Anda di halaman 1dari 24

PELAYANAN RAWAT INAP

Pertemuan 10

SIK II (Statistik Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit)


Nor Amalia Muthoharoh., SKM., M.Kes
Sensus Rawat Inap
(Inpatient Census)
Inpatient Census berasal dari unsur kata Inpatient dan Census

Inpatient Inpatient census atau


adalah Census adalah sensus rawat inap
seseorang kegiatan adalah jumlah pasien
yang pencacahan atau rawat inap di fasilitas
memakai penghitungan kesehatan pada waktu
tempat tidur pasien rawat tertentu (the inpatient
rumah sakit inap yang census indicates the
untuk tujuan dilakukan setiap number of patients
pengobatan hari pada suatu present in the
ruang rawat inap healthcare facility at a
particular point in time)
(Horton, 2017; IFHIMA,
2012).
Tujuan Rawat Inap
Tujuan dilakukannya sensus rawat inap adalah untuk memperoleh informasi
pasien yang masuk dan keluar RS selama 24 jam

Kegunaan
Untuk mengetahui jumlah pasien masuk, pasien
keluar rumah sakit, meninggal di rumah sakit

Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat


tidur

Untuk menghitung penyediaan sarana atau


fasilitas pelayanan kesehatan
FORMAT SENSUS
RAWAT INAP
1. Sensus Harian Rawat Inap
• Dalam sistem manual, sensus rawat inap dilakukan dengan mengisi
formulir yang telah disediakan.
• Setiap pagi biasanya pukul 08.00, lembaran sensus rawat inap
dikirim ke unit kerja rekam medis dan informasi kesehatan atau
manajemen informasi kesehatan.
• Dalam format tersebut tercantum nama pasien masuk, keluar
rumah sakit, pasien dipulangkan, dan dipindahkan ke atau dari unit
rawat lainnya.
• Hal ini mempermudah unit kerja manajemen informasi kesehatan
menemukan perbedaan data dari unit rawat inap yang satu dengan
lainnya pada fasilitas pelayanan kesehatan.
• Dalam sistem komputerisasi sensus rawat inap, data yang
diperlukan dientri ke dalam computer mencakup pasien masuk,
pasien keluar atau pulang, pasien pindahan atau dipindahkan dan
kemudian diverifikasi pada waktu yang ditentukan oleh
penanggung jawab di setiap unit rawat inap.
2. Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap
Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap adalah formulir perantara untuk menghitung
dan merekap pasien rawat inap setiap hari yang diterima dari masing-masing ruang
rawat inap.

Tujuan Rekapitulasi Kegunaan


Sensus Harian Rawat
Inap untuk
memperoleh informasi Untuk mengetahui jumlah pasien dirawat pada hari
yang bersangkutan
semua pasien yang
dirawat di rumah sakit
secara keseluruhan
maupun pada masing-
masing ruang rawat Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur

inap dalam menunjang


perencanaan,
pengawasan dan Merupakan data dasar mengenai pasien dirawat
evaluasi. pada hari yang bersangkutan yang harus segera
dikirimkan kepada Direktur RS, Bidang Perawatan,
dan unit lain (manajemen) yang membutuhkan
INDIKATOR
PELAYANAN RS
• Indikator atau tolok ukur suatu pelayanan RS 
dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan,
mutu, dan effisiensi pelayanan rumah sakit
• Indikator-indikator di rumah sakit menggunakan
sumber data yaitu sensus harian, untuk pelayanan
rawat inap  sensus harian rawat inap
Indikator Rawat Inap
Di Rumah Sakit
1. BOR (Bed Occupation Ratio = Angka penggunaan
tempat tidur) :
Huffman (1994) = “the ratio of patient service days to
inpatient bed count days in a period under
consideration”
Depkes RI (2005) = Prosentase pemakaian tempat
tidur pada satuan waktu tertentu
BOR (Bed Occupation Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) :
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit.
Nilai parameter BOR yang ideal menurut Depkes RI (2005) = 60 – 85%
BOR = (jumlah hari perawatan rumah sakit/ (jumlah tempat tidur X
jumlah hari dalam satu periode) X 100%
2. AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata
lamanya pasien dirawat) :
Huffman (1994) = “the average hospitalization stay
of inpatient discharge during the period under
condiseration”
Depkes RI (2005) = rata-rata lama rawat seorang
pasien.

AVLOS (Average Length of Stay = memberikan gambaran tingkat


efisiensi dan gambaran mutu pelayanan, bila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut.
Nilai AVLOS menurut Depkes (2005) = 6 – 9 hari
rumus AVLOS = jumlah lama dirawat / jumlah pasien keluar
(hidup+mati)
3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran):
Depkes (2005) = rata-rata hari dimana tempat
tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya.
TOI = menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Nilai ideal (Depkes, 2005) = 1 – 3 hari
rumus TOI = (jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) /
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
4. BTO ( Bed Turn Over = Angka perputaran
tempat tidur ) :
Huffman (1994) = “..the net effect of changed
in occupancy rate and length of stay”
Depkes (2005) = frekuensi pemakaian tempat
tidur pada satu periode tertentu

Nilai ideal dalam 1 tahun untuk 1 tempat tidur dipakai 40 -50 kali
Rumus = jumlah pasien keluar (hidup + mati) / jumlah tempat tidur
5. NDR (Net Death Rate) =
Depkes RI (2005) =angka kematian 48 jam
setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita
keluar.
Indikator yang memberikan gambaran mutu
pelayanan di rumah sakit.

rumus : NDR = (jumlah pasien mati > 48 jam/ jumlah pasien (hidup+mati)
X 1000
6. GDR (Gross Death Rate) =
Depkes RI (2005) = angka kematian umum
untuk setiap 1000 penderita keluar
Rumus = (jumlah pasien mati seluruhnya / pasien keluar
(hidup+mati) ) X 1000

Anda mungkin juga menyukai