Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU III AGENDA II

Fenomena Flexing Di Kalangan Pejabat

Flexing merupakan kata gaul atau slang word dari Amerika yang artinya suka pamer.
Secara definisi flexing adalah menyombongkan diri dengan memamerkan kemewahan atau
kekayaan. Saat ini kita temui baik secara nyata maupun maya orang-orang yang melakukan
personal branding (pencitraan terhadap diri sendiri) dengan memamerkan kemewahan.
Nyatanya hal ini merupakan cara sukses untuk menarik perhatian publik baik untuk kepuasan
maupun keuntungan pribadi.

Di Indonesia sendiri banyak kita kenal crazy rich atau orang kaya dengan sebutan
"sultan" yang berlomba-lomba menunjukkan kemewahan. Mulai dari memperlihatkan saldo
rekening, menggunakan barang branded, jet pribadi, melakukan give away, dan berbagai
kekayaan lainnya. Hal tersebut kemudian menjadi konten yang dipertontonkan kepada publik.
Kegiatan mempertontonkan, menunjukkan, memamerkan kemewahan atau kekayaan itulah
kita sebut sebagai flexing.

Akhir-akhir ini kita sering dibuat geger dengan anggota keluarga dari pejabat, yang
memamerkan kekayaannya. Flexing atau pamer kekayaan menjadi sebuah fenomena yang
semakin meresahkan di kalangan pejabat. Tindakan ini dilakukan untuk menunjukkan
kekayaan dan kemewahan sebagai bentuk pengakuan sosial dan prestise.
Disaat mentalitas bangsa berangsur membaik, serangkaian pelanggaran hukum marak
dilakukan oleh pejabat-pejabat, aparat penegak hukum dan penyelenggara negara yang
mestinya menjadi teladan, sehingga membawa dampak perasaan skeptis publik terhadap
kepercayaan kinerja pemerintah. Tentu pemerintah saat ini sedang berupaya berbenah,
terpenting mengevaluasi kinerja agar kembali mendapat kepercayaan publik. Namun
fenomena “flexing” dikalangan pejabat publik maupun anggota keluarga, kembali menjadi
hambatan terhadap upaya yang sedang ditempuh pemerintah.

Tindakan flexing tersebut terutama dilakukan oleh anggota keluarga pejabat, yang


sering kali menggunakan posisi dan kekuasaan yang dimiliki oleh keluarga mereka untuk
memperoleh keuntungan dan kekayaan yang tidak wajar. Mereka memamerkan gaya hidup
mewah mereka di media sosial.

Di kalangan pejabat sering kali terlihat dalam penggunaan mobil dinas atau fasilitas-
fasilitas mewah lainnya seperti penginapan, restoran, dan klub sosial yang sebenarnya tidak
diperlukan untuk menjalankan tugas-tugas mereka. Hal ini dapat menunjukkan sikap arogansi
dan ketidaktanggungjawaban terhadap pengeluaran uang publik.

Selain itu, pejabat juga dapat melakukan flexing melalui pertunjukan kekuasaan


mereka dalam berbagai kesempatan seperti acara-acara publik atau melalui media sosial.
Tindakan ini dapat memperkuat citra diri mereka sebagai orang yang berkuasa dan penting,
namun juga dapat menunjukkan ketidaksopanan dan mengabaikan kebutuhan masyarakat.
Praktek flexing di kalangan pejabat tidak hanya berdampak pada citra pemerintahan,
tetapi juga menimbulkan dampak yang lebih luas pada masyarakat. Masyarakat akan merasa
kecewa dan kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah jika melihat para pejabat
menggunakan uang publik untuk kepentingan pribadi mereka sendiri.

Oleh karena itu, penting bagi ASN untuk memperlihatkan sikap rendah hati dan
mempergunakan uang publik dengan bijak dan bertanggung jawab. ASN juga harus
memastikan adanya aturan dan mekanisme pengawasan yang ketat terhadap penggunaan
uang publik oleh pejabat.

Pemerintah juga harus memperketat pengawasan terhadap penggunaan uang publik


oleh pejabat dan anggota keluarga mereka untuk meminimalkan terjadinya praktek flexing.
Masyarakat juga dapat memainkan peran penting dalam mengatasi praktek flexing ini dengan
menjadi pelapor atau pengawas yang aktif terhadap praktek-praktek yang merugikan
masyarakat.

Dalam rangka mencegah terjadinya praktek flexing di kalangan pejabat dan anggota
keluarga mereka, penting untuk membangun budaya integritas dan transparansi di dalam
pemerintahan. Hal ini harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, untuk
menjaga kepercayaan masyarakat pada pemerintah dan menciptakan lingkungan yang lebih
baik dan lebih adil bagi seluruh rakyat.

Anda mungkin juga menyukai