Disusun Oleh:
Salsabila Sirin
P17312225130
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
DALAM KONTEKS KELUARGA “PADA KELUARGA TN. E DENGAN
SALAH SATU BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI LINGKUNGAN
KRAJAN KELURAHAN BINTORO
KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER
Oleh:
Salsabila Sirin
NIM: P17312225130
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas Berkat Rahmat-Nya Kami Dapat
Menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas “Pada Keluarga Tn. E Dengan
Salah Satu Balita dengan Status Gizi Kurang Di Lingkungan Krajan Kelurahan Baratan,
Kecamatan Patrang, Kota Jember.” Laporan Asuhan Kebidanan ini diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas Praktek Kebidanan Stase VIII Asuhan Kebidanan komunitas
dan Pemberdayaan Perempuan dalam Konteks Kebidanan.
Dalam hal ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu
pada kesempatan kali ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Budi Susatia, S.Kp.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Malang.
2. Herawati Mansur, SST.,M.Pd.,M.Psi, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
3. Ika Yudianti, SST.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
4. Sugijati, S.ST, M.Keb selaku pembimbing akademik.
5. Evi Karmila, Amd.Keb selaku pembimbing klinik
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan asuhan kebidanan komprehensif
dalam konteks keluarga ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga laporan asuhan
kebidanan komunitas ini berguna bagi semua pihak yang memanfaatkan.
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Status gizi kurang merupakan salah satu masalah malnutrisi yang membutuhkan
perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini karena kondisi kurang
gizi dalam jangka lama dapat mempengaruhi pertumbuhan balita, gangguan sistem
imun, dan risiko terkena penyakit infeksi meningkat serta risiko terjadinya kematian
pada balita (Hong dkk., 2006).
Penelitian Devi (2010), mengemukakan beberapa faktor yang menjadi penyebab
terjadinya gizi kurang adalah berat bayi lahir rendah (BBLR), penyakit penyerta
balita, pengetahuan orang tua tentang gizi rendah, keadaan ekonomi keluarga,
keadaan lingkungan, pola asuh orang tua, dan lama pemberian ASI Eksklusif. Jenis
kelamin, status pendidikan ayah, jumlah kelahiran juga mempengaruhi status gizi
balita (Asfaw dkk., 2015). Upaya penanggulangan gizi kurang memerlukan
pendekatan dari berbagai segi kehidupan. Pencegahan dan penanggulangan gizi
kurang tidak cukup dengan memperbaiki aspek makanan saja, tetapi juga
lingkungan kehidupan balita seperti, pola asuh, tersedianya air bersih dan kesehatan
lingkungan (Soekirman, 2002).
Di Indonesia, sekitar 19,3 % anak usia dibawah 5 tahun mengalami kekurangan
gizi (underweight) menurut berat badan berdasarkan usia pada Badan Pusan Statistik
(BPS) tahun 2018. Prevelensi tersebut lebih besar dibandingkan pada tahun 2016
yaitu sebesar 18,97%. Sedangkan menurut hasil Riskesdas, secara nasional pada
pada tahun 2018, menunjukan angka prevalensi berat kurang menurun dibandingkan
tahun 2013 yaitu sebesar 17,7% akan tetapi angka ini masih tinggi dibandingkan
dengan Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun
2019 sebesar 17%. Jawa Timur masuk kategori krisi untuk berat badan di bawah
garis merah (BGM) dalam kartu menuju sehat (KMS). Tercatat 1750 balita masuk
kategori BGM yang menjadi fokus perhatian pemerintah dari 8000 balita (Soliehah,
2017). Berdasarkan Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, di
1
Jawa Timur prevalensi stunting anak balita lebih tinggi daripada rata-rata prevalensi
ditingkat nasional yaitu sebesar 32,8% (Yulia Dkk, 2021). Berdasarkan survey yang
telah dilakukan mulai tanggal 27 Februari sampai 20 Maret 2023 di Kelurahan
Baratan Lingkungan Krajan dari 156 Balitan ditemukan hasil pengkajian menurut
status gizi balita BB/U dengan gizi normal sebanyak 148 (94,9%), gizi kurang
sebanyak 4 (2,6%), gizi sangat kurang 3 (1,9%), dan resiko berat badan lebih 1
(0,6%). Status gizi balita menurut TB/U dengan tinggi normal 144 (92,3%), kategori
tinggi 3 (1,9%), kategori pendek (stunting) 1 (0,6%), kategori sangat pendek (severe
stunting) 8 (5,1%).
Laju pertumbuhan dan perkembangan pada setiap tahapan usia tidak selalu
sama, tergantung dari faktor keturunan, konsumsi gizi, perlakuan orang tua dan
dewasa, dan lingkungan (Soetjiningsih, 2014). Tahap awal dari kehidupan
seseorang, masa usia bawah tiga tahun (toddler) dipandang penting karena di masa
inilah diletakkan dasar-dasar kepribadian yang akan memberi warna ketika kelak
bayi tersebut tumbuh dewasa. Kesiapan ibu dalam mengasuh bayi untuk mencapai
tumbuh kembang yang optimal menjadi sangat penting, terutama dalam pengasuhan
bayi diusia awal kehidupannya. Disinilah peran orang tua terutama ibu sangat
diperlukan dalam membina dan memantau tumbuh kembang bayi terutama sebagai
pemberi stimulasi dini. Apabila pada masa tersebut bayi tidak memperoleh
penanganan dan pembinaan secara baik, bayi tersebut dapat mengalami gangguan
perkembangan emosi, sosial, mental, intelektual dan moral yang akan sangat
menentukan sikap serta nilai pola perilaku seseorang dikemudian hari. Penyebab
dari keterlambatan tumbuh kembang seorang bayi dipengaruhi oleh beberapa sebab
seperti genetik (sindrom down,sindrom turner & lain-lain), dan faktor lingkungan
seperti gizi, biologis, fisik, psikososial dan keluarga (Nurjaya, 2016).
2
1.2 Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan keluarga diberikan pada keluarga Tn. E dengan salah satu
balita dengan status gizi kurang yaitu An.K di RT 02 RW 07 Lingkungan Krajan
Kelurahan Baratan Kecamatan Patrang Kabupaten Jember, asuhan diberikan pada
periode praktik klinik komunitas pada tanggal 27 Februari 2023 sampai dengan 25
Maret 2023
.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu balita mengenai
tumbuh kembang dan gizi balita
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Ibu dapat mengetahui masalah gizi pada balita
b. Ibu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dan
gizi balitanya
c. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala balita kekurangan gizi
d. Ibu dapat mengetahui dampak balita kekurangan gizi
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2.2 Struktur Keluarga
Struktur keluarga didasarkan pada organisasi keluarga, yaitu perilaku
anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada
dapat bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai
ibu, sebagai menantu, dan lain-lain, yang semua itu mempunyai kebutuhan,
peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan membentuk kekuatan
dan struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas dan
dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk
merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga terdiri dari
sebagai berikut :
1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami dan istri.
(Wahyuni, 2018)
2.2.3 Bentuk Keluarga
Keluarga terdiri dari berbagai macam tipe/bentuk. Tipe/bentuk keluarga
antara lain adalah :
1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anakanak.
2. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
5
3. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari
perempuan dan lakilaki yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang menjadi satu
tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.(Wahyuni, 2018)
2.2.4 Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang
umumnya terdapat di dalam kebanyakan keluarga, terutama di Indonesia
adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah Peranan ayah adalah sebagai suami dari ibu dan ayah
untuk anak-anak. Di samping itu, ayah juga berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga,
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dalam lingkungannya.
2. Peranan ibu Peranan ibu adalah sebagai istri dan ibu dari anak-
anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dalam lingkungannya.
3. Peranan anak Anak dalam keluarga melaksanakan peranan psiko-
sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental,
sosial, maupun spiritual. Pembagian peranan ini tidak memang
mutlak.
Dalam komunitas, bisa saja ayah yang mengurus rumah tangga dan ibu
pencari nafkah. Namun kondisi seperti ini masih dipandang oleh kebanyakan
6
orang sebagai hal yang tidak seharusnya. Kondisi ini menunjukkan masih
adanya gender stereotype, ibu hanya dipandang sebagai orang kedua setelah
ayah sehingga ketika keduanya sama-sama bekerja, sekalipun penghasilan ibu
lebih besar, masih tetap dianggap sebagai pencari nafkah tambahan (Wahyuni,
2018).
2.3.2 Etiologi
Secara umum, status gizi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
langsung dan tidak langsung.
a. Faktor langsung Terdapat dua faktor yang memengaruhi status gizi
secara langsung yaitu asupan nutrisi dan infeksi suatu penyakit.
Asupan nutrisi sangat memengaruhi status gizi, apabila tubuh
7
memperoleh asupan nutrisi yang dibutuhkan secara optimal maka
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan
kesehatan akan berlangsung maksimal sehingga status gizi pun akan
optimal (Almatsier, 2002). Infeksi penyakit berkaitan erat dengan
perawatan dan pelayanan kesehatan. Infeksi penyakit seperti diare
dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akan mengakibatkan
proses penyerapan nutrisi terganggu dan tidak optimal sehingga akan
berpengaruh terhadap status gizi (Supariasa, 2016).
1) Asupan nutrisi
Asupan nutrisi harus memenuhi jumlah dan komposisi zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, konsumsi makanan harus
beragam, bergizi dan berimbang. Makanan yang bergizi adalah
makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan
tubuh diantaranya, karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Namun, seringkali anak cenderung kurang berminat terhadap
makanan bergizi dan bermasalah dalam pemberian makanan
karena faktor kesulitan makan, anak memilih-milih makanan
dan lain sebagainya (Judarwanto, 2004). Gangguan kesulitan
makan pada anak perlu mendapat perhatian yang serius agar
tidak menimbulkan dampak negatif nantinya. Dampak negatif
yang ditimbulkan diantaranya adalah kekurangan gizi,
menurunnya daya intelegensi dan menurunnya daya tahan tubuh
anak yang akan berdampak pula terhadap kesehatan anak, anak
lebih mudah terserang penyakit dan tumbuh kembang anak tidak
berlangsung dengan optimal (Santoso, 2004.
2) Infeksi
Infeksi suatu penyakit berkaitan erat dengan buruknya
sanitasi lingkungan dan tingginya kejadian penyakit menular.
Infeksi penyakit terutama infeksi berat dapat memperburuk
status gizi karena memengaruhi asupan gizi sehingga
kemungkinan besar akan menyebabkan kehilangan zat gizi yang
dibutuhkan tubuh. Keadaan patologis seperti diare, mual
8
muntah, batuk pilek atau keadaan lainnya mengakibatkan
penurunan nafsu makan dan asupan makanan serta peningkatan
kehilangan cairan tubuh dan zat gizi. Berkurang atau hilangnya
nafsu makan mengakibatkan penurunan asupan nutrisi sehingga
absorpsi zat gizi pun menurun (Santoso, 2004).
b. Faktor tidak langsung
1) Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang gizi dan
kesehatan
Walaupun bahan makanan dapat disediakan oleh keluarga
dan daya beli memadai, tetapi karena kekurangan pengetahuan
ini dapat menyebabkan keluarga tidak menyediakan makanan
beraneka ragam setiap harinya, terjadi ketidakseimbangan antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan tubuh (Marimbi, 2010).
2) Pendapatan keluarga
Sebagian besar jumlah pendapatan penduduk Indonesia
adalah golongan rendah dan menengah, hal ini akan berdampak
pada pemenuhan bahan makanan terutama makanan bergizi.
Oleh sebab keterbatasan ekonomi yang dialami, maka
masyarakat cenderung tidak mampu untuk membeli bahan
pangan/ makanan yang baik sehingga berdampak terhadap
tingkat pemenuhan kebutuhan nutrisi yang cenderung menurun
(Marimbi, 2010).
3) Sanitasi lingkungan
Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik
memungkinkan terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain
diare, kecacingan dan infeksi saluran cerna. Apabila anak
menderita infeksi saluran cerna maka penyerapan zat-zat gizi
akan terganggu, hal ini akan menyebabkan terjadinya
kekurangan zat gizi. Kekurangan zat gizi dalam tubuh akan
menyebabkan mudah terserang penyakit sehingga pertumbuhan
akan terganggu (Supariasa, 2016).
9
2.3.3 Patofisiologi
10
kelemahan otot yang merupakan tanda dan gejala defisit nutrisi.
11
menghabiskan waktunya dalam keadaan statis. Defisiensi elektrolit
intraseluler pada stadium lanjut dapat mengakibatkan anak tidak dapat
duduk atau berjalan (Sacharin, 1996).
2.4.4. Kebutuhan Nutrisi Balita
Gizi (nutrients) merupakan ikatan kimia yang dibutuhkan tubuh
untuk menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun
dan memelihara jaringan, serta mengatur berbagai proses kehidupan.
Selain kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi seseorang sebab gizi
berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan
produktivitas kerja (Almatsier, 2002).
Gizi dibagi menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro.
Karbohidrat, lemak dan protein termasuk kelompok zat gizi makro.
Mineral dan vitamin termasuk kelompok zat gizi mikro.
Karbohidrat, protein dan lemak merupakan penghasil energi.
Energi dibutuhkan untuk kelangsungan berbagai proses dalam tubuh
seperti sirkulasi darah, pernapasan, pencernaan dan melakukan aktivitas
fisik (Almatsier, 2002).
a. Energi
Energi berasal dari pembakaran karbohidrat, protein dan
lemak. Setiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori, protein 4
kalori dan lemak 9 kalori. Distribusi kalori dalam makanan anak
ialah 15% berasal dari protein, 35% dari lemak dan 50% dari
karbohidrat. Kelebihan energi sebesar 500 kalori setiap hari dapat
mengakibatkan kenaikan berat badan 500 gram dalam seminggu
(Sediaoetama, 2009).
Tabel 1.Angka Kecukupan Energi Untuk Anak Balita
12
b. Protein
Protein diperoleh dari dua sumber yaitu protein nabati dan
protein hewani. Protein hewani pada umumnya bernilai lebih
tinggi dibandingkan dengan protein nabati.
c. Lemak
Lemak merupakan komponen struktural dari semua sel
tubuh yang dibutuhkan oleh hampir ribuan fungsi fisiologis tubuh
(Pudjiadi, 2000). Lemak terdiri dari fosfolipid, sterol dan
trigliserida. Sebagian besar (99%) lemak tubuh adalah trigliserida
yang terdiri dari gliserol dan asam lemak. Selain menyuplai energi,
lemak terutama trigliserida berfungsi menyediakan energi cadangan
bagi tubuh, isolator, pelindung organ dan menyediakan asam lemak
esensial. (Sediaoetama, 2009).
Tabel 3. Tingkat Kecukupan Lemak Anak Balita
Umur Gram
0-5 bulan 31
6-11 bulan 36
1-3 tahun 44
4-6 tahun 62
(Sumber: Sediaoetama, 2009)
13
d. Vitamin dan Mineral
14
(KEP) menurut berat ringannya dapat dibagi atas Kurang Energi Protein (KEP)
ringan dan Kurang Energi Protein (KEP) berat. Kurang energy protein ringan
disebut pula gizi ringan, biasanya hanya ditemukan gangguan pertumbuhan berat
atau gizi buruk selain terdapat gangguan pertumbuhan juga terdapat gejala klinis
yang khas dan perubahan biokimiawi (Arif, N. 2015)
Kementrian kesehatan RI merilis laporan target paling menentukan adalah
prevalensi gizi kurang dan gizi buruk. Prevalensi gizi kurang telah menurun secara
signifikan, dari 17,9% pada tahun 2017 menjadi 17,9% pada tahun 2018.
Hasil analisis dengan Dengan menggunakan uji Chi-Square. Ada hubungan
pengetahuan dengan status gizi balita diperoleh nilai p=0,002 < dari α=0,05. Ada
hubungan dengan persepsi dengan status gizi kurang pada balita uji Chi-Square
diperoleh nilai p=0,006 < dari α=0,05. Ada hubungan dengan pola asuh dengan
status gizi kurang pada balita uji Chi-Square diperoleh nilai p=0,002 < dari α=0,05,
Ada hubungan dengan pendapatan dengan status gizi kurang pada balita uji Chi-
Square diperoleh nilai p=0,004 < dari α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan secara signifikan terhadap variabel yang di gunakan. peneliti agar lebih
mengembangkan penelitian yang lebh konprenship.
15
2.5.1 PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN PROFESI BIDAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA
I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Data wilayah dan Kepala Keluarga
Kecamatan : Diisi kecamatan Nama Kepala : Diisi nama kepala keluarga
tempat pengkajian Keluarga
Kelurahan/ : Diisi kelurahan/desa Jenis Kelamin : Diisi jenis kelamin
Desa tempat pengkajian responden
RT : Diisi RT tempat Umur : Diisi usia responden
pengkajian
RW/ Dusun : Diisi RW atau dusun Pendidikan : Diisi pendidikan
tempat pengkajian responden
Alamat : Diisi alamat lengkap Agama : Diisi agama yang diyakini
responden
Pengkajian Pekerjaan : Diisi pekerjaan sehari-hari
responden
Penghasilan : Diisi penghasilan per
bulan responden
Keadaan : Diisi keadaan kesehatan
Kesehatan saat ini (sehat/kurang
sehat)
2. Data Anggota Keluarga : Diisi anggota keluarga inti ( ayah, ibu, anak )
16
No Nama Hub. L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Suku/
dg KK bangsa
3. Tipe keluarga: Keluarga besar (Extended Family) / Keluarga Inti ( Intended Family)
4. Sifat Keluarga:
a. Pengambil keputusan : Dijabarkan pengamblan keputusan diambil oleh kepala keluarga, musyawarah,
atau mungkin istri saat kepala keluarga tidak berada di rumah
b. Kebiasaan hidup sehari-hari:
- Kebiasaan istirahat/tidur keluarga : Dijabarkan pola istirahat siang dan malam yang biasa dilakukan
oleh keluarga
- Kebiasaan makan keluarga dan contoh menu sehari-hari (cara makan, alat yang dipakai dsb): Pola
makan dan minum yang dilakukan anggota keluarga, cara makan, alat yang dipakai, jenis
makanan yang dikonsumsi
- Kebiasaan dalam personal higiene : Kebiasaan hidup bersih, misalnya kebiasaan mandi
berapa kali sehari, ganti pakaian dalam berapa kali sehari, perilaku mencuci tangan
kapan dilakukan
- Sarana hiburan keluarga : Sarana hiburan keluarga misalnya televisi, CD, tape
- Pengunaan waktu luang keluarga : jenis kegatan yang dilaukan dalam penggunaan
waktu luang keluarga seperti menonton TV, mengobrol, dll
5. Faktor Lingkungan
a. Rumah (permanen/semi permanen, ukuran,ventilasi,jendela, lantai, atap, air minum/air
bersih jml penghuni) : Dijabarkan jenis rumah permanen/semi permanen, dinding
terbuat dari kayu/ tembok, ventilasi cukup atau tidak, lantai porselen atau mester, atap
dari genteng atau asbes, air minum beli atau memasak sendiri, kebersihan rumah.
b. Pembuangan sampah : Cara membuang sampah dengan dibakar/ditimbun/dibuang ke
TPA
c. Jamban dan kamar mandi : Diisi jenis jamban dan jumlah kamar mandi di rumah
d. Pekarangan dan selokan : diisi ada/tidak, jika punya ditulis kondisi pekarangan dan
selokan
17
e. Kandang ternak : diisi ada/tidak, jika punya ditulis kondisi kandang ternak
f. Denah rumah dan lingkungan : digambarkan dengan singkat denah rumah
g. Sarana komunikasi dan transportasi : diisi sarana komunikasi keluarga misalnya
handphone, telepon rumah dan sarana transportasi keluarga seperti sepeda, motor,
mobil
h. Fasilitas pelayanan kesehatan : fasilitas kesehatan yang dituju apabila punya masalah
kesehatan
B. DATA KESEHATAN
1. Keluarga memiliki jaminan kesehatan: diisi ada atau tidak, jika ada, tulis jenis jaminan
kesehatan yang dimiliki
2. Riwayat Kesehatan Keluarga: riwayat keluarga yang pernah dirawat di fasilitas kesehatan
NO Anggota Keluarga Usia Jenis Penyakit Lama Sakit Tempat
Pengobatan
18
c. PUS/WUS menggunakan alat kontrasepsi: Adakah PUS/WUS yang seddang
menggunakan alat kontrasepsi □ Ya □ Tidak
d. Mulai menjadi peserta KB : Diisi tanggal pemasangan alat kontrasepsi
e. Pelayanan KB didapatkan dari : Diisi petugas atau fasilitas kesehatan yang memberikan
alat kontrasepsi
f. Akseptor yang dibina : diisi ya/tidak jika responden sedang dibina oleh petugas
kesehatan untuk menjadi akseptor KB □ Ya □ Tidak
g. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan: Diisi jenis alat kontrasepsi yang digunakan
seperti KB pil, suntik, IUD, kondom, Implan, MOW, MOP
h. Lama pemakaian alat kontrasepsi: Diisi lama pemakaian alat kontrasepsi
i. Komplikasi alat kontrasepsi: Komplikasi yang terjadi akibat pemasangan Alat
Kontrasepsi
j. Pernah ganti cara: pernah ganti jenis alatb kontrasepsi
Jenis: jenis alat kontrasepsi pengganti yang digunakan
k. Jika tidak menggunakan alat kontrasepsi, alasan alasan tidak menggunakan alat
kontrasepsi
5. Pengetahuan Orang Tua tentang Tumbuh Kembang Anak
Pengetahuan orang tua tentang pemeriksaan tumbuh kembang anak dan pemantauan
tumbuh kembang anak di posyandu
6. Harapan Keluarga terhadap Petugas Kesehatan
Harapan keluarga terhadap peran petugas kesehatan
7. Data Ibu Hamil
a. Saat ini ada ibu hamil dalam keluarga: Dicentang apakah ada anggota keluarga yang
sedang hamil □ Ya □ Tidak
b. Usia ibu saat ini : usia ibu saat hamil berapa tahun
c. Kehamilan ini adalah yang ke : kehamilan ini hamil ke berapa
d. HPHT : dipaparkan tanggal haid pertama haid terakhir
e. Siklus menstruasi : diisi jumlah hari siklus menstruasi, teratur atau tidak
f. Lama menstruasi : lama menstruasi yang dialami
g. Jumlah darah haid : ditulis berapa kali ganti pembalut per hari
h. Keluhan saat menstruasi : ditulis keluahan yang dirasakan saat menstruasi, missal
nyeri perut saat hari pertama menstruasi
19
i. BB/TB : ditulis BB dan TB ibu hamil
j. Tekanan Darah : ditulis TD ibu hamil
k. Usia kehamilan ibu saat ini: dicentang usia kehamilan ibu saat ini
□ TM 1 (0-3 bulan) □ TM2 (4-6 bulan) □ TM3(7-9 bulan)
l. Ibu hamil TM III dengan berat badan kurang dari 45 kg: diisi ya / tidak sesuai kondisi
ibu saat ini □ Ya □ Tidak
m. Apakah ibu memeriksakan kehamilannya: dicentang pernahn periksa kehamilan atau
tidak, berapa kali, dimana □ Ya □ Tidak, Alasan : □Tidak ada biaya
□ Tidak sempat □Tidak tahu
n. Pemeriksaan kehamilan pertama kali dilakukan pada usia kehamilan : ditulis usia
kehamilan saat periksa kehamilan
o. Ibu hamil mengkonsumsi Fe: ditulis apakah ibu mengonsumsi Fe, pada usia
kehamilan berapa □ TM 1 (0-3 bulan) □ TM2 (4-6 bulan) □ TM3(7-9 bulan)
p. Ibu hamil mengkonsumsi iodium ; dicentang apakah ibu mengonsumsi iodium atau
tidak □ Ya □ Tidak
q. Apakah ibu mendapatkan imunisasi TT: dicentang apakah ibu pernah suntik TT,
berapa kali □ Ya □ Tidak
r. Adakah keluhan yang dirasakan ibu hamil saat ini : dipilih adakah keluhan yang
dirasakan ibu hamil saat ini, jika tidak ada yang dikeluhkan, tulis tidak ada keluhan
□ lemah, letih, lesu □ Pusing □ Mual dan muntah kadang □ Bengkak
d. Apakah ASI diberikan secara eksklusif : dicentang apakah ibu memberikan ASI
eksklusif atau tidak □ Ya □ Tidak
e. Bila tidak menyusui alasan : alasan ibu tidak menyusui bayinya
f. Kunjungan ibu nifas: dicentang sudah kunjungan nifas berapa kali, kapan
20
□ 6 jam □ 1-3 hari □ 6 hari □ 6 minggu
21
f. Imunisasi yang sudah diberikan: ditulis jenis imunisasi yang pernah didapat anak,
seperti hepatitis B, BCG Polio, Campak, DPT
g. Bila imunisasi tidak diberikan, alasan : alasan tidak diberikan imunisasi
h. Apakah anak memiliki buku KIA: diisi apakah anak memiliki buku KIA
□ Ya □ Tidak
i. Apakah anak memiliki KMS: diisi apakah anak memiliki KMS □ Ya □ Tidak
j. Pemantauan berat badan anak berdasarkan KMS saat ini: diisi hasil KMS pada buku
KIA
□ Di daerah garis hijau □ Di atas garis hijau sampai kuning
□ Di bawah garis titik □ Di bawah garis merah
j. Penanganan balita gizi kurang: Diisi jika ada anggota keluarga balita yang mengalami
kekurangan gizi
I II III
22
□ merokok □ alkohol □ narkoba □ lain-lain, sebutkan
12. Data Anggota Keluarga Usia Lanjut
a. Adakah anggota keluarga yang berusia lebih dari 60 tahun (lansia): dicentang apakah
ada anggota keluarga yang berusia lanjut (>65 tahun) □Ya □ Tidak
b. Apakah lansia memiliki keluhan kesehatan : diisi apakah lansia memiliki gangguan
kesehatan, jika ada sebutkan keluhan dan mulai kapan □Ya □ Tidak
c. Penggunaan waktu senggang lansia: diisi jenis kegiatan yang dilakuakn lansia saat
senggang □ Berkebun/pekerjaan rumah □ jalan-jalan □ Senam □ lain-lain,
sebutkan……………
d. Adakah posyandu lansia di tempat tinggal saudara: dipilih apakah ada posyandu lansia
yang diadakan di wilayah setempat □ Ya □ Tidak
e. Apakah lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia: diisi apakah lansia mengikuti
posyandu lansia, bisa ditambahkan berapa kali, adakah keluhan yang harus diperiksakan
saat posyandu □ Ya, 1 kali/bulan, □ Tidak
f. Jika tidak, alasan : Alasan tidak mengikuti posyandu lansia
□ Tidak mau □ Tidak tahu
23
BAB 3
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Data wilayah dan Kepala Keluarga
Kecamatan : Patrang Nama Kepala Keluarga : Tn. E
Kelurahan/ : Baratan Jenis Kelamin : Laki-laki
Desa
RT : 002 Umur : 44 th
RW/ Dusun : 007 Pendidikan : SD
Alamat : Dsn. Krajan Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : Rp. 500.000 – 1.000. 000
Keadaan Kesehatan : Sehat
2. Data Anggota Keluarga : Diisi anggota keluarga inti ( ayah, ibu, anak )
No Nama Hub. dg L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Suku/
KK bangsa
1 Edi Susilo Kepala L 44 th SD Wiraswasta Islam Jawa
Keluarga
2 Fataros Istri P 38 th SMP IRT Islam Jawa
3 Niken Anak P 14 th Belum Pelajar Islam Jawa
Tamat SD
4 Kiki Anak L 10 th Belum Pelajar Islam Jawa
Tamat SD
5 Mirza Anak L 6 th Tidak lulus - Islam Jawa
sekolah
6 Rangga Anak L 4,5 th Tidak lulus - Islam Jawa
sekolah
7 Khalisa Anak P 10 bln Tidak lulus - Islam Jawa
sekolah
24
3. Tipe keluarga: Keluarga Inti (Intended Family). Anggota keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Jumlah anak hidup 5
4. Sifat Keluarga:
a. Pengambil keputusan : Pengambil keputusan pada keluarga Tn. E yaitu Tn. E sebagai kepala
keluarga, dengan musyawarah antara Ny. F dan Tn. E untuk memecahkan masalah dan mencari
solusi.
b. Kebiasaan hidup sehari-hari:
- Kebiasaan istirahat/tidur keluarga :
Pada keluarga Tn. E, Tn. E bekerja pukul 06.00 – 15.00 WIB, Ny. F mengurus rumah dan
anaknya dan memulai kegiatan istirahat yaitu tidur malam pukul 21.00.
- Kebiasaan makan keluarga dan contoh menu sehari-hari (cara makan, alat yang dipakai dsb)
Makan 3 x sehari (contoh menu nasi, sayur sop, tempe, ikan, daging) menggunakan piring dan
sendok, kadang-kadang pakai tangan. Balita MP-ASI 2x sehari ( sun ), ASI Esklusif
- Kebiasaan dalam personal higiene :
Keluarga Tn. E mandi minimal 2x/hari dan mengganti pakaian dalam setelah mandi,
sikat gigi minimal 2x sehari saat mandi. Ny. F rajin membersihkan rumah.
- Sarana hiburan keluarga : Sarana hiburan keluarga adalah televisi
- Pengunaan waktu luang keluarga : Penggunaan waktu luang keluarga adalah menonton
TV, mengobrol dengan anggota keluarga.
- Kegiatan keluarga sehari harinya :
Ibu : memasak, membersihkan rumah, dan mengurus anak
Bapak : bekerja
Anak : sekolah
5. Faktor Lingkungan
a. Rumah (permanen/semi permanen, ukuran,ventilasi,jendela, lantai, atap, air
minum/air bersih jml penghuni)
Rumah permanen, milik sendiri, tembok terbuat dari bata, lantai semen, sanitasi
baik, ventilasi cukup, keadaaan rumah bersih, air minum selalu tersedia
menggunakan rebusan air sendiri oleh Ny. F.
b. Pembuangan sampah
Pembuangan sampah dibakar dihalaman rumah
25
c. Jamban dan kamar mandi
Jamban dan kamar mandi WC jongkok, terdapat 1 kamar mandi
d. Pekarangan dan selokan : tidak punya pekarangan, selokan di belakang tertutup
tanah
e. Kandang ternak : ada dengan ternak sapi, letak kandang diluar rumah
f. Sarana komunikasi dan transportasi : sarana komunikasi keluarga handphone dan
sarana transportasi keluarga sepeda motor
g. Fasilitas pelayanan kesehatan : ke bidan, Puskesmas Banjar Sengon
h. Data An.K :
Nama Anak : An. K
Tanggal Lahir : 12 April 2022
Jenis Kelamin : Perempuan
Urutan Anak : Anak Ke-5
Yang mengasuh anak : Ny. F (ibu)
Riwayat kesehatan sekarang : anak sehat dan tidak sedang menderita penyakit
apapun
Riwayat kesehatan lalu : ibu mengatakan anak tidak ada riwayat penyakit
dalam 1 bulan terakhir.
Riwayat nutrisi yang diberikan : An.K diberikan full ASI Esklusif, ibu
memberikan MP-ASI sejak An.K usia 8 bulan
dengan makanan pendamping asi seperti bubur
kemasan (sun) saja. Frekuensi pemberian MP-ASI
ibu 2x sehari pada jam 07.30 pagi dan 15.30 WIB
sore, dan terkadang diberikan makanan selingan
seperti biskuit.
Riwayat KMS 1 bulan terakhir : pada data berat badan dan tinggi badan yang
dilakukan di posyandu bulan januari 2023 An.K
BB 6 kg PB 68 cm.
Pola Aktivitas Sehari-hari :
a. Pola Nutrisi : An.K diberi MP-ASI sehari 2x, dengan jam pemberian
terkadang tidak konsisten seperti bubur kemasan (Sun) tanpa memberi
makanan lain. An.K tidak minum susu formula.
26
b. Pola Eliminasi : An.K BAB 2x sehari, warna kuning kecoklatan dengan
konsistensi lembek. BAK +- 5x sehari dengan warna kuning jernih
c. Pola Istirahat : An.K terkadang bangun pukul 06.00 WIB pagi
kemudian pukul 08.00 – 11.00 WIB tidur kembali atau setelah diberikan
MP-ASI, sore pukul 16.00-19.00 WIB atau setelah diberikan MP-ASI, dan
malam 20.00-06.00 WIB. Terkadang jam tidur An.k tidak tentu
d. Pola Kebersihan: Ibu memandikan An.K mandi 2x sehari, mengganti
pakaian 2-3x atau jika kotor ibu langsung mengganti.
Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
BB : 6 Kg ( Januari 2023)
PB : 68 cm ( Januari 2023)
LK : 44 cm
b. Pemeriksaan Tumbuh Kembang
- Menurut Grafik BB/U (Z-Score) An.K berada pada garis -3 SD yang
termasuk dalam kategori Kurus
- Menurut Grafik BB/TB An.K berada pada garis -3 SD yang termasuk dalam
kategori kategori Kurus
- Menurut Grafik TB/U An.K berada pada garis -2 s/d 2 SD yang termasuk
dalam kategori Normal
- Perkembangan KPSP sesuai umur dengan skor 10
- Perkembangan TDD sesuai umur dengan semua total jawaban YA
DATA KESEHATAN
1. Keluarga memiliki jaminan kesehatan: BPJS
2. Riwayat Kesehatan Keluarga:
NO Anggota Keluarga Usia Masalah Lama Alasan
Tidak Ada
27
3. Riwayat Kematian dalam Keluarga
NO Anggota Keluarga Usia Sebab Kematian Keterangan
Tidak Ada
DS :
Ibu mengatakan saat ini anak terakhirnya berusia 10 bulan. Ibu memberi MP-ASI
anaknya pada saat anak usia 8 bulan hanya diberikan makanan tambahan seperti bubur
kemasan (Sun) saja, dengan alasan anak tidak mau bila diberi nasi. Dalam sehari ibu
memberikan MP-ASI 2x pada pagi jam 07.30 WIB dan sore 15.00 WIB, namun
terkadang jam pemberian MP-ASI tidak tentu. Ibu tidak memberikan sufor hanya
memberikan anaknya full ASI Esklusif.
DO : BB/TB (Januari 2023) : 6 kg / 68 cm
- Menurut Grafik BB/U (Z-Score) An.K berada pada garis -3 SD yang termasuk
dalam kategori Kurus
- Menurut Grafik BB/TB An.K berada pada garis -3 SD yang termasuk dalam
kategori kategori Kurus
- Menurut Grafik TB/U An.K berada pada garis -2 s/d 2 SD yang termasuk
dalam kategori Normal
- Perkembangan KPSP sesuai umur dengan skor 10
- Perkembangan TDD sesuai umur dengan semua total jawaban YA
28
2. MASALAH KESEHATAN/KEBIDANAN
An.K Usia 10 Bulan dengan Status Gizi Kurang
3. DIAGNOSA
Dx : An.K Usia 10 Bulan dengan Status Gizi Kurang
29
Jangka Panjang :
Ny.F dan keluarga dapat
meningkatkan gisi An.K sehingga
pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dan menjadi balita sehat
Intervensi :
1. Mengucapkan salam dan 1. Dengan mengikut sertakan
membina hubungan baik agar ibu dalam kegiatan
terciptanya hubungan yang pemberdayaan perempuan
kooperatif antara pengkaji diharapkan ibu mampu
dan keluarga mengolah kudapan sehat
2. Memberikan pengetahuan ibu sehari-hari dirumah untuk
dan keluarga tentang gizi balitanya
pada balita 2. Dengan mengikutsertakan ibu
3. Memberikan pengetahuan dalam kelas ibu balita dapat
faktor-faktor yang menambah pengetahuan ibu
mempengaruhi tumbuh dalam mengetahu tumbuh
kembang dan gizi balitanya kembang anak dan dapat
4. Memberikan pengetahuan bertukar pikiran antar ibu
dampak balita yang memiliki balita
masalah gizi
5. Memberikan pengetahuan
tanda dan gejala balita yang
memiliki masalah gizi
6. Mengedukasi ibu dengan
membaca buku KIA bersama
mengenai : stimulasi tumbuh
kembang, pentingnya ikut
posyandu rutin, dan
mengetahui cara pemberian
MP-ASI pada anak usia
dibawah 12 bulan seperti :
makanan (nasi, telur,sayur)
yang dihaluskan (diblender) /
cair
7. Mengikut sertakan ibu dalam
kelas balita pada tanggal 14
Maret 2023
30
c. PENATALAKSANAAN MASALAH KESEHATAN SESUAI DENGAN PRIORITAS :
Implementasi
TANGGAL DIAGNOSIS IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN TTD
KUNJUNGAN TINDAKAN
28 Februari - 1. Memperkenalkan diri pada keluarga
2023 2. Menjelaskan tujuan kunjungan
3. Melakukan pengkajian data
4. Melakukan kontrak waktu untuk melakukan
kunjungan untuk pengamatan
2 Maret 2023 An.K Usia 10 1. Mengucapkan salam dan membina
Bulan dengan hubungan baik agar tercipta hubungan yang
Status Gizi kooperatif antara pengkaji dan keluarga
Kurang 2. Melakukan pemeriksaan keadaan umum
pada seluruh keluarga
3. Menjelaskan pengertian gizi pada balita
4. Menyebutkan pembagian bahan makanan
sehat
5. Menyebutkan kandungan zat gizi yang
diperlukan bagi balita
6. Menyebutkan sumber-sumber zat gizi yang
diperlukan bagi balita
7. Mengetahui cara pemberian MP-ASI bagi
balita seperti : makanan (nasi, telur,sayur)
yang dihaluskan (diblender) / cair
8. Melakukan pemeriksaan perkembangan
pada An.K dengan pemeriksaan KPSP dan
TDD dan pemeriksaan antropometri
Hasilnya :
BB 6 kg
PB 68 kg
- Menurut Grafik BB/U (Z-Score) An.K
berada pada garis -3 SD yang termasuk
dalam kategori Kurus
- Menurut Grafik BB/TB An.K berada
pada garis -3 SD yang termasuk dalam
kategori kategori Kurus
- Menurut Grafik TB/U An.K berada
pada garis -2 s/d 2 SD yang termasuk
dalam kategori Normal
- Perkembangan KPSP sesuai umur
dengan skor 10
31
- Perkembangan TDD sesuai umur
dengan semua total jawaban YA
16 Maret 2023 An.K Usia 10 1. Mengedukasi ibu untuk membaca buku KIA
Bulan dengan bersama mengenai :
Status Gizi - Memantau pertumbuhan dan
Kurang perkembangan anaknya mengikuti
posyandu untuk timbang berat badan,
pengukuran tinggi badan dan
pemeriksaan perkembangan
- Tanda tumbuh kembang anak tidak
sesuai
- Perawatan balita sehari-hari
21 Maret 2023 An.K Usia 10 1. Mengikut sertakan ibu dalam acara kelas ibu
Bulan dengan balita untuk mendapatkan pengetahuan
Status Gizi tentang stimulasi tumbuh kembang balita
Kurang dan mengetahui cara pembuatan kudapan
dan pemberian MP-ASI bagi balitanya.
Dalam acara tersebut ibu mengetahui
bagaimana cara memberikan stimulasi pada
balitanya seperti pada buku KIA dan
mengetahui cara pemberian MP-ASI
EVALUASI
Tanggal Diagnosis Implementasi
23 Maret 2023 An.K Usia 10 Bulan S : Ibu mengatakan dapat mengetahui dan
dengan Status Gizi mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
Kurang Ibu mengerti manfaat buku KIA yang sudah
ibu baca, Ny.F bisa membuat olahan kudapan
sehat dirumah, dan menyadari bahwa status
gizi An.K termasuk dalam status gizi kurang
O : Ibu menerapkan pemberian MP-ASI sesuai
dengan penjelasan yang diberikan
Hasil :
BB : 6,6 kg
PB : 68 cm
A : Masalah masih memerlukan pemantauan
yang berkelanjutan
P:
- Menganjurkan ibu untuk tetap
memperhatikan asupan nutrisi yang
diberikan pada An.K
- Menganjurkan ibu dan keluarga untuk
menerapkan ilmu yang sudah didapat
32
BAB IV
PEMBAHASAN
33
ringan sampai dengan berat. Gizi kurang menggambarkan kurangnya makanan
yang dibutuhkan untuk memenuhi standar gizi menurut (UNICEF 2013 ).
34
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Permasalahan permasalahan yang ada dalam keluarga ini adalah salah
satu balita dengan gizi kurang. Pada kasus An. K dilakukan kunjungan sebanyak 4
kali. Kunjungan pertama yaitu pengkajian data dimana pada kunjungan pertama
ditemukan masalah pada keluarga Tn.E yaitu ada salah satu balita dengan gizi
kurang. Setelah itu dilakukan kunjungan yang kedua untuk implementasi yang
pertama yaitu berupa pemberian KIE mengenai masalah balita. Kemudian pada
kunjungan ketiga yaitu memberikan KIE kembali serta mengevaluasi pemberian
KIE dikunjungan sebelumnya. Pada kunjungan terakhir adalah evaluasi dari
semua proses binaan pada keluarga Tn.E dan didapatkan hasil bahwa An.K telah
mengalami kenaikan berat badan. Ibu telah menghadiri kegiatan implmentasi
komunitas dalam upaya peningkatan pengetahuan mengenai pemberdayaan
perempuan dalam bidang KIA, diharapkan berat badan anak dapat bertambah
hingga berada pada garis hijau dan normal sesuai usianya dan ibu memiliki
kesadaran kemauan dan kemampuan untuk menerapkan dan meningkatkan
kesehatan dalam lingkup keluarga secara mandiri.
5.2. Saran
5.1.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu di perkuliahan dan
meningkatkan keterampilan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan dalam
konteks keluarga.
5.1.2 Bagi Lahan Praktik
Hendaknya mempertahankan kualitas pelayanan pada masyarakat
khususnya dalam memberikan asuhan keluarga sehat sehingga diharapkan
tidak ada lagi permasalahan kesehatan dalam keluarga.
5.1.3 Bagi Institusi
Hendaknya selalu memberikan arahan dan bimbingan pada peserta didik
dalam melaksanakan praktik di lapangan terutama dalam hal kesehatan ibu
dan anak.
35
36