Anda di halaman 1dari 5

Studi Kasus

Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Skala


Nyeri Sendi Lansia

Eno Wijaya1, Tri Nurhidayati2


1,2 Program
Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Kurang aktifitas fisik merupakan faktor risiko timbulnya berbagai penyakit
• Submit 22 April 2020 pada populasi lansia. Proses menua akan menimbulkan masalah gangguan
• Diterima 25 Agustus 2020 pada fungsi muskuluskeletal yang sering muncul yaitu nyeri pada sendi yang
membuat para lansia mengalami ganguan dalam aktivitasnya. Salah satu
Kata kunci: tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri sendi
Relaksasi otot progresif; menggunakan teknik relaksasi otot progresif. Studi kasus ini menggunakan
Lansia; Nyeri metode deskriptif. Sampel diambil dengan tehnik Convenience Sampling 2
lansia dan dikelola selama 3 hari dengan pemberian tindakan keperawatan
berupa terapi relaksasi otot progresif dengan frekuensi 1 kali/hari selama
20 menit. Pengumpulan data menggunakan buku status PM, wawancara,
observasi dan metode proses keperawatan. Alat untuk skala nyeri
menggunakan Visual Analog Scale (VAS). Terdapat penurunan terapi
relaksasi otot progresif pada tingkat skala nyeri lansia yang mengalami nyeri
sendi kronis dengan menunjukan hasil dari skala nyeri sedang turun
menjadi skala nyeri ringan. Terapi relaksasi otot progresif mampu
menurunkan nyeri sendi yang dialami lansia.

PENDAHULUAN penyakit sendi di Indonesia tercatat 7,3 %.


Provinsi jawa tengah 6,78 % dan kota
Seiring dengan proses menua dan semarang 3,76% (Dinkesjateng, 2018).
bertambahnya usia maka akan timbul
berbagai masalah terutama masalah Nyeri sendi merupakan salah satu faktor
ketidakpuasan fisik yang mengakibatkan pencetus dan keluhan utama yang muncul
gangguan pada fungsi muskuluskeletal. pada penderita osteoarthritis. Masalah
Gangguan yang sering muncul yaitu nyeri muskuloskeletal seperti arthritis dan
pada sendi yang membuat para lansia gangguan pada tulang menjadi masalah
mengalami ganguan aktivitas sehari-hari yang sering terjadi pada lansia karena
(Ridhyalla Afnuhazi, 2018). mempengaruhi mobilitas dan aktivitas yang
merupakan hal vital bagi kesehatan lansia.
Berdasarkan data WHO (2016) melaporkan Arthritis dan gangguan pada tulang
bahwa 20% penduduk dunia merasakan menyebabkan munculnya nyeri sendi. Nyeri
nyeri sendi dan 20% mereka yang berusia sendi merupakan pengalaman subjektif
55 tahun. Peningkatan populasi lanjut usia yang dapat memengaruhi kualitas hidup
di dunia saat ini sejalan dengan peningkatan lansia termasuk gangguan aktivitas
jumlah kasus nyeri sendi (ORSI, 2016). fungsional lansia (Dida, 2018).
Menurut data riskesdas 2018 prevalensi
Corresponding author:
Eno Wijaya enowijaya52@gmail.com
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020
e-ISSN: 2723-8067
DOI: 10.26714/nm.v1i2.5643
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 88-92 89

Kurang aktifitas fisik merupakan faktor METODE


risiko timbulnya berbagai penyakit pada
populasi lansia, sementara itu jika terdapat Metode penelitian ini menggunakan metode
peningkatan aktifitas fisik pada lansia dapat deskriptif studi kasus dengan pendekatan
meningkatkan kesehatan, meningkatkan proses keperawatan pada 2 lansia yang
quality of life, serta menurunkan morbiditas memfokuskan pada salah satu masalah
dan mortalitas (Cornelia Paerunan, Joudy penting dalam kasus ini dipilih yaitu asuhan
Gessal, 2019). Penyakit sendi yang dialami keperawatan pada lansia dengan gangguan
merupakan proses degeneratif dan muskuloskeletal.
menimbulkan nyeri sendi pada lansia. Nyeri
sendiri dapat diakibatkan oleh beberapa hal Kriteria responden dalam studi kasus ini
antara lain reumatoid athritis, gout (asam yaitu lansia dengan usia > 60 tahun yang
urat), dan osteoarthritis. Salah satu cara mengalami gangguan muskuloskeletal dan
yang dapat dilakukan untuk mengurangi bersedia menjadi responden. Sampel
nyeri adalah dengan teknik relaksasi otot didapat kan dengan menggunakan metode
progresif. Teknik relaksasi otot progresif Non Probability Sampling dengan tehnik
merupakan salah satu teknik untuk Convenience Sampling dengan demikian
mengurangi ketegangan otot dengan proses mendapatkan dua lansia yaitu Pemberi
yang simpel dan sistematis dalam Manfaat (PM) PM.P dan PM.A yang
menegangkan sekelompok otot kemudian mengalami nyeri sendi dan kooperatif yang
merilekskannya kembali (Marlina T. T., dikelola selama 3 hari tiap lansia dengan
2015). pemberian tindakan keperawatan relaksasi
otot progresif dengan frekuensi 1 kali/hari
Tehnik relaksasi otot progresif merupakan selama 20 menit. Pengumpulan data
terapi yang terfokus untuk menggunakan buku status PM, wawancara,
mempertahankan kondisi relaksasi yang observasi serta asuhan keperawatan. Alat
dalam yang melibatkan kontraksi dan yang digunakan untuk pengumpulan data
relaksasi berbagai kelompok otot mulai dari adalah lembar skala nyeri VAS dan untuk
kaki kearah atas atau dari kepala ke arah pedoman gerakan relaksasi otot progresif
bawah, dengan cara ini maka akan disadari ada 15 di gerakan milik risma anggraeni
dimana otot itu akan berada dan dalam hal tahun 2016.
ini akan meningkatkan kesadaran terhadap
respon otot tubuh (Murniati, ririn isma, Tempat penelitian ini dilakukan di Ruang
2020). Cempaka Rumah Pelayanan Pucang Gading
Semarang Jawa Tengah, Waktu dari tanggal
Tehnik relaksasi otot progresif dapat 18 November 2019 sampai dengan 20
mengurangi nyeri, kecemasan dan depresi, November 2019.
meningkatkan kualitas tidur, mengurangi
kelelahan dan mengurangi nyeri HASIL
(Kobayashi, S., & Koitabashi, 2016).
Sehingga tehnik ini merupakan salah satu Hasil penelitian diperoleh setelah dilakukan
terapi komplementer yang dapat diberikan Asuhan Keperawatan menggunakan
untuk membantu mengendalikan dan Evidance Based Nursing Practice Tehnik
mengurangi nyeri. Dengan demikian tujuan relaksasi otot progresif dengan masing-
EBNP ini adalah untuk mengetahui Tehnik masing 3 hari implementasi yang dilakukan
relaksasi otot progresif dalam menurunkan terhadap PM.P dan PM.A yang berjenis
tingkat nyeri sendi pada lansia. kelamin perempuan. Diagnosa
keperawatan berdasarkan pengkajian di
dapatkan fokus diagnosa pada kedua PM
adalah Nyeri Kronis (D. 0074) b.d Kondisi
musculoskeletal kronis. Intervensi dan

Eno Wijaya - Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Skala Nyeri Sendi Lansia
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 88-92 90

Implementasi yang di berikan pada PM.P otot progresif. Sesuai dengan penelitian
dan PM.A yaitu Manajemen nyeri (I.08238) Fitriani dkk (2019) bahwa terapi relaksasi
dan Terapi Relaksasi otot Progresif ( otot progresif dapat menurunkan nyeri.
I.05187). Senada dengan penelitian lain dilakukan
oleh Marlina T. T (2015) melihat terapi
Setelah diberikan implementasi selama 3 relaksasi otot progresif sebagai terapi untuk
hari terjadi penurunan skala nyeri pada mengurangi nyeri dan depresi pada lansia
PM.P dari skala 4 (sedang) ke 3 (ringan) dan yang berada dipanti sosial. Resiko masalah
pada PM.A tidak mengalami penurunan kesehatan yang terjadi pada lansia dapat
tingkat skala nyeri masih pada skala 4 mengalami tekanan darah tinggi, untuk
(sedang). mengatasi masalah tersebt juga bisa
dilakukan pemijatan (Chanif, 2016).
Tabel 1
Tingkat nyeri setelah dilakukan Tindakan relaksasi Terjadinya osteoartritis dipengaruhi oleh
otot progresif
Hari ke Tingkat Nyeri (VAS)
faktor-faktor resiko yaitu umur (proses
PM.A PM.P penuaan), genetik, kegemukan, cedera
1 4 ( sedang ) 4 ( sedang ) sendi, pekerjaan, olah raga, kelainan
2 4 ( sedang ) 4 ( sedang ) anatomi, penyakit metabolik, dan penyakit
3 4 ( sedang ) 3 ( ringan ) inflamasi sendi. Diantara faktor – faktor
tersebut umur merupakan faktor utama
PEMBAHASAN yang menyebabkan osteoarthritis
dikarenakan proses degenerative.
Relaksasi bertujuan untuk mengurangi Prevalensi dan beratnya osteoarthritis
kecemasan, menurunkan ketegangan otot semakin meningkat dengan bertambahnya
dan secara tidak langsung akan umur (Muhith, 2016). Lansia perlu
menghilangkan nyeri (Maruli, elsye, 2018). melakukan pengendalian diri supaya dapat
Jenis kelamin juga memiliki peranan menjaga kesehatan dengan baik dan selalu
penting dalam terjadinya OA lutut, wanita produktif (Soesanto et al., 2018).
lebih sering terkena OA dari pada laki – laki
hal ini terjadi akibat hormonal pada wanita Nyeri merupakan respon subjektif terhadap
yang telah menaupose, yang stresor fisik dan psikologis. Nyeri yang
mengakibatkan hormone estrogen turun dirasakan oleh individu dapat disebabkan
yang menyebabkan penurunan dari oleh beberapa kondisi seperti proses
densitas tulang dan persendian. Faktor pembedahan, atau trauma yang dapat
resiko lainnya, seperti faktor mekanis mengakibatkan nyeri akut, atau nyeri
berupa cedera sendi (Andi Thahir, 2015). kronis yang diakibatkan oleh beberapa
kondisi penyakit seperti kanker, nyeri
Hasil asuhan keperawatan selama 3 hari pinggang bawah, migrain atau nyeri sendi.
dengan EBNP menunjukkan bahwa terapi Meskipun nyeri terjadi akibat penurunan
relaksasi otot progresif mampu kondisi kesehatan, namun dapat
menurunkan skala tingkat nyeri pada lansia berdampak pada disfungsi pola kesehatan
PM.A. Terjadi perubahan skala nyeri pada fungsional, baik nyeri akut maupun nyeri
PM.A bisa di sebabkan karena faktor usia kronis (Evans, 2016). Rheumatoid arthritis
yang lebih muda dari PM.A dan nyeri ditandai oleh gejala umum inflamasi,
sebagai respon subjektif tiap individu. berupa demam, keletihan, nyeri dan
Responden baik pada PM.P maupun PM.A pembengkakan sendi. Pada penelitian ini,
sebelum diberikan perlakuan mengalami kedua responden mempunyai intensitas
nyeri dengan skala 4 (sedang). Meskipun nyeri sendi yang dirasakan responden
pada PM.P tidak mengalami penururnan adalah intensitas nyeri sedang, hal itu
skala nyeri tetapi PM.A merasa rileks dan terjadi karena rheumatoid arthritis
nyaman setelah di berikan terapi relaksasi termasuk nyeri kronis, dimana klien sudah

Eno Wijaya - Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Skala Nyeri Sendi Lansia
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 88-92 91

pernah merasakan nyeri sebelumnya ringan (1-10 VAS). Teknik relaksasi otot
(Ridhyalla Afnuhazi, 2018). progresif merupakan salah satu tindakan
non-farmakologis dalam manajemen nyeri.
Pemberian analgetik merupakan intervensi Relaksasi otot progesif berpengaruh
yang diberikan kepada pasien untuk men- terhadap penurunan skala nyeri sendi pada
gurangi nyeri yang dirasakan sehingga lansia.
dapat mempercepat proses pemulihan
ataupun menigkatkan kualitas hidup UCAPAN TERIMAKASIH
pasien. Meskipun demikian, metode
pengendalian nyeri secara non farmakologi Peneliti mengucapkan terimakasih kepada
juga dapat digunakan seperti teknik semua pasien yang telah bersedia menjadi
relaksasi. Terapi relaksasi otot progresif subjek studi kasus. Peneliti juga
merupakan tehnik relaksasi otot dalam mengucapkan terimakasih kepada semua
yang tidak memerlukan imajinasi, pihak yang telah membantu dalam
ketekunan, atau sugesti. Teknik relaksasi ini penyelesaian artikel ini.
dilakukan secara sistematis dan mendalam
dengan tegang dan santai otot secara REFERENSI
berulang yang dikombinasikan dengan
latihan pernapasan (Rohimah, 2016). Andi Thahir. (2015). Pengaruh PMR (Progressive
Muscle Relaxation) Terhadap Insomnia Pada
Lansia Di Panti Sosial Lanjut Usia Tresna
Dengan komponen utama yaitu relaksasi Werdha Natar Provinsi Lampung Tahun 2012.
otot sehingga sistem parasimpatis akan Bimbingan Dan Konseling (E-Journal), 02(1), 1–
mendominasi selama dan setelah 14.
pelaksanaan relaksasi otot progresif, Chanif. (2016). Efektifitas Terapi Pijat Refleksi Kaki
dengan demikian akan menurunkan denyut Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien
jantung, laju pernapasan, dan tekanan Hipertensi.
darah. Hal ini pula mempengaruhi susunan http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/116
17/7798
saraf somatik yang dalam serta
mempengaruhi saraf parasimpatis sehingga Cornelia Paerunan, Joudy Gessal, L. S. (2019).
mengurangi kecemasan (Ekasari, 2018). Re- Hubungan antara usia dan derajat kerusakan
sendi pada pasien osteoartritis lutut di instalasi
spon relaksasi juga mengurangi nyeri rehabilitasi medik RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
dengan mengurangi permintaan oksigen Manado periode Januari – Juni 2018. Jurnal
jaringan, menurunkan kadar bahan kimia Medik Dan Rehabilitasi (JMR), 1, 3.
seperti asam laktat dan melepaskan Dida, D. N. (2018). Hubungan Antaran Nyeri
endorfin. Endorfin yang dilepaskan akan Reumatoid Arthritis Dengan Tingkat
bekerja sebagai neurotransmiter berikatan Kemandirian Dalam Aktivitas Kehidupan
dengan reseptor opoid sehingga akan Sehari-hari Pada Pra Lanjut Usia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Oesao Kabupaten Kupang.
menghambat transmisi stimulus nyeri.
CHMK HEALTH, 2(3), 41.
Dengan demikian,terapi komplementer
relaksasi otot progresif dapat menurunkan Ekasari, R. & H. (2018). Meningkat kan Kualitas
Hidup Lansia Konsep Dan Berbagai Intervensi.
persepsi nyeri pada lansia (LeMone et al., Malang : Wineka Media.
2016).
Evans, M. R. (2016). Pathophysiology of Pain and
Pain Assessment Module 1 Pain Management :
SIMPULAN Pathophysiology of Pain and Pain Assessment
American Academy of Orthopaedic Surgeons.
Skala nyeri sebelum diberikan intervensi American Medical Association, 7, 1–12.
relaksasi otot progesif pada lansia PM.P dan Fitriani, Kadek Ayu Erika, S. (2019). Muscle
PM.A pada skala 4 nyeri sedang (1-10 VAS). Relaxation dalam Menurunkan Nyeri.
Skala nyeri setelelah diberikan intervensi Keperawatan Muhammadiyah Edisi Khusus
relaksasi otot progesif pada lansia PM.A 2019.
mengalami penurunan menjadi 3 nyeri Kobayashi, S., & Koitabashi, K. (2016).

Eno Wijaya - Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Skala Nyeri Sendi Lansia
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 88-92 92

Complemen¬tary Therapies in Medicine Osteoarthritis Research Society International.


Effects of progres¬sive muscle relaxation on (2016). Osteoarthritis : A serious disease,
cerebral activity : An fMRI investigation. submitted to the U.S food and drug
Complementary Therapies in Medicine, 26, 33– administration.
39.
Ridhyalla Afnuhazi. (2018). pengaruh senam rematik
Marlina T. T. (2015). Efektivitas Latihan Lutut terhadap penurunan nyeri rematik pada lansia.
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pasien Menara Ilmu, XII, Jjilid 1 no. 79.
Osteoarthritis Lutut di Yogyakarta.
Rohimah, A. (2016). pengaruh terapi relaksasi otot
Keperawatan Sriwijaya, 2(1).
progresif terhadap penurunan tingkat nyeri
maruli, elsye, moh afandi. (2018). pengaruh ROM sendi lutut pada lansia kota malang.
untuk menurunkan nyeri sendi dengan Keperawatan Brawijaya.
Osteoatritis di wilayah puskesmas goddwan 1
Soesanto, E., Istiarti, T., Pietojo, H., Semarang, U. M.,
sleman Yogyakarta. Care, 6(1).
Kesehatan, F., Universitas, M., Semarang, D.,
Muhith, A. & S. (2016). Pendidikan Keperawatan Magister, ), Kesehatan, P., Diponegoro, U., &
Gerontik. Cv Andi Offset. Abstrak, S. (2018). Praktik Lansia Hipertensi
dalam Mengendalikan Kesehatan Diri di
Murniati, ririn isma, feti. (2020). pelatihan
Wilayah Puskesmas Mranggen Demak.
relaksaasi otot progresif pada kader posyandu
Praktik Lansia Hipertensi Dalam
lansia di posyandu lansia RW 05 Desa
Mengendalikan Kesehatan Diri Di Wilayah
kalibagor. Journal of Community Engagement in
Puskesmas Mranggen Demak, 5(2), 127–139.
Health, 3(1).
https://doi.org/10.14710/jpki.7.3.127-139

Eno Wijaya - Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Skala Nyeri Sendi Lansia

Anda mungkin juga menyukai