adab-adab dalam bersosialisasi, adalah di mulai dari kita sendiri. Jika ingin dihargai, kita
harus menghargai. Jika ingin dibantu, kita harus membantu.
Namun, saat ini, nampaknya hal-hal semacam itu mulai luntur dikalangan para generasi muda.

2.3 Penyelesaian Masalah

Maka dari kejadian ini, kami menjelaskan pada siswa-siswi yang bersangkutan bahwa
yang kami lakukan tadi sebeneranya adalah sebuah eksperimen sosial, tidak ada maksud untuk
membeda-bedakan serta membanding-bandingkan antara sifat yang satu dengan yang lain,
karakter yang satu dengan yang lain.
Eksperimen sosial ini semata-mata hanya sebagai bentuk untuk mencari tahu, seberapa tinggi
tingkat kepekaan siswa-siswi di SMA 2 KUDUS pada orang-orang di sekitar.
2.4 Solusi

Dari hasil percobaan yang kelompok kami lakukan, berikut adalah solusi yang telah kelompok 5
jabarkan, dan telaah sesuai dengan kemampuan para remaja.

1. Senantiasa bersosialisasi dengan orang-orang disekitar, entah tetangga, teman sebaya,


atau masyarakat. Karena akan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
2. Sering melakukan kebaikan, akan menumbuhkan rasa kepekaan yang tinggi. Seperti rasa
iba atau simpati.
3. Bergaul dengan orang yang baik, akan menjadikan kita untuk senantiasa berbuat baik.
4. Mulai untuk tidak acuh pada sekitar, misalkan saja ada sampah yang jatuh, lalu kita
membuangnya di tempat sampah. Itu akan sangat membantu cleaning service. Sebab
kebaikan-kebaikan kecil yang kita lakukan, mungkin bermakna besar bagi orang lain.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Sifat tolong menolong tumbuh diantara mereka, ketika teman yang satu mencoba
untuk menolong, maka yang lain akan melakukan hal yang sama.
2. Jika mereka bergaul dengan orang-orang yang baik, maka merekapun akan terkena
sifat baik dari teman sepergaulannya.
3. Hanya pada percobaan pertama saja yang berhasil. Hal ini dapat kami simpulkan
bahwa karakter dan sifat manusia berbeda satu sama lain.
4. Perbedaan tingkat kepekaan dari kita adalah sesuatu yang nampak sangat nyata, jika
dilihat dari percobaan yang kami lakukan.
5. Jika terus demikian, tentu akan menjadi sesuatu yang tidak baik di masa depan.
Generasi muda akan kehilangan kepekaan dan adab-adab di lingkungan sekitar.
Bangsa ini akan kehilangan pondasinya, akan kehilangan aset-aset berharganya.

3.2 Saran

1. Sebaiknya para orangtua mengajarkan dan mendidik putra dan putrinya tentang adab
sejak dini.
2. Generasi muda hendaknya memiliki mindset yang terdidik, yang memiliki rasa sosial
yang tinggi. Hendaknya hal seperti ini ditekankan di sekolah-sekolah.

Anda mungkin juga menyukai