Anda di halaman 1dari 24

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

STUNTING PADA BALITA

LITERATUR REVIEW

PENELITIAN KEPERAWATAN ANAK

OLEH:

FEBRI MUTHIA
NIM : 161211173

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN 2021
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN STUNTING PADA BALITA

LITERATUR REVIEW

PENELITIAN KEPERAWATAN ANAK

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


Dalam Program Studi S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

Oleh
FEBRI MUTHIA
NIM : 161211173

PRODI S-1 KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Febri Muthia
NIM : 161211173
Menyatakan bahwa proposal yang berjudul :
“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di
Nagari Katiagan Wilayah Kerja Puskesmas IV Kota Kecamatan Kinali
Kabupaten Pasaman Barat Tahun 202 1”
1. Hasil karya yang dipersiapkan dan disusun sendiri
2. Penggunaan sumber/referensi adalah yang sesungguhnya bukan hasil
rekayasa
3. Karya ini belum pernah disampaikan pada kesempatan apapun dan oleh
siapapun
4. Pertanggung jawaban atas karya ini sepenuhnya pada diri saya
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jika nantinya
ditemukan ketidaksesuaian, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan
oleh pihak terkait.

Padang, Agustus 2021


Yang Menyatakan

(Febri Muthia)
NIM : 161211173
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Literatur Review yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Kejadian Stunting pada Balita di Nagari Katiagan Wilayah Kerja

Puskesmas IV Kota Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun

2021” ini telah diperiksa dan disetujui untuk di seminarkan di hadapan Dewan

Penguji Literatur Review Prodi S-1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA

Padang.

Padang, Agustus 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Ises Reni, SKp, M.Kep Ns. Fitri Wahyuni, M.Kep, Sp.Kep An


NIDN. 1015087201 NIDN. 1002058904

Prodi S-1 Keperawatan


STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

Ketua

Ns. Lenni Sastra, S.Kep, MS


NIDN. 1014058501
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
LITERATURE REVIEW

Febri Muthia

Program Studi S1 Keperawatan


STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
Email Koresponden : febrimuthia726@yahoo.com

Abstrak

Latar Belakang : Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki


panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Data
World Health Organization (WHO) tahun 2019 secara global, sekitar 149 juta
anak balita menderita stunting. Angka prevalensi stunting di Indonesia masih di
atas 20%, artinya belum mencapai target WHO yang di bawah 20%. Penyebab
langsung dari kejadian stunting adalah asupan gizi balita dan riwayat penyakit
infeksi sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah pengetahuan, ketersediaan
pangan, ASI eksklusif, status gizi saat hamil, berat badan lahir, panjang badan
lahir, sosial ekonomi. Tujuan : literature review ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Penelusuran
artikel ilmiah dimulai dari tanggal 24 – 27 Agustus 2021. Metode : literature
review yang dilakukan dengan mencari artikel ilmiah yang sudah dipublikasikan
dari sumber atau database seperti portal garuda dan google scholar. Penelusuran
artikel ilmiah dengan menggunakan kata kunci faktor stunting balita. Kemudian
dilakukan pemilihan artikel ilmiah berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi,
dilakukan secara mendalam dan kritis sehingga menghasilkan 3 artikel yang
relevan. Hasil : ada hubungan pengetahuan, pemberian ASI, penyakit infeksi
dengan kejadian stunting pada balita. Kesimpulan : dari 3 artikel penelitian yang
relevan tersebut memaparkan bahwa ada hubungan pengetahuan, pemberian ASI,
penyakit infeksi dengan kejadian stunting. Saran: diharapkan dapat melakukan
intervensi dengan program promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan,
memperbaiki sikap dan praktik (tindakan) yang harus dilakukan Ibu balita agar
balitanya tidak menderita stunting.

Kata Kunci : Stunting, Balita, Faktor Kejadian


Abstract

Background: Stunting is a condition where toddlers have a length or height that is


less than their age. Data from the World Health Organization (WHO) in 2019
globally, around 149 million children under five suffer from stunting. The
stunting prevalence rate in Indonesia is still above 20%, meaning that it has not
reached the WHO target of below 20%. The direct causes of stunting are
nutritional intake of children under five and a history of infectious diseases, while
the indirect causes are knowledge, food availability, exclusive breastfeeding,
nutritional status during pregnancy, birth weight, birth length, socioeconomic
status. Objective: This study was to determine the factors associated with the
incidence of stunting in children under five. The search for scientific articles starts
from August 24 – 27, 2021. Method: This research is a literature review
conducted by searching for scientific articles that have been published from
sources or databases such as the Garuda portal and Google Scholar. Search
scientific articles using the keywords stunting factor for toddlers. Then the
selection of scientific articles based on inclusion and exclusion criteria is carried
out in depth and critically so as to produce 3 relevant articles that all match the
inclusion criteria, then the data will be grouped and concluded. Conclusion: from
the 3 relevant research articles, it was explained that there was a relationship
between knowledge, breastfeeding, infectious diseases and the incidence of
stunting. Suggestion: it is expected to be able to intervene with health promotion
programs to increase knowledge, improve attitudes and practices (actions) that
must be carried out by mothers of toddlers so that their toddlers do not suffer from
stunting.

Keywords : Toddler Stunting Factors


Pendahuluan

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau

tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur

dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi

median standar pertumbuhan anak dari WHO (Lainua, 2016).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2019 secara global,

sekitar 149 juta anak balita menderita stunting. WHO menyebutkan Indonesia

termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di South-East Asian

Region setelah Timor Leste (50,5%) dan India (38,4%) yaitu sebesar 36,4%

(Pusat Data dan Informasi Kemenkes, 2018). Angka prevalensi stunting di

Indonesia masih di atas 20%, artinya belum mencapai target WHO yang di bawah

20% (WHO, 2019).

Stunting pada balita pada saat ini menjadi perhatian pemerintah

khususnya di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia

(SSGBI) tahun 2019, saat ini telah terjadi penurunan prevalensi stunting dari

30,8% pada tahun 2018 menjadi 27,67% tahun 2019, namun prevalensi stunting

ini masih dibawah target nasional yaitu (14%) (Riskesdas, 2018).

Penyebab langsung dari kejadian stunting adalah asupan gizi balita dan

riwayat penyakit infeksi sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah

pengetahuan, ketersediaan pangan, ASI eksklusif, status gizi saat hamil, berat

badan lahir, panjang badan lahir, sosial ekonomi (Soetjiningsih, 2018).


Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode

tersebut, dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak,

kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam

tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan

adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya

kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya

penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker,

stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif

yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi (Kemenkes RI, 2018).

Stunting dapat berpengaruh pada anak balita pada jangka panjang yaitu

mengganggu kesehatan, pendidikan serta produktifitasnya di kemudian hari. Anak

balita stunting cenderung akan sulit mencapai potensi pertumbuhan dan

perkembangan yang optimal baik secara fisik maupun psikomotorik.

Gangguan perkembangan adalah kondisi anak tidak mampu mencapai tugas

perkembangan pada waktu diperkirakan. Gangguan dapat terjadi pada banyak area

perkembangan, misalnya pada motorik, bahasa, sosial, atau berpikir (Husaini,

2016).

Penulisan literature review ini bertujuan untuk menguji kemaknaan dari

metode ini, serta dapat memaparkan bukti atau fakta dari faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian stunting pada balita melalui berbagai sumber jurnal

yang telah terpublikasi.


Metode

Proses penelusuran artikel dimulai dari tanggal 24-27 Agustus 2021,

literature review ini dilakukan dengan mencari artikel publikasi dari sumber atau

database seperti Portal Garuda dan Google Scholar. Penelusuran dengan

menggunakan kata kunci stunting, balita, fakor kejadian. Artikel publikasi yang di

pilih dibatasi yaitu publikasi yang terbit dari tahun 2017-2020. Dari jumlah artikel

yang telah ditemukan dari semua database, maka dilakukan pemilihan

berdasarkan kriteria inklusi yang di tetapkan. Artikel-artikel yang telah di pilih

sesuai kriteria inklusi kemudian dilakukan penelaahan secara detail pada artikel

relevan yang telah terpilih tersebut. Lalu dikelompokkan untuk disimpulkan,

kriteria yang digunakan untuk penelususran literature dapat dilihat pada Tabel 1.

Kriteria Penelusuran Literature.

Tabel 1. Kriteria Penelusuran Literature

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

1. Artikel penelitian sesuai dengan Artikel penelitian tidak tidak terdapat


kata kunci faktor stunting balita lata kunci atau hanya ditemukan satu
atau dua kata kunci saja

2. Artikel penelitian yang terbaru Judul penelitian tidak faktor-faktor


dengan rentang batas waktu terbit yang berhubungan dengan kejadian
dari tahun 2017-2020 stunting pada balita

3. Artikel tertulis dalam bahasa


Indonesia

4. Artikel berbentuk full text


Setelah proses pemilihan artikel dengan kriteria yang sesuai sehingga

hasil artikel yang termasuk berdasarkan kriteria ada 9 artikel, maka dilakukan

penilaian lebih detail dan kritis terhadap seluruh artikel, Maka di temukan ada 3

artikel yang relevan dengan semua kriteria inklusi dan dilakukan penelaahan

atau tinjauan lebih lanjut. Proses pemilihan artikel dapat dilihat pada Gambar 1.

Proses Penelusuran Artikel.

Gambar 1. Proses Penelusuran Artikel

Google Scholar Portas Garuda


Identifikasi (n=5999) (n=60)

Total Artikel (n= 6059)

Artikel Penelitian di Di eliminasi


Screening screening melalui judul berdasarkan judul
(n=6059) (n=5220)
(n=7830)

Di eliminasi
Artikel Penelitian di nilai berdasarkan abstrak
Eligbility melalui abstrak untuk (n= 811)
kelayakan (n= 839)

Artikel di review secara Artikel di hapuskan


Included keseluruhan (n=28) karena tidak
memenuhi seluruh
inklusi (n=25)

Artikel di review secara


keseluruhan (n= 3)
Hasil dan Pembahasan

Pembahasan utama dari literature review ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Maka review

artikel diidentifikasi ada 3 artikel yang memenuhi semua aspek kriteria inklusi dengan telah dilakukan langkah-langkah kritis, hasil dari review

dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil Telaah Artikel Penelitian.

Tabel 2 Telaah Artikel Penelitian

No Kriteria Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3


1 Judul Faktor-faktor yang berhubungan Faktor yang berhubungan dengan Faktor resiko kejadian stunting
dengan kejadian stunting pada kejadian stunting pada balita di pada balita Kelurahan Kapuas
balita di wilayah kerja Puskesmas Desa Panduman Kecamatan Kanan Hulu Wilayah Kerja
Tatah Makmur Kabupaten Banjar Jelbuk Kabupaten Jember Puskesmas Sungai Durtian
Kabupaten Sintang

2. Peneliti (Author) Evy Noorhasanah, Nor Isna Wiwin Barokhatul Maulidah, Firman Kurniawan, Evi
Tauhidah, Musphyyanti Chalida Ninna Rohmawati, Sulistyani Juliansyah, Kiki Lusrizanuri
Putri (Maulidah, Rohmawati, (Kurniawan, Juliansyah,
(Noorhasanah, Tauhidah, Putri, Sulistyani, 2019) Lusrizanuri, 2020)
2020)

3. Alas Peneliti Fakultas Keperawatan dan Ilmu Fakultas Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ksehatan
Kesehatan Universitas Universitas Jember Kapuas Raya Sintang
Muhammadiyah Banjarmasin

4. Tahun September tahun 2020 Februari tahun 2019 Desember 2020


No Kriteria Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3
5. Identitas Jurnal Jurnal dapat ditemui pada Jurnal dapat ditemui pada Jurnal dapat ditemui pada
Tempat Publikasi Journal Miswifery and Jurnal Ilmu Gizi, 2 (2) : 89-100 Jurnal Borneo Akcaya
Reproduction, serta tersedia online di serta tersedia online di
Vol. 4 No.1 Tahun 2020 : http://ilgi.respati.ac.id/index.php/i http://jurnal-
serta tersedia online di lgi2017/article/view/87 dan di litbang.kalbarprov.go.id/index.p
https://journal.umbjm.ac.id/index.p publikasi di Portal Garuda hp/litbang/issue/view/14 dan
hp/midwiferyandreproduction/articl dipublikasi di google scholar
e/view/559
dan Publikasi di google scholar

6. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui faktor-faktor Untuk mengetahui faktor yang Untuk mengetahui faktor resiko
yang berhubungan dengan kejadian berhubungan dengan kejadian kejadian stunting pada balita
stunting pada balita di wilayah stunting pada balita di Desa Kelurahan Kapuas Kanan Hulu
kerja Puskesmas Tatah Makmur Panduman Kecamatan Jelbuk Wilayah Kerja Puskesmas
Kabupaten Banjar Kabupaten Jember Sungai Durtian Kabupaten
Sintang

7 Variabel Penelitian Variabel Independen : Variabel Independen : Variabel Independen :


Riwayat penyakit infeksi, imunisasi Tingkat pengetahuan, riwayat Pengetahuan, sikap, praktik,
dasar, pemberian MP-ASI, penyakit infeksi, status BBLR, pendidikan, bekerja, pendapatan
Pemberian ASI pendapatan keluarga, status Variabel Dependen :
Variabel Dependen : pekerjaan, Kejadian Stunting
Kejadian Stunting Variabel Dependen :
Kejadian stunting

8 Desain Penelitian Desain yang digunakan adalah Desain yang digunakan adalah Desain yang digunakan adalah
survey analitik dengan rancangan analitik observasional dengan kuantitatif dengan rancangan
Cross Sectional rancangan Cross Sectional Case Control
No Kriteria Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3
9 Populasi dan Sampel Populasi : Ibu yang mempunyai Populasi : Ibu yang memiliki Populasi : Ibu yang memiliki
balita mengalami stunting di balita di Desa Panduman balita di Kelurahan Kapuas
wilayah kerja Puskesmas Tatah Kecamatan Jelbuk Kabupaten Kanan Hulu, Kecamatan Sintang
Makmur Kecamatan Tatah Makmur Jember sebanyak 438 orang
Kabupaten Banjar Sampel : Teknik pengambilan Sampel : Teknik pengambilan
sebanyak 537 orang. sampel simple random sampling sampel tidak ditampilkan dan
Sampel : Teknik pengambilan sebanyak 76 orang sampel diambil menggunakan
sampel accidental sampling rumusa lameslow 44 orang
sebanyak 50 orang

10 Kriteria Sampel Pada artikel ilmiah tidak ditemukan Pada artikel ilmiah tidak Pada artikel ilmiah tidak
kriteria inklusi dan eksklusi ditemukan kriteria inklusi dan ditemukan kriteria inklusi dan
eksklusi eksklusi

11 Intervensi - - -

12 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada Instrumen yang digunakan pada Instrumen yang digunakan pada
artikel ini adalah lembar observasi, artikel ini adalah kuesioner, artikel ini adalah kuesioner,
microtoise dan data rekam medis microtoice. microtoice.

13 Uji Statistik Uji statistik yang digunakan pada Uji statistik yang digunakan pada Uji statistik yang digunakan
artikel ini adalah uji Spearman artikel ini adalah uji Chi Square pada artikel ini adalah uji Chi
Rank Square

14 Hasil Ada hubungan penyakit infeksi Ada hubungan riwayat penyakit Ada hubungan pengetahuan
dengan kejadian stunting (p value = infeksi dengan kejadian stunting dengan kejadian stunting
0,000). Ada hubungan Pemberian (p value = 0,001) (pvalue=0,010). Hasil analisis di
ASI dengan kejadian stunting peroleh OR = 3,509 yang artinya
(p value = 0,010) ibu pengetahuan kurang baik
beresiko 3,509 kali
dibandingkan dengan ibu balita
yang berpengetahuan baik
Pembahasan

Dari tabel tersebut dapat tergambar ada 3 artikel yang dilakukan penilaian

yang mana artikel tersebut semuanya memfokuskan atau membahas hal yang

sama yaitu hubungan pola asuh orang tua dengan pekembangan motorik kasar

pada anak. Dimana artikel penelitian yang dilakukan penilaian diantaranya ada 3

artikel Bahasa Indonesia. Serta artikel penelitian tersebut semuanya adalah artikel

terbitan terbaru dalam rentang waktu 2017-2020. Serta artikel tersebut telah

terpublikasi di database resmi seperti portal garuda, google scholar.

Pada 3 artikel penelitian tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk

mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan pekermbangan motorik kasar

pada anak. Selain itu, dari tabel dapat dilihat variabel penelitian dari 3 artikel yang

dilakukan literature review memiliki variabel penelitian yang sama yaitu variabel

independennya adalah pengetahuan, pemberian ASI, penyakit infeksi dan variabel

dependennya adalah kejadian stunting. Dari hasil telaah yang telah dilakukan dari

3 artikel penelitian, penelitian menggunakan desain analitik dengan rancangan

cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki

balita. Instrumental penelitian yang digunakan dari 3 artikel tersebut adalah

kuesioner dan microtoice. Selain itu, uji statistik yang digunakan diantaranya

yaitu ada yang menggunakan uji Chi Square.

Dari 3 artikel yang dilakukan literature mengatakan bahwa ada hubungan

pengetahuan, pemberian ASI, penyakt infeksi dengan kejadian stunting. Dimana

di dapatkan hasil yang bermakna antara variabel independen dan dependen dari

penilaian hasil yang ditunjukan oleh ketiga artikel yang dilakukan literature

review.
Pada artikel pertama dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian stunting pada balita. Teknik pengambilan sampel accidental sampling

yaitu pengambilan sampel yang ada pada saat dilakukan penelitian sebanyak 50

orang Di dalam artikel ini, menjabarkan hasil dari penelitian dengan memaparkan

masing-masing hasil distribusi frekuensi riwayat penyakit infeksi sebanyak 26

orang (52%) dan pemberian ASI parsial 40 orang (80%) dan balita sebagian besar

pendek (stunting) sebanyak 33 orang (66%). Setelah dilakukan uji statitik Chi

Square ditemukan hasil ada hubungan penyakit infeksi dengan kejadian stunting

(p value = 0,000). Ada hubungan Pemberian ASI dengan kejadian stunting (p

value = 0,010).

Menurut penelitian Rendradhuita (2018) mendeskripsikan bahwa stunting

banyak terdapat pada anak yang ada penyakit infeksi. Rata-rata anak yang

mengalami infeksi ini, tentunya mengalami penurunan nafsu makan. Padahal,

anak yang berada dalam keadaan sakit membutuhkan asupan gizi yang cukup

untuk mempercepat proses pemulihan. Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu

yang lama dan berulang, dapat mengakibatkan pertumbuhan anak terhambat dan

anak akhirnya akan menjadi pendek. Anak yang memiliki riwayat penyakit ISPA

biasanya ditandai dengan batuk dan pilek, sakit kepala berhari-hari bahkan sampai

satu minggu, keadaan tersebut membuat nafsu makan anak terganggu, sehingga

selama sakit pemenuhan kebutuhan nutrisi anak tidak terpenuhi. Apabila anak

sampai mengalami pneumonia asupan makanan anak sangat terganggu oleh asma

dan batuk, kemudian karena terdapat mual, ,muntah dan diare anak pun akan

mengalami dehidrasi sehingga penyerapan makanan dalam tubuh tidak maksimal.


Menurut teori Namangboling (2017) mendeskripsikan bahwa bayi

membutuhkan ASI yang cukup untuk meningkatkan status gizinya selama masa

pertumbuhan, jika asupannya kurang maka pertumbuhan dan perkembangan anak

dengan riwayat ASI parsial tentunya akan terhambat. ASI mengandung zat anti

bodi yang menambah kekebalan tubuh anak, jika anak diberi ASI saja maka

kekebalan tubuhnya akan lebih kuat dibanding anak yang diberikan ASI parsial.

Anak yang diberikan ASI saja tentunya tidak mudah mudah sakit sehingga

penyerapan nutrisi lebih maksimal dibandingkan anak yang diberikan susu

formula. Penyerapan nutrisi yang baik akan membantu perkembangan dan

pertumbuhan anak dengan maksimal sehingga tinggi badannya dapat bertambah

sesuai dengan usianya.

Peneliti berasumsi bahwa pemberian ASI dapat meningkatkan imunitas

bayi terhadap penyakit sebagaimana diperlihatkan dalam sejumlah penelitian

ketika pemberian ASI disertai dengan penurunan frekuensi diare, konstipasi

kronis, penyakit gastrointestinal dan infeksi traktus respiratorius, serta infeksi

telinga. Pemberian ASI dapat membawa manfaat bagi interaksi ibu dan anak serta

memfasilitasi pembentukan ikatan yang lebih kuat sehingga menguntungkan bagi

perkembangan anak dan perilaku anak.

Selain pemberian ASI, riwayat penyakit infeksi juga dapat mempengaruhi

pertumbuhan anak karena ketika anak sakit daya tahan tubuh anak atau imun

tubuh anak akan melemah dan anak akan menjadi lebih mudah terserang penyakit.

Ketika anak sakit, nafsu makan akan berkurang dan akan diikuti dengan daya

tahan tubuh semakin melemah, mudah terinfeksi penyakit lain dan pertumbuhan

anak akan terganggu. Hadirnya penyakit infeksi dalam tubuh anak akan membawa
pengaruh terhadap keadaan gizi anak. Sebagai reaksi pertama akibat adanya

infeksi adalah menurunnya nafsu makan anak sehingga anak menolak makanan

yang diberikan Ibunya. Penolakan tersebut berarti berkurangnya pemasukan zat

gizi kedalam tubuh anak sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.

Pada artikel kedua dengan judul faktor yang berhubungan dengan kejadian

stunting pada balita di Desa Panduman Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember.

Teknik pengambilan sampel simple random sampling yaitu pengambilan sampel

secara acak sedehana sebanyak 76 orang. Ditemukan hasil ada memiliki riwayat

penyakit infeksi (44,7%) dan kejadian stunting (51,3%). Dari penilaian tinjauan

literatur menunjukkan semua artikel memiliki hasil dan kesimpulan yang sama

yaitu semuanya mengatakan adanya hubungan riwayat penyakit infeksi dengan

kejadian stunting (p value = 0,001).

Menurut Fikawati (2017) mendeskripsikan bahwa seringnya anak terkena

penyakit infeksi seperti diare dan ISPA berkontribusi penting dalam masalah

kekurangan gizi termasuk stunting, maka dari segi frekuensi kejadian penyakit

tentu aspek sanitasi dan hygiene memainkan peranan penting pula. Penyebab

langsung stunting adalah kurangnya asupan zat gizi dan seringnya peristiwa sakit,

terutama diare pada anak.

Peneliti berasumsi adanya penyakit infeksi kronis pada balita dapat

mengakibatkan malnutrisi. Adanya infeksi akan menyebabkan konsumsi makan

menjadi menurun, terjadi gangguan absorbsi nutrisi, kehilangan mikronutrien

secara langsung, metabolisme menjadi meningkat, dan katabolisme yang

meningkat, bahkan gangguan transportasi nutrisi ke jaringan tubuh. Infeksi kronis

pada balita dapat menyebabkan malnutrisi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
terjadinya pengalihan fungsi energi sehingga energi yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dialihkan untuk perlawanan tubuh terhadap infeksi.

Hal ini dikarenakan Bakteri patogen yang menyebabkan penyakit infeksi

kronis dapat menyebabkan peradangan pada mukosa usus. Hal ini menyebabkan

kegagalan fungsi penghalang yang memungkinkan terjadinya translokasi patogen

yang menghasilkan respon inflamasi sistemik yang menghambat hormon

pertumbuhan tulang. Selain itu, malabsorbsi nutrisi akan memperburuk malnutrisi

dan berkontribusi pada penghambatan hormon pertumbuhan yang dapat

menghambat pertumbuhan tulang.

Pada artikel ketiga dengan judul faktor resiko kejadian stunting pada balita

Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durtian

Kabupaten Sintang. Desain yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan

Case Control pendekatan retrospkektif melihat kebelakang tentang kejadian

stunting yang telah terjadi didapatkan sampel 44. Analisa univariat ditemukan

hasil pengetahuan ibu kurang (62,7%) dan stunting (50%). Analisa bivariat setelah

dilakukan uji case kontrol ditemukan adanya hubungan pengetahuan dengan

kejadian stunting (pvalue =0,010). Pengetahuan orang tua berkontribusi positif

terhadap perbaikan status gizi pada anak dalam pencapaian kematangan

pertumbuhan pada anak yang mengalami stunting. Kejadian stunting

mengakibatkan masalah kesehatan baik fisik maupun psikis mudah timbul. Tidak

semua anak dapat tumbuh dan bekembang sesuai dengan usianya.


Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2015) mendeskripsikan bahwa

pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Selain itu menurut penelitian Rahayu, (2018) menyatakan bahwa gizi

kurang banyak menimpa balita sehingga golongan ini disebut golongan rawan.

Masa peralihan antara saat disapih dan mengikuti pola makan orang dewasa atau

bukananak, merupakan masa rawan karena ibu atau pengasuh mengikuti

kebiasaan yang keliru. Penyuluhan gizi dengan bukti-bukti perbaikan gizi pada

dapat memperbaiki sikap ibu yang kurang menguntungkan pertumbuhan anak.

Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan orang tua tentang gizi berkontribusi

positif terhadap perbaikan status gizi pada anak dalam pencapaian kematangan

pertumbuhan pada anak yang mengalami stunting. Kejadian stunting

mengakibatkan masalah kesehatan baik fisik maupun psikis mudah timbul. Tidak

semua anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya ada anak yang

mengalami hambatan dan kelainan.

Ibu yang berpendidikan tinggi atau lebih tinggi akan mampu

mengembangkan potensi dirinya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan asupan

gizi yang harus diberikan kepada balitanya. Ibu balita yang berpendidikan tinggi

atau lebih tinggi akan mampu mengembangkan potensi dirinya untuk

menyesuaikan dengan kebutuhan asupan gizi yang harus diberikan kepada

balitanya. Kejadian stunting pada balita cenderung terjadi dengan ibu yang

berpendidikan rendah. Ibu yang berpendidikan baik atau lebih tinggi akan
membuat keputusan yang akan meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anaknya

dan cenderung memiliki pengetahuan gizi yang baik pula.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari literature review dari 3 tinjauan artikel mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita, ditemukan ada

hubungan penyakit infeksi, pemberian ASI, pengetahuan dengan kejadian stunting

pada balita. Dari sekian artikel yang telah dilakukan review dapat diberikan saran

pada pihak tenaga kesehatan diharapkan dapat melakukan intervensi dengan

program promosi kesehatan untuk mengingkatkan pengetahuan ibu balita tentang

gizi anak balita.


Daftar Pustaka

Fikawati, 2017. Gizi Ibu dan Bayi. Depok : PT Rajagrafindo Persada

Kemenkes RI, 2018. Rencana Strategi Kesehatan Negara, Jakarta

Kullu, 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada


Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Wawatu Kecamatan Moramo Utara
Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat, Vol. 3 (2): 1-11

Kurniawan, 2020. Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Balita di Kelurahan


Kapuas Kanan Hulu Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durian Kabupaten
Sintang, Jurnal Borneo Akcaya, 6 (2) : 121-130

Namangboling, A. D. (2017). Hubungan Riwayat Penyakit Infeksi dan Pemberian


ASI Eksklusif dengan Status Gizi Anak Usia 7-12 Bulan di Kecamatan
Kelapa Lima Kota Kupang. Sari Pediatri, 19 (2) Agustus, pp. 91-96.

Noorhasanah, 2020. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting


Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tatah Makmur Kabupaten Banjar,
Jurnal Midwifery and Reproduction, 4 (1) : 1 20.

Notoatmodjo, 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

Pangalila, Yesenia Veronik, Punuh, Maureen I., Kapantow, Nova H. (2018).


Hubungan Antara Riwayat Pemberian ASI Eksklusif dengan Stunting pada
Anak Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Koya Kabupaten
Minahasa. http://ejournalhealth.com Vol 7, No 3 (2018)

Riskesdas, 2018. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018 Terkait Status
Gizi Balita. Jakarta.

Rahayu, 2018. Kontribusi Pengetahuan Gizi Ibu Dan Pola Asuh Gizi Terhadap
Status Gizi Anak Balita Di Jorong Sungai Salak Kenagarian Koto Tangah
Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar, Jurnal Ilmu Sosial dan
Humaniora, 8 (2) : 235 – 241

Rendradhuita, S. A. (2018). Gambaran Balita Stunting di Wilayah Kerja


Puskesmas Wonosari II Gunungkidul Yogjakarta.
http://repository.unjaya.ac.id

WHO, 2018. The Stateonthe World Children. Oxford Univ. Press.

Anda mungkin juga menyukai