Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian assosiatif
interaksi sosial assosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif yang cenderung menyatukan
anggota masyarakat. Proses ini terjadi apabila individu atau kelompok melakukan aktivitas
atau interaksi sosial yang memiliki keserasian atau kesamaan dalam pandangan atau arah
pola pikir sehingga proses itu mengarah pada kesatuan atau kerja sama.

2. Bentuk-bentuk interaksi assosiatif, antara lain:


a. Kerjasama
Kerja sama merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang untuk
mencapai tujuan bersama. Aktivitas kerjasama ini dapat terjadi dan dilakukan oleh dua
orang individu atau lebih yang memiliki tujuan yang sama. Kerja sama meliputi 3 bentuk
yaitu:
1. Tawar menawar, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa
anatara 2 organisasi atau lebih.
2. Kooptasi, yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan
atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk
menghindari kegoncangan dalam organisasi yang bersangkutan.
3. Koalisi, yaitu kombinasi antara 2 organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang
sama.
b. Akomodasi
Akomodasi sering diartikan sebagai salah satu usaha manusia untuk meredam suatu
pertentangan atau usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi adalah suatu
cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga
pihak lawan tersebut tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan akomodasi:
1. Mengurangi pertentangan antara orang per orang atau kelompok manusia akibat
perbedaan pemahaman.
2. Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu
3. Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang hidup
terpisah.
4. Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya
melalui pembauran.

Bentuk-bentuk Akomodasi:
1. Koersi yaitu suatu bentuk akomodasi yang dilaksanakan karena adanya paksaan dari
salah satu pihak yang lebih kuat.
2. Kompromi yaitu suatu bentuk akomodasi dimana masing-masing pihak yang terlibat
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan
yang ada
3. Arbitrase yaitu suatu bentuk penyelesaian pertentangan oleh pihak ketiga yang
dipilih oleh kedua belah pihak karena pihak yang bertentangan tidak dapat
menyelesaikan sendiri.
4. Mediase yaitu suatu bentuk penyelesaian dengan melibatkan pihak ketiga, namun
kedudukan pihak ketiga hanya sebagai penasehat tidak memberi keputusan.
5. Konsiliasi yaitu suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang
berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama/
6. Toleransi yaitu suatu usaha untuk menghindarkan diri dari perselisihan dengan
membiarkan atau menghormati pihak lain yang mempunyai pandangan berbeda
7. Stalemate yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan
karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam
pertentangan tanpa bisa maju ataupun mundur.
8. Ajudikasi yaitu suatu penyelesaian perjkara atau perselisihan melalui pengadilan
9. Konversi yaitu penyelesaian konflik apabila salah satu pihak bersedia mengalah dan
mau menerima pendirian pihak lain.
10. Segregasi yaitu upaya untuk saling memisahkan diri dan saling menghindar diantara
pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.
11. Cease fire yaitu menangguhkan permisihan atau peperangan dalam jangka waktu
tertentu sambil mengupayakan terselenggaranya penyelesaian konflik diantara
pihak-pihak yang bertikai.
12. Displacement yaitu usaha mengakhiri konflik dengan mengalihkan pada objek
masing-masing .

c. Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses yang ditandai oleh adanya usaha-usaha mengurangi
perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang per orang atau kelompok-kelompok
manusia. Proses asimilasi dimulai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama yang
bertujuan untuk mencapai kesatuan.
Proses munculnya Asimilasi ditandai dengan:
1. Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya
2. Orang perorangan sebagai warga kelompok-kelompok tadi saling bergaul langsung
dan intensif dalam waktu yang lama.
3. Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut amsing-masing
berubah dan menyesuaikan diri

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya Asimilasi yaitu:


1. Sikap toleransi terhadap kelompok lain yang memiliki kebudayaan yanng berbeda
2. Kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang untuk berbagai golongan masyarakat
3. Sikap mengahargai orang asing dan kebudayaannya
4. Sikap yang terbuka dari golongan berkuasa di masyarakat
5. Persamaan dalam unsur kebudayaan
6. Perkawinan campuran
7. Adanya musuh bersama dari luar

Faktor-faktor penghambat Asimilasi yaitu:


1. Kehidupan suatu golongan tertentu yang terisolasi dari masyarakat
2. Kurangnya pengetahuan terhadap kebenaran kebudayaan lain yang sedang dihadapi
3. Kecurigaan dan kecemburuan sosial terhadap kelompok lain
4. Perasaan primordial sehingga meras akebudayaaan sendiri lebih baik dari budaya
lain
5. Perbedaan yang sangat mencolok seperti perbedaan ciri ras, teknologi, dan ekonomi

Contoh interaksi assosiatif


1. Warga bergotong royong membersihkan halaman rumah dan lingkungan sekitar
mereka.
2. Musyawarah mufakat dalam pemilihan Ketua OSIS di sekolah.

3. Pengertian dissosiatif
Interaksi sosial dissosiatif sering disebut sebagai proses yang bersifat oposisi. Interaksi sosial
yang bersifat dissosiatif mengarah kepada bentuk-bnetuk pertentangan atau konflik yang
berwujud persaingan, kontravensi, dan permusuhan. Bentuk interaksi sosial ini cenderung
mengarah pada perpecahan suatu kelompok.
4. Bentuk-bentuk interaksi dissosiatif, antara lain:
a. Persaingan
Persaingan adalah suatu proses sosial dimana orang secara perorngan atau kelompok-
kelompok bersaing mencari keuntungan untuk mencapai tujuan tertentu tanpa
menggunakan ancaman atau kekerasan.
Bentuk-bentuk persaingan yaitu:
1. Persaingan di bidang ekonomi
2. Persaingan dibidang kebudayaan
3. Persaingan untuk mencapai kedudukan atau peranan tertentu dalam masyarakat
4. Persaingan karena perbedaan ras

Hal-hal yang menyebabkan persaingan


1. Perbedaan pendapat yang mengenai prinsipil
2. Perselisihan paham yang mengusik harga diri dan kebanggaan masing-masing belah
pihak yang ditonjolkam
3. Persamaan kepentingan dalam hal yang smaa
4. Perbedaan sistem nilai dan norma dari kelompok masyarakat
5. Perbedaan kepentingan politik kenegaraan, baik dalam negeri maupun luar negeri

Fungsi Persaingan
1. Persaingan dapat menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif dri
orang secara perorangan atau kelompok manusia
2. Persaingan sebagai jalan keinginan-keinginan dan kepentingan-kepentingan yang
menjadi pusat perhatian tersalurkan sebaik-baiknya oleh mereka yang bersaing
3. Persaingan sebagai alat mengadakan seleksi sosial
4. Persaingan sebagai alat untuk menempatkan seseorang pada bidang kerja yang
sesuai dengan kemampuannya

b. Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan
pertentangan atau konflik. Kontravensi merupakan suatu sikap mental yang tersembunyi
terhadap orang lain atau unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu.
Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker, ada 5 subproses dalam kontravensi,
yaitu sebagai berikut:
1. Proses yang umum, misalnya penolakan, keengganan, perlawanan, protes,
menghalang-halangi atau mengganggu pihak lain
2. Bentuk kontravensi yang sederhana, miaslanya memyangkal pernytaaan orang lain
dimuka umum, memaki-maki orang lain melalui selebaran, memfitnah, dan
emlemparkan beban pembuktian pada pihak lain
3. Kontravensi yang intensi, misalnya penghasutan, menyebarkan desas desus dan
mengecewakan pihak lain
4. Kontravensi yang bersifat rahasia, misalnya mengumumkan rahasia pihak lain,
perbuatan khianat, dan pengingkaran janji
5. Kontravensi yang bersifat taktis, misalnya intimidasi, ancaman, provokasi, dan teror

Tipe-tipe Kontravensi
1. Kontravensi yang menyangkut generasi
2. Kontravensi yang menyangkut jenis kelamin
3. Kontravensi yang menyangkut kelompok

c. Konflik
Konflik adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok manusia
berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang puhak lawan yang disertai
dengan ancaman atau kekerasan.

Faktor Penyebab konflik


1. Berprasangka buruk pada pihak lain
2. Kurang dapat mengendalikan diri
3. adanya masalah tertentu yang melahirkan suatu permusuhan
4. persaingan yang sangat tajam sehingga kontrol sosial kurang berfungsi
5. dorongan untuk memperoleh prestasi

Bentuk-bentuk konflik
1. Pertentangan pribadi (konflik individual)
2. Pertentangan kelas sosial
3. Pertentangan rasial
4. Konflik politik
5. Konflik internasional

Dampak negatif konflik


1. Retaknya persatuan kelompok
2. Perubahan kepribadian individu
3. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
4. Dominasi dan takluknya salah satu pihak

Dampak positif konflik


1. Konflik dapat meningkatkan solidaritas kelompok
2. Konflik dapat berfungsi sebagai alat perubahan sosial

• Contoh interaksi dissosiatif


1. Kakak dan adik kerap bertengkar karena memiliki selera yang berbeda untuk pilihan
program televisi yang disukai.
2. Kekalahan salah satu tim sepak bola membuat pendukungnya tidak terima dan
mengkonfrontasi pendukung tim sepak bola lawan sehingga terjadi bentrokan.

Anda mungkin juga menyukai