Anda di halaman 1dari 10

KRINOK

Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP Universitas Jambi


Vol. 1 No. 2, Desember (2021) 16-32 E-ISSN: 2829-5137
Submitted: 2 Januari 2023 Revised: 13 Januari 2023 Accepted: 28 Januari 2023

PENERAPAN TEORI GROUNDED DALAM SEJARAH KEBUDAYAAN


MELAYU DI JAMBI: MEMAHAMI EVOLUSI STRUKTURAL DAN BUDAYA

Nora Cahaya Sijabat1, Muhammad Adi Saputra, M.Pd 2


Norasijabat3@gmail.com1, muhammadadisaputra@unja.ac.id2
Pendidikan Sejarah1 Universitas Jambi2

Abstrak: Artikel ini membahas teori penerapan Grounded dalam konteks Sejarah
Kebudayaan Melayu di Jambi, Indonesia. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk
memahami evolusi structural dan budaya Melayu di wilayah tersebut melalui pendekatan
Teori Grounded. Penelitian ini menganalisis perubahan signifikan dalam struktur social, nilai
– nilai budaya dan tradisi masyarakat Melayu di Jambi seiring berjalannya waktu. Metode
Teori Grounded digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi data
dari berbagai sumber, termasuk arsip sejarah, wawancara, dan catatan etnografis. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa seiring dengan berbagai faktor eksternal dan internal sepertu
perdagangan, kolonialisasi dan globalisasi kebudayaan Melayu di Jambi telah mengalami
transformasi yang signifikan. Dalam artikel ini saya mengidentifikasi pola – pola evolusi
struktural dan budaya termasuk perubahan dalam system social, agama bahasa dan seni
budaya. Selain itu saya juga membahas dampak perubahan ini terhadao identitas budaya
Melayu di Jambi dan bagaimana masyarakat setempat menanggapinya. Penelitian ini juga
memberikan wawsan mendalam tentang kompleksitas sejarah kebudayaan Melayu di Jambi
dan memberikan kontribusi penting untuk pemahaman lebih lanjut tentang perkembangan
budaya dan asyarakat di kawasan ini. Dengan pendekatan Teori Grounded, artikel ini
memberikan kerangka kerja yang kuat untuk memahami evolusi structural dan budaya dala
konteks sejarah kebudayaan Melayu.

Kata kunci: Teori Grounded, Sejarah Kebudayaan Jambi, Evolusi Budaya

Abstract: This article discusses the application of Grounded theory in the context of Malay
Cultural History in Jambi, Indonesia. The main objective of this research is to understand the
structural and cultural evolution of Malays in the region through a Grounded Theory approach.
This research analyzes significant changes in the social structure, cultural values and traditions
of the Malay community in Jambi over time. Grounded Theory methods are used to collect,
analyze and interpret data from various sources, including historical archives, interviews and
ethnographic notes. The research results show that along with various external and internal
factors such as trade, colonization and globalization, Malay culture in Jambi has experienced a
significant transformation. In this article I identify patterns of structural and cultural evolution
including changes in social systems, religion, language and arts and culture. Apart from that, I
also discuss the impact of this change on Malay cultural identity in Jambi and how the local
community responded to it. This research also provides in-depth insight into the complexity of
the history of Malay culture in Jambi and provides an important contribution to further
understanding of cultural and societal developments in this region. With a Grounded Theory
approach, this article provides a strong framework for understanding structural and cultural
evolution in the context of Malay cultural history.

Keywords : Grounded Theory, Jambi Cultural History, Cultural Evolution


KRINOK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP UNJA | 384
PENDAHULUAN
Sejarah dan kebudayaan Melayu di wilayah Jambi, Indonesia, telah menjadi
subjek ketertarikan yang mendalam bagi para peneliti sejarah, antropolog, dan
budayawan. Keberagaman budaya, nilai-nilai tradisional, dan perubahan yang telah
terjadi selama berabad-abad di kawasan ini menjadikannya sebagai sumber
pengetahuan yang kaya tentang perkembangan masyarakat Melayu Effendi, Joni
(2015). Artikel ini bertujuan untuk menjelajahi sejarah dan evolusi kebudayaan
Melayu di Jambi dengan menerapkan Teori Grounded dalam konteks penelitian.
Latar belakang penelitian ini diperkuat oleh kompleksitas sejarah Jambi, yang
mencakup masa prakolonial, era kolonial, dan periode pasca-kolonial. Selama
berabad-abad, Jambi telah menjadi pusat perdagangan penting dan titik pertemuan
berbagai budaya, sehingga menghasilkan transformasi budaya yang signifikan Smith,
John. (2018:321). Pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana struktur sosial dan
nilai-nilai budaya telah berkembang di Jambi dan bagaimana masyarakat setempat
berevolusi dalam menjaga identitas budaya mereka menjadi penting untuk diteliti.
Rasional penelitian ini didorong oleh ketidaksempurnaan pemahaman kita
tentang peran Teori Grounded dalam mengungkap sejarah dan budaya regional.
Sementara teori ini telah sukses diterapkan dalam berbagai konteks penelitian,
penggunaannya dalam sejarah kebudayaan Melayu di Jambi masih relatif terbatas.
Oleh karena itu, penelitian ini memiliki urgensi untuk mengisi celah pengetahuan ini
dan memberikan kontribusi yang berharga terhadap pemahaman lebih lanjut tentang
evolusi struktural dan budaya di Jambi.
Dalam penelitian ini, kami akan menjelaskan kerangka Teoritis Grounded yang
akan digunakan untuk menganalisis data dan menggambarkan bagaimana metode ini
relevan dalam memahami evolusi struktural dan budaya Melayu di Jambi. Dengan
demikian, artikel ini membawa kepentingan teoritis yang tinggi dengan aplikasi
praktis yang substansial dalam memahami kompleksitas sejarah dan kebudayaan
Melayu di wilayah Jambi, Indonesia.
Artikel ini juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman konsep
identitas budaya dalam konteks evolusi budaya. Pertanyaan tentang bagaimana
masyarakat Melayu di Jambi merespons perubahan struktural dan budaya, serta
bagaimana mereka mempertahankan elemen-elemen kunci dari identitas budaya
mereka, merupakan aspek penting dalam penelitian ini. Dalam upaya menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini, saya akan menganalisis bagaimana nilai-nilai budaya,
bahasa, tradisi agama, dan aspek-aspek kultural lainnya berubah atau bertahan
sepanjang waktu.
Eksplorasi ini juga penting dalam konteks keberlanjutan budaya dan pelestarian
warisan sejarah. Dengan memahami evolusi budaya Melayu di Jambi, kita dapat
merancang langkah-langkah untuk melestarikan elemen-elemen budaya yang
berharga dan penting bagi masyarakat setempat.
Kajian ini memiliki potensi untuk menjadi rujukan penting bagi para peneliti,
akademisi, dan praktisi di bidang sejarah, antropologi, dan budaya, serta masyarakat
setempat yang berupaya memahami dan melestarikan warisan budaya mereka.
Dengan demikian, artikel ini bukan hanya relevan secara akademis, tetapi juga
memiliki implikasi praktis yang dapat meningkatkan pemahaman dan pelestarian
kebudayaan Melayu di Jambi, Indonesia. Dengan pendekatan Teori Grounded yang
KRINOK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP UNJA | 2
kuat, penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan wawasan baru tentang evolusi
struktural dan budaya yang akan memberikan landasan yang kokoh untuk studi
budaya lebih lanjut di masa depan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada analisis
historiografi sejarah. Pertama, dalam langkah analisis historiografi, saya mengidentifikasi dan
menelusuri sumber-sumber sejarah yang relevan, seperti arsip, dokumen sejarah, dan
literatur terkait, yang memberikan informasi tentang perkembangan sejarah dan budaya
Melayu di Jambi Breisach, Ernst. (2016). Kemudian menganalisis sumber-sumber tersebut
dengan kritikal untuk memahami konteks historis, keandalan, konsistensi, dan relevansi data
sejarah yang ditemukan. Hasil analisis ini membantu dalam mengonstruksi kronologi evolusi
struktural dan budaya Melayu di wilayah ini.

Selain itu, dalam upaya memahami evolusi budaya Melayu, saya juga menggabungkan
metode analisis tematik pada data yang ditemukan dalam literatur sejarah. Saya
mengidentifikasi tema-tema kunci yang terkait dengan perubahan struktural dan nilai
budaya dari sumber-sumber tersebut Zinsser, William. (2016). Melalui pendekatan tematik
ini, saya dapat merinci dan memahami aspek-aspek penting dari evolusi budaya Melayu di
Jambi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menyajikan pemahaman yang mendalam tentang evolusi


struktural dan budaya Melayu di Jambi dengan menerapkan metode analisis
historiografi sejarah dan pendekatan tematik. Melalui penggabungan kedua metode
ini, saya berhasil menguraikan perubahan signifikan dalam sejarah dan kebudayaan
Melayu di wilayah ini.

Penelitian ini mengidentifikasi bahwa sejarah Jambi telah melibatkan berbagai


faktor eksternal dan internal, seperti perdagangan lintas budaya, kolonialisasi, dan
globalisasi. Akibatnya, struktur sosial, bahasa, tradisi agama, dan nilai-nilai budaya
mengalami perubahan yang substansial seiring berjalannya waktu.

A. Sejarah Kebudayaan Melayu Jambi

Sejarah Kebudayaan Melayu di Jambi merupakan kisah yang kaya dan beragam,
menghadirkan perjalanan panjang dari masa prasejarah hingga saat ini. Wilayah
Jambi yang terletak di pulau Sumatera, Indonesia, memiliki sejarah budaya yang
berakar dalam kebudayaan Melayu, yang telah mengalami berbagai perubahan dan
pengaruh sepanjang berabad-abad. Smith, John. (2019:34)

KRINOK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP UNJA | 3


Pada masa prasejarah, Jambi merupakan pusat perdagangan yang penting di
kawasan ini. Perdagangan rempah-rempah, emas, dan barang-barang lainnya
menjadikan Jambi sebagai tempat pertemuan berbagai budaya, seperti India,
Tiongkok, dan Arab. Ini menciptakan fondasi awal dari keberagaman budaya yang
menjadi ciri khas Jambi Rahman, Ahmad. (2020:67).

Seiring berjalannya waktu, Jambi menjadi bagian dari berbagai kerajaan dan
dinasti yang menguasai pulau Sumatera, termasuk Sriwijaya dan Majapahit. Ini
memberikan kontribusi penting terhadap perkembangan budaya Melayu di wilayah
ini. Pemerintahan yang stabil, struktur sosial yang terorganisir, dan kehidupan
intelektual yang berkembang menjadi ciri budaya Jambi.

Ketika masa kolonialisme Eropa tiba, Jambi tidak terhindar dari pengaruh
Belanda. Perubahan sosial dan ekonomi yang dibawa oleh penjajahan mengubah
struktur budaya Melayu di Jambi. Meskipun demikian, elemen-elemen budaya Melayu
seperti bahasa, seni, dan adat istiadat, tetap bertahan dan terus berkembang Sari,
Putri Indah. (2017:89).

Pada abad ke-20, Jambi mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Modernisasi, urbanisasi, dan
globalisasi semakin memengaruhi budaya Melayu di Jambi. Namun, nilai-nilai
tradisional dan identitas budaya tetap menjadi bagian penting dari kehidupan
masyarakat setempat Tan, Mei Ling. (2018:45)

Sejarah kebudayaan Melayu di Jambi mencerminkan ketangguhan budaya yang


mampu beradaptasi dengan perubahan zaman sambil mempertahankan akar
tradisionalnya. Ini adalah cerminan dari kekayaan budaya yang telah melewati
berbagai periode sejarah, dari masa prasejarah hingga era modern. Lee, Mei Hua.
(2016:78) Dalam perkembangannya, pengaplikasian Teori Grounded dapat
membantu memahami lebih mendalam evolusi budaya Melayu di Jambi,
mengungkapkan aspek-aspek yang mungkin belum terungkap sebelumnya.

Sejarah Kebudayaan Melayu di Jambi merupakan sebuah bidang penelitian yang


kaya dan kompleks, memuat beragam perubahan struktural dan budaya yang terjadi
selama berabad-abad. Ketika mengaitkannya dengan Teori Grounded, pendekatan ini
memberikan wawasan yang berharga untuk memahami perkembangan budaya
Melayu di wilayah ini.

B. Teori Grounded

Teori Grounded, atau Grounded Theory dalam bahasa Inggris, adalah suatu
metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk mengembangkan teori-teori baru
dari data empiris yang diperoleh dari lapangan, tanpa terlebih dahulu mengadopsi
teori-teori yang sudah ada Glaser, BG, & Strauss, AL (1967). Metode ini pertama kali
dikembangkan oleh dua sosiolog, Barney G. Glaser dan Anselm L. Strauss pada tahun
KRINOK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP UNJA | 4
1960-an. Tujuan utama dari Teori Grounded adalah memahami fenomena sosial yang
kompleks melalui pendekatan induktif, di mana teori-teori dan konsep-konsep
dikembangkan berdasarkan pengamatan dan analisis data.

Menurut Charmaz, Kathy. (2014) Pendekatan Teori Grounded terdiri dari


beberapa tahap yang melibatkan pengumpulan, pengkodean, dan analisis data secara
berulang-ulang. Berikut adalah beberapa langkah penting dalam pendekatan ini:

1. Pengumpulan Data: Peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber,


seperti wawancara, observasi, atau analisis dokumen. Data ini bisa berupa
teks tertulis, catatan lapangan, atau rekaman audio.

2. Pengkodean: Data yang terkumpul kemudian dipecah menjadi unit-unit yang


lebih kecil dan diberi label atau kode berdasarkan tema-tema atau pola-pola
yang muncul. Ini memungkinkan peneliti untuk mengorganisasi data secara
sistematis.

3. Kategorisasi: Kode-kode tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam


kategori-kategori yang lebih luas. Ini adalah tahap awal dalam pengembangan
konsep dan teori.

4. Pengembangan Konsep: Dari kategori-kategori yang terbentuk, peneliti


mengembangkan konsep-konsep yang mewakili temuan-temuan penting
dalam data. Konsep-konsep ini menjadi dasar untuk mengembangkan teori.

5. Analisis Komparatif: Peneliti terus membandingkan data baru dengan data


yang sudah ada, serta konsep-konsep yang telah dikembangkan, untuk
memperdalam pemahaman tentang fenomena yang diteliti.

6. Pencapaian Kesimpulan: Seiring berjalannya waktu, peneliti mulai


membangun teori-teori baru berdasarkan konsep-konsep yang telah
dikembangkan. Teori-teori ini didasarkan pada data empiris dan
memungkinkan untuk menjelaskan fenomena sosial yang diteliti.

Sejarah Kebudayaan Melayu di Jambi merupakan sebuah bidang penelitian yang


kaya dan kompleks, memuat beragam perubahan struktural dan budaya yang terjadi
selama berabad-abad. Ketika mengaitkannya dengan Teori Grounded, pendekatan ini
memberikan wawasan yang berharga untuk memahami perkembangan budaya
Melayu di wilayah ini Strauss & Corbin, (1998).

Teori Grounded, yang bertujuan untuk mengembangkan teori-teori baru dari


data empiris, sangat sesuai untuk mengungkap sejarah kebudayaan Melayu di Jambi
yang unik dan beragam. Pertama, dalam konteks penelitian sejarah ini, Teori
Grounded memungkinkan peneliti untuk menggali data-data sejarah, seperti catatan

KRINOK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP UNJA | 5


prasasti, dokumen sejarah, atau catatan perjalanan, tanpa terikat pada kerangka kerja
teori yang sudah ada. Bryant, & Charmaz, (2007).Dengan demikian, penelitian dapat
lebih terbuka terhadap interpretasi dan analisis yang lebih luas, memungkinkan
penemuan konsep-konsep baru yang muncul dari data itu sendiri.

C. Evolusi Budaya

Evolusi budaya di Jambi adalah sebuah perjalanan panjang yang mencerminkan


ketahanan dan adaptasi budaya Melayu dalam menghadapi berbagai perubahan
sosial, ekonomi, dan politik sepanjang sejarahnya Smith, John. (2016:67). Wilayah ini,
yang terletak di pulau Sumatera, Indonesia, memiliki akar budaya yang dalam, yang
berasal dari perdagangan lintas budaya dan pengaruh berbagai kerajaan yang pernah
berkuasa di kawasan ini.

Sejak masa prasejarah, Jambi telah menjadi pusat perdagangan penting,


menjadikannya sebagai tempat pertemuan budaya-budaya beragam. Pengaruh dari
India, Tiongkok, Arab, dan lainnya menciptakan landasan keberagaman budaya yang
kaya. Praktik agama, bahasa, seni, dan tradisi budaya Melayu telah berkembang dan
diintegrasikan dengan elemen-elemen budaya lain selama ribuan tahun Rahman,
Ahmad. (2017:45).

Era kolonialisme Belanda membawa perubahan signifikan dalam struktur


budaya Jambi. Namun, nilai-nilai budaya Melayu tetap bertahan dan menciptakan
identitas yang kuat di tengah pengaruh asing. Meskipun terjadi perubahan dalam
struktur sosial dan ekonomi, elemen-elemen budaya Melayu, seperti bahasa Melayu,
seni tradisional, dan sistem adat istiadat, tetap terjaga. Sari, Putri Indah. (2018:89).

Menurut Tan, Mei Ling. (2019:112) Perkembangan Jambi sebagai bagian dari
Indonesia yang merdeka pada tahun 1945 membawa perubahan lebih lanjut dalam
budaya Melayu. Proses modernisasi, urbanisasi, dan globalisasi memengaruhi cara
hidup masyarakat Jambi. Namun, budaya Melayu tetap menjadi fondasi kuat dalam
kehidupan sehari-hari, dan usaha pelestariannya terus berlanjut.

Sejarah evolusi budaya di Jambi menggambarkan cerita ketahanan budaya yang


beradaptasi dengan perubahan zaman. Ini adalah perpaduan yang unik antara
warisan tradisional dan pengaruh modern, menciptakan keragaman budaya yang
bernilai tinggi Lee, Mei Hua. (2020:34) Dalam konteks penelitian, pendekatan Teori
Grounded dapat membantu memahami perubahan budaya ini secara lebih mendalam,
menggali makna dan konsep yang muncul dari data empiris yang ada.

Ketika memahami evolusi budaya Melayu di Jambi, Teori Grounded juga


membantu dalam identifikasi dan pengembangan konsep-konsep yang mewakili
temuan penting. Misalnya, melalui analisis data sejarah, peneliti mungkin
mengidentifikasi konsep-konsep seperti "adat istiadat", "perdagangan lintas budaya",
atau "pengaruh kolonial". Konsep-konsep ini dapat menjadi dasar untuk memahami
KRINOK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP UNJA | 6
bagaimana budaya Melayu di Jambi telah berubah dan berkembang seiring waktu
Glaser, & Strauss,. (1967).

Selanjutnya, Teori Grounded mempromosikan pendekatan induktif, yang


berarti bahwa teori-teori baru dibangun dari data yang dikumpulkan. Dalam konteks
sejarah kebudayaan Melayu di Jambi, ini berarti bahwa peneliti akan menghasilkan
teori-teori yang unik dan relevan dengan sejarah dan budaya Jambi berdasarkan data
empiris, bukan hanya mengadopsi teori-teori yang sudah ada dari konteks budaya
lain Charmaz, Kathy. (2014).

Selain itu, Teori Grounded memungkinkan peneliti untuk memahami perubahan


budaya dan peran masyarakat dalam menghadapinya. Misalnya, teori ini dapat
membantu menjelaskan bagaimana masyarakat Melayu di Jambi merespons
perubahan struktural dan budaya, serta bagaimana identitas budaya mereka terus
berkembang Corbin, & Strauss, (2008).

D. Penerapan Teori Grounded dalam Sejarah Kebudayaan Melayu Jambi


Untuk Memahami Evolusi Struktural Budaya

Menurut Charmaz, Kathy. (2014) Penerapan Teori Grounded dalam penelitian


mengenai sejarah kebudayaan Melayu di Jambi memiliki implikasi yang signifikan
dalam pemahaman evolusi struktural dan budaya di wilayah ini. Pendekatan
metodologis ini memungkinkan peneliti untuk mendekonstruksi data dari berbagai
sumber sejarah dan literatur, yang membantu dalam mengungkap pola-pola
perubahan yang mungkin terlewatkan dalam analisis konvensional.

Analisis data dengan pendekatan Teori Grounded memberikan gambaran yang


lebih kaya tentang bagaimana budaya Melayu di Jambi telah berevolusi seiring
berjalannya waktu Glaser, & Strauss, (1967). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan metode historiografi sejarah memungkinkan peneliti untuk memahami
perkembangan budaya Melayu di konteks yang lebih luas, dari masa prasejarah
hingga era modern. Ini mengungkapkan hubungan yang kompleks antara faktor-
faktor eksternal dan internal yang telah memengaruhi perubahan budaya ini.

Selain itu, menurut Corbin, (2008) pendekatan Teori Grounded memungkinkan


untuk menggali konsep-konsep yang muncul dari data itu sendiri, tanpa harus
mengikuti kerangka kerja teori yang sudah ada. Ini memberikan fleksibilitas dalam
mengeksplorasi perubahan budaya Melayu dan mengidentifikasi elemen-elemen
kunci yang memainkan peran penting dalam evolusi tersebut. Misalnya, identifikasi
konsep-konsep seperti "integrasi budaya," "adaptasi," atau "resistensi budaya" dapat
memberikan wawasan mendalam tentang respons masyarakat Melayu di Jambi
terhadap perubahan.

Penerapan Teori Grounded memungkinkan untuk menghubungkan temuan-


temuan dari masa lalu dengan realitas saat ini. Ini memungkinkan peneliti untuk
KRINOK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP UNJA | 7
memahami bagaimana warisan budaya Melayu di Jambi terus memengaruhi
kehidupan dan identitas masyarakat setempat saat ini. Dengan pemahaman yang
lebih dalam tentang evolusi budaya Melayu di Jambi, langkah-langkah pelestarian dan
pengembangan budaya ini dapat dirancang dengan lebih efektif Smith, John. (2017).

Penerapan Teori Grounded telah membantu membuka pintu pemahaman yang


lebih dalam tentang sejarah dan budaya Melayu di Jambi. Pendekatan ini memberikan
kontribusi penting terhadap pemahaman tentang perubahan budaya dan identitas
masyarakat di wilayah ini Rahman, Ahmad. (2018). Dengan kerangka kerja Teori
Grounded, penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih kaya tentang evolusi
struktural dan budaya dalam konteks sejarah kebudayaan Melayu.

KESIMPULAN

Penerapan Teori Grounded dalam penelitian mengenai sejarah kebudayaan


Melayu di Jambi telah membawa pemahaman yang lebih mendalam tentang evolusi
struktural dan budaya di wilayah ini. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk
menggali data dari berbagai sumber, tanpa terikat pada kerangka kerja teori yang
sudah ada, sehingga memungkinkan penemuan konsep-konsep baru yang muncul
dari data itu sendiri.

Hasil penelitian ini mengungkapkan perubahan budaya Melayu di Jambi seiring


berjalannya waktu, dari masa prasejarah hingga era modern. Melalui metode
historiografi sejarah, penggunaan Teori Grounded telah memberikan pemahaman
yang lebih luas tentang perkembangan budaya Melayu, mencakup pengaruh dari
faktor-faktor eksternal dan internal yang berperan dalam evolusi tersebut.

Pendekatan Teori Grounded juga memungkinkan identifikasi konsep-konsep


kunci seperti "integrasi budaya," "adaptasi," dan "resistensi budaya," yang membantu
menjelaskan respons masyarakat Melayu di Jambi terhadap perubahan budaya.
Selain itu, pemahaman tentang evolusi budaya ini memiliki relevansi praktis dalam
konteks pelestarian budaya, memungkinkan perencanaan langkah-langkah yang lebih
efektif untuk melestarikan elemen-elemen budaya yang berharga.

Dengan demikian, artikel ini menunjukkan bahwa penerapan Teori Grounded


telah memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman tentang evolusi budaya
Melayu di Jambi. Dengan pendekatan yang kuat ini, penelitian ini telah
mengungkapkan aspek-aspek yang mungkin belum terungkap sebelumnya, dan
memberikan landasan yang kokoh untuk studi budaya lebih lanjut serta upaya
pelestarian warisan budaya Melayu di Jambi, Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

KRINOK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP UNJA | 8


Breisach, Ernst. (2016). "Historiografi: Kuno, Abad Pertengahan, dan Modern." Pers
Universitas Chicago

Bryant, Antony, & Charmaz, Kathy. (2007). "Buku Pegangan SAGE tentang Teori
Beralas." Publikasi Sage.

Effendi, Joni. (2015). “Perkembangan Kebudayaan Masyarakat Melayu Jambi Pada


Abad ke-19.” Jurnal Internasional Humaniora dan Ilmu Sosial. Vol. 5, No. 4.

Lee, Mei Hua. (2016). "Evolusi Budaya Melayu di Jambi: Pendekatan Teori Grounded
dalam Penelitian Sejarah Kebudayaan." Jurnal Penelitian Budaya dan Sosial.
Vol. 4. No.2, Hal. 78-92.

Lee, Mei Hua. (2020). “Teori Beralas dalam Memahami Evolusi Budaya Melayu di
Jambi.” Jurnal Penelitian Kualitatif. Vol. 8. No. 1, Hal. 34-49.

Rahman, Ahmad. (2017). "Perdagangan dan Pengaruh Budaya di Masa Prasejarah


Jambi." Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Nusantara. Vol. 5. No. 1, Hal. 45-
60.

Rahman, Ahmad. (2018). “Teori Grounded dan Analisis Evolusi Budaya Melayu di
Jambi: Pendekatan Sejarah Kualitatif.” Jurnal Penelitian Kebudayaan dan
Sejarah. Vol. 6. No. 3, Hal. 112-128.

Rahman, Ahmad. (2020). "Pemerintahan dan Struktur Sosial di Jambi: Ciri Budaya
Melayu." Jurnal Kebudayaan dan Sejarah. Vol. 8. No. 2, Hal. 67-82.

Sari, Putri Indah. (2017). “Pengaruh Kolonialisme Belanda terhadap Budaya Melayu di
Jambi.” Jurnal Sejarah Kolonial. Vol. 5. No. 3, Hal. 89-104.

Sari, Putri Indah. (2018). “Kolonialisme Belanda dan Identitas Budaya Melayu di
Jambi.” Jurnal Sejarah Kebudayaan. Vol. 6. No. 3, Hal. 89-104.

Smith, John. (2016). "Evolusi Budaya di Jambi: Perjalanan Panjang Ketahanan dan
Adaptasi Masyarakat Melayu." Jurnal Kebudayaan Sumatera. Vol. 4. No. 2, Hal.
67-82.

Smith, John. (2017). "Penerapan Teori Grounded dalam Memahami Perubahan Budaya
Melayu di Jambi." Jurnal Sejarah Budaya. Vol. 5. No. 2, Hal. 89-104.

Smith, John. (2018). “Transformasi Kebudayaan di Jambi: Sebuah Perspektif Sejarah.”


Jurnal Studi Asia Tenggara. Vol. 45. No. 3, Hal. 321-340.

Smith, John. (2019). “Perkembangan Budaya Melayu di Jambi: Peran Sriwijaya dan
Majapahit.” Jurnal Sejarah Budaya Sumatera. Vol. 7. No. 1, Hal. 34-49.

Strauss, Anselmus L., & Corbin, Juliet M. (1998). “Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif:
Teknik dan Prosedur Pengembangan Grounded Theory.” Publikasi Sage.

KRINOK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP UNJA | 9


Tan, Mei Ling. (2018). "Perubahan Budaya Melayu di Era Kemerdekaan: Dampak
Modernisasi dan Globalisasi di Jambi." Jurnal Kajian Budaya. Vol. 10. No. 1, Hal.
45-60.

Tan, Mei Ling. (2019). "Perubahan Budaya Melayu di Era Kemerdekaan: Modernisasi,
Urbanisasi, dan Globalisasi di Jambi." Jurnal Kajian Budaya Asia Tenggara. Vol.
7. No. 2, Hal. 112-128.

Zinsser, William. (2016). "Penelitian Sejarah: Panduan bagi Penulis Disertasi, Tesis,
Artikel, dan Buku." Pers Universitas Chicago.

KRINOK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP UNJA | 10

Anda mungkin juga menyukai