Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Alasan kami mengambil judul “Peran Sungai Batang Hari Pada Awal Masuknya
Islam Di Jambi Seberang”. Karena Seberang Kota Jambi atau Sekoja adalah bagian utara
Kota jambi yang dipisahkan oleh sungai Batanghari. Walaupun hanya berjarak beberapa ratus
meter dari Pusat Kota, namun Sekoja jauh tertinggal dibandingkan dengan bagian Kota Jambi
yang lain. Tidak ada gedung tinggi, apalagi mall, yang ada hanyalah rumah-rumah panggung
khas Jambi. Seberang Kota Jambi adalah wajah Kota Jambi sebenarnya, tempat warga asli
melayu jambi tinggal beserta adat istiadatnya, serta tempat peninggalan benda bersejarah
yang masih bertahan dan terjaga baik dari gerusan zaman. Sekoja bersebelahan dengan pusat
kota Jambi, namun untuk menuju kesana harus melintasi sungai Batanghari terlebih dahulu.
Anda dapat menggunakan Getek (atau Ketek) ataupun perahu wisata tradisional Jambi yaitu
“Kajang Lako”. Perjalanan dengan Perahu dari Pusat Kota menuju Sekoja hanya
membutuhkan waktu 10-15 menit saja dengan biaya 2ribu-5ribu saja. Begitu sampai di
Sekoja, anda tidak akan merasa di dalam kota, namun terasa berada di tengah perkampungan
tradisional. Sekoja memang seperti kampung di tengah Kota. Jika anda ingin melihat
masyarakat melayu jambi disinilah tempatnya, disini mereka masih menjaga tradisi secara
turun-temurun. Mulai dari rumah yang mereka tempati yang sebagian besar masih berupa
rumah panggung khas Jambi. Arsitektur rumah tradisional di Sekoja adalah perpaduan antara
budaya Melayu, Tionghoa, dan Arab, karena ketiga budaya inilah yang memang sejak awal
membentuk kawasan Sekoja menjadi seperti adanya sekarang.

Salah satu rumah tua yang sekarang menjadi benda cagar budaya adalah Rumah
Batu Rumah yang berada di Jl KH Ibrahim RT 02 Kelurahan Olakkemang, Kecamatan
Danauteluk. Rumah ini merupakan peninggalan Sayid Idrus , salah seorang penyiar agama
Islam pertama yang masuk Jambi. Sayyid Idrus adalah sultan atau raja yang berkuasa di
daerah itu pada dekade akhir abad ke-19 dengan gelar Pangeran Wiro Kusumo. Banyak orang
bilang, rumah itu dulunya istana. Dari bangunan ini sangat nampak sekali perpaduan dari
Melayu, Cina dan Arab.
Suasana Islam sangat kental sekali di Sekoja, terbukti dengan banyaknya Masjid,
Madrasah dan Pondok Pesantren. Disini terdapat Masjid tertua di Kota Jambi yaitu Masjid
Ikhsaniyyah atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Batu. Selain itu banyak Madrasah -
Pesantren Tua yang sudah berumur Puluhan tahun. Salah satunya adalah Madrasah Nurul
Iman yang sudah berdiri sejak Tahun 1915 . Lulusan madrasah ini banyak menjadi pejabat
penting seperti mantan Gubernur Jambi Abdurrahman Sayoeti, Gubernur Riau Rusli Zainal,
dan tokoh penting lainnya.

Selain kental dengan nuansa Islami, masyarakat Sekoja juga kental dengan berbagai
tradisi dan budaya. Salah satunya adalah Batik Khas Jambi. Sekoja adalah pusat produksi
Batik Jambi. Disini anda dapat melihat proses pembuatan batik bahkan dapat terlibat
langsung dalam proses pembuatannya. Batik tulis jambi memiliki ciri khas yang unik dan
eksotis. Baik dari segi warna maupun motifnya. Sebagian besar pewarna batik jambi diambil
dari bahan-bahan alami, yaitu campuran dari aneka ragam kayu dan tumbuh-tumbuhan yang
ada di jambi, seperti getah kayu lambato dan buah kayu bulian, daun pandan, kayu tinggi dan
kayu sepang.Motif yang ada diantaranya motif Durian Pecah, kaca piring, puncung rebung,
angso duo bersayap mahkota, Tampuk Manggis, Kapal Nyanggat, dll. Di Sekoja banyak
sanggar batik, salah satu diantaranya adalah Di Kreasi Batik Asmah, Milik Azmiah di Jl H
Somad No 41, Olak Kemang, Danau Teluk Jambi. Ohya.. Tepat di depan tempat
penyeberangan Sekoja, terdapat Bangunan khas jambi yang merupakan Balai Kerajinan
Rakyat Selaras Pinang Masak. Disini anda dapat melihat berbagai kerajinan khas Jambi
terutama Batik.

Sebagian jalan di Sekoja langsung berhadapan dengan Sungai Batanghari dan hanya
dibatasi oleh Pohon Palem yang tersusun rapi di sepanjang tepian sungai. Tepian sungai pun
sudah dilapisi dengan tembok sehingga anda dapat bersantai duduk ditepian sungai sambil
menikmati pemandangan Pusat Kota Jambi dari Seberang dan berbagai aktivitas
masyarakatnya di atas Sungai Batanghari.
Dengan latar belakang diatas kami mengambil judul Peran Sungai Batang Hari Pada
Awal Masuknya Islam Di Jambi Seberang

1.2 Rumusan Masalah


Penelitian ini merupakan kajian peran sungai batang hari pada awal masuknya islam di
jambi seberang. Sehingga peneliti mengambil batasan permasalahan agar tidak terlalu luas
yaitu hanya membahas peran sungai batang hari saat masa masuknya islam di jambi
seberang.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana awal masuknya islam di jambi seberang?
2. Bagaimana peran sungai Batanghari pada awal masuknya islam di jambi seberang?
3. Bagaimana islam menyebar di jambi seberang, adakah perlawanan?
4. Bagaimana perkembangan agama islam di jambi seberang?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun penelitian memiliki tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui awal masuknya islam di jambi seberang
2. Untuk mengetahui peran sungai Batanghari pada awal masuknya islam di jambi
seberang
3. Untuk mengetahui islam menyebar di jambi seberang
4. Untuk mengetahui perkembangan agama islam di jambi seberang
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Kajian Teori

Dalam mengkaji tentang Peran Sungai Batang Hari Pada Awal Masuknya Islam Di
Jambi Seberang. Penulis menggunakan yang lazim dipergunakan dalam penelitian sejarah
dan lebih menekankan pada aspek historis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
penelitian kualitatif ini adalah metode penelitian yang bersifat menerangkan dalam
bentuk uraian data tidak dalam bentuk angka, melainkan dalam bentuk penjelasan yang
menggambarkan peristiwa tersebut. Kemudian penelitian menggunakan pendekatan
sejarah (history). Pendekatan ini ditujukan untuk menjangkau sumber secara lebih luas dan
kritis. Adapun langkah-langkah yang akan penulis tempuh dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Heuristik

Pada tahap ini, penulis mencari dan mengumpulkan sumber atau bahan sebanyak
mungkin tanpa adanya batasan yang sesuai dengan topik pembahasan ini. Sumber
yang digunakan untuk mendapatkan fakta Peran Sungai Batang Hari Pada Awal
Masuknya Islam Di Jambi Seberang, diarahkan pada arsip-arsip peninggalan islam di
jambi seberang sebagai sumber primer, terutama yang menyangkut tentang sejarah
masuknya islam di jambi seberang. Sumber sekunder adalah informasi yang diperoleh
dari subyek atau objek yang tidak langsung terlibat dalam peristiwa tersebut, sumber
ini meliputi buku-buku, dan literatur-literatur yang berkaitan dengan pembahasan
penulis.

2. Kritik Sumber

Setelah sumber-sumber data tentang pembahasan ini terkumpul dalam berbagai


kategori sumber, tahap berikutnya adalah verifikasi atau lazim disebut juga dengan
kritik sumber. Kritik sumber ini dibagi kepada dua bahagian yaitu kritik ekstern dan
kritik intern Kritik ekstern digunakan untuk mengetahui keorisinalitas atau keaslian
sumber. Sedangkan kritik intern digunakan untuk mengetahui kredibilitas atau
kesahihan sumber. Sumber-sumber yang telah didapatkan, pertama akan ditelusuri
tentang keaslian arsip, buku-buku dan naskah-naskah, apakah hasil dari arsip dan
naskah tersebut sudah dirubah isinya atau tidak. Kemudian hasil dari penelitian arsip,
buku-buku dan naskah-naskah tersebut dibandingkan antara satu dengan yang lain,
apakah ada kesesuaian dengan seluruh data yang ditemukan seperti dari berbagai
literatur-literatur yang lainnya.

3. Interpretasi

Interpretasi atau penafsiran sejarah seringkali disebut juga dengan analisis sejarah,
merupakan kegiatan menguraikan, menafsirkan, dan menganalisa beberapa
keterangan dari sumber-sumber data Peran Sungai Batang Hari Pada Awal Masuknya
Islam Di Jambi Seberang. Baik itu data yang diperoleh melalui penelitian arsip dan
naskah maupun data dari buku-buku yang ada. Proses interprestasi dan penyusunan
fakta-fakta secara seleksi sangat diperlukan, karena tidak sesuai fakta yang didapatkan
dimasukkan dalam penulisan, yang diambil hanyalah fakta-fakta yang relefan dengan
topik pembahasan ini, oleh karena itu proses seleksi ini sangat diperlukan.
Interprestasi dapat dilakukan dengan cara memperbandingkan data-data tersebut, guna
mengungkap awal masuknya islam di jambi sebrang serta peran sungai batang hari
terhadap perkembangan islam di jambi seberang. Maka sangat jelas untuk mengetahui
sebab akibat dalam suatu peristiwa sejarah diperlukan pengetahuan tentang masa lalu.

4. Historiografi
Setelah semua fakta-fakta terkumpul secara logis dan utuh, seterusnya dilakukan
analisis yang mendalam terhadap fakta-fakta yang telah terkumpul. Pada tahap ini
penulis akan berusaha untuk memaparkan hasil penelitian dengan mendeskripsikan
dalam bentuk karya ilmiah dan bermanfaat. Penulisan ini akan menggunakan bentuk
penulisan sejarah yaitu sesuai dengan urutan waktu dan peristiwa yang terjadi secara
sistematis. Dalam mendeskripsikan peristiwa ini penulis menggunakan deskriptif
analitis, dalam hal ini penulis akan menjawab pertanyaan apa dan bagaimana
berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan.

2.2 Narasumber
1. Informan 1
Nama : Izal, S.Hum
Keturunan : Jambi
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : Pengurus Museum Gentala
2. Informan 2
Nama : Abdul Somad
Alamat : Seberang Kota Jambi, Kel. Tahtul Yaman
Keturunan : Jambi
Tempat, Tanggal lahir : Jambi, 12 Desember 1936
Riwayat pendidikan : SD
Pekerjaan : Pengurus makam
Datang ke Seberang Kota Jambi : Dari lahir telah menetap di Jambi
BAB III
HASIL PENELITIAN
3.1 Geografis

Daerah aliran Sungai Batang Hari merupakan jalur transportasi pertama yang
dikenal oleh para pedagang asing di Kota Jambi. Sejak abad ke-7 M, daerah aliran Sungai
Batang Hari Jambi dilewati oleh pedagang dari Tiongkok menuju India dan Arab atau
sebaliknya. Kota Jambi menjadi daerah penting sebelum munculnya kota pelabuhan
Malaka sekitar abad ke-15 M. Kondisi geografis kota Jambi yang memiliki jalur
transportasi air inilah yang membuat Jambi menjadi terkenal dan menjadi kota pelabuhan
dagang bahan-bahan kekayaan alam seperti lada, pinang dan lain-lain tetap menjadi
komoditi utama sehingga Jambi turut andil dalam perniagaan dunia pada abad ke 15.

Selain wilayah airnya masyarakat setempat menuturkan bahwa keadaan seberang


kota Jambi dulunya hanyalah hutan belantara yang masih sangat hijau. Jauh dari fasilitas-
fasilitas infrastruktur yang baik. Jembatan-jembatan hanya terbuat dari kayu, bencana
banjir yang tetap ada dari dulu hingga sekarang yang membedakannya hanyalah kapan
banjir itu datang pada masa dahulu banjir datang sesuai pada jadwalnya tidak seperti
sekarang bencana banjir bisa datang dengan sangat tak terduga.

3.2 Masuknya Orang Arab ke Seberang Kota Jambi

Sejarah Islam di Jambi termasuk kajian yang agak terlantar. Menurutpenelitian


Azyumardi Azra, wilayah Jambi bersama dengan Palembang termasukdaerah yang paling
awal disinggahi oleh pedagang Muslim dari Arab.SungaiBatanghari, yang melintasi
Jambi, bermuara ke Selatan Malaka di Lautan CinaSelatan. Karena terletak di
persimpangan Selat Malaka, membuat perairan Jambimenjadi salah satu jalur "pantai
niaga yang disenangi" (the favoured commercialcoast) oleh pedagang dari Cina, India,
dan Arab, dan menjadi semakin pentingdengan memudarnya pengaruh Kerajaan
Sriwijaya pada abad ke-1. Bukti sejarah untuk melihat adanya interaksi pedagang asing
dengan masyarakat lokal Jambi adalah ditemukannya pecahan kaca berwarna gelap dan
hijau muda di Muara Sabak (Tanjung Jabung Timur), selain itu juga ditemukan pecahan
kaca berwarna biru tua dan biru muda, hijau, kuning dan merah di Muara Jambi, serta
ditemukan juga sejumlah permata di Muara Jambi, yang semuanya itu diperkirakan
berasal dari Arab dan Persia (Iran) sekitar abad ke-9 hingga abad ke-13 M.Berdasarkan
bukti sejarah tersebut mengindikasikan bahwa sejak abad ke-9 M telah ada kontak
masyarakat Jambi dengan pedagang Islam dari Arab dan Persia. Namun perlu dijelaskan
bahwa, jika proses islamisasi pada abad ke-9 M telah ada di Jambi, kemungkinan hanya
sebatas perorangan. Sebab, proses islamisasi besar-besaran di Jambi bersamaan dengan
tumbuh dan berkembangnya kerajaan Islam Jambi sekitar abad ke-15 M.

Elsbet Locher seorang peneliti dari Belanda mengatakan, islamisasi Jambi


dilakukan oleh orang berkebangsaan Turki pada abad ke-15 M.Bukti sejarah yang
dikemukakan oleh Elsbet hanya berupa folklore atau cerita rakyat yang berkembang
hingga saat ini. Minimnya sumber sejarah berupa benda-benda peninggalan sejarah Islam
Jambi abad ke-15 membuat Elsbeth tidak menulis banyak mengenai kerajaan Islam
Jambi pada masa awal. Namun tidak bisa hanya dikatakan sebuah folklore atau cerita
rakyat ketika mengkaji sejarah Islam di Jambi. Bukti yang dianggap paling otentik
mengenai adanyaorang Turki yang melakukan islamisasi di Jambi adalah ditemukannya
makam Ahmad Barus atau yang lebih dikenal dengan Datuk Paduko Berhalo di Pulau
Berhala yang sekarang menjadi wilayah hukum Propinsi Kepulauan Riau.

Ahmad Barus menurut sejarah lokal masyarakat Jambi merupakan keturunan yang
ketujuh dari Saidina Zainal Abidin bin Saidina Husein putra Saidatina Fatimah binti
Muhammad SAW. Ahmad Barus mendapat gelar Datuk Paduko Berhalo karena beliau
memusnahkan berhala-berhala yang dipuja masyarakat Jambi yang ditempatkan di Pulau
Berhala. Ada pendapat lain mengenai nama dari Ahmad Barus, menurut M. O. Bafadhal
dalam makalahnya sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Jambi, setelah Ahmad
Barus menikah dengan Putri Selaras Pinang Masak (penguasa Jambi sebelumnya),
namanya diganti dengan Ahmad Salim. Pernikahan antara Ahmad Barus dengan Putri
Selaras Pinang Masak dianugerahi tiga orang putera dan satu orang puteri. Puterinya
bernama Orang Kayo Gemuk, dan ketiga puteranya masing-masing menjadi raja di
Negeri Jambi, yaitu; Orang Kayo Pingai (1480-1490); Orang Kayo Pedataran (1490-
1500); dan Orang Kayo Hitam (1500-1515).

Islamisasi di Negeri Melayu Jambi semakin berkembang ketika kerajaan dipegang


oleh Orang Kayo Hitam sejak tahun 1500 M. Ketekunan Orang Kayo Hitam dalam
melakukan islamisasi diperlihatkan dengan diberlakukannya undang-undang
pemerintahan Pucuk Undang Nan Delapan, hukum ini berdasarkan al-Qur’an dan al-
Hadits. Selain itu, agama Islam telah menjadi identitas adat masyarakat melayu Jambi.
Seperti yang tertulis dalam pepatah adat melayu Jambi; “adat bersendi syarak, syarak
bersendikan kitabullah”. Dalam seloko adat melayu Jambi juga disebut “syarak mengato,
adat memakai”.

Itulah sekilas bagaimana proses islamisasi di kota Jambi yang awalnya dipelopori
oleh Datuk paduko berhalo yang pada saat itu proses islamisasinya terjadi di pulau
berhala yang kini telah menjadi milik Kepulauan Riau. Kini kita masuk ke proses
datangnya islam ke seberang kota Jambi yang di bawa oleh pedagang Arab.

Kota Jambi memiliki keberagaman suku dan budaya mulai dari melayu, Jawa, cina
dan juga Arab. Di kota Jambi terdapat sebuah perkampungan yang di dominasi oleh
masyarakat Arab yang terdapat di Seberang Kota Jambi. Menurut cerita masyarakat
setempat latar belakang orang Arab masuk ke seberang kota Jambi itu sebagai pedagang
yang datang dari Palembang meneruskan perjalanannya sampailah ke seberang kota
Jambi. Selain berdagang menurut masyarakat setempat orang Arab tersebut itu juga
bertujuan untuk mensyiarkan agama Islam. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui
pada tahun berapa orang-orang Arab tersebut datang ke seberang kota Jambi karena
sebelum orang Arab ini datang telah datang dahuluan Datuk Berhalo dan Kramat Kayo
Hitam dan datuk sintai pun telah datang. Asal orang Arab yang masuk ke Seberang kota
Jambi merupakan orang Arab yang berasal dari Yaman, Yakni tepatnya dari Yaman
Selatan sehingga salah satu kelurahan di Seberang kota Jambi ada yang di sebut dengan
kelurahan Tahtul Yaman.

3.3 Tokoh-Tokoh yang Menyebarkan Islam di Jambi Sebrang

Menurut penelitian Risnal Mawardi, pada abad ke-19 muncul beberapaulama besar
di Jambi. Mereka banyak menulis kitab-kitab tentang tafsir, fiqih,aqidah, tasawuf, dan
tarekat. Sayangnya kitab-kitab tersebut masih disimpan ahliwarisnya. Indentifikasi
tentang penulis dan isinya akan menjadi informasi penting bagi sejarah Islam di Jambi
sebrang. Dari hasil penelitian yang kami dapatkan ada beberapa tokoh penting dalam
penyebaran Islam di Jambi sebrang ialah:

1. Sayid Husin Ahmad Baraqbah (w. 1625)


2. Haji Ishaq bin Haji Karim (w. 1700)
3. Kemas Haji Muhammad Zein bin Kemas Haji Abd al-Rauf al-Jambi al-
4. Syafi’i al-Asya’ari al-Naqsyabandi (w. 1815)
5. Pangeran Penghulu Noto Agomo Magatsari (w. 1852)
6. Syeikh Muhammad Syafi’i Bafadhal
7. Sayyid Alwi al-Baithi
8. Al-Qadhi Abd al-Ghani bin Haji Abd al-Wahhab (w. 1888)
9. Kyai Haji Abd al-Majid bin Haji Muhammad Yusuf Keramat (1893).
10. KH.Abdul Qodir
11. KH.Muhammad Nadjmi Qodir
12. KH.Sirad Juddin Muhammad
13. KH.Drs. Abdullah Umar
14. Tuan Guru H. Ahmad Tarmidzi Ibrahim
15. KH.Helmi

Mereka semua adalah ulama yang aktif menyebarkan Islam di Jambi


sebrang.Mereka mendirikan lembaga pendidikan dan peribadatan, yang dibantu
olehmurid dan masyarakat Jambi. Sayangnya belum ada kajian serius tentang
riwayathidup, pemikiran, dan karya konkrit tokoh-tokoh di atas. Di antara informasi
yangdiperoleh, Sayid Husin Baraqbah, Muhammad Syafi’i Bafadhal, dan Sayid Alwial-
Baithi merupakan muslim keturunan Arab. Sayid Husin Baraqbah diyakinisebagai
muslim Arab pertama yang khusus datang ke Jambi untuk menyiarkanIslam. Ia pertama
kali datang sekitar 1035/1615, dan wafat pada 1625.

Pada akhir abad ke 19 dan pada awal abad ke 20 terjadi peningkatan jamaah haji
dari Indonesia. Bukan hanya sebagai jamaah haji para warga indonesia pun berinisiatif
banyak yang menetap di Arab dengan alasan jarak tempuh jamaah indonesia belajar ilmu
agama islam dan berdagang. Sejak awal hingga pertengahan awal abad ke 20 inilah
ibadah haji tidak hanya dijadikan sebagai pelaksanaa kewajiban umat islam dalam
mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga bertujuan menuntut ilmu terutama
keilmuan islam. Tradisi keilmuan inilah yang disebut dengan Azyumardi Azra sebagai
“jaringan ulama timur-tengah”. Sama halnya dengan tokoh-tokoh agama lain yang
berasal dari berbagai daerah, tradisi menerapkan dan mengajarkan kembali ilmu yang
diperoleh dari Timur-tengah juga dilakukan oleh tokoh-tokoh ulama Jambi. Tradisi
keilmuan yang diperoleh dari timur-tengah melahirkan organisasi yang bernama
peukunan Tsamaratul insan di jambi. Melalui organisasi inilah didirikan lambaga
pendidikan berbasis islam diantaranya Sa’adatud darien, Nurul Islam, Al-Jauharien

Orang Arab yang terkenal memasukkan agama Islam ke Seberang kota Jambi
dengan Syiar dan Tauhidnya adalah Habib Husin bin Ahmad Baragbah. Mertua dari
Habib Husin bin Ahmad Baragbah ini adalah orang Tionghoa yakni Datuk Sintai yang
memiliki putribernama Nyai Resik yang selanjutnya menikah dengan Habib Husin bin
Ahmad Baragbah ini yang sampai sekarang memiliki keturunan hingga 11 dengan
demikian lah kampung ini disebut dengan Arab melayu karena orang Arab yang menikah
dengan orang melayu yang sekarang keturunanya berdarah melayu dan Arab. Pada masa
dahulu Habib Husin ini berdagang dia membawa sendiri dan mengembangkan dagangnya
sendiri di Palembang pun dia telah memiliki istri dan begitupula di Arab.Perkumpulan
diatas terjadi setelah Habib Husin bin Ahmad Baragbah ini datang ke Jambi untuk
berdagang sembari menyiarkan agama Islam. Setelah Habib Husin ini meninggal barulah
murid-muridnya berinisiatif mendirikan pesantren-pesantren di seberang kota jambi ini.

3.4 Perkembangan sampai sekarang

Aspek yang masih dipakai hingga sekarang dari orang Arab yakni Agama yang kuat
dengan berdirinya Pesantren-Pesantren yang dari dahulu telah dibuat oleh murid-murid
Habib Husin bin Ahmad Baragbah ini. Contohnya 4 pilar yakni pesantren Sa’adatud
darien, Nurul Islam, Al-Jauharien dan yang tertua yakni Nurul Iman. Dan satu bongkot
perguruan di Tanjung Pasir.

Keempat madrasah tersebut terletak di Seberang Kota Jambi. SeberangKota Jambi


masih berada di tengah Kota Jambi. Hanya saja karena letaknya diseberang Sungai
Batanghari maka disebut daerah “seberang”. Daerah SeberangKota Jambi memang
berada di tepi dan menyisiri Sungai Batanghari. SeberangKota Jambi sampai sekarang
menjadi pusat pendidikan Islam di Jambi. Selainmadrasah-madrasah tersebut, pemerintah
juga membangun satu buah madrasahaliyah negeri dan tsanawiyah negeri.Di samping itu
terdapat lembaga tahfidz al-Qur’an. Murid-muridnya tidak hanya dari masyarakat sekitar
Jambi, mereka jugadatang dari Riau dan Palembang.

Menurut catatan pengelola madrasah Nurul, para pengajarnya, selainulama dari


Jambi sendiri, ada pula yang berasal dari Mekkah dan Malaysia. Diantara mereka adalah:
1. Syekh Usman (w. 1919), berasal dari Serawak,

2. Syekh Sayid Yamani (w. 1924) dari Mekkah,

3. Syekh Muhammad Ali Maliki, mengajar 1925-1926, dari Mekkah,

4. Syekh Saleh Yamani (w. 1930), dari Mekkah,

5. Syekh Hasan Yamani (w. 1930), dari Mekkah,

6. Syekh Muhammad al-Ahdali (1930), dari Mekkah,

7. Syekh Arif al-Syam, dari Syam

8. Syekh Muhammad al-Bukhari, mengajar 1925-1925, dari Mekkah,

9. Syekh Tengku Muhammad Zuhdi bin Tengku Abdurrahman, mengajar

1922-1925, dari Malaysia,

10. Sayid Abdullah Dahlan (w. 1923) dari Mekkah.

Sedangkan di Madrasah Saadatur Darain tercatat ada Syekh TengkuMuhammad


Zuhdi bin Tengku Abd al-Rahman (w. 1922) dari Malaysia dan SayidAbd Allah (1923)
dari Mekkah. Jika dilihat dari penisbatan nama mereka denganYamani, kemungkinan
besar mereka adalah orang-orang Arab Hadhramawt, didaerah Yaman sekarang

3.5 Kepercayaan

Kepercayaan yang dianut masyarakat dari dulu adalah islamWalaupun perkiraan


kehadiran Islam di Jambi sekitar abad 7 M namun penyebarannya masih terbatas pada
segelintir orang tertentu saja, terutama di kalangan rakyat pedagang di sekitar kota
pelabuhan dan bandar-bandar. menurut masyarakat setempat Sebelum Habib Husin bin
Ahmad Baragbah ini datang masyarakat sebagian masyarakat Jambi telah mengenal
Islam karena sebelum Habib Husin datang telah datang Datuk Paduko Berhalo namun
masyarakat pada saat itu belum mengetahui mana yang Halal dan mana yang Haram
masyarakat pada saat itu masih mengkonsumsi hewan lintah adab-adab islam pun belum
banyak yang tahu sehingga setelah Habib Husin datang islam lebih kuat lagi di Seberang
kota Jambi dan sampai sekarang. Agama lain yang pernah berkembang pada saat itu
yakni Agama Hindu-Budha namun agama ini tidak menyebar seperti agama Islam. Pada
saat ini pun orang-orang cina banyak derdomisili di seberang kota Jambi dan disini
menampakkan toleransi beragama yang mana Sebrang kota Jambi yang mayoritas adalah
agama Islam tetap menerima agama lain dan hidup dengan damai.

3.6 Mata pencaharian

Mata Pencaharian masyarakat pada masa dahulu pun banyak yang berdagang dan
sampai saat ini pun masih banyak masyarakat yang berdagang. Namun perbedaannya
yakni padamasa dahulu sistem perdagangan masih berpusat di sungai dan sekarang telah
berbentuk modern seperti toko-toko dan lain-lain. Selain berdagang pekerjaan
masyarakat kini pun beragam mereka ada yang menjadi buruh harian lepas. Seperti buruh
pabrik karet, perkantoran dan lain-lain.

3.7 Budaya

Budaya-budaya masyarakat arab pun ada di seberang kota Jambi yakni dengan
adanya masyarakat melayu yang menggunakan cadar setelah ia menikah dengan orang-
orang arab. Masyarakat di Seberang kota Jambi pun berpegang teguh pada syariat-syariat
islam adab sopan santun yang berlandaskan islam buktinya dengan banyak warga
perempuan yang memakai baju muslimah dan warga laki-laki dengan sarungnya. Dan
juga pengaruh orang Arab yang datang ke seberang kota jambi membuat sistem
pendidikan yang berlandaskan islam di seberang kota jambi yakni pesantren yang masih
ada sampai sekarang dan menjadi icon ketika kita membahas seberang kota Jambi.
Pengaruh budaya islam pun banyak yang dilakukan seperti perayaan hari-hari besar islam
seperti Maulid Nabi Muhammad SAW atau Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
BAB IV

KESIMPULAN

LAMPIRAN

TRANSKRIPSI HASIL PENELITIAN

P : Pewawancara

I1 : Bapak Izal

P : ada rang mengatakan orang tahtul Yaman itu rumahnya di Gubbah. Apa itu gubbah
pak?

I2 : gubbah itu sama istilahnya makam atau bentuk gapura tadi itu gubbah.

P : Bagaimana awal masuknya islam di kota Jambi Sebrang?

I1 : Masuknya islam di jambi sebrang ini, awalnya pada abad ke-7 ini. Islam sudah masuk
ke daerah pesisir pantai Sumatera, yaitu di daerah malaka, lalu menyebar ke aceh dan
pada abad ke-13 berdirilah kerajaan islam di Aceh yang diberi nama Samudra Pasai
dan disinilah mulainya menyebar ke daerah-daerah yang ada di Indonesia. Nah,
masuknya islam di Jambi ini ada yang melalui pesisir, yang saya ketahui itu jalurnya.
Mulai dari daerah Riau baru sampai ke Jambi, melalui perairan (sungai Batanghari)
sedangkan dari daerah dataran tinggi seperti Kerinci, dan Merangin itu islam masuk
melalui daerah Sumatera Barat.

P : Siapa tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam penyebaran agama islam di Jambi,


terutama di Jambi Sebrang?

I2 : Jadi, kalau Kita lihat lagi yang menyebarkan islam di Indonesia, ini kan dari
perdagangan, seperti India, Gujarat, dan Arab, kemungkinan besar salah satu,
pedagang dari luar ini, ada. Yang menetap di Jambi Sebrang, sehingga ada pemukiman
disini (Jambi Sebrang) bernama kampong.

Dari penyebaran Islam di Jambi adaperanantokoh yang berpengaruh, dalam salah


satubuku yang sayabaca, bahwa Raja Islam pertama di Jambi adalah Datuk Paduko
Berhalo, yang saya ketahui sebenarnya bernama “Ahmad Salim”. Dimana Ahmad
Salim atau sering kita kenal dengan sebutan Datuk Paduko Berhalo ini terdampar di
pulau Berhala Ahmad Salim ini sebenarnya keturunan dari bangsawan Turki.
Laluketika Ahmad salim ini terdampar di Pulau Berhala diabertemu dengan Putri
Selaro Pinang Masak yang ,merupakan keturunan dari Aditia Warman. Nah singkat
cerita akhirnya dalam pertemuan inilah Ahmad Salim dan Putri Selaro Pinang
Masakmenikah dan tentusajasetelahterjadipernikahanini Putri Selaro Pinang Masak
berakihir menjadi agama Islam dan Ahmad Salim berubah nama menjadi Datuk
Paduko Berhalo. Dalam pernikahannya, Datuk Paduko Berhalo dan Putri Selaro
Pinang Masak dikaruniai 4 orang anak dan asalah satunya yaitu Orang Kayo Hitam.

Orang Kayo Hitam inilah yang mengukuhkan agama Islam di Jambi seperti yang kita
ketahui, jikalau seorsng raja menganut agama tertentu, maka masyarakatnya pun
mengikuti rajanya. Lalu pada masa berikutnya datang lagi para pemuka agama yang
lain seprti, pada abad ke-17 itu adanya Datuk Sintai, yang mana katanya Datuk Sintai
ini masih memiliki hubungan dengan Keraton Jambi yaitu sekitar abad ke-17M. lalu
datang lagi pemuka agama lain yaitu Syekh Husein Baronba sekitar abad ke-18 tahun
1725 M. Syekh Husein Baronba ini menikah dengan putrid dari Datuk Sintai yang
dikenal dengan nama Nyai Resih. Mereka inilah yang menetap di seberang ini (Jambi
Seberang) dan menyebarkan agama Islam di Jambi, dan setelah periode mereka ini
banyak lagi tokoh-tokoh yang bermunculan seperti Syekh Abdul Majid dan banyak
lagi.

P : Apakah ada penolakan dari masyarakat Jambi pada saatitu?

I1 : Agama Islam merupakan agama yang damai dan tidak memiliki kasta yang
membedakan seperti agama yang sebelum datanganya Islam di Jambi dengan
demikian masyarakat pada masa itu. Menerima sangat baik agama islam ini apalagi
islam di sebarkan dengan berbagai cara contohnya melalui perkawinan nah pedagang
dari luar ini melakukan pernikahan dengan masyarakat local.

P : Masjid pertama di kota jambi ini terdapat di mana…??

I1 : Kalau itu saya belum dapat informasi yang pasti di mana tapi kalau pondok pesantren
tertua disini yah seperti nurul iman, nurul islam, sa’adatul daren dan al-jauharen dan
pondok pesantren ini berdiri sekitas tahun 1915 di mana pada pada masa ini pondok
pesantren tersebut didirikan untuk mengimbangi pendidikan belanda

P : Dimana tepat letaknya pelabuhan di jambi seberang ini ?

I1 : Di sekitar gentala arasy inilah

P : Apakah kemaritiman sangat berperan dalam penyebaran islam di jambi seberang?

I1 : Iya sangat berpengaruh sekali malah dimana dulu kalau saya tidak salah ya pusat
pemerintahan jambi pernah di pindahkan di dekat masjid agung yang sekarang ini
pada masa sultan thaha karna lebih dekat dengan sungai kalau pada masa purti selaro
pinang masak kalau tidak salah ya pusat pemerintahannya ada di daerah dendang
sabak. Dan pada zaman dulu kan istilah jalur perairan adalah jalur paling aman. Dan
paling mudah di jangkau. Dan mungkin juga dulu karna masih banyak hutan hutan
lebat dan daerah pinggiran sungai atau pantai adalah paling mudah untuk
berhubungan dengan penduduk local yang berada di pinggiran.
P : Pewawancara

I2 : Abdul Somad

P : Nama bapak siapa pak?

I2 : Abdul Somad

P : masih ingat tanggal/tahun lahir pak?

I2 : setau bapak orang tua-tua ngasih tau tanggal 31 Desember eh tanggal 12 bulan
desember tahun 1936.

P : kalau bapak mulai tinggal di Jambi kapan?

I2 : kalau saya Jambi asli lah boleh dikatakan, bukan dari lahir, dari nenek moyang

P : nama bapak siapa (bertanya pada informan ke 3)

I2 : data dia sudah? (menunjuk informan 2) data dia dahulu nanti yang ke 2 saja bapak.

P : kenapa bisa di sisni pak?

I2 : kalau itu panjang ceritanya tidak siap 3 hari 3 malam

P : singkat saja pak

I2 : singkat, orang jambi ini orang lolo, nah jangan kamu marah. Jambi ada raja atau tidak?

P : ada

I2 : tidak ada (melambaikan tangannya menyatakan tidak ada) Cuma hulu balang bagi
sejarah dikit. Hulung balang di Jambi ini bisa dikatakan 9 orang tidak ada orang yang
sama seperti kita disini. Ada keturunan Arab, cina, Jawa campur. Lurah itu bukan apa
tapi Jurang singkat cerita, terus kuncinya ado dak dari selat berhala kotanyo sebelah
kiri ah sebelah kanan ilir mudik. Dari sabak sebelah kiri mudik, muaro Jambi eh apo
suak kandis sebelah kiri mudik, kota Jambi sebelah kiri mudik, dekat dikit tembesi
sebelah kiri mudik, tebo kiri mudik. Sampai lah ke sialang lantak besi kotanyo tidak
ada di sebelah kanan mudik. Mengkok angso duo tu ntah dari mano datangnyo dalam
perjalanan dio dimano naik di situ buat benteng itu panjang ceritonyo. Tapi dak sudah
sore.

P : kalau dulu pas bapak disini, disini masih hutan atau bagaimana keadaan alamnya?

I2 : hutan lah

P : kalau dari orang arab nya itu latar belakang orang arab itu datang ke jambi yang bapak
ketahui apa pak?

I2 : pertamo berdagang ke duo mengajarkan islam

P : kalau yang bapak ketahui orang arab itu datang ke Jambi sekitar tahun berapa?

I2 : kalau itu saya tidak tau, tidak ada yang tau.

I2 : kramat kayo hitam itu kan anak nya datuk berhala kan panjang ceritonyo. Dak biso
ngambek ini sejarah jambi beradu di situ mungkin. Maaf cakap kamu dikatokan orang
mano?

P : saya asli orang padang tapi sudah lama tinggal di Jambi

I2 : balik katokan critokan pulau beraho direbut kini kan dengan mano Riau kan. Itu salah.
Salah bagi wak cik yang salah kan tapi dak tau lah orang sebab datuk berhala tinggal
disano anak-anak bececer di Jalan Jambi. Karna kenapa orang Riau mengambinya tu
kalau buka sejarahnya. Kramat kayo hitam di Jambi, kramat pingai di seberang sana,
kramat kao pedataran di sini, kramat kayo gemuk perempuan Cuma tidak di apakan
karena dia perempuan.

I2 : kampung ini arab melayu kenapa dinamakan arab melayu karena orang arab menikah
dengan orang melayu

P : kalau itu orang arab yang datang kesini itu yang bapak tau orang arab yang dari
mananya?
I2 : nah itu kan bapak ini untuk menyambung-nyambung saja jangan diambil pedoman dari
sini (menunjuk diri).

I2 : disini markuban, ini batang hari besar tempat kapal berlayar di sini singgah nya.

P : kalau yang perkumpulan orang arab yang bapak ketahui apa?

I2 : ya mengajar tadi? ha, tidak ada (melambaikan tangan tanda tidak setuju) perorangan dia
datang macam bapak lah numpang datang kesini berarti bapak sendirian

P : tidak ada rombongan?

I2 : tidak ada rombongan

I2 : kalau panggilan putrinya itu orang cantik resik itu orang bersih .

P : jadi tidak ada komunitas

I2 : kalau dulu habib husin ini pedagang dia membawa sendiri. berdagang mengembangkan
dagangnya bertemulah dengan datuk sintai kenal sama putri tadi nyai resik kemudian
dinikahkan.

P : kalau di hitung-hitung ada berapa jumlah suku orang arab?

I2 : ratusan eh (terlihat ragu)

P : yang kenal saja

I2 : Baraqbah, Al-jufri, Al-habsi, Al-mahdar, Al-A’tos, Al-Hinduan, dia yang namanya


suku kalau disini puluhan tapi yang diketahui ratusan ada catatan

P : ada catatannya di museum gentala itu ?

I2 : tidak ada itu sejarah Jambi saja sesudah zaman ini sesudah islam masuk tadi. Di Jambi
gelar Baraqbah yang memasukkan islam yang di Arab sekarang itu keturunan habib
husain bukan dari arab lagi yang gelar Baraqbah, yang di India ada yang namanya
suku arab Baraqbah dari sini Cuma di Syiarnya di situ keturunan lagi gitu. Habib husai
tetap, tidak ada selain pokoknya dari arab yang mana Baraqbah yang nama habbaib
dari Baraqbah tetap dari Jambi. Seluruh negara ada yang gelar Baraqbah dari sini.
Cuma istri nya kalau tidak salah ada 4, 2 keturunan habib, 2 keturunan melayu .

P : yang keturunan habib tadi dibawa dari arab?

I2 : itu tadi maaf cakap perempuannya tadi dari melayu.

P : kalau yang di arab tadi tetap di arab?

I2 : iya

P : sebelum orang arab itu ke Jambi sebelumnya mereka dimana?

I2 : palembang dulu, karena dapat istrinya orang palembang satu berdagangnya dari
palembang langsung ke Jambi.

P : berarti istrinya 1 di Palembang 1 di Jambi (terpotong)

I2 : yang melayu di Kumpeh, pematang Raman ada satu itu istri habib husain itu kenapa
melayu itu gabung jadi kalau bapak saya bilang dulu itu melayu ini disebut orang
habib saja tidak nenek moyang kita orang melayu juga ada jadi sama saja istilahnya
Cuma tergantung dia yang masukkan islam itu di dahulukan.

P : sebrang ini kan terkenal dengan pesantren kan pak jadi selain dia berdagang tadi
tujuannya

I2 : syiar

P : dengan mendirikan pesantren tadi?

I2 : bukan dia yang mendirikan dia syiar, tangan ke 3 nya sudah. Jadi gini dia itu
mempunyai suatu perkumpulan dia mengumpulkan orang sehabis berdagang ngajar
ini, jadi ulama terus mengajarkan lagi lama kelamaan berpikir untuk bangun pesantren
contoh 4 pilar Johordaren, sa’adatuldaren, nurul iman itu yang paling tua, di ujung
nurul islam. Itu 4 pilar satu bongkot perguruan di tanjung pasir itu semua setelah habib
husain kalau sebelum habib husain tidak ada contoh nurul iman itu masuk setelah
habib husain itu habib ali kuitang dari Jawa di nurul iman tapi setelah habib husain
jadi orang ini guru-guru di Jambi dapat nya tetap dari Habib Husain Cuma diteruskan.
Orang pertamanya habib husain karna dia menyebarkan agama. Dulu makan pacat
makan lintah tapi islam Cuma tidak tau mana yang haram setelah masuk itu baru.

P : oh, berarti sebelum

I2 : sebagian sudah mengetahui islam kan sebelum habib husai sudah datang datuk paduko
berhalo cuman makannya belum ini istilahnya adab-adabnya ini belum tau.

P : berarti setelah habib husain ini datang baru islamnya lebih kuat lagi?

I2 : iya, sampai sekarang

P : sebelum habib husain datang agamanya tetap islam tapi belum tau haram

I2 : belum tau agama, belum tau kitab, bersuci belum tentu, Cuma namanya islam. Islam
ktp

P : kalau agama lain yang selain islam dulunya yang pernah datang?

I2 : Hindu, hindu-budha datang

P : tidak menyebar?

I2 : tidak, istilahnya merantau, sesama merantau maaf cakap misalnya kamu hindu
(menunjuk saya) kamu islam (menunjuk informan ke 3) diantara kalian mana yang
kuat hati bapak kalau kuat islam tinggalkan yang lain. Mereka cari tempat lain.
Contohnya di muara Jambi berdiri candi muara Jambi itu peninggalan hindu. itu
sijinjang itu pembakaran orang hindu, pulau sijingang orang syik pembakaran orang
syik. Kalau sejarah Jambi jangan lah ditanya Cuma bapak ini pemalu dan cerita-cerita
Jambi itu dalam pengertian banyak yang salah

I2 : banyak di Tambah-tambah bukan cerita dulu gitu nah, adat melayu bepakaian teluk
belango, itu bukan adat melayu memang melayu tapi dari mana maka di ambi orang
singapur, malaysia mengambil melayu. Malaysia pakai kris dan segalam macam.
Kalau adat Jambi adat Kubu aslinya. Maaf cakap pakai sarung panjang untuk
perempuan. Bajunya baju hitam jadi itu asli Jambi. dukung ambung anak dukung
depan. Setelah habib husain itu ada pangeran idrus, tapi yang termasyhur ya habib
husain. Nah ini ada satu lagi menunjuk satu makam nama habib ahmad bin
muhammad Al-habsi dulu tinggalnya di Yaman itu tidak tau tahunnya. Jadi orang
yaman sudah tau dia syiarnya dulu Indonesia ini bukan Jambi saja pulau Jawa, Jawa di
sebut negara lain nyebutnya Jawa tidak tau bentuk Jambi tetap saja di panggil Jawa.
Lama kelamaam tau disitu sudah di adakan peringatan wafatnya seorang ulama dia
mengarang kitab di Yaman. Tidak tau disini memperingati habib husain orang yaman
tau itu ahmad bin Muhammad Al-habsi rupanya yang dari Yaman itu bukan dari Jawa
tapi dari Jambi. Al-habsi termasyhur juga langsung dari Yaman. Tapi banyak yang
tersebar rata-rata di Jambi ini keturunan Baraqbah, banyak yang lain Cuma datangnya
setelah habib husain. Setelah habib husain banyak suku-suku lain datang yang dari
arab.

P: selain berdagang ada lagi tidak pak?kalau bertani?

I2 : tidak ada, kalau petani itu kan bisa dikatakan zaman modern orang itu kan maaf cakap
orang kubu tadi sudah adalah betani tadi tapi tidak di apakan, tidak dikembangkan
untuk makan sendiri jadilah

I2 : kembali ke orang jawa dikit, raden itu sebenarnya dari Jawa kata-kata Raden iyu ada
dikit. Itu hulu balang daripada raja. Dipanggil eh kau kesini (mempraktekkan gaya
seperti bersimpuh) iya den, iya den jadi di panggil raden itu gelarnya. Kasar bapak
ketika miska safwat jadi gubernur Jambi apabila nama raden tidak diterima orang
muka 12. Kasar bapak ngomong tapi bapak berani ini informasi .

P : muka 12 tadi maksudnya pak?

I2 : istilah muka 12 itu memburukkan yang lain kasarnya penghasut, adu domba.

P : kalau bapak pendidikan terakhirnya apa?

I2 : saya SMP

P : kalau pekerjaan nya sekarang?


I2 : saya macam-macam sebenarnya pengurus makam, setelah itu main musik (musik arab
gambus) semacamlah.sudah ini saja lah Buruh harian lepas(tertawa)

P : berarti lah pernah di jajah belanda pak?

I2 : wah, dikit nempel dari 350 tahun tetempel lah dikit sampai yang 3 tahun. Ayy itu lah
bapak susah nak cerita. Merdeka kita itu berapa kali?

P : 1 kali

I2 : pertama tahun 42 , masuk jepang 45 di ambil jadi kemerdekaan pertama,sudah tu


masuk belanda 3 tahun, tahun 48 ada tidak di gapura itu tahun 48.

P : tidak ada

I2 : ada, Cuma di hilangkan dibuat tahu 45 saja. Karena belanda tadi sudah 3 tahun tadi
habis kita.

DOKUMENTASI

Gambar 01. Narasumber 1 bapak Izal


Gambar 02. Narasumber 2 Abdul Somad

DAFTAR PUSTAKA

E. Edward Mckinnon, Melayu Jambi: Interlocal and International Trade (11th to


13thCenturies), dalam Pemda TK. I Jambi bekerja sama dengan Kanwil P
& K Jambi, "Seminarsejarah Melayu Kuno", Jambi 7-8 Desember 1992, h.
132-135

Hasan Basri Agus, Pejuang Ulama dan Ulama Pejuang Negeri Melayu Jambi,... hlm. 16,
bandingkan dengan Disertasi Fauzi MO. Bafadhal, Sejarah Sosial
Pendidikan Islam di Jambi: Studi Terhadap Madrasah Nurul Iman,
Disertasi, ... hlm. 53.

Hasil wawancara dengan bapak izal, 25 Februari 2019, pukul 15:00 wib

Hasil wawancara dengan bapak Somad, 25 Februari 2019, pukul 11:10 wib

Marwati Djoened Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia III: Zaman Pertumbuhan dan
Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia,... hlm. 43, bandingkan dengan
Usman Meng, Napak Tilas Liku-Liku Provinsi Jambi; Kerajaan Melayu
Kuno sampai terbentuknya Provinsi Jambi., hlm. 7-8.

Pulau Berhala merupakan bukti sejarah terjadinya islamisasi di daerah Jambi. Namun daerah
yang memiliki luas kira-kira 200ha ini ditetapkan sebagai bagian dari
Propinsi Kepulauan Riau dengan keputusan Mahkamah Agung nomor 49
P/HUM/2011. Baca Ian, Pulau Berhala Resmi Milik KEPRI,
www.indopos.co.id, 22 Februari 2013. Bandingkan dengan Uka Tjandra
Sasmita, Arkeologi Islam Nusantara, (Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia, 2010), hlm. 177.

Putri Selaras Pinang Masak adalah keturunan Raja Pagaruyung Sumatera Barat yang diberi
kekuasaan di daerah Jambi. Baca Marwati Djoened Poesponegoro, Sejarah
Nasional Indonesia III: Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan
Islam di Indonesia,...43, bandingkan dengan Uka Tjandra Sasmita,
Arkeologi Islam Nusantara,... hlm. 177-178.

Risnal Mawardi, "Jambi Sebelum dan Setelah Islam," Panitia MTQ Nasional ke-18, 9-15 Juli
1997

Anda mungkin juga menyukai