Anda di halaman 1dari 2

Praktikum 1: Penelusuran Literatur dengan Mendeley

Diana Andara Prastika


2106757704
MP-31

STUNTING BALITA DI INDONESIA

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang
kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan
yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO.
Kejadian balita stunting (pendek) merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia.1
Stunting diakibatkan oleh interaksi yang kompleks antara rumah tangga, lingkungan, sosial
ekonomi dan pengaruh budaya sesuai yang dijelaskan dalam kerangka konseptual World
Health Organization (WHO).2 Sindrom stunting mengalami kondisi perubahan patologis yang
ditandai dengan peningkatan retardasi pertumbuhan linier morbiditas dan mortalitas serta
menurunkan kapasitas fisik, perkembangan saraf dan ekonomi.3
Meskipun prevalensi stunting global tinggi, secara mengejutkan patogenesis yang
mendasari kegagalan pertumbuhan masih kurang dipahami. Dari studi epidemiologi tampak
jelas bahwa pemberian ASI yang kurang optimal dan praktik pemberian makanan pendamping,
infeksi berulang dan defisiensi mikronutrien merupakan penentu penting dari stunting.3
Prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Penyebab terdekat umum dari stunting
anak yang diidentifikasi dalam literatur adalah tinggi badan dan pendidikan ibu, kelahiran
prematur dan panjang lahir, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, dan sosial rumah tangga
(status ekonomi).4
Oleh karena itu, perlunya penguatan sistem agar 1000 HPK dapat menjadi bagian dari
budaya dan kehidupan sosial di masyarakat (misal: ibu merasa malu bila tidak memberikan
ASI secara eksklusif kepada bayinya). Selanjutnya, informasi mengenai ASI eksklusif, untung-
ruginya menyusui bayi sendiri hingga menjadi donor ASI dapat dikembangkan melalui kelas
ibu hamil. Dengan demikian, motivasi ibu untuk menyusui bayinya muncul karena kesadaran,
bukan karena dipaksa. Pengetahuan ibu sebelum kehamilan atau sebelum menjadi pengantin
(calon pengantin) merupakan target strategis yang paling memungkinkan untuk memberikan
daya ungkit. Kursus singkat menjelang perkawinan harus dijadikan prasyarat untuk
memperoleh surat nikah. Intervensi ini dapat menjadi bekal ibu sebelum hamil agar menjaga
kehamilannya sejak dini, dimana tumbuh kembang kognitif janin terbentuk pada trimester
pertama kehamilan. Status gizi dan kesehatan ibu hamil yang optimal akan melahirkan bayi
yang sehat. Bayi yang lahir sehat dan dirawat dengan benar melalui pemberian ASI eksklusif,
pola asuh sehat dengan memberikan imunisasi yang lengkap, mendapatkan makanan
pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas dengan kuantitas yang cukup dan periode yang
tepat.5
Praktikum 1: Penelusuran Literatur dengan Mendeley
Diana Andara Prastika
2106757704
MP-31

Daftar Pustaka

1. Kemenkes RI. Buletin Stunting. Kementeri Kesehat RI. 2018;301(5):1163–78.


2. de Onis M, Branca F. Childhood stunting: A global perspective. Matern Child Nutr.
2016;12:12–26.
3. Prendergast AJ, Humphrey JH. The stunting syndrome in developing countries. Paediatr
Int Child Health. 2014;34(4):250–65.

4. Beal T, Tumilowicz A, Sutrisna A, Izwardy D, Neufeld LM. A review of child stunting


determinants in Indonesia. Matern Child Nutr. 2018;14(4):1–10.
5. Aryastami NK. Kajian Kebijakan dan Penanggulangan Masalah Gizi Stunting di
Indonesia. Bul Penelit Kesehat. 2017;45(4):233–40.

Anda mungkin juga menyukai