Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“MANAGEMENT PENGOBATAN ENDOMETRIOSIS”

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakoterapi III

Dosen Pengampu: Arif Santoso, S.Farm., Apt

Disusun oleh:

1. Alief Ari Mega Vidian Putri (1513206017)


2. Ameylia Indah Widuri (1513206022)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKes KARYA PUTRA BANGSA TULUNGAGUNG

MARET 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “ MANAGEMENT PENGOBATAN ENDOMETRIOSIS ” ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih kepada Bapak Arif Santoso S.Farm., Apt selaku dosen mata kuliah
Farmakoterapi III Stikes Karya Putra Bangsa yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pentingnya ilmu farmakoterapi III
yaitu tentang management pengobatan untuk mempermudah dalam pengobatan
endometriosis.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan menambah
pengetahuan dan pengalaman serta wawasan bagi para pembaca. Untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tulungagung, 7 Maret 2018

Penyusun

I
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... .1
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................... .2
1.3Tujuan ......................................................................................................... .2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Managemen farmakologi Endometriosis ................................................... 5
2.2 Managemen pembedahan Endometriosis...................................................6
2.3 Managemen terapi non farmakologi..........................................................7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 8


3.2 Saran ........................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA……………………………...........………..................9

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Endometriosis disebabkan oleh jaringan endometrium atau selaput lendir rahim
bagian dalam yang setiap bulan luruh menjadi darah haid. Darah yang luruh ini
seharusnya hanya keluar lewat vagina dan sebagian kecil darah “tumpah“ melalui
saluran telur ke dalam rongga abdomen atau rongga perut.Seharusnya tubuh bisa
menyerap darah yang luruh ini. Namun beberapa hal seperti faktor genetik dan faktor
lingkungan menyebabkan turunnya kemampuan sistem pertahanan tubuh. Sehingga
darah tidak diserap secara maksimal.
Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan angka
kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15% dapat ditemukan antara
semua operasi pelvic. Endometriosis jarang didapatkan pada orang-orang Negro, dan
lebih sering didapatkan pada wanita-wanita dari golongan social-ekonomi yang kuat.
Yang menarik perhatian ialah bahwa endometriosis lebih sering ditemukan pada
wanita yang tidak kawin pada umur muda dan yang tidak mempunyai banyak anak.
Rupanya fungsi ovarium secara siklis yang terus menerus tanpa diselingi oleh
kehamilan, memengang peranan dalam terjadinya endometriosis. (Prawihardjo, Ilmu
Kandungan, 2008, Hal 317)
Endometriosis terjadi pada dua pertiga remaja yang mengalami nyeri yang
bermakna saat menstruasi. Remaja merupakan 8% wanita yang menderita
endometriosis. Dari remaja-remaja yang menderita endometriosis, 10% nya
mengalami obstruksi congenital aliran keluar menstruasi. Gejala-gejala yang paling
mengarah ke endometriosis pada kelompok umur ini adalah peningkatan dismenorea
yang didapat, nyeri panggul kronis, perubahan usus saat menstruasi dan perdarahan
vagina abnormal. Karena itu, pemeriksaan laparoskopi untuk diagnostic harus
dipertimbangkan pada remaja yang benar-benar menunjukkan gejala. Pada kasus
yang jarang, dapat terjadi endometriosis pascamenopause yang disebabkan oleh

3
penggunaanestrogen eksogen yang tidak teratur. (Buku Saku Obstetri dan Ginekologi,
2009, Hal 670

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana managemen terapi farmakologi Endometriosis?
2. Bagaimana manajemen terapi pembedahan pada Endometriosis?
3. Apa saja terapi non farmakologi Endometriosis?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui managemen terapi farmakologi Endometriosis.


2. Untuk mengetahui manajemen terapi pembedahan pada Endometriosis.
3. Untuk mengetahui terapi non farmakologi Endometriosis.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Managemen terapi farmaokologi Endometriosis


Terapi medik di indikasikan kepada pasien yang ingin mempertahankan
kesuburannya atau yang gejala ringan (Rayburn, 2001). Jenis-jenis terapi medik
dibawah ini :
Tabel. 1 Jenis-jenis terapi medik endometriosis :
Jenis Kandunga Fungsi Mekanisme Dosis Efek
n samping
Progestin Progesteron Menciptaka Menurunkan Medroxypro Depresi,
n kehamilan kadar FSH, gesteron peningkata
palsu LH, dan acetate: 10 n berat
estrogen – 30 badan
mg/hari;
Depo-
Provera®
150 mg
setiap 3
bulan
Danazol Androgen Menciptaka Mencegah 800 mg/hari Jerawat,
lemah n keluarnya selama 6 berat
menopause FSH, LH, bulan badan
palsu dan meningkat
pertumbuhan ,
endometrium perubahan
suara

5
GnRH Analog Menciptaka Menekan Leuprolide Penurunan
agonis GnRH n sekresi 3.75 mg / densitas
menopause hormon bulan; tulang,
palsu GnRH dan Nafareline rasa kering
endometrium 200 mg 2 mulut,
kali sehari; gangguan
Goserelin emosi
3.75 mg /
bulan

2.2 Terapi Pembedahan Endometriosis


Terapi pembedahan dapat dilaksanakan dengan laparoskopi untuk
mengangkat kista-kista, melepaskan adhesi, dan melenyapkan implantasi dengan
sinar laser atau elektrokauter. Tujuan pembedahan untuk mengembalikan
kesuburan dan menghilangkan gejala (Rayburn, 2001).
Terapi bedah konservatif dilakukan pada kasus infertilitas, penyakit berat
dengan perlekatan hebat, usia tua. Terapi bedah konservatif antara lain meliputi
pelepasan perlekatan, merusak jaringan endometriotik, dan rekonstruksi anatomis
sebaik mungkin (Widjanarko, 2009).
Penanganan endometriosis menurut Sumilat, dapat dilakukan dengan
terapi medik seperti pemberian analog general dan obat KB atau dengan terapi
pembedahan menggunakan laparoskopi operatif yaitu pembakaran kista
endometriosis dengan menggunakan laser.

6
Tabel.2 Keuntungan dan kerugian terapi medik dan terapi pembedahan

Jenis terapi Keuntungan Kerugian


Terapi medik 1. Biaya lebih murah 1. Sering ditemukan efek
2. Terapi empiris (dapat di samping
modifikasi dengan mudah) 2. Tidak memperbaiki
3. Efektif untuk menghilangkan fertilitas
rasa nyeri 3. Beberapa obat hanya
dapat digunakan untuk
waktu singkat

Terapi 1. Efektif untuk menghilangkan 1. Biaya mahal


pembedahan rasa nyeri 2. Resiko medis “ penetapan
2. Lebih efisien dibandingkan kurang baik dan
terapi medis penaksiran kurang baik”
3. Melalui biopsi dapat sekitar 3%
ditegakkan diagnosa pasti 3. Efisiensi diragukan, efek
menghilangkan rasa nyeri
temporer

Sumber: Widjanarko, 2009

2.3 terapi non farmaokologi Endometriosis


1.Memperbaiki asupan nutrisi

Berkonsultasi terlebih dahulu mengenai nutrisi yang tepat bagi penderita


penyakit endometriosis kepada ahlinya.Karena salah satu penyebab utama munculnya
penyakit endometriosis terjadi karena defisiensi nutrisi untuk tubuh. Oleh sebab itu
perbaiki asupan nutrisi untuk tubuh Anda.

7
2. Meningkatkan serotonin

Serotonin merupakan kandungan senyawa yang terdapat di dalam tubuh,


senyawa serotonin ini dapat membantu mengurangi rasa nyeri akibat penyakit
endometriosis. Anda dapat meningkatkan serotonin dengan mengonsumsi minyak
lavender ataupun bisa juga dilakukan dengan memaparkan diri di bawah sinar
matahari selama beberapa jam.Usahakan ketika matahari terbit mulai pukul 7 hingga
9 pagi. Terlebih saat mengalami menstruasi, karena saat menstruasi inilah kandungan
serotonin dalam tubuh berkurang drastis.

3. Terapi akupuntur

Terapi non farmakologi penyakit endometriosis selanjutnya adalah dengan


mencoba terapi akupuntur. Memang terapi akuuntur tidak memberikan efek
kesembuhan dalam jangka waktu yang cepat.Namun terapi akupuntur terkenal
mampu mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri yang terjadi akibat penyakit
endometriosis tersebut.

4. Hindari makanan berlemak dan berminyak

Makanan yang banyak mengandung lemak ataupun minyak dapat


memperburuk kondisi penyakit endometriosis yang sedang Anda derita.Terlebih saat
menstruasi tiba, karena saat-saat inilah rasa nyeri muncul secara berlebihan dan
bahkan bisa menyebabkan terjadinya pendarahan berlebihan ketika menstruasi.
Makanan yang banyak mengandung minyak atau lemak antara lain seperti daging,
telur, gorengan dan lain sebagainya.

5. Konsultasikan secara rutin ke dokter atau ahlinya

Terapi non farmakologi penyakit endometriosis yang terakhir adalah dengan


berkonsultasi secara rutin ke dokter.

8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penanganan endometriosis dapat dilakukan dengan terapi medik seperti
pemberian progestin, danazol, GnRH agonis, dan microguinon. Sedangkan terapi
pembedahan dilakukan dengan laparoskopi melalui pelepasan perlekatan, merusak
jaringan endometriotik, rekonstruksi anatomis sebaik mungkin, mengangkat kista,
dan melenyapkan implantasi dengan sinar laser atau elektrokauter.

4.2 Saran
1. Perlu di informasikan tentang pencegahan dan penanganan penyakit
endometriosis pada remaja.
2. Perlu diadakan penyuluhan tentang bahaya penyakit endometriosis kepada
masyarakat luas agar dapat diantisipasi dengan baik dan dapat mencegah
meningkatnya jumlah penderita.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kandungan. P.T. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo. Jakarta. Hal 316-326.
2. Rayburn, W. F., Christopher C. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Widya
Medika. Jakarta. Hal 278-282.

10

Anda mungkin juga menyukai