Anda di halaman 1dari 14

METODE ILMIAH SEBAGAI DASAR IPA

 Metode ilmiah dikatakan sebagai ciri IPA karena merupakan tahapan yang penting
dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam, bersifat kontinu, serta
menciptakan ilmu pengetahuan baru yang terus berkembang sesuai perkembangan
zaman yang bertujuan untuk mencari kebenaran yang relatif dari suatu
· Langkah-langkah operasional metode ilmiah perumusan masalah, penyusunan
hipotesis, pengujian hipotesis, penarikan kesimpulan.
· Perbedaan penerapan metode ilmiah dalam IPA klasik dan IPA modern adalah
dalam IPA klasik dimulai dari eksperimen yang menghasilkan teori, sedangkan IPA
modern diawali dengan pengkajian teori yang dilanjutkan dengan suatu eksperimen.
 Metode Ilmiah sebagai Metode Dasar IPA. Manusia sebagai makhluk hidup melalui
panca inderanya memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan, termasuk
gejala di alam semesta ini. Tanggapan terhadap gejala-gejala atau peristiwa-
peristiwa alam merupakan suatu pengalaman. Pengalaman tersebut dari zaman ke
zaman akan terakumulasi karena manusia mempunyai rasa ingin tahu atau
kuriositas terhadap segalanya di alam semesta ini.
EMPAT SYARAT PENGETAHUAN ILMIAH

 PENGETAHUAN DIKATAKAN ILMIAH JIKA MEMENUHI SYARAT-


SYARAT ILMIAH YAKNI :
1. BER-OBJEK
2. BERMETODE
3. BERSISTEM
4. BERSIFAT UNIVERSAL
OPERASIONALISASI METODE ILMIAH
 Operasional Metode llmlah
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
- Pengindraan
> Masalah (Perumusan Masalah)
> Masalah (Perumusan Masalah)
> Penarikan Hipotesa
> Mengadakan Eksperimen (pengujian hipotesis)
> Penarikan Kesimpulan
 Keterbatasan dan Keunggulan Metode Ilmiah

 Keterbatasan Metode Ilmiah


Dengan metode ilmiah dapatdihasilkan pengetahuan yang ilmiah. Kita
telah mengetahui bahwa data yang digunakan untuk mengambil
kesimpulan ilmiah ituberasal dari pengamatan. Kita mengetahui pula
bahwa pancaindera kita juga mempunyai keterbatasan kemampuan
untuk menangkap suatu fakta, sehingga tidak disangsikan lagi bahwa
fakta-fakta yang dikumpulkan adalah keliru,sehingga kesimpulan yang
diambil dari fakta_fakta yang keliru itu juga akan keliru. Jadi,
kemungkinan keliru dari suatu kesimpulan ilmiah tetap ada. Oleh
karena itu.semua kesimpulan ilmiah atau dengan kata lain kebenaran
ilmu pengetahuan termasuk Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bersifat
teritatif.
Keunggulan Metode Ilmiah
Seperti telah dijelaskan ciri khas ilmu pengetahuan (termasuk IPA) yang sifatnya objektif, metodik.
sistematik dan berlaku umum itu akan membimbing kita pada sikap ilmiah yang, terpuji sebagai berikut: :
 Mencintai kebenaran yang objektif bersikap adil, dan itu akan menjurus ke arah hidup yang bahagia.
 Menyadari bahwa kebenaran Ilmu itu tidak absolut; hal ini dapat menjurus ke arah mencari kebenaran
itu terus-menerus.
 Dengan ilmu pengetahuan orang lalu tidak percaya pada takhyul, astrologi maupun untung-untungan
karena segala sesuatu dalam semesta ini terjadi melalui suatu proses yang teratur.
 Ilmu pengetahuan membimbing kita untuk ingin tahu lebih banyak. Ilmu pengetahuan yang kita peroleh
tentunya akan sangat membantu pola kehldupan kita.
 Ilmu pengetahuan membimbing kita untuk tidak berpikir secara prasangka, tetapi berpikir secara
terbuka atau objektif suka menerima pendapat orang lain atau bersikap toleran.
 Metode ilmiah membimbing kita untuk tidak percaya begltu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya
bukti- bukt1 yang nyata.
 Metode ilmiah juga membimbing kita selalu bersikap optimls, teliti dan berani membuat suatu
pernyataan yang menurut keyakinan ilmiah kita adalah benar.
 PERKEMBANGAN IPA

1. Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam


 Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam,
mencatatnya kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula
terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin
bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya.
 Perkembangan IPA itu sendiri mulai berkembang sangat lambat antara abad 15-16.
Namum perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya konsep Copernicus yang
kemudian diperkuat Galileo (konsep geosentris , konsep heliosentris), dikenal sebaga
permulaan abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran berdasarkan induksi). Di awa
abad 20 perkembangan ipa khususnya bidang fisika makin berkembang pesat setelah
konsep fisika kuantum dan relativitas dan bermunculan beberapa fisikawan yang
terkenal seperti newton. Hal tersebut perlu di rebisi dan penyesuaian dengan konsep
ilmu pengetahuan ke ara pemikiran yang modern.
 Perkembangan ipa tidak jauh dari kaitan Landasan Ilmu Pengetahuan itu sendiri
antara lain : Merupakan strata ilmu yang paling rendah, berupa
dugaan atau prediksi yang diambil berdasarkan
 1. Hipotesis
pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk
 2. Teori menjawab penelitian yang sedang dilakukan.

 3. Hukum
Merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari
dan dalil hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah teruji
kebenarannya, namun teori masih mungkin untuk
dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.
 a. Zaman Kuno

Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno


berasal dari kemampuan mengamati dan membeda-
bedakan, serta dari hasil percobaan yang sifatnya
spekulatif atau trial and error. Semua pengetahuan
yang diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum
ada usaha untuk mencari asal-usul dan sebab akibat
dari segala sesuatu.

 b. Zaman Yunani Kuno

Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang


pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan oleh
kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani.
Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima
pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara
spekulatif mencoba mencari jawab tentang asal-
usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.
Zaman Alkimia (abad 1-2)
 c. Zaman Pertengahan
Ahli alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan
bahkan menambahkan tiga lagi, yaitu: air raksa, belerang
dan garam. Disini pengertian usur lebih dimaksudkan
sebagai sifatnya daripada unsur itu sendiri.

 d. Zaman Modern
Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani
sampai abad pertengahan sudah banyak tetapi
belum sistimatis dan belum dianalisis menurut jalan
pikiran tertentu. Biasanya pemikiran diwarnai cara
berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah
alat sempurna dikembangkan metode eksperimen.

Anda mungkin juga menyukai