menjadi
dialog
interaktif,
dan
dengan
semakin
majunya
perkembangan teknologi internet serta mobile phone, maka media sosial pun ikut
tumbuh pesat, sehingga memudahkan pengguna media sosial memakai jaringan
internet untuk mengakses sosial media yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa
biaya besar, tanpa alat yang mahal dan dapat dilakukan sendiri. Pengguna media
sosial bebas untuk mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan maupun
gambar, video, grafis dan berbagai model content lainnya.
Perkembangan media sosial yang semakin hari semakin pesat terjadi, telah
membawa manusia pada titik dimana tidak bisa lepas dari penggunaan media
sosial dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi pun saat ini telah memberikan
kemudahan bagi setiap manusia untuk tetap selalu terhubung kepada setiap orang
diberbagai belahan dunia. Kemudahan dalam berkomunikasi saat ini semakin
terasa kental di kalangan mahasiswa. Facebook, Twitter, BBM, dan lain
sebagainya seperti sudah menjadi trend tersendiri dikalangan mahasiswa.
Berbagai macam media sosial tersebut seolah tidak lagi bisa dipisahkan dari diri
mereka
mereka miliki adalah salah satu bentuk ingin dikenal secara luas. Karena apa yang
mereka tuliskan melalui media sosial akan menjadi gambaran diri mereka.
Selain itu, mahasiswa memanfaatkan media sosial sebagai ajang untuk
menunjukkan keberadaan dirinya kepada dunia luar. Mereka berlomba-lomba
untuk menampilkan dan membuat branding tentang dirinya kepada dunia luar.
Melalui berbagai foto, video, pernyataan yang ada di media sosial, mereka ingin
mengungkapkan kepada orang lain bahwa inilah dirinya. Tidak jarang mereka
bisa bertindak berlebihan untuk sekedar menunjukan eksistensi dirinya kepada
orang lain.
Sementara itu dalam menggunakan media sosial, seseorang memiliki motif
atau latar belakang yang menyebabkan dia menggunakan media sosial. Teori
komunikasi yang membahas mengenai motif seseorang dalam menggunakan
media adalah teori uses and gratification. Teori Uses and Gratifications
dikenalkan tahun 1974 dalam buku The Uses on Mass Communications : Current
Perspective on Gratification Research. Teori Uses and Gratifications milik
Blumer dan Katz yang mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran
aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain,
pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna
media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha
memenuhi kebutuhannya. Artinya, Teori Uses and Gratifications mengasumsikan
bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.
(Nurudin, 2008: 192).
Menurut Goffman interaksi sosial dimaknai sama dengan pertunjukan
teater. Manusia adalah aktor yang berlaga untuk menggabungkan karakteristik
personal dan tujuan kepada orang lain melalui pertunjukan dramanya sendiri.
Dalam mencapai tujuan tersebut, berdasarkan konsep dramaturgi manusia akan
mengembangkan perilaku-perilaku yang mendulang perannya tersebut. Goffman
menjelaskan bahwa tindakan manusia dianalogikan sebagai panggung drama.
Dalam suatu situasi sosial, seluruh kegiatan dari partisipan tertentu disebut
sebagai suatu penampilan (performance). Sedangkan orang-orang yang terlibat
dalam situasi tersebut disebut sebagai pengamat atau partisipan lainnya. Goffman
mengatakan bahwa individu dapat menyajikan suatu pertunjukan (show) bagi
orang lain, tetapi kesan (impression) si pelaku terhadap pertunjukan ini bisa
berbeda beda (Poloma, 2013).
Seperti yang disebutkan dalam konsep Dramaturgi karya Erving Goffman,
yang dikutip oleh Mulyana (2006: 112) bahwa Individu akan berlomba-lomba
menampilkan dirinya sebaik mungkin. Goffman mengasumsikan bahwa ketika
orang-orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan
diterima orang lain. Upaya ini disebut sebagai pengelolaan kesan (impression
management), yaitu teknik yang digunakan aktor untuk memupuk kesan-kesan
tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konsep
dramaturgi, kehidupan sosial manusia dimaknai sama seperti pertunjukkan drama
dimana terdapat aktor yang memainkan perannya.
Oleh karena itu, hal ini menjadi semakin jelas bahwa mahasiswa saat ini
memiliki hasrat untuk menjadi titik perhatian pusat bagi orang lain. Mereka
memiliki keinginan untuk menunjukkan yang terbaik untuk sekedar mendapatkan
pengakuan dari orang lain. Kemampuan media sosial menyediakan fasilitas untuk
menjawab kebutuhan manusia akan aktualisasi diri menjadikan jejaring sosial ini
tidak hanya sebagai media berbagi informasi, tetapi juga sebagai media yang tepat
untuk menunjukkan eksistensi penggunanya. Karena media sosial membantu
mereka untuk mampu terhubung dengan lingkungan dunia maya yang lebih luas
dibanding lingkungan asli.