Anda di halaman 1dari 23

MATERI PELATIHAN PMR WIRA

KEPEMIMPINAN

SDM 1
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN

TUJUAN PEMBELAJARAN :
 Dapat menyebutkan Hakekat Kepemimpinan
 Dapat menyebutkan Tipe-tipe kepemimpinan
 Dapat menyebutkan gaya kepemimpinan
============================================================================

Dalam setiap kelompok, group atau organisasi, kepemimpinan merupakan salah satu
faktor yang penting. Kepemimpinan yang ada mempengaruhi kelompok di dalam
mencapai tujuan. Cara seseorang memimpin dapat membawa kelompok atau organisasi
tersebut ke arah keberhasilan atau ketidakberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Beberapa pengertian dalam kepemimpinan :


1. Pemimpin adalah seorang yang dapat mempengaruhi
kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama guna mencapai
sasaran atau tujuan yang telah ditentukan.
2. Ketua adalah seorang yang dituakan dalam kelompok
untuk mewakili atau bertanggungjawab atas kelompoknya dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kepala adalah seorang yang mengepalai suatu kelompok
atau unit untuk memimpin kelompok atau unit mencapai tujuan.
4. Kepemimpinan adalah proses menggerakkan dan
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka kepemimpinan berkaitan dengan :


1. keterlibatan orang lain atau sekelompok orang dalam kegiatan mencapai
tujuan
2. terdapat faktor tertentu yang ada pada pemimpin sehingga orang lain
bersedia digerakkan atau dipengaruhi untukmencapai tujuan.
3. adanya usaha bersama serta pengerahan berbagai sumber daya,baik
tenaga, dana, waktu dan lain sebagainya.

Hakekat Kepemimpinan adalah sebagai berikut :


1. kepemimpinan adalah kepribadian seseorang yang
menyebabkan sekelompok orang lain mencontoh atau mengikutinya.
Kepemimpinan adalah kepribadian yang memancarkan pengaruh, wibawa
sedemikian rupa sehingga sekelompok orang mau melakukan apa yang
dikehendakinya.
2. kepemimpinan adalah seni, kesanggupan atau teknik
untuk membuat sekelompok orang mengikuti atau mentaati apa yang
dikendaki,membuat mereka antusias atau bersemangat untuk mengikutinya dan
bahkan sanggup berkorban.
3. kepemimpinan merupakan penyebab kegiatan, proses
atau kesediaan untuk mengubah pandangan atau sikap sekelompok orang, baik
dalam organisasi formal maupun informal.
SDM 2
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

4. kepemimpinan adalah memprodusir dan memancarkan


pengaruh terhadap sekelompok orang sehingga bersedia untuk mengubah pikiran,
pandangan, sikap, kepercayaan dan sebagainya. Kepemimpinan di dalam
organisasi formal merupakan suatu proses yang terus menerus, yang membuat
semua anggota organisasi giat dan berusaha memahami dan mencapai tujuan-
tujuan yang dikehendaki oleh pemimpin.
5. kepemimpinan adalah suatu bentuk persuasi, suatu
seni membina sekelompok orang melakukan “ human relation “ dan motivasi
yang tepat, sehingga tanpa rasa takut mereka mau bekerja sama, memahami
dan mencapai tujuan organisasi.
6. kepemimpinan adalah suatu sarana, alat atau
instrument untuk membuat sekelompok orang mau bekerja sama, berdaya
upaya,mentaati segala sesuatu untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mempelopori, memberi


petunjuk, mendidik, membimbing dan lain sebagainya agar bawahan mengikuti jejak
pemimpin mencapai tujuan organisasi hanya dapat dilaksanakan secara baik,ila seorang
pemimpin menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.

Fungsi-Fungsi Kepemimpinan adalah :


1. Fungsi perencanaan : seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang
menyeluruh bagi organisasi dan diri sendri selaku penanggungjawab tercapainya
tujuan organisasi.
2. fungsi memandang ke depan : seorang pemimpin yang senantiasa memandang
ke depan berarti akan mampu meneropong apa yang akan terjadi serta selalu
waspada terhadap segala kemungkinan.
3. fungsi Pengembangan Loyalitas : pengembangan kesetiaan ini tidak saja
diantara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rendah dan
menengah dalam organisasi.
4. fungsi pengawasan : pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa
meneliti kemajuan pelaksanaan rencana.
5. fungsi pemeliharaan : fungsi ini menguayakan kepuasanbathin bagi
pemeliharaan dan pengembangan kelompok untuk kelangsungannya. Seorang
pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya.
Pemimpin harus dapat memberi semangat,membesarkan hati,mempengaruhi
anakbuahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap
organisasi. Pemimpin juga perlu memberikan penghargaan, pujian, hadiah dan
semacamnya kepada anak buah yang berprestasi, untukmenjalankan fungsi ini.
6. fungsi mengambil keputusan : pengambilan keputusan mrupakan fungsi
kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin
yang menunda melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang
tidak berani mengambilkeputusan.
7. fungsi menjalankan tugas : pemimpin harus konsisten menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Tipe Kepemimpinan :
 Kepemimpinan diktatois ; memimpin dengan cara menggertak,menguasai.
 Kepemimpinan otokratis ; pemusatan otoritas dan pengambilan keputusan pada
pimpinan.

SDM 3
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

 Kepemimpinan Demokratis ; berdasarkan pada desentralisasi kekuasaan dan


pengambilan keputusan.
 Kepemimpinan Laisez-faire ; membiarkan kelompoknya menetapkan tujuan dan
keputusannya.

Tipe yang manakah kita ?


Apakah kita boleh memilih tipe kepemimpinan ?

Untuk mengembangkan atau memilih tipe kepemimpinan yang efektif,maka pahamilah


bagaimana orang lain memandang gaya kepemimpinan kita sekarang. Bertanyalah pada
orang-orang yang pernah bekerja sama dengan kita., bagaimana tindakan kita sebagai
seorang pemimpin.

Apakah kita dapat menjadi pemimpin yang baik ?

Setiap orang dapat menjadi pemimpin yang baik. Hanya diperlukan sedikit kegigihan
untuk belajar. Yang pasti kita harus mempunyai rasa percaya diri dan membrikan
komitmen untuk membuat perubahan untuk pengembangan organisasi. Tidak harus
menunggu kita ditugaskan memimpin program besar. Bahkan proyek atau kegiatan
kecilpun dapat menjadi sarana untuk belajar menjadi pemimpin yang baik,misalnya
ketika menjadi koordinator kegiatan bulanan perawatan keluarga di panti jompo,
memimpin rapat dll.

SDM 4
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

KOMUNIKASI

TUJUAN PEMBELAJARAN :
 Dapat menyebutkan pengertian komunikasi
 Dapat menyebutkan prinsip-prinsip komunikasi
 Dapat menyebutkan hal-hal yang mendukung dan menghambat komunikasi
 Mampu menerapkan cara berkomunikasi yang baik di lingkungan sekolah dan
keluarganya
============================================================================

Kata Komunikasi buka kata baru bagi kita, karena komunikasi sudah merupakan bagian
penting dalam tiap gerak hidup kita. Komunikasi lebih dirasakan lagi pentingnya bagi
kelompok, organisasi pemuda seperti PMR. Tanpa komunikasi, tak ada interaksi antar
prorangan, tak ada kelompok-kelompok, tak ada organisasi dan tak akan terbentuk
pemerintah, bahkan tak akan ada suatu masyarakat seperti yang kita kenal dewasa ini.

Komunikasi antar manusia ternyata merupakan masalah utama daritiapkelompok dan


organisasi. Kesalahan komunikasi akan merugikan kelompok dan organisasi
dalammencapai tujuannya. Ternyata bahwa seorang Pembina/ Fasilitator PMR dalam
tugasnya menggunakan sebagian bear waktunya untuk memotivasi,memberi
penjelasan,berbicara dan mendengarkan orang. Ketrampilan utamabagi Pembina/
Fasilitator PMR ialah kemampuan berkomunikasi secara efektif.

Proses Komunikasi :

Pengirim Pesan Saluran Penerima Pesan


1. Satu Arah :

2. Dua Arah :
Umpan I Balik

Pengirim Pesan Penerima Pesan


Penerima Pesan Saluran Pengirim Pesan

Umpan I Balik

SDM 5
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

SELUK BELUK KOMUNIKASI :

Komunikasi berasal dari kata COMMUNI = SAMA


Antar individu, komunikasi berarti :
“ Pesan yang akan disampaikan oleh komunikator (pengirim pesan) haruslah
diterima dan dimengerti sama oleh komunikan (penerima pesan)”.

Bagi organisasi, komunikasi berarti :


“ Saluran untuk melakukan dan menerima pengaruh, mekanisme, perubahan,
serta alat untuk mendorong dan mempertinggi motivasi dan merupakan
perantara/sarana yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan “.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan, jika kita mengadakan komunikasi berarti ada
tujuan yang berupa :
 kita menghendaki seseorang berbuat sesuatu, dan atau
 kita menghendaki seseorang berfikir atau merasakan sesuatu cara ertentu

Proses Komunikasi :
Proses Komunikasi digambarkan sebagai berikut :
a) pengirim pesan merasakan suatu kebutuhan untuk melakukan komunikasi.
Kemudian ia menyusun keinginan tersebut dalam lambang-lambang, atau kata-
kata.
b) Berikutnya pengirim pesan menyampaikan atau menyalurkan tanda/lambang itu
melalui gelombang udara yang menjadi perantara atau saluran. Ia juga dapat
menggunakan tulisan jika pengirim pesan menulis nota,maka kertas dan penalah
yang menjadi salurannya.
c) Penerima pesan, ketika mendengar/membaca tanda-tanda itu, segera memberi
makna kepada tanda-tanda itu, dan itu menjadi pemikiran yang berarti baginya.
d) Akhirnya pengirim pesan dapat menyatakan ia sudah berkomunikasikan
pesannya, jika terjadi reaksi dari penerima pesan, sesuai yang diinginkannya.
Reaksi/tanggapan penerima pesan ini dikenal dengan umpan balik (feedback).

Kelancaran proses komunikasi amat dipengaruhi oleh persamaan pengalaman antar


pengirim dan penerima pesan. Tetapi kita sadar bahwa persamaan ini tidak terjadi
begitu saja, terutama apabila kita berkomunikasi dengan orang yang baru saja kita
kenal. Oleh karena itu harus ada usaha untuk menyamakan pengalaman tadi,baik yang
datang dari pengirim maupun usaha dari penerima pesan.

Usaha – usaha Menyamakan Pengalaman :

Pengenalan Diri Sendiri


Pengertian diri sendiri merupakan dasar utama dalam proses komunikasi efektif.
Melalui kenal diri tu orang akan memiliki keyakinan tertentu tentang dirinya.
Kumpulan keyakinan tentang siapa dan apa, akan membuat atau membentuk
gambaran disi seseorang. Gambaran diri tersusun dari persepsi jasmaniah dan sosial
diri, yang diperoleh melalui pengaruh atau interaksi seorang engan orang lain,dan
sudah tersusun kuat oleh pengalaman-pengalaman.

SDM 6
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

Perhatikan gambar berikut :

APA AKU SIAPA

PERSEPSI- GAMBARAN DIRI


PERSEPSI

INTERAKSI ORANG PENGARUH ORANG


LAIN LAIN

PENGALAMAN

Pengalaman Diri Orang Lain :

Jika ingin mengerti gambaran diri orang lain,cobalah menerima dan


memakaikeranga referensi pikirannya, dan perhatikanlah sudut pandang yang lain
dari sudut pandang kita.

Ini berrti bahwa kita tidak hanya menempatkan diri kita di tempat orang lain
seperti penyesuaian diri biasa. Jauh lebih dalam lagi, yaitu kita berusaha memahami
dan menyelami pikirannya,melihatnya dan merasakan perasaannya.berfikir dan
merasakan untuk dan tentang orang lain adalah baik dan dikehendaki,tetapi berfikir
dan merasa bersama dia adalah jauh lebih baik dan produktif.

Memang akan ada risiko yang besar,yaitu kita akan semakin tidak setuju dengan apa
yang kita lihat dan dengar melalui proses ini. Tapi tujuan usaha kita untuk ke luar
dari sarang ego kita dan memasuki egoorang lain, ialah untuk memahami jiwanya,
bukan selalu untuk memperoleh persesuaian.

Kemauan Untuk Mendengarkan :

Mendengarkan di sini bukan hanya sekedar “to hear “, tetapi lebih pada “ to listen
“, yang berarti kita tidak hanya menggunakan telinga kita tetapi mengerahkan
seluruh indera yang kita miliki untuk “ mendengarkan”, kita harus jadi pendengar
yang baik.

Prinsip yang membantu menjadi pendengar yang baik :


 Mempunyai alasan dan kesdiaan untuk mendengarkan
 Sanggup dan bersedia menunda penilaian sampai pihak pembicara selesai
menyampaikan komunikasi secara lengkap.

SDM 7
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

 Sanggup dan bersedia mengabaikan hal-halyang akan merebut perhatiannya,


dan memperhatikan penuh kepada pihak yang berkomunikasi dengannya.
 Sanggupuntuk tidak memotong pembicaraan atau intrupsi di tengah-tengah
pembicaraannya.
 Selalumencari iisari dari apa yang hendak disampaikan pembicaraannya.
 Siapmemberikan tanggapan terhadap pembicaraan yang disampaikan
kepadanya.

Kemauan Untuk memberikan pernyataan secara jelas :

Pada hakekatnya tujuan komunikasi adalah menyampaikan isi hati dan pikiran
kita kepada orang lain, agar ia dapat berbuat sesuatu atau agar ia berfikir dan
atau merasakan sesuatu. Oleh karena itu pernyataan kita haruslah jelas bagi
pihak pendengar. Istilah yang kita gunakan haruslah dimengerti oleh pihak
pendengar,bukan dibuat seenak saja apalagi agar kita dimengerti oleh
pendengar.

Kemauan dan kesanggupan memberikan umpan balik :

Umpan balik merupakan tanggapam pendengar trhadap pembicara. Umpan balik


yang tepat aalah tanda keberhasilan suatu proses komunikasi. Tidak jarang
ditemui kesulitan untuk menerima dan memberikan umpan balik,karena
pengaruh seperti :
 Kurang pengalaman
 Keragu-raguan, karena kodrat dan nilai soaial yang ada
 Keengganan karena adanya risiko yang harus diambil
 Kekhawatiran dalam melontarkan dan menangkap umpan balik,karena
tata cara dalamorganisasi,merupakan faktor yang dominan untuk
memberikan dan menerima umpan balik.

Kemauan membuka diri :

Kemauan membuka diri berarti kemampuan berbicara secara jujur lengkap


tentang keadaan diri. Terutama keberanian mengungkapkan emosi yang
dirasakan,misalnya marah.

Mendendam rasa marah,hanyamerupakan suatu penundaan yang tidakberarti,


karena pada saat ia meledak kita tak dapat lagi mengendalikannya.
Padahalamarah (walaupun dipendam) dapat mewarnai suatu komunikasi, perlu
disalurkan dengan cara yang membangun. Untuk dapat melampiaskan rasa
amarah ke arah yang membangun,usaha berikut dapat membantu, yaitu :
 Sadarlah akan emosi diri sendiri
 Akuilah adanya emosi itu, jangan abaikan atau menyangkalnya.miliki
emosi itu dan kembangkan rasa tanggungjawab terhadap akibat emosi
itu.
 Kenalilah emosidiri sendiri,jangan mencari cara untuk menunjukkan
kesalahan orang lain dan memenangkan iri sendiri dalampertengkaran.
 Ucapkanlah isi emosi sendiri supaya seimbang antara pernyataan, pikiran
dan perbuatan.
SDM 8
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

 Integrasikanlah emosi, pikiran dan kemauan, supaya pelampiasannya


terarah dan kita belajar menumbuhkan pribadi sendiri.

RINTANGAN DALAM KOMUNIKASI :

Sekalipun kita udah mengetahui usaha untuk memperlancar proses komunikasi,


belumlah menjamin bahwa komunikasi yang dilakukan akan berhasil tanpa kesalahan
atau penyelewengan.

Pada waktu berhubungan dengan orang lain ada beberapa rintangan yang dapat timbul
sehingga menyebabkan tidak berjalan sempurna. Rintangan itu mungkin berasal dari
lingkungan sekitar, emosi dari pihak yang terlibat,kesulitan bahasa dan masih banyak
hal lain lagi. Walaupun sulit melakukan komunikasi secara sempurna,tetapi dengan
mengetahui dan menyelami rintangan yang dapat timbul, akan membantu kita
meningkatkan efektivitas komunikasi.

Para ahli komunikasi telah mengemukakan rintangan-rintangan yang sering timbul dalam
proses komunikasi , antara lain :
1. Sifat Egois :
Sifat selalu memikirkan kepentingan sendiri, tindakan atau kebijaksanaan yang
diambil didasari pertimbangan pribadi, sehingga cendrung kurang menghargai
keterangan-keterangan yang dikomunikasikan orang lain.
2. Emosional :
Emosi seseorang atau kelompok orang yang terlibat dalam proses komunikasi
amat mempenaruhi proses komunikasi. Orang yang emosional akan mudah
tersinggung dan cenderung menilai sesuatu dari segi negatif, yang tentunya tidak
menghasilkan komunikasi yang efektif.
3. Hubungan yang tidak serasi antar pengirim dan penerima pesan :
Akibat dari ini adalah adanya kecurigaan yang selalu menghubungkan segala
sesuatu dengan hal-hal yang bersifat negatif.
4. Pengalaman lampau yang tidak baik :
Seorang pengirim pesan yang pernah menimbulkan kesan jelek, akan jauh lebih
sulit mengkomunikasian pesannya, pada saat ia akan menyampaikan pesan lagi,
sulit bagi pendengarnya untuk percaya, sekalipun apa yang ingin disampaikan
benar. Pengalaman masa lampau yang jelek akan menghambat komunikasi,
tetapi pengalaman lampau yang baik akan lebih memudahkan komunikasi.
5. Lingkungan fisik yang tidak menguntungkan :
Tempat yang pengab, hujan yang deras, udara yang panas, suasana yang gaduh
membuat orang sulit untuk berkonsentrasi sewaktu memberikan dn menerima
pesan.
6. Perbedaan status sosial :
Harus diakui bahwa perbedaan tingkat pendidikan dan tata budaya,merupakan
hambatan yang paling sering ditemui. Orang-orang yang datang dri tingkat
pendidikan yang setara, keadaan ekonomi dan tata budaya yang sama, akan jauh
lebih mudah melakukan komunikasi. Sedangkan kelompok atau orang-orang yang
berbeda tingkat pendidikan, keadaan ekonomi, serta tata budayanya. Sering
mengalami jurang komunikasi.
7. Permusuhan :

SDM 9
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

Apabila kita dalam kondisi marah pada seseorang, yang juga berarti kita dalam
situasi permusuhan , sebagai pengirim pesan kita cenderung memilih kata-kata
yang tajam, dan penerima pesan cenderung menafsirkan pesan tersebut sebagai
serangan. Proses komunikasi otomatis berhenti.

8. Charisma :
Karunia yang dimiliki seseorang pengirim pesan sehingga ia dapat menyampaikan
pesannya dengan cara yang begitu meyakinkan dan menarik, cenderung
mengakibatkan penerima pesan terpukau dan tidak bertanya lebih lanjut,
walaupun pada akhirnya ia sadar bahwa tidak ada yang dimengertinya dari pesan
yang diberikan kepadanya.
9. Stereotip :
Merupakan gambaran tertentu mengenal pribadi seseorang menurut
golongannya, yang bersifat negatif, menghadapi seseorang yang distereotipkan
ke dalam suku bangsa tertentu yang disamaratakan sebagai penipu, jorok, akan
merintangi komunikasi.
Misalnya : seseorang pemuda yang berambut gondrong, sulit berkomunikasi
dengan polisi yang terlanjur menstereotipkannya dengan gerombolan pemuda
nakal.
10. Bela Diri :
Merupakan rintangan komunikasi yang sering menimbulkan
permusuhan/pertengkaran. Ini sering mempengaruhi orang yang tidak merasa
dirinya pasti, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya
ditafsirkan ebagai tuduhan.

Bagaimana Komunikasi Dalam Keluarga :

Pada dasanya tidak ada resep khsus untuk keberhasilan proses komunikasi di dalam dan
antara anggota suatu keluarga. Karena pada hakekatnya anggota keluarga adalah
“individu-individu, yang secara harfiah berarti orng lain bagi pribadi masing-masing
anggota tersebut”.

Yang perlu mendapat perhatian istimewa dalam membangun kebiasaan komunikasi


efektif diantara anggota keluarga , antara lain :
1. Hargailah keberadaan setiap anggota keluarga :
Hal ini lebih dirasakan kepentingannya terhadap anak kecil. Karena sering terjadi
kehadiran seorang anak kecil dalam proses komunikasi tidak mendapat perhatian
sepenuhnya, akibatnya tidak jarang terjadi jurang komunikasi antara anak dan
orang tuanya. Pengalaman anak semasa kecilnya amat menentukan kemampuan
dia berkomunikasi secara efektif, dikemudian hari.
2. Usahakan waktu yang cukup dan memadai untuk berkomunikasi :
Manusia sibuk sering diartikan manusia modern.
Dan tidak mustahil seluruh waktu yang tersedia dimonopoli untuk mencapai gelar
tersbut. Akibatnya waktu yang seyogyanya dimanfaatkan untuk saling tukar
pengalaman dan informasi tersisa habis. Kembali lagi anak yang menjadi korban,
karena perkembangan ketrampilan dan kemampuan komunikasinya tidak
didukung oleh bimbingan dan pengarahan yang memadai dari orang tuanya.
Atau lebih buruk lagi. Ia akan lebih terbiasa dengan ungkapan-ungkapan yang
bernada negatif, yang diperoleh dari lingkungan yang kurang bertanggungjawab.
SDM 10
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

3. Biasakan menggunakan bahasa yang baik dan benar :


Sering terjadi karena kita merasa sedang berkomunikasi dengan “ orang sendiri “
(suami, istri, anak), kita lupa pada penggunaan bahasa yang benar. Bahkan
sering terdapat kita justru membiasakan anak kita melafalkan ungkapan yang
salah, karena terdengar lucu. Tentu saja ini akan sangat merugikan sang anak,
karena kelak ia akan sulit, untuk menggunakan katat-kata dan atau bahasa yang
baik, yang berarti cenderung memberikan pernyataan yang kurang jelas.

Dengan demikian diharapkan Anggota PMR memiliki pemahaman tntang ilmu komunikasi
an teknik-teknik membawakannya. Sehingga dapat lebih handal dalam memilih
medianya, pesannya, waktu dn situasinya. Hal ini merupakan salah satu bekal
kemampuan yang menunjang pelaksnaan tugas pengabdiannya.

Akhirnya marilah kita renungkan ungkapan ini :


Bahwa kehidupan Kita dimulai dari KELUARGA

SDM 11
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

KERJASAMA

TUJUAN PEMBELAJARAN :
 Dapat menyebutkan pengertian kerjasama
 Dapat menyebutkan prinsip-prinsip kerjasama
 Dapat menyebutkan pentingnya kerjasama tim
============================================================================

Salah satu prinsip pengembangan dari bawah adalah keharusan adanya kerjasama
yang baik. Itu berarti bahwa semua pihak yang terlibat di dalam perencanaan,harus
bersedia mengambil bagian sesuai dengan kemampuan serta tanggungjawabnya
masing-masing.

Dasar peikiran di atas adalah keyakinan, bahwa semua orang atau semua pihak pasti
mempunyai kemampuan tertentu. Salah satu sikap yang tak kalah penting adalah,
selain kesediaan untuk terlibat juga mau memberikan kesempatan kepada pihak lain
atau orang lain untuk berperan serta. Dengan kata lain, pihak-pihak atau orang-
orang yang terlibat harus mengakui kemampuannya sendiri dan yang tidak kalah
pentingnya juga harus mengakui kemampuan pihak lain atau orang lain.

Pengertian Kerjasama :

Kelompok Palang Merah Remaja mempunyai kekuatan dan potensi yang haru
dirahkan dan dianfaatkan semaksimal mungkin demi terlaksananya program kerja /
kegiatan.

Kerjasama tentu saja tidak sama dengan “ sama-sama kerja”.

Pengertian kerjasama harus mencakup unsur-unsur :


 Adanya tujuan yang sudah ditetapkan bersama ;
 Ada pengaturan dan pembagian tugas yang jelas ;
 Ada koordinasi ;
 Kesediaan bekerja sambil memperhatikan dan menolong teman lainnya ;
 Ada manfaat yang dirasakan semua pihak/orang yang terlibat.

Bila masing-masing pihak/orang sibuk dengan pekerjaannya sendiri, dengan tujuan


sendiri-sendiri tanpa koordinasi serta tanpamemperhatikan pihak/orang lain,maka
meskipun semua ada dalam suatu wadah atau tempat yang sama, hal itu tidak bisa
disebut kerjasama. Oleh ebab itu, pengertian serta ketrampilan kerjasama perlu
dipahami oleh masing-masing anggota PMR . Bahkan tiap orang dalam organisasi
apapun, perlu secara sadar berupaya mengembangkan kerjasama yang baik di antara
semua pihak.

SDM 12
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

Seluk Beluk Kerjasama :

Beberapa keuntungan jika suatu program kerja/kegiatan dilaksanakan dengan


kerjasama yang baik adalah sebagai berikut :
 Meringankan tugas yang harus dipikul oleh masing-masing pihak/orang
 Menghemat pikiran, tenaga dan dana yang selalu terbatas
 Memantapkan kegiatan,karena menjadi milik bersama
 Lebih memberi kesempatan semua pihak/orang untuk mengembangkan
kemampuannya dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

Hal-hal yang mendukung terjalinnya kerjasama :


 Masing-masing pihak/orang sadar akan kekurangannya sendiri, dan mengakui
kemampuan pihak/orang lain.
 Semua pihak/orang mengerti serta memahami permasalahan dan tujuan yang
ingin dicapai.
 Semua pihak/orang yang terlibat mampu berkomunikasi dengan baik (adanya
keterbukaan).
 Adanya koordinasi yang mantap.

Hal-hal yang mengganggu kerjasama :


 Ada pihak/orang yang bersikap menyerahkan pekerjaan kepada pihak/orang
lain dan tidak bersedia bertanggungjawab terhadap penyelesaian kegiatan
itu.
 Ada pihak/orang yang cenderung menampung semua pekerjaan,meskipun
jelas ia tidak mampu mengerjakannya.
 Ada pihak/orang yang tidak bersedia memberikan sebagian dri
kemampuannya untuk membantu pihak/orang lain.
 Sikap lekas puas terhadap hasil pekerjaannya sendiri, sehingga tidak
memperlihatkan dan tidak menaruh perhatian pada pihak / orang yang masih
bekerja.
 Ada pihak/orang yang menutup diri dan bersikap maha tahu.

Usaha memahami orang lain :


Oleh karena kerjasama selalu melibatkan orang lain, maka penting sekali
kemampuan memahami orang lain yang terlibat dalam kelompok. Kemampuan
memahami orang lain akan menentukan sikap, keputusan dn tindakan yang harus
dilaksanakan dalam hubungan dengan orang lain.

Pada dasarnya ada 3 aspek yang sangat mempengaruhi dan menentukan


bagaimana seorang menanggapi dan memahami orang lain :
 Latar belakang sosial-budaya yang biasanya tercrmin dalam sikap stereotip.
 Kebutuhan seseorang yang akan mendorong tingkah lakunya.
 Mekanisme bertahan diri tiap orang.

Secara singkat aspek – aspek di atas dijelaskan sebagai berikut :


SDM 13
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

 Latar Belakang Sosial-Budaya :


Sikap stereotip biasanya berupa anggapan, sikap dan keadaa emosional
tertentu, dari suatu individu/kelompok terhadap individu/kelompok lain.

Misalnya :
Anggapan stereotip bahwa “ orang yahudi itu sikapnya kikir dan lelaki
sifatnya keras dan lain-lain.

Hal tersebut di atas sering mewarnai cara orang menanggapi dan bertindak
terhadap individu dari suatu kelompok.

 Kebutuhan :
Kebutuhan seseorang akan menentukan cara dia bertingkah-laku, termasuk
bagaimana dia menanggapi dunia sekelilingnya.

Abraham Maslow,membagi kebutuhan manusia menjadi 4 (empat) tingkat :


 Kebutuhan Dsar/fisik seperti : makan,minum, seks dan lain-lain
 Kebutuhan akan rasa aman : pekerjaan, kelangsungan hidup
 Kebutuhan akan status : ingin dihargai orang lain
 Kebutuhan akan perwujudan diri : lebih ke arah spiritual

David McClelland, membagi motivasi seorang menjadi 3 macam :


 Motivasi untuk mencapai sesuatu yang lebih baik (Achievment)
 Motivasi untuk mencapai kekuatan (Power)
 Motivasi untuk berhubungan dengan orang lain (Affiliation)

 Mekamisme Ketahanan Diri :


Sering terjadi bahwa untuk memuaskan kebutuhannya, orang terbentur pada
halangan yang kemudian menimbulkan frustasi padanya. Frustasi ini sering
demikian besarnya, hingga orang harus mencari cara-cara tertentu untuk
mengatasi dan tetap mencapai pemuasan diri juga.

Cara – cara yang dipakai dapat antara lain :


 Menghias dirinya dengan berbagai cara/model
 Meniru gaya atau tingkah laku yang dianggapnya baik dan terkenal di
kalangan orang lain
 Berangan-angan yag tinggi dan berkhayal yang tidak sesuai dengan
keadaan dan kemampuannya.
 Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya negatif.

SDM 14
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

MOTIVASI

TUJUAN PEMBELAJARAN :
 Dapat menyebutkan pengertian motivasi
 Mampu membangun motivasi diri sendiri
 Dapat menjelaskan cara-cara memotivasi teman/orang lain
============================================================================

Salah satu tugas dari seorang pemimpin adalah memotivasi/dorongan kepada


bawahan/pengikut agar bekerja dengan baik dalammencapai tujuan, oleh sebab itu
seorang pemimpin dituntut untuk dapat memberikan motivasi.

Motivasi adalah penggerak batin yang mendorong seseorang untuk berbuat. Memotivasi
berarti menimbulkan dorongan,minat, kesediaan dan tekat pada diri seseorang untuk
berbuat.

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi motivasi seseorang adalah :


1. kebutuhan-kebutuhan pribadi
2. tujuan dan persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan
3. cara merealisasi kebutuhan dan cara tersebut

Memberikan motivasi dapat dilakukan dengan pendekatan teknik motivasi positif


maupun teknik motivasi negatif.

Teknik Motivasi Positif adalah memberikan motivasi / dorongan kepada individu dengan
cara-cara positif, sehingga individu terdorong untuk bertindak karena “bisa dipuaskan”
dengan berbagai cara.

Teknik Motivasi Negatif adalah memberikan motivasi / dorongan kepada individu


dengan cara-cara negatif, sehingga individu terdorong untuk bertindak karena
“ancaman” atau memaksa seseorang untuk bertindak.

Setiap individu berbeda satu dengan lainnya, karena itu seorang pemimpin dituntut
untuk mempelajari dan memahami atau mengikuti pengikut/bawahannya. Dengan
demikian maka pemimpin dapat memberikan motivasi dengn tepat kepada para
pngikutnya.

Teknik motivasi positip dapat dilakukan dengan cara/pendekatan antara lain :


1. Pendekatan Upah Insentip
SDM 15
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

Pendekatan ini didasarkan pada hasil krja/kontribusi para pengikut sebagai


perhitungan insentip. Sehingga dalam pendekatan ini menggunakan insentip
untuk meningkatkan produktivitas kerja para bawahan dalam mencapai tujuan.

2. Pendekatan Kebutuhan Sosial


Pendekatan ini mengakui kebutuhan sosial para bawahan dan membuatnya
merasa “penting” dan “berguna” serta meningkatkan kemampuan kerjanya
dengan memberikan kebebasan untuk mengambil keputusan dalam menjalankan
pekerjaannya.

3. Pendekatan Sumber Daya Manusia


Pendekatan ini bukan hanya memberikan insentip dan memberi pengakuan
kebutuhan sosial saja, tetapi juga kebutuhan untuk “berprestasi “ dan
mempunyai “arti” dalam bekerja. Sehingga pendekatan ini diperlukan upaya
untuk mengembangkan tanggungjawab bersama guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dengan setiap bawahan menyumbangkan dirinya/berkontribusi
sesuai dengan kepentingan dan kemampuan yang dimiliki.

Setiap pendekatan mempunyai kekuatan dan kelemahan didalam prakteknya.


Untuk bisa memberikan motivasi yang optimal kadang bukan dengan memilih
satu pendekatan saja tetapi mengambil kekuatan pada masing-masing
pendekatan untuk memotivasi dengan tujuan tertentu.

Secara umum, cara praktis memberikan motivasi dapat dilakukan dengan cara-cara
berikut :
1. memberikan penghargaan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan ataupun yang
bisa dilakukan. Penghargaan tersebut bisa berupa penghargaan fisik maupun non
fisik.
2. memberikan perhatian yang tulus kepada bawahan sebagai eorang individu.
3. memberikan informasi yang jelas dan lengkap tentang partisipasi bawahan,
tindakan dan tujuan yang ingin dicapai serta informasi lainnya yang diperlukan
yang membuat bawahan mempunyai motivasi.
4. mengembangkan partisipasi yang utuh kepada bawahan dalam semua tahapan
kegiatan sejak awal (perencanaan) sampai akhir (evaluasi dan tindak lanjut)
5. memberikan tanggapan/umpan balik terhadap kegiatan yang telah dilakukan
untuk penguatan maupun untuk review dan pengembangan.
6. mengembangkan hubungan manusia yang realistis (human relationship),
keterbukaan kebersamaan dan kekeluargaan yang dinamis.
7. mengendalikan dan mengatasi konflik yang terjadi secara baik. Hasil dari
pengendalian dan pengatasan konflik sangat mempengaruhi motivasi.
8. persaingan sehat dalam menjalankan tugas/pekerjaan dapat pula menimbulkan
motivasi dan meningkatkan hasil kerja.
9. menciptakan iklim kerja yang kondusif, baik iklim fisik maupun non-fisik ;
misalnya kelengkapan sarana pendukung kerja serta suasana kerja yang
menggairahkan.
10. mengembangkan kemampuan bawahan dan memberikan berbagai kemudahan
dalam menjalankan tugas,misalnya lewat memberi kesempatan pelatihan,
pembinaan, dan memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam
menjalankan tugas.
SDM 16
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

MEMIMPIN KEGIATAN KELOMPOK

TUJUAN PEMBELAJARAN :
 Dapat menyebutkan peran dan tugas seorang pemimpin
 Dapat menyebutkan cara-cara memimpin kelompok
 Mampu memimpin kegiatan kelompok
 Mampu memimpin kegiatan baris-berbaris.
============================================================================

TEKNIK RAPAT YANG EFEKTIF

Jangan Terputus :
Apakah kita mengadakan pertemuan atau rapat dengan satu orang atau sepuluh, tak
ada yang lebih menjengkelkan dan mengganggu dari pada interupsi yang terus
menerus. Aturan penting untuk sebuah rapat adalah mengatur segala sesuatunya
sedemikian rupa sehingga tak seorang pun terganggu. Tak ada hal demikian
pentingnya sehingga tak dapat menungu sembilanpuluh menit. Lama waktu rapat
seharusnya tidak lebih lama dari pada satu setengah jam, karena itu adalah batas
kemampuan berkonsentrasi pada kebanyakan orang.

Mengapa Ada Rapat :


Hendaknya kita jelas, perlu diadakan rapat. Apakah rapat ini diadakan karena
seseorang menginginkan sebuah keputusan ? atau apakah orang-orang akan diberi
penerangan ? atau apakah kita ingin lebih jelas mengenai apa yang harus kita
lakukan ? hal yang seharusnya terutama dipikirkan apabila orang mengadakan atau
sedang menghadiri rapat adalah : apakah yang akan disumbangkan oleh rapat ini ?
apakah hanya akan menjadi omongan kosong atau akan membawa mereka ke suatu
sasaran ? Seorang eksekutif yang baik selalu mengetahui jelas tentang sasaran-
sasaran sebuah rapat. Pada penutupannya seharusnya ia meringkaskan penyimpulan
terakhir dibandingkan dengan maksud semula dari rapat ini dan kata pembukaannya.

Tidak Diadakan Diskusi :


Pada sebuah rapat yang dihadiri oleh sejumlah besar orang, katakan duapuluh,
hanya untuk pemberian informasi. Jangan biarkan kita terpancing pada diskusi
umum selama pertemuan demikian. Karena dengan diskusi demikian, ini akan
berlangsung terus menerus, tanpa mencapai sesuatu yang bermanfaat. Dapat
diajukan pertanyaan, tetapi hanya setelah kita selesai mengatakan apa yang hendak
kita sampaikan, dan satu orang hanya satu pertanyaan.

Rapat Kecil :
SDM 17
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

Apabila ada masalah yang harus diselesaikan, seharusnya diadakan sebuah rapt
terpisah yang dihadiri hanya oleh orang-orang yang langsung bersangkutan, dan
setiap kali hanya satu per satu orang diijinkan berbicara. Pembicaraan hanya boleh
ditujukan kepada ketua rapat, dan tidakboleh ada pembicaraan bersilang antara
para peserta.
Rapat-rapat Berkala :
Rapat-rapat berkala seharusnya diadakan pada hari yang sama setiap minggu, dan
pada waktu dan tempat yang sama. Apabila tidak diatur demikian, jumlah orang
yang menghadiri rapat itu tak akan menentu.

Terlalu Banyak Rapat :


Terlalu banyak rapat merupakan pertanda bahwa organisasi kurang baik, karena
orang-orangnya hanya bekerja atau mengadakan rapat. Apabila para eksekutif
menghabiskan lebih dari waktu mereka dalam rapat, itu merupakan tanda pasti dari
pengorganisasiannya yang buruk. Rapat harus lebih merupakan pengecualian dari
pada kebiasaan. Sebuah organisasi di mana setiap orang terus menerus berapat
adalah sebuah organisasi di mana tak seorang pun mencapai penyelesaian sesuatu.
Rapat seharusnya tidak boleh dibiarkan menjadi tuntuan pertama atas waktu
seorang eksekutif. Terlalu banyak rapat menandakan bahwa pekerjaan yang
seharusnya termasuk sebuah tugas atau sebuah kompartimen dipecah dalam
beberapa tugas. Hal ini menunjukkan bahwa tanggungjawabnya telah
tersebar,bahwa organisasinya kurang sempurna dan bahwa informasi tidak ditujukan
kepada mereka yang membutuhkannya.

PEDOMAN RAPAT YANG EFEKTIF

Banyak manajer dan pemimpin tidakmengetahui sepenuhnya bagaimana cara


menyelenggarakan rapat atau pertemuan dan bagaimana mengusahakan agar rapat atau
pertemuan berjalan efektif.

Brikut ini pedoman memimpin rapat/pertemuan, khusus untuk kelompok :


1. Frekuensi Rapat :
Sebaiknya kelompok-kelompok mengadakan pertemuan secara tetappada waktu
dan hari yang sama. Kelompok-kelompok yang baru dibentuk perlu sering
mengadakan pertemuan pada walnya. Karena belum berpengalaman dan belum
mempunyai agenda yang enuh, kelompok hendaknya mengadakan pertemuan,
walaupun ketua tidak hadir.

2. Lama Pertemuan :
Rapat hendaknya dimulai dan berakhir pada waktu yang telah ditetapkan.
Hendaknya pertemuan kelompok tidak lebih lama dari 2 jam tanpa istirahat.

3. Prioritas Rapat :
Pada awal setiap pertemuan kelompok hendaknya memutuskan apa yang penting
dalam rapat itu sesuai dengan kebutuhan. Masing-masing anggota kelompok
hendaknya bertanggungjawab penuh untuk menghadiri setiap rapat, dan
hendaknya tidak absen kecuali dalam keadaan mendesak.

SDM 18
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

4. Pengiriman Wakil :
Masing-masing anggota kelompok hendaknya menunjuk seorang wakil untuk
menghadiri petemuan kelompok,bila tidak dapat hadir. Masing-masing anggota
kelompok hendaknya memberikan wewenang penuh kepada wakilnya untuk
berbicara atas namanya dalam pertemuan kelompok itu.
5. Tempat Pertemuan :
Tempat pertemuan hendaknya diketahui sebelumnya dan disetujui semua
anggota kelompok.

6. Pengaturan Tempat dan Perlengkapan :


Para anggota hendaknya duduk sedemikian rupa sehingga tiap orang dapat dilihat
oleh yang lainnya. Pemimpin kelompok hendaknya tidak menonjolkan statusnya
dan tidak selalu duduk di tempat pimpinan di ruangan itu. Perlengkapan (papan
tulis,meja) hendaknya sudah tersedia,bila diperlukan.

7. Fungsi Catatan :
Sebaiknya,kelompok hanya mencatat keputusan, rencana penanganan masalah
yang timbul dalam diskusi dan akan diikutsertakan dalam agenda yang akan
datang, tugas-tugas dan tindaklanjut. Tidak perlu membuat catatan tentang
diskusi yang menghendaki keputusan kelompok. Makin singkat catatan rapat
itu,makin banyak kemungkinan dibaca dan dibahas kemudian. Format yang
sangat berguna bagi siapa yang melakukan apa dan kapan (analisa tugas).

8. Penyusunan Agenda :
Sebaiknya semua anggota kelompok mempunyai agenda rapat, dan bukan hanya
memimpin kelompok saja. Ini penting. Tiap anggota hendaknya mempunyai
tanggungjawab untuk menyerahkan butir-butir agenda. Agenda formal dapat
dipersiapkan sebelumnya oleh seseorang yang mengumpulkan butir-butir agenda
dari para anggota kelompok, atau kelompok itu dapat menyusun agenda rapat itu
pada awal setiap pertemuan. Walaupun agenda resmi telah dipersiapkan
sebelumnya, hendaknya diberikan peluang untuk memasukkan butir-butir
tambahan,bila timbul masalah baru setelah agenda resmi selesai dipersiapkan.

9. Menetapkan Prioritas Bagi Butir-butir Agenda :


Pada awalsetiap pertemuan kelompokharus menentukan pentignya masing-
masing butir agenda secara relatif,agar butir-butir yang paling penting dapat
dibahas terlebih dahulu. Masing-masing anggota kelompok harus mempunyai
tanggungjawab untukmemberitahukan kelompok itu tentang betapa pentingnya
butir agenda yang dikemukannnya, ini kebalikan darikebiasaan mengikutibutir-
butir agenda yang dikemukakan oleh pemimpin kelompok.

10. Tata Tertib Rapat :


Sebaiknya ada tata tertib rapat yang minimum dalam hal berbicara. Kelompok
pemecehan masalah yang efektif biasanya mengadakan rapat secara tidak
formal, memberikan kesempatan kepada para anggota kelompok untuk
berbicara bila mereka ingin berbicara,tanpa meminta ijin dari pemimpin
kelompok. Akan tetapi, hanya diperbolehkan berbicara secara bergantian. Ketua
rapat hendaknya berhati-hati sekali agar tidak menghalang-halangi sumbangan
pikiran para anggota lainnya dengan mendominir atau mengendalikan komunikasi
antar anggota kelompok.
SDM 19
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

11. Jenis masalah Yang Sesuai Bagi Kelompok :


Setiap anggota kelompok hendaknya mempunyai gambaran yang jelas tentang
jenis masalah yang sesuai bagi kelompok itu. Pada umumnya,masalah-masalah
yang sesuai bagi kelompok adalah : (1) yang memerlukan informasi dari para
anggota kelompok,dan (2) masalah-masalah yang pemecahannya dapat
mempengaruhi anggota kelompok, atau yang seringkali dihadapi oleh anggota
kelompok.

12. Jenis Masalah Yang Kurang Sesuai Bagi Kelompok :


Kelompok sama sekali tidakboleh menggunakan waktunya untuk memecahkan
masalah : (1) yang hanya berhubungan dengan 1 atau 2 orang anggota, (2) yang
tidak penting bagi kelompok itu, (3) yang memerlukan lebih banyakstudi atau
pengumpulan informasi, (4) yang sifatnya di luar wewenang kelompok.

13. Aturan Pengambilan Keputusan :


Sebagiknya kelompok-kelompok berusahamencapai kesepakatan bersama atas
semua masalahnya. Apabila para anggota tidak yakin sepenuhnya bahwa posisi
mereka benar,mereka hendaknya bersedia untuk menerima pendapat mayoritas.
Bagi beberapa tipe masalah, para anggota kelompok hendaknya bersedia
mengalihkan persoalan kepada mereka yang lebih berwewenang untuk
melaksanakan pengambilan keputusan tertentu :atau kepada para anggota yang
dengan sendirinya menghadapi masalah itu.

14. Kerahasiaan Pertemuan Kelompok :


Sangat penting bahwa setiap anggota kelompok bertanggungjawab untuk
merahasiakan akan pembicaraan dalam pertemuan kelompok itu. Para anggota
hendaknya merasa bahwa mereka boleh mengungkapkan perasaan atau pendapat
manapun,dan yakin bahwa para anggota lainnya tidak akan mengutip atau
melaporkan tanggapan mereka kepada orang lain di luar kelompok itu. Yang
boleh dibicarakan oleh para anggota di luar kelompok itu hanyalah apa yang
dicatat dalamnotula rapat.

15. Disposisi Butir-butir Agenda :


Pada setiap pertemuan kelompok, tiap butir agenda hendaknya didisposisi
seperti brikut ini :
1) Masalah telah diselesaikan
2) Masalah itu telah dialihkan untuk dipelajari di luar kelompok
3) Masalah itu telah diaihkan kepada perorangan atau kelompok yang lebih
kecil yang kemudian akan memberikan laporan/rekomendasi kepada
kelompok
4) Masalah itu ditempatkan pada agenda oleh anggota
5) Masalah itu disisihkan dari agenda oleh anggota yang mengemukannya
atau
6) Masalah itu ditetapkan kembali dalam istilah lain.

16. Notula Rapat :


Notula rapat harus diketik dan diedarkan kepada semua anggota kelompok
segera setelah rapat selesai.notula rapat hendaknya mencakup sekurang-
kurangnya : (1) semua keputusan yang diambiloleh kelompok, (2) catatan
SDM 20
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

disposisi masing-masing butir agenda, (3) semua tugas yang perlu dilakukan ;
SIAPA yang melakukan APA dan KAPAN.

17. Prosedur Evaluasi Keefektifan Kelompok Yang Berkesinambungan :


Mari kita melihat kenyatannya ; kelompok-kelompok tidak selalu berfungsi seara
efektif. Proses belajar didapat melalui umpan balik yang langsung dari akibat.
Dengan demikian kelompok-kelompok yang efektif biasanya menetapkan
prosedur khusus untuk menilai efektifitas mereka sendiri. Ada yang menggunakan
lembaran evaluasi secara tertulis, dan ada yang secara lisan.

Masalah-masalah khusus yang mungkin dibicarakan setelah sidang, antara lain :


a. apa yang paling banyak dibicarakan antara dua (2) orang.
b. Apayang paling sedikit dibicarakan antara dua (2) orang
c. Apakah kita dapat mengungkapkan perasaan dan pendapat kita secara
jujur dan jelas ?
d. Apakah kita merasa puas dengan hasil pertemuan itu ?

Diskusi kelompok tentang pertanyaan-pertanyaan ini seringkali dapat


menjelaskan masalah-masalah apa yang dapat ditangani oleh kelompok itu.

TEKNIK KEGIATAN LAPANGAN

Agar kegiatan lapangan dapat diselesaikan sebagaimana mestinya,maka perlu


diperhatikan teknik memimpin kegiatan lapangan berikut ini :
1. kegiatan lapangan merupakan tempat persinggahan sementara dari peserta
menuju kearah perkembangan pribadi terutama menyangkut pengetahuan
ketrampilan dan sikap yang lebih bertangungjawab.
2. teknik kegiatan lapangan terhadap semua unsur pendukung manajemen
diarahkan untuk mencapai tujuan kegiatan lapangan, dengan kata lain, bahwa
teknik kegiatan lapangan itu digunakan untuk mengabdi pada tujuan kegiatan
lapangan bukan sebaliknya.
3. unsur manusiawi pada manajamen kegiatan lapangan terdiri dari
Pembina/Fasilitator, peserta kegiatan lapangan, penyelenggara kegiatan
lapangan, pimpinan lembaga penyelenggara dan instansi Pemerintah/swasta
yang terkait dan ikut dalam kgiatan lapagan dimaksud.
4. evaluasi terhadap teknik memimpin kegiatan lapangan dapat dilakukan pada
setiap akhir tahapan.
5. menempatkan peserta kegiatan lapangan sebagai subyek kegiatan lapangan pada
dasarnya juga berarti proses pelimpahan tanggungjawab dalam rangka teknik
kegiatan lapangan. Jadi sama sekali bukan proses pemanjaan.

KEGIATAN POKOK

SDM 21
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

Bahwa proses penyelenggaraan kegiatan lapangan terdiri dari tiga tahap, di mana
masing-masing tahap mempunyai tugasnya sendiri yang harus dilaksanakan sebaik-
baiknya. Untuk menunaikan tugas tersebut beberapa kegiatan pokokberikut ini dapat
dilaksanakan :

1. sebelum kegiatan lapangan :


merupakan kesempatan bagi semua pihak terutama bagi penyelenggara kegiatan
lapangan, calon peserta,pimpinan lembaga penyelenggara instansi
Pemerintah/swasta yang terkait dan ikut dalam kegiatan.
Untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Persiapan ini perlu dilakukan agar baik
pihak penyelenggara kegiatan lapangan, peserta dan instansi Pemerintah/Swasta
yang ikut dalam kegiatan lapangan sudah berangkat dari titik yang sama.

2. pelaksanaan kegiatan lapangan :


pada tahap ini semua pihak yaitu lembaga penyelenggara, peserta, Instansi
Pemerintah/Swasta yang terlibat melaksanakan berbagai tugas yang berkaitan
dengan penyelenggaraan proses kegiatan lapangan. Agar proses kegiatan
lapangan berjalan dengan efektif dan efisien maka suasana pelaksanaan tugas
kegiatan lapangan serta berbagai kemudahan perlu disediakan. Kecuali itu, yang
amat penting untuk menjaga distorsi/kesalahan pahaman diperlukan wadah
informasi untuk koordinasi berbagai pihak yang terlibat dalamkegiatan lapangan.

3. setlah kegiatan lapangan :


pada tahap ini kegiatan pokok berwujud pemberian konsultasi atau mengadakan
monitoring atas dasar umpan balik yang diberikan oleh peserta kegiatan
lapangan dari tempat tugas masing-masing.
Evaluasi merupakan bagian proses kegiatan lapangan dari semua pihak yang
terlibat terutama bagi peserta kegiatan, pembina, fasilitator dan penyelenggara
kegiatan lapangan , arah evaluasi adalah demi perbaikan dan demi
tanggungjawab karena arahnya demi perbaikan makapelaksanaannya dapat
dilakukan dengan saling mengevaluasi,melakukan evaluasi juri atau mengadakan
refleksi. Jadi evaluasi dilakukan pada tahap sebelum pelaksanaan dan sesudah
kegiatan lapangan karena tugas yang diemban tiap tahap berbeda satu sama lain,
maka teknik evaluasi tiap tahap juga berbeda penyampainnya.

SDM 22
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember
MATERI PELATIHAN PMR WIRA
KEPEMIMPINAN

PUSTAKA
1. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional &
Perhimpunan Palang Merah Indonesia, ( H. Umar Mu’in, PT. Gramedia Pustaka
Utama, jakarta 1999)
2. Pedoman Pertolongan Pertama Edisi Kedua Cetakan
Kedua,Markas Pusat Palang Merah Indonesia Tahun 2008.
3. Materi Pendidikan PMR Wira, Markas Besar Palang Merah
Indoneia, 1991.
4. Pedoman Perawatan Keluarga , markas Besar Palang Merah
Indonesia, 1997.
5. Pedoman Perawatan Keluarga khusus Lansia, Markas
BesarPalang Merah Indonesia, 1997.
6. Ayo Siaga Bencana PMR Wira Edisi II, Markas Pusat Palang
Merah Indonesia, 2008.
7. Pertolongan Pertama Palang Merah Remaja Wira, Markas Pusat
Palang Merah Indonesia, 2008.
8. Donor Darah Sukarela, ayo siapkan ... dirimu, Markas Pusat
Palang Merah Indonesia, 2008
9. Modul Pelatihan kepemimpinan, Markas Besar Palang Merah
Indonesia, 1994.
10. Pendidikan Remaja Sebaya, Markas Pusat Palang Merah
Indonesia, 2008.

SDM 23
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten Jember

Anda mungkin juga menyukai