Anda di halaman 1dari 10

SYSTEMATIC LUPUS

ERYTHEMATOSUS
(SLE)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
1.

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA


2019/2020
DEFINISI

Lupus eritematosus sistemik (SLE) adalah radang kronis


yang disebabkan oleh penyakit autoimun (kekebalan tubuh) di
mana sistem pertahanan tubuh yang tidak normal melawan
jaringan tubuh sendiri.

Antara jaringan tubuh dan organ yang dapat terkena adalah


seperti kulit, jantung, paru-paru, ginjal, sendi, dan sistem saraf.
Lupus eritematosus sistemik (SLE) merupakan suatu penyakit
atuoimun yang kronik dan menyerang berbagai system dalam
tubuh. ( Silvia & Lorraine, 2006 )
EPIDEMIOLOGI

Penyakit lupus atau systemic


lupus erythematosus (SLE)
prevalensinya dalam populasi
tertentu kira – kira satu kasus per
2500 orang, penyakit ini
cenderung terjadi pada perempuan
(kira – kira 9:1), yang menyerang
satu diantara 700 perempuan usia
subur. systemic lupus
erythematosus (SLE) lebih sering
ditemukan pada ras tertentu
seperti ras kulit hitam, Cina, dan
Filipina. Penyakit ini terutama
diderita oleh wanita muda dengan
puncak kejadian pada usia 15-40
tahun (selama masa reproduktif)
dengan perbandingan wanita dan
laki-laki 5:1)
PENYEBAB

factor predisposisi - Factor genetic - Factor


Humoral - Factor lingkungan - Kontak dengan
sinar matahari - Infeksi virus/bakteri - Obat
golongan sulva - Penghentian lehamilan - Trauma
psikis
KLASIFIKASI

Klasifikasi Ada tiga jenis type lupus :


a. Cutaneous Lupus, Tipe ini juga dikenal sebagai Discoid Lupus Tipe lupus ini
hanya terbatas pada kulit dan ditampilkan dalam bentuk ruam yang muncul
pada muka, leher, atau kulit kepala. Ruam ini dapat menjadi lebih jelas
terlihat pada daerah kulit yang terkena sinar ultraviolet (seperti sinar matahari,
sinar fluorescent)
b. Discoid Lupus, Tipe lupus ini dapatmenyebabkan inflamasi pada beberapa
macam organ. Untuk beberapa orang mungkin saja hal ini hanya terbatas
pada gangguan kulit dan sendi. Tetapi pada orang yang lain, sendi, paru-paru,
ginjal, darah ataupun organ dan/atau jaringan lain yang mungkin terkena.
c. Drug-induced lupus Tipe lupus ini sangat jarang menyerang ginjal atau
sistem syaraf. Obat yang umumnya dapat menyebabkan druginduced lupus
adalah jenis hidralazin (untuk penanganan tekanan darah tinggi) dan pro-
kainamid (untuk penanganan detak jantung yang tidak teratur/tidak normal).
Tidak semua orang yang memakan obat ini akan terkena drug-induced lupus.
Dari ketiganya, Discoid Lupus paling sering menyerang. Namun, Systemic
Lupus selalu lebih berat dibandingkan dengan Discoid Lupus, dan dapat
GEJALA KLINIS

Gejala klinis yang mungkin muncul pada pasein SLE yaitu:

a.Wanita muda dengan keterlibatan dua organ atau lebih.


b.Gejala konstitusional: kelelahan, demam (tanpa bukti
infeksi) dan penurunan berat badan
c.Muskuloskeletal: artritis, artralgia, myositis
Kulit: ruam kupu-kupu (butter • ly atau malar rash),
fotosensitivitas, lesi membrane mukosa, alopesia, fenomena
Raynaud, purpura, urtikaria, vaskulitis.
d.Ginjal: hematuria, proteinuria, silinderuria, sindroma nefrotik
f.Gastrointestinal: mual, muntah, nyeri abdomen
g.Paru-paru: pleurisy, hipertensi pulmonal,lesi parenkhim paru.
PEMERIKSAAN FISIK

 Inspeksi : inspeksi kulit dilakukan untuk menemukan ruam


eritematous. Plak eritematous pada kulit dengan skuama yang
melekat dapat terlihat pada kulit kepala, muka atau leher.
Inspeksi kulit kepala dilakukan untuk menemukan gejala
alopesia, dan inspeksi mulut serta tenggorok untuk ulserasi
yang mencerminkan gangguan gastrointestinal. Selain itu juga
untuk melihat pembengkakan sendi.
 Auskultasi : dilakukan pada kardiovaskuler untuk mendengar
friction rub perikardium yang dapat menyertai miokarditis dan
efusi pleura. Efusi pleura serta infiltrasi mencerminkan
insufisiensi respiratorius dan diperlihatkan oleh suara paru yang
abnormal.
 Palpasi : dilakukan palpasi untuk mengetahui adanya nyeri
tekan, dan sendi yang terasa hangat
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Pemeriksaan lab :
a. Pemeriksaan darah Pemeriksaan darah bisa
menunjukkan adanya antibodi antinuklear,
yang terdapat pada hampir semua penderita
lupus, Pemeriksaan darah untuk mengukur
kadar komplemen (protein yang berperan
dalam sistem kekebalan) dan untuk
menemukan antibodi lainnya, mungkin perlu
dila
b. kukan untuk memperkirakan aktivitas dan
lamanya penyakit.

 Radiology : - Rontgen dada menunjukkan


pleuritis atau perikarditis.
Pilar pengobatan yang untuk penderita SLE sebaiknya
dilakukan secara berkesinambungan. Pilar pengobatan
yang bisa dilakukan:
a. Edukasi dan konseling
- Penjelasan tentang penyakit lupus dan penyebabnya -
Tipe dari penyakit SLE dan karakteristik dari tipe-tipe
penyalit SLE - Masalah terkait dengan fisik, kegunaan
istirahta latihan terutama yang terkait dengan Therapy/
pengobatan steroid seperti osteoporosis, kebutuhan
istirahat, pemakaian alat bantu, pengaturan diet, serta
Tindakan
cara mengatasi infeksi Penanganan
b. Program rehabilitasi
- Istirahat - Terapi fisik - Terapi dengan modalitas - Ortotik,
dan yang lainny
b. Pengobatan medikamentosa
Jenis obat yang dapat digunakan pada pasein SLE adalah: -
OAINS - Kortikosteroid - Klorokuin - Azatioprin -
Siklofosfamid - Metotreksat - Siklosporin A - , Mikofenolat
mofetil Jenis obat yang paling umum digunakan adalah
kortikosteroi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai