Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN REVIEW ARTIKEL JURNAL

“PENGARUH MENDENGARKAN ASMAUL HUSNA TERHADAP TINGKAT


NYERI PADA PASIEN POST TURP DI RSU KABUPATEN TANGERANG”
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Dosen Pembimbing :

Ns. Muh Arifin Noor ,M .kep

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2 D

Mila Ainun Nafisa (20902000037)


Dita Noviana (20902000020)
Arindah (20902000007)
Putri Winastuti (20902000055)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

salah satu penyakit tidak menular yang masih banyak ditemukan pada laki-laki
adalah Benign Prostat Hyperplasia (BPH). Menurut World Health Organization (WHO)
2013, hasil penelitian di Amerika 20% penderita BPH terjadi pada usia 41-50 tahun,
50% terjadi pada usia 51-60 tahun dan 90% terjadi pada usia 80 tahun. Menurut
database, diperkirakan terdapat sekitar 70 juta kasus degeneratif salah satunya adalah
BPH, dengan insiden di negara maju sebanyak 19%, sedangkan di negara berkembang
sebanyak 5,35% kasus-kasus BPH, negara berkembang sebanyak 5,35% kasus.kasus
BPH, diantaranya diderita pada usia 60 tahun. Tindakan pembedahan yang sering
digunakan dalam kasus BPH yaitu Transurethral Reseksi Prostat (TURP) (Nurhasanah,
Annisaa Fitrah Umara, 2020)

Masalah yang timbul setelah post op adalah nyeri. nyeri pasca bedah mungkin
sekali disebabkan oleh luka operasi, tetapi kemungkinan sebab lain harus
dipertimbangkan. Sebaiknya pencegahan nyeri direncanakan sebelum operasi agar
penderita tidak terganggu pasca bedah. Analgesik sebaiknya diberikan sebelum nyeri
timbul dengan dosis yang memadai. Dimensi kesadaran akan nyeri, pengalaman nyeri,
dan tingkah laku penderita sangat dipengaruhi oleh antisipasi dan harapan penderita.
Proses timbulnya keluhan nyeri terdapat rangsang nosisepsi yang disebabkan noksa,
setelah itu penderita menyadari adanya noksa, baru kemudian mengalami sensasi nyeri
dan akhirnya timbul reaksi terhadap nyeri dalam bentuk sikap dan perilaku verbal
maupun nonverbal dalam menyampaikan apa yang dirasakannya (Sjamsuhidajat, 2013).

Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu Intensitas bervariasi mulai dari nyeri ringan sampai
nyeri berat namun menurun sejalan dengan proses penyembuhan. Manajemen nyeri
yang tepat haruslah mencakup penanganan secara keseluruhan, tidak hanya terbatas
pada pendekatan farmakologi saja, karena nyeri juga dipengaruhi oleh emosi dan
tanggapan individu terhadap dirinya. Secara garis besar ada dua manajemen untuk
mengatasi nyeri yaitu manajemen farmakologi dan manajemen non farmakologi.
Manajemen nyeri non farmakologi perlu dilakukan oleh perawat di ruang bedah
ataupun di ruangan perawatan bedah meskipun sering ditemui kendala beban kerja yang
tinggi. Intervensi manajemen nyeri nonfarmakologi hasil dari beberapa banyak sekali
yang bisa dilakukan terutama keluarga seperti dengan memberikan pelukan, dukungan,
distraksi dan lain-lain.(Ahmad Redho, Yani Sofiani, 2019).

Allah memiliki 99 nama yang indah, nama-nama tersebut merupakan cerminan dari
prilaku Allah SWT. Nama-nama yang terkandung dalam Asmaul Husna bermanfaat
untuk penyembuhan diantaranya Ar-Rahman (Maha pemurah), As-salam (Maha
penyelamat), Al-Ghafur (Maha pengampun), Asysyakur (Maha penerima syukur), Al-
majid (Maha mulia), Al-hayyu (Maha hidup). Nama-nama tersebut diyakini apabila
dibaca atau dibacakan (diperdengarkan) kepada orang yang sakit akan mengurangi atau
memberi kesembuhan pada orang yang sakit. (Nu,man, 2016).

Mendengarkan Asmaul-Husna dapat mendorong pendengar untuk menyebut nama-


nama indah yang dimiliki Allah SWT sebagai sang pencipta, sehingga membuat
responden lebih berpasrah kepada Allah atas semua yang terjadi kepadanya, yang
membuat responden menjadi lebih tenang dan mendatangkan kekuatan dalam dirinya.
Pada saat responden mulai menyakini bahwa Allah mampu menyembuhkan
penyakitnya serta dengan kepasrahan dirinya kepada allah responden akan merasakan
ketenangan batin serta jiwanya sehingga resepsi terhadap nyeri yang di rasakan dapat
terahlihkan dan berkurang (Nurhasanah, Annisaa Fitrah Umara, 2020).

Pada jurnal ini menjelaskan penggunaan terapi distraksi mendengarkan Asmaul-


Husna terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien TURP. Oleh sebab itu kelompok
kami sangat tertarik mereview jurnal tersebut dan memelajarinya lebih lanjut.
B. Tujuan

1. Tujuan umum
Mengetahui informasi mengenai distraksi mendengarkan Asmaul-Husna terhadap
penurunan tingkat nyeri pada pasien TURP di RSU Kabupaten Tangerang.

2. Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan distraksi mendengarkan Asmaul-Husna terhadap penurunan
tingkat nyeri pada pasien TURP
b. Mendeskripsikan abstrack distraksi mendengarkan Asmaul-Husna terhadap
penurunan tingkat nyeri pada pasien TURP
c. Mendeskripsikan metode penelitian pada distraksi mendengarkan Asmaul-
Husna terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien TURP
d. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan pada penelitian distraksi
mendengarkan Asmaul-Husna terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien
TURP
BAB II

ABSTRAK ARTIKEL

ABSTRAK

Benign Prostat Hyperplasia (BPH) adalah salah satu penyakit tidak menular yang
masih banyak ditemukan pada laki-laki. Di negara berkembang sebanyak 5,35% kasus BPH
diantaranya diderita pada usia 60 tahun. Tindakan pembedahan yang sering digunakan
dalam kasus BPH adalah Transurethral Reseksi Prostat (TURP). Salah satu manifestasi
klinis yang sering terjadi akibat pembedahan adalah nyeri. Penatalaksanaan nyeri dapat
dilakukan dengan nonfarmakologis, salah satunya yaitu dengan teknik distraksi audio
mendengarkan Asmaul-Husna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
mendengarkan Asmaul-Husna Terhadap tingkat nyeri di RSU Kabupaten Tangerang.
Penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental Pre-test dan Post Test, pengambilam
sampel mengunakan teknik purposive sampling dengan 12 responden dengan Uji
normalitas shapiro wilk statistic nilai kemaknaan <0,05 dan uji statistik Wilcoxon Matc
Pair Test dengan taraf signifikan p value <0,05. Penelitian ini menunjukan bahwa tingkat
nyeri sebelum intervensi menunjukkan nyeri sedang yaitu sebanyak 7 responden (58,3%)
dan nyeri berat sebanyak 5 responden (41,7%) setelah dilakukan intervensi pasien yang
mengalami nyeri ringan sebanyak 7 responden (58,3%) dan nyeri sedang sebanyak 5
responden (41,7%). Uji normalitas tingkat nyeri sebelum dan sesudah intervensi adalah
0,000 dengan hasil uji Wilcoxon Match Pair Test p value = 0,01. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh mendengarkan Asmaul-Husna terhadap tingkat nyeri pada pasien
post TURP. Disarankan bagi pihak Rumah Sakit untuk dapat menjadikan Asmaul-Husna
sebagai intervensi mandiri keperawatan dalam menurunkan tingkat nyeri pada pasien BPH.
BAB III

PEMBAHASAN

a. Judul Penelitian : Pengaruh Mendengarkan Asmaul Husna Terhadap Tingkat Nyeri


Pada Pasien Post Turp Di Rsu Kabupaten Tangerang

b. Penulis : Nurhasanah , Annisaa Fitrah Umara , Hikmah

c. Sumber : http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jkft/article/view/3981 Volume : 5 No 2


Tahun 2020

d. Tanggal publikasi : Desember 2020

e. Tujuan & masalah penelitian :

 Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mendengarkan


Asmaul-Husna Terhadap tingkat nyeri di RSU Kabupaten Tangerang. Dan
intervensi ini diharapkan dapat mengurangi skala nyeri pasca operasi Transurethral
Resection Prostate (TURP).

 Masalah penelitian : Prevalensi atau angka kejadian BPH berdasarkan usia meliputi
41-50 tahun sebanyak 20%, 51-60 tahun 50%, >80 tahun sekitar 90%. Angka di
Indonesia, bervariasi 24-30% dari kasus urologi yang dirawat di beberapa rumah
sakit. Kasus BPH tertinggi pada tahun 2016 (38,46%) dan pada kelompok usia 61-
70 tahun (46,15%). Tindakan yang paling sering digunakan yaitu Transurethral
Resection Prostate (TURP) 51,28%. Nyeri pasca operasi itu sendiri merupakan efek
klinis yang biasa dijumpai pada pasien yang menjalani operasi. Asmaul-Husna
tercantum didalam Al Quraan dan mendengarkan Asmaul-Husna salah satu
pemanfaatan Al Quraan untuk kesehatan. Menggunakan Al Quraan sebagai media
releksasi, daya tahan tubuh dapat dipengaruhi sehingga mampu melawan penyakit
dan membantu proses penyembuhan
f. Metode penelitian :

1) Desain : Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain


Quasi Experimental pre-test dan posttest dengan pendekatan rancangan One
Group Pretest Posttest. Penelitian ini dilakukan di ruang bedah Soka dan
Mawar RSU Kabupaten Tangerang, pada bulan Juni-Juli Tahun 2019.

2) Sampel : Populasi pada penelitian ini adalah pasien dengan


BPH. Jenis pengambilan sampel non probability sampling dengan cara
purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan
perawatan setelah 2 hari menjalani tindakan pembedahan TURP. Penentuan
sampel menggunakan subjek penelitian yang dihitung dengan rumus uji
beda dua mean didapatkan sebanyak 12 responden.

3) Variabel : Variabel dalam penelitian ini adalah mendengarkan asmaul


husna dan tingkat nyeri pada pasien post turp di RSU kabupaten tangerang

4) Instrument : Adapun Instrumen Penelitian yang diperlukan untuk


pengumpulan data yaitu : Alat ukur Nyeri Numeric rating scale (NRS) dan
lembar observasi berisi data dari responden yang meliputi nomor responden,
umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat nyeri sebelum dan sesudah
intervensi.

5) Analysis : Hasil nilai uji normalitas pada penelitian ini 0,000 dengan
kesimpulan data tidak berdistribusi normal dengan hasil ukur yang lebih
tepat menggunakan nilai median maka untuk analisis pada penelitian ini
menggunakan Wilcoxon Match Pair Test.

g. Kelebihan/kekuatan isi artikel penelitian :

Mudahnya untuk diaplikasikan di semua rumah sakit di Indonesia karna alat


yang digunakan tidak menggunakan barang yang mahal dan disetiap rumah sakit pasti
memilikinya yaitu speker ruangan dan rakaman audio asmaul husna yang bisa
diputarkan di jam tertentu sehingga pasien yang mengalami nyeri akut post oprasi
dengan skala sedang bisa bisa mendengarkan asmaul husna dengan mudah yang bisa
membuat nyeri pasien berkurang.

h. Kekurangan isi artikel penelitian :

Berdeda-bedanya jenis keyakinan diindonesia tidak hanya agama islam saja


masih terdapat kepercayaan lain yang diakui di Indonesia yang tentunya semua pasien
tidak semuanya menganut ajaran islam dan tidak semua rumah sakit berstatus rumah
sakit islam sehingga pasien tidak semuanya bisa menerima intervensi dengan
mendengarkan asmaul husna dapat meredakan nyeri akut.

i. Implikasi hasil penelitian bagi keperawatan :

Berdasarkan hasil penelitian pre test dan post test yang dilakukan mengenai
pengaruh mendengarkan Asmaul-Husna terhadap tingkat nyeri dapat disimpulkan
bahwa terdapat adanya pengaruh mendengarkan Asmaul-husna terhadap tingkat nyeri
pada pasien post TURP di RSU Kabupaten Tangerang. Disarankan bagi pihak Rumah
Sakit untuk dapat menjadikan Asmaul Husna sebagai intervensi mandiri keperawatan
tanpa menggunakan obat-obatan dalam menurunkan tingkat nyeri pada pasien BPH
serta mempelajari manfaat mendengarkan Asmaul-Husna sebagai terapi penurunan
tingkat nyeri.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa pada artikel ini, didapatkan hasil bahwa terapi mendengarkan
Asma’ul-Husna dapat mengurangi nyeri pada pasien BPH dengan post TURP.
Mendengarkan Asmaul-Husna dapat mendorong pendengar untuk menyebut nama-
nama indah yang dimiliki Allah SWT, sehingga membuat responden lebih berpasrah
kepada Allah atas semua yang terjadi kepadanya, yang mendatangkan kekuatan dalam
dirinya. Pada saat responden mulai menyakini bahwa Allah mampu menyembuhkan
penyakitya serta dengan kepasrahan dirinya kepada Allah responden akan merasakan
ketenangan batin serta jiwanya sehingga resepsi terhadap nyeri yang di rasakan dapat
terahlihkan dan berkurang. Secara aplikatif mendengarkan asmaul husna tidak sulit
dilakukan, serta mudah dan cepat dilaksanakan.

B. Saran

Diharapkan bagi pelayanan kesehatan lainnya bisa mengplikasikan terapi


mendengarkan Asmaul’ul-Husna sebagai upaya untuk mengurangi nyeri pada pasien
BPH dengan post TURP. Karena terapi mendengarkan Asma’ul-Husna termasuk
alternative dari teknik nonfarmakologi dalam penanganan nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Redho, Yani Sofiani, A. W. W. (2019). Pengaruh Self Healing terhadap Penurunan Skala

Nyeri Pasien Post Op. Journal of Telenursing (JOTING), 1(1), 205–214.

https://doi.org/10.31539/joting.v1i1.491

Nurhasanah, Annisaa Fitrah Umara, H. (2020). Pengaruh Mendengarkan Asmaul Husna

Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Turp Di Rsu Kabupaten Tangerang. Jurnal JKFT,
5(2), 36. https://doi.org/10.31000/jkft.v5i2.3920

Sjamsuhidajat. (2013). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. EGC : Jakarta

Nu,man, B . 2016. Wujudkan Impian dengan Zikir 99 Asmaul Husna. Penerbit: Al-Aras.
Tangerang.

Anda mungkin juga menyukai