Anda di halaman 1dari 5

BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

• Secara umum interaksi sosial dibagi ke dalam dua bentuk, yakni interaksi sosial asosiatif
atau yang mengarah pada hal-hal yang mempererat hubungan dan menghasilkan kerja sama,
serta interaksi sosial disosiatif atau yang menciptakan perpecahan.

1. Interaksi Sosial Asosiatif


adalah bentuk interaksi sosial yang mengarah pada kesatuan. Interaksi sosial asosiatif
terjadi apabila suatu kelompok mempunyai kesamaan pandangan yang berorientasi
pada kerja sama.

bentuk-bentuk proses sosial yang asosiatif terdiri dari : kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan
akulturasi.

a. Kerja sama
adalah suatu usaha yang dilakukan dua orang atau lebih dengan tujuan yang sama dan
saling membantu serta mendukung demi tercapainya tujuan yang diinginkan bersama.
bentuk-bentuk kerja sama dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temui
meliputi 6 bentuk, yaitu koalisi, kooptasi, joint venture, tawar-menawar,
kerukunan, dan gotong-royong. Namun, umumnya hanya mencakup 3 bentuk
saja, yaitu tawar-menawar (bargaining), kooptasi (cooptation), dan koalisi
(coalition).
• Tawar-menawar (bargaining)
merupakan bentuk kerja sama melalui proses negosiasi kepentingan yang sama di
antara berbagai pihak.
Contoh : proses jual-beli di pasar.
• Kooptasi (cooptation)
yaitu kerja sama dengan sepakat menerima unsur-unsur baru untuk mencegah
ketidakstabilan yang berlarut-larut.
Contoh : pemberlakuan hukum syariah khusus di Aceh dalam rangka mencegah
perpecahan bangsa.
• Koalisi (coalition)
ialah bentuk kerja sama antara pihak-pihak sejauh untuk kepentingan yang sama
saja dan cenderung bersifat sementara saja.
Contoh : ketika dua atau lebih partai saling bergabung untuk memberikan dukungan
kepada partai lain untuk maju pada pemilihan presiden.
• Joint venture
adalah bentuk kerja sama antara beberapa pihak yang ditandai oleh kepemilikan
bersama, risiko bersama, dan tata kelola bersama.
Contoh : proyek pengerjaan jalan bebas hambatan melibatkan sejumlah perusahaan
konstruksi.
• Gotong-royong
yakni bentuk kerja sama atas dasar suka rela dan tanpa pamrih mencapai tujuan
bersama.
Contoh : gugur gunung (yogyakarta), ngayah (bali), dan mapalus (minahasa).
• Kerukunan
adalah suatu proses untuk mencapai tujuan bersama dengan menghilangkan
perbedaan-perbedaan yang ada.
Contoh : toleransi antar umat beragama.

b. Akomodasi
adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan konflik, baik upaya untuk
meredam maupun mencapai kestabilan dalam suatu pertentangan dan dilakukan
tanpa menghancurkan pihak lawan.
bentuk akomodasi dapat dilakukan melalui beberapa bentuk yaitu, koersi
(coercion), kompromi, arbitrase, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate,
ajudikasi (adjudication), konversi, segregasi, cease fire, dan displacement.
• Koersi (coercion)
merupakan bentuk akomodasi yang pelaksanaannya dengan menggunakan paksaan,
ancaman, tekanan, maupun kekerasan.
Contoh : penertiban PKL oleh satpol PP.
• Kompromi
ialah bentuk usaha dalam meredakan masalah yang terjadi antara dua belah pihak
melalui pengurangan tuntutan.
Contoh : kesepakatan harga antara penjual dengan pembeli di pasar.
• Arbitrase
yakni bentuk akomodasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki kedudukan
lebih tinggi dan dapat memberikan keputusan yang mengikat pihak-pihak yang
berkonflik.
Contoh : guru BK yang memberi hukuman kepada kedua murid yang bertengkar.
• Mediasi
yaitu bentuk akomodasi yang melibatkan pihak ketiga netral yang memiliki
kedudukan sebagai penasihat namun tidak berhak memberikan keputusan.
Contoh : pak RT memberikan nasihat kepada warga yang bertengkar.
• Konsiliasi
adalah usaha yang dilakukan pihak tertentu untuk mempertemukan keinginan antara
kedua belah pihak yang berkonflik.
Contoh : sengketa yang terjadi antara Thailand dan Perancis, kedua belah pihak
sepakat untuk membentuk Komisi Konsiliasi.
• Toleransi
merupakan upaya menghindari pertikaian dengan menghormati serta menghargai
pihak-pihak yang memiliki perbedaan pandangan yang ada.
Contoh : saling menghormati antar umat beragama.
• Stalemate
yakni upaya penyelesaian perselisihan di mana kedua belah pihak memiliki kekuatan
yang seimbang/sama.
Contoh : berhentinya perang nuklir yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni
Soviet yang terjadi setelah perang dunia II.
• Ajudikasi (adjudication)
ialah proses penyelesaian masalah melalui meja hijau (jalur hukum) di pengadilan.
Contoh : hakim memberikan sanksi hukum kepada koruptor.
• Konversi
yaitu bentuk akomodasi di mana salah satu pihak bersedia mengalah dan menerima
pendapat dari pihak yang lain.
Contoh : perdebatan antara ketua dengan wakil ketua OSIS.
• Segregasi
merupakan suatu ide pemisahan kelompok sosial tertentu dalam ruang masyarakat.
Contoh : konflik yang terjadi pada kaum kulit hitam dan kulit putih saat masa politik
Apartheid.
• Cease fire
adalah gencatan senjata formal berupa kesepakatan yang dinegosiasikan dan disertai
dengan komitmen untuk mengurangi ketegangan.
Contoh : konflik Palestina dengan Israel.
• Displacement
yaitu bentuk akomodasi yang cara penyelesaian perselisihannya yaitu dengan cara
mengalihkan perhatian pada objek bersama.
Contoh : Indonesia dan Australia pernah bersitegang tentang batas ZEE (Zona
Ekonomi Eksklusif), hingga akhirnya kondisi seperti ini berakhir dengan
dilakukannya pembagian minyak bumi yang berada di Celah Timor

c. Asimilasi
adalah percampuran dua atau lebih kebudayaan berbeda yang melebur menjadi suatu
kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan
antara orang atau kelompok.
Contoh : musik dangdut, penggunaan baju koko, tradisi sekaten, tanjidor, & musik
keroncong.

• Syarat Asimilasi :
i. sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
ii. terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu
yang relatif lama.
iii. kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan
diri.
iv.
• Faktor Pendorong Asimilasi :
i. Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan.
ii. Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
iii. Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang
dibawanya.
iv. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
v. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal.
vi. Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya.

• Faktor Penghambat Asimilasi :


i. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat (biasanya
golongan minoritas).
ii. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan
dengan itu sering kali menimbulkan faktor ketiga.
iii. Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
iv. Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih
tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
v. Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri
badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
vi. In-group feeling yang kuat dapat pula menjadi penghalang berlangsungnya
asimilasi.
vii. Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap golongan minoritas lain yang
dapat mengganggu kelancaran proses asimilasi adalah apabila golongan
minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
viii. Kadang kala faktor kepentingan yang kemudian ditambah dengan
pertentangan-pertentangan pribadi juga dapat menyebabkan terhalangnya
proses asimilasi.
ix. Perasaan superioritas pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap
yang lain.

d. Akulturasi
adalah perpaduan dua atau lebih budaya yang berbeda tanpa menghilangkan ciri dari
budaya yang lama.
Contoh : masjid kudus, wayang, candi borobudur, kaligrafi, dan gambang kromong.

• Unsur Kebudayaan yang Mudah Diterima dalam Akulturasi :


i. Kebudayaan materiil,
ii. Teknologi ekonomi manfaatnya cepat dirasakan dan mudah dioperasikan,
iii. Kebudayaan yang mulai disesuaikan dengan kondisi setempat,
iv. Kebudayaan yang pengaruhnya kecil.

• Unsur Kebudayaan yang Sukar Diterima dalam Akulturasi :


i. Kebudayaan yang mendasari pola pikir masyarakat
ii. Kebudayaan yang mendasari proses sosialisasi yang sangat meluas dalam
kehidupan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai