Anda di halaman 1dari 3

KONSEP TERAPI BERMAIN PUZZLE

Pengertian Anak Prasekolah (cek teori sebelum e jika belum ada cpas )

Anak usia prasekolah atau awal masa kanak-kanak adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun.

Usia prasekolah dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap waktu diisi dengan bermain.

Mainan merupakan alat yang sangat penting dari aktivitas bermain (Adriana, 2013)

Bagi anak usia prasekolah, sakit merupakan sesuatu yang menakutkan. Selain itu, perawatan

dirumah sakit dapat menimbulkan cemas karena anak merasa kehilangan lingkungan yang

dirasakannya aman, penuh kasih sayang dan menyenangkan. Anak juga harus meninggalkan

rumah dan lingkungan yang dikenalnya, permainan, dan teman sepermainannya (Utami, 2012)

1. Definisi Puzzle
Puzzle merupkan salah satu alat bermain yang dapat membantu perkembangan psikososial

pada anak usia prasekolah. Puzzle merupakan alat permainan asosiatif sederhana.

Permainan mengenai terapi bermain menggunakan puzzle untuk mengatasi kecemasan

sendiri telah dilakukan, dengan hasil terapi bermain puzzle dapat mengatasi kecemasan pada

anak yang dihospitalisasi (Mutiah, 2015).

Penelitian oleh Kaluas (2018) juga menyatakan bahwa bermain puzzle dapat menurunkan

kecemasan pada anak. Hal ini karena saat bermain puzzle anak dituntut untuk sabar dan

tekun dalam merangkainya. Lambat laun hal ini akan berakibat pada mental anak sehingga

anak terbiasa bersikap tenang, tekun, dan sabar dalam menghadapi sesuatu. Bermain puzzle

tidak hanya memiliki manfaat untuk mengatasi kecemasan namun juga membantu untuk

perkembangan anak (Setiawan, 2014)

2. Manfaat bermain puzzle

a. Melatih Memecahkan Masalah

Salah satu manfaat utama dari permainan puzzle adalah meningkatkan kemampuan anak untuk

memecahkan masalah. Permainan ini membantu anak untuk berpikir secara berbeda agar dapat
menyelesaikan potongan demi potongan puzzle. Selain itu, puzzle juga dapat membantu anak

mencapai tujuan dan memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan, sehingga membuatnya ingin

menyelesaikan lebih banyak puzzle lagi. Hal ini juga akan membuat anak lebih tertarik untuk

belajar di sekolah.

b. Mengembangkan Kordinasi Mata dan Tangan

Puzzle bagi anak hadir dengan bermacam bentuk, warna dan juga gambar. Hal ini dibuat untuk

membantu anak Anda meningkatkan kordinasi antara tangan dan mata mereka. Anak akan dilatih

untuk meletakkan potongan puzzle dengan bentuk yang berbeda pada tempat yang tepat. Cara

ini dapat membuat anak belajar melibatkan gerakan dan konsentrasi serta mengenali apa yang

terlihat pada waktu bersamaan.

c. Pengembangan Keterampilan Motorik

Anak-anak diharuskan mengambil sesuatu, membuat garis dan memindahkan barang tanpa

membuatnya rusak, hal ini berarti meningkatkan keterampilan motorik mereka. Bukan hanya

melatih gerakan dasar, puzzle juga akan membantu anak mengontrol gerakan dan meletakkan

sesuatu sesuai tempatnya. Pengembangan keterampilan motorik ini juga akan melatih anak

melakukan hal-hal dasar seperti menulis dan makan dengan baik.

d. Pengembangan Keterampilan Kognitif

Ketika bermain puzzle, anak akan mengenal bentuk dan ukuran serta warna berbeda pada objek.

Hal ini akan membantu anak belajar untuk meletakkan segala sesuatu secara bersamaan dan

harmonis, yang secara otomatis keterampilan kognitif anak terlatih. Permainan ini juga akan

membantu anak dengan dasar-dasar yang diperlukan untuk sekolah dan kehidupannya nanti,

termasuk alfabet, berhitung dan mengenal nama-nama objek.

3. Langkah-langkah terapi bermain puzzle


Tahap persiapan
a. Siapkan puzzle yang akan digunakan sebagai terapi bermain
b. Siapkan tempat yang akan digunakan untuk terapi bermain
Cara bermain
c. Letakan puzzle didepan anak
d. Pisahkan setiap kepingan atau potongan puzzle
e. Beri contoh pada anak cara menyusun puzzle
f. Mintalah pada anak mencobanya
g. Berikan pujian apabila anak berhasil dalam menyusun puzzle
h. Apabila anak masih ingin bermain ulangi permainan dengan puzzle lain

Dakpus
Mutiah, D. 2015. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media

Kaluas, Inggrith, Amatus Yudi I, & Rina Margareth K. 2018. Perbedaan Terapi Bermain Puzzle dan

Bercerita Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekoah (3-6 tahun) Selama Hospitalisasi di Ruang

Anak RS Tk. III R.W. Mongisidi Manado. e-Journal Keperawatan (e-Kp).

Setiawan,dkk. 2014. Keperawtan Anak & Tumbuh Kembang (Pengkajian Dan Pengukuran).

Yogyakarta : Nuha Medika

Utami, Yupi. 2012. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC

Adriana, Dian. 2013. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai