Disusun Oleh
Kelompok VI :
Puji syukur kelompok haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas kasih karunia dan rahmat – Nya kelompok dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah keperawatan Gerontik berjudul “Project Learning Dengan Barthel Index
Pada Lansia Pada Kasus Pencernaan dengan Gastritis”. Dalam penyusunan
makalah, kelompok banyak mengalami hambatan dan kesulitan namun berkat
bantuan, doa, dorongan serta motivasi dari berbagai pihak yang telah membantu,
sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik
segi penyusunan maupun isinya. Kritik dan saran dari pembaca tentunya sangat
diharapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata, dengan segala kelebihan dan kekurangan, kelompok berharap
makalah ini tetap dapat memberikan manfaat untuk pembaca dan kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.2.Etiologi
(La,Sarif .2012)
2.1.3. Klasifikasi
Gastritis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
bagian,diantaranya :
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan
konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak
mukosa gaster,biasanya disebabkan oleh bumbu,rempah-
rempah,alcohol,obat-obatan, radiasi ,kemoterapi,dan mikroorganisme
infektif (La,Sarif).
Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah
mengalami gastritis.Kadang-kadang hemoragis memerlukan intervensi
bedah.Bila makanan pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai
usus,dapat mengakibatkan kolic dan diare.Biasanya,pasien sembuh
kira-kira sehari,meskipun nafsu makan mungkin menueun selama 2 atu
3 hari kemudian ( Suddarth,Brunner.2001)
b. Gastritis Kronis
Gastritis ini dibgagi menjadi sua tipe yaitu tipe A dan B.Gastritis
tipe A mampu menghasilkan imun sendiri,tipe ini dikaitkan dengan
atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa.Penurunan pada
sekresi gastric mempengaruhi produksi antibody.Anemia pernisiosa
berkembang dengan proses ini.Gastritis tipe B lebih lazim,akan tetapi
tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang
menimbulkan ulkus pada dinding lambung (La,Sarif.2012).
2.1.4.Patofisiologi
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong,terletak
dibagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang
dewasa memiliki panjang berkisar 10 inci. Bila lambung dalam keadaan
kosong, maka ia akan melipat seperti sebuah akordion. Ketika lambung
mulai terisi dan mengembang,lipatan-lipatan tersebut secara bertahap
terbuka.Lambung memproses dan menyimpan makanan secara bertahap
melepaskannya ke dalam usus kecil.Ketika makanan masuk ke dalam
esophagus dan lambung (esophageal Sphinter) akan membuka dan
membiarkan makanan masuk melewati lambung.Setelah makanan
masuk ke lambung,sphinter menutup kembali. Dinding lambung terdiri
dari lapisan otot yang kuat. Ketika mkanan berada di lambung,dinding
lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut.pada saat yang
sama kelenjar-kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung
mulai mengeluarkan cairan lambung termasuk enzim-enzim dan asam
lambung untuk lebih menghancurkan makanan tersebut (La,Sarif.2012).
Suatu komponen cairan lambung adalah asam,asam ini sangat
korosif sehingga pakubesipun dapat larut dalam cairan ini.Dinding
lambung dilindungi oleh mukosa-mukosa bikarbonat (sebuah lapisan
penyangga yang mengeluarkan ion bikarbonat secara regular sehingga
menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari
sifr korosif hidroklorida.Fungsi dari lapisan pelindung lambung ini
adalah agar cairan asam dalam lambung tidak merusak dinding
lambung.Adapun terjadi nya proses gastritis yang biasanya terkena oleh
bakteri,obat-obatan anti nyeri yang berlebihan,infeksi bakteri/virus
makan keseluruhan factor diatas akan merusak epitel-epitel sawar pada
lambung.Ketika asam berdifusi ke mukosa,dengan keadaan epitek
sawar yang dihancurkan tadi maka akan terjadi penghancuran sel
mukosa.Dengan sel mukosa yang hancur ini mengakibatkan fungsi dari
mukosa tidak berfungsi yang akhirnya asam tidak dapat dikontrol
sehingga terjadi peningkatan asam hidroklorida di lambung dan ketika
mengenai dinding lambung akan menimbulkan nyeri lambung/perih
karena dinding lambung mengalami inflamasi (La,Sarif.2012)
Dalam penghancuran sel mukosa oleh asam maka mengakibatkan
peningkatan histamine sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap
protein meningkat kemudian plasma mengalami kebocoran di
intestinum maka terjadi odem dan akhirnya plasma bocor kedalam
lambung sehingga terjadi (Hematoresis dan melena).Ketika terjadi
peningkatan asam klorida akan merangsang kolinergik sehingga
potilitas (sekresi) pepsinogen meningkat,yang kemudian akan diubah
menjadi pepsin dan berakibat akan menurun fungsi sawar dan kemudian
terjadi hancurnya vena-vena kecil dan kapiler kemudian terjadi
perdarahan (La,Sarif.2012)
2.1.5.Manifestasi Klinis
a) Nyeri epigastrium hebat, dan nyeri ulu hati.
b) Perdarahan
c) Hematomesis
d) Melena
e) Anoreksia
f) Mual,muntah
g) Kembung
h) Rasa asam dimulut
2.1.6. Komplikasi
a. Perdarahan saluran cerna
b. Ulkus
c. Perforasi
d. Kanker Lambung
(La,Sarif.2012)
2.1.7. Penatalaksanaan
1. Gastritis Akut
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alcohol dan makanan sampai gejala berkurang.Bila
pasien mampu makan melalui mulut,diet mengandung gizi
dianjurkan.Bila gejala menetap,cairan perlu diberikan secara
parenteral.Bila perdarahan terjadi,maka penatalaksanaan adalah
serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran
gastrointestinal atas.Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna
makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasi agen penyebab.
a. Untuk menetralisir asam,digunakan antasida umum
(mis,aluminium hidroksida);untuk menetralisir
alkali,digunakan jus lemon encer atau cuka encer.
b. Bila korosi luas atau berat,emetic dan lavase dihindari karena
bahaya perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi,analgetik dan
sedative,serta cairan intravena.Endoskopi fiberoptik mungkin
diperlukan.Pembedahan darurat mungkin diperlukan.Pembedahan
untuk mengangkat ganggren atau jaringan
perforasi.Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin
diperlukan untuk mengatasi obstruksi pylorus (Suddart, Brunner.
2001)
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet
pasien,meningkatkan istirahat,mengurangi stress dan memulai
farmaterapi.H.Pylori dapat diatasi dengan antibiotic (seperti
tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismuth (Pepto-Bismol).
Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorpsi vitamin
B12 yang disebabkan oleh adanya antibody terhadap factor
instrinsik (Suddart,Brunner.2001)
2.1.8 Pencegahan
Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah,berikut
beberapa saran untuk dapat selalu dicegah,berikut beberapa saran untuk
dapat mengurangi resiko terkena gastritis :
a. Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang
pedas,asam,gorengan atau berlemak.Yang sama pentingnya dengan
pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah
bagaimana cara memakannya.Makanlah dengan jumlah yang cukup
pada waktunya dan lakukan dengan santai.
b. Hindari Alkohol
Penggunaan alcohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan
mukosa lambung serta dapat mengakibatkan peradangan dan
perdarahan.
c. Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung,membuat lambung
lebih rentan terhadap gastritis dan borok.Merokok juga dapat
meningkatkan asam lambung sehingga menunda penyembuhan
lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker
lambung.
d. Lakukan olahraga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan
jantung,juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga
membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih
cepat.
e. Kendalikan stress
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan
stroke,menurunkan system kekebalan tubuh dan dapat memicu
terjadinya permasalahan kulit.Stress juga dapat meningkatkan
produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan
pencernaan.Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari
,maka kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif
dengan cara diit yang bernutrisi,istirahat yang cukup,olahraga
teratur dan relaksasi yang cukup.
f. Ganti Obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan hindari pengguanan obat anti inflamasi non
steroid (AINS),obat-obatan golongan ini akan menyebabkan
terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah
ada menjadi lebih parah.Ganti dengan penghilang nyeri yang
mengandung Acthaninophen.
g. Ikuti Rekomendasi Dokter
Untuk mengkomsumsi makanan yang sehat,yang tidak merangsang
asam lambung naik berproduksi banyak dan dapat menyebabkan
perforasi dinding lambung sehingga mengakibatkan terjadinya
perdarahan.Hindari minuman yang mengandung alcohol, merokok,
hindari penggunaan obat-obatan kera dalam jangka waktu yang
panjang.melakukan olahraga teratur.
( La,Sarif.2012)
2.2.1. Pengkajian
BAB III
TINJAUAN KASUS
KASUS
Ny. P seorang lansia berusia 73 tahun dengan dignosa medis gangguan
pada saluran pencernaan : Gastritis.Mahasiswa melakukan pengkajian terhadap
klien dan mendapatkan data bahwa klien memiliki riwayat penyakit gastritis
sejak 3 tahun yang lalu dan telah berobat ke pusat pelayanan kesehatan seperti
Rumah sakit dan puskesmas terdekat.Klien merupakan orang yang
tenang,berpikir positif dan memiliki keluhan gangguan pada pola tidurnya
.Pasien mengatakan bahwa tidur nya pada malam hari sering tidak tecukupi.Ia
kerap tidur pukul 24.00 malam dan sering terbangun pada pagi hari .Pasien
juga tidak dapat tidur pada siang hari. Pasien tampak lemas dan kurang
bergairah .Ia masih mampu melakukan aktifitas sehari-hari (ADL) secara
mandiri dan ia berpikir untuk tidak meyusahkan orang-orang
disekelilingnya.Keadaan didalam keluarga tergolong harmonis,hubungan
dengan seluruh anaknya terjalin dengan baik dan mereka saling memperhatikan
satu sama lainnya.Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang berpenghasilan
dari hasil kontrakan yang dimilikinya untuk memenuhi seluruh
kebutuhannya.Ia mengatakan bahwa ia akan berusaha untuk mematuhi
instruksi dari dokter maupun tenaga kesehatan lainnya untuk mempertahankan
status kesehatannya.
I. IDENTITAS
A. Nama : Ny. P
B. Jenis Kelamin : Perempuan
C. Umur : 73 Tahun
D. Agama : Kristen Protestan
E. Status Perkawinan : Menikah (Janda)
F. Pendidikan Terakhir : SD
G. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
H. Alamat Rumah : Kecamatan Sempakata
IV KEBIASAAN SEHARI-HARI
A BIOLOGIS
1. Pola makan : Pasien mengatakan bahwa ia memiliki kebiasaan
makan 3 x sehari yang terdiri atas nasi,sayur mayur dan lauk
pauk.Terkadang,untuk menjaga perut agar tidak kosong,pasien
kerap mengkomsumsi roti yang dibeli di warung.
2. Pola Minum : Pasien mengatakan bahwa kebutuhan akan cairan
(minum) dapat tercukupi dengan baik,dalam kesehariannya ia
mampu mengkonsumi cairan kurang lebih 3 L/hari atau sekitar 8-
9 gelas/hari.
3. Pola Tidur : Pasien mengatakan ia memiliki masalah seputar
kebutuhan tidurnya,ia kerap merasakan kesulitan untuk tidur
ketika malam hari dan ia juga sering terbangun pada malam
hari.Pasien tidur dari jam 24.00 – 04.00.Ia juga jarang untuk tidur
pada siang hari.Sebelumnya ia tidak pernah mengkomsumsi obat
tidur untuk membantu dalam memenuhi pola tidurnya.Palpebra
mata klien tampak berwarna kehitaman.
4. Pola eliminasi (BAB/BAK) : Pasien mengatakan bahwa ia tidak
memiliki masalah seputar eliminasi.Ia BAK dengan frekuensi >7 x
perhari warna urin kuning jernih dan BAB dengan frekuensi 1-2 x
perhari,warna feses kuning kecoklatan dengan konsistensi
lembek..Pasien mengatakan bahwa ia tidak mengkomsumsi obat
pencahar untuk membantu eliminasi.
5. Aktivitas sehari-hari : Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki
masalah tentang aktivitas sehari-hari.Pasien mampu melakukan
segala aktifitas secara mandiri.
6. Rekreasi : Pasien mengatakan bahwa terkadang ia bepergian ke
kampongnya di kabanjahe dan pada malam hari ia beserta
keluarga kerap berkumpul bersama sembari menonton TV
bersama di ruang tengah.
B. PSIKOLOGIS
Keadaan emosi : Pasien mengatakan bahwa ia tergolong orang yang
tenang dan mampu untuk mengendalikan
emosinya.Ketika suatu masalah datang ia selalu
mencoba untuk tetap berpikir positif dan selalu
yakin ia mampu untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
C. SOSIAL
1. Dukungan Keluarga : Pasien mengatakan bahwa ia memiliki
dukungan dari seluruh keluarga terlebih dukungan dari anak-
anaknya.
2. Hubungan Antar Keluarga : Pasien mengatakan bahwa
hubungannya dengan anggota keluarga lain tergolong harmonis,hal
ini ditunjukkan apabila ia tengah sakit anggota keluarga yang lain
kerap dating untuk melihat keadaannya.
3. Hubungan dengan orang lain : Pasien mengatakan bahwa hubungan
nya dengan sekitar lingkingan dan sesama dalm keadaan yang baik-
baik saja.Ia tergolong orang yang mudah bergaul dan pasien
mengatakan bahwa ia juga kerap berkunjung pada tetangga terdekat
rumah pasien.
D. SPIRITUAL/KULTURAL
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital :
a. Keadaan Umum : Pasien tampak baik,pasien mampu
melakukan aktivitas secara mandiri
b. Kesadaran :Tingkat kesadaran pasien compos
mentis/pasien sadar penuh
c. Suhu : 36,1 C
d. Nadi : 88 x/i
e. Tekanan Darah : 150/90 mmHg
f. Pernafasan : 20 x/I ,suara nafas pasien vesikuler dan
regular
g. Tinggi Badan : -
h. Berat Badan : 49 Kg
2. Kebersihan perseorangan :
a. Kepala
a. Keadaan Umum : Pasien tampak bersih,rambut
tampak
tertata rapi dengan diikat
satu,pakaian pasien tampak bersih.
b. Kesadaran : Pasien tampak sadar penuh
c. Suhu : 36,1 C
d. Nadi : 88x/i
e. Tekanan Darah : 150/90 mmHg
f. Pernafasan : 20 x/I ,suara nafas pasien vesikuler
dan
regular
g. Berat Badan : 49 Kg
b. Leher: Leher pasien tampak simetris,tidak ditemukan adanya
massa dan lesi pada area sekitar leher,tidak terjadi
pembesaran kelenjar tiroid.
c. Dada/ Thorax
a. Dada : Dada tampak simetris kiri dan kanan,tidak
tampak adanya lesi tidak teraba massa.
b. Paru-paru : Suara nafas dari pasien vesikuler dan
regular tidak terdengar bunyi tambahan pada area paru.
c. Jantung : Tidak tampak adanya perbesaran pada
jantung,apeks jantung terletak pada ICS 5 Sternalis sinistra.
d. Abdomen : Abdomen pasien tampak datar dan tidak
ditemukan adanya massa maupun lesi.Bunyi peristaltic
pada pasien 15 x/i.Ditemukan adanya nyeri tekan pada
abdomen.
e. Muskuloskletal : Tidak tampak adanya kelainan pada area
tulang dan otot pasien,pasien mampu untuk berjalan dan
melakukan aktivitas secara mandiri
f. Lain-lain :-
g. Keadaan Lingkungan : Lingkungan sekitar pasien
tergolong cukup nyaman,pasien memiliki halaman rumah
dan perabot dirumah tertata cukup rapi,meskipun rumah
tergolong cukup kecil.
F. INFORMASI PENUNJANG
1. DIAGNOSA MEDIK : GASTRITIS
2. LABORATORIUM :-
3. TERAPI MEDIS :
Target Group
I. Dimensi Biologis
1. Usia,Jenis Kelamin,Suku
Pasien adalah seorang lansia berjenis kelamin perempuan, berusia 73
tahun dan ia mengatakan bahwa ia adalah suku Batak Karo.
2. Tingkat tumbuh kembang/maturasi individu
Pasien saat ini berada pada tahap perkembangan lansia dengan tugas
perkembangan ialah mempertahankan kesehatan,mempersiapkan diri
dengan pendapatan yang menurun serta beradaptasi dengan kehilangan
pasangan hidup.Klien tergolong mampu untuk memenuhi tugas
perkembangan diatas.
3. Masalah Kesehatan utama yang lazim
Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki keluhan istimewa seputar
kesehatannya.Ia hanya memiliki riwayat penyakit gastritis sejak 3
tahun yang lalu dan hingga saat ini gastritis yang dialami pasien kerap
kambuh, ketika pasien terlambat untuk makan.PAsien juga
mengatakan bahwa ia memiliki masalah seputar pola tidurnya.Ia
memiliki kesulitan untuk tidur di malam hari dan pada siang hari pun
ia jarang untuk tidur siang.
4. Imunisasi
Pasien mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat imunisasi yang
telah terpenuhi sepenuhnya sejak ia kecil.
2. Keterampilan Koping
Pasien mengatakan bahwa ia mampu untuk mengendalikan
emosinya.Ketika suatu masalah datang ia selalu mencoba untuk
bersikap tenang dan berpikir positif. Ia percaya bahwa ia mampu
menyelesaikan semua masalahnya dengan berpikir positif.
3. Insiden dan Prevalen Masalah
Pasien mengatakan bahwa masalah yang datang jarang terjadi di dalam
kehidupannya,ia selalu mencoba untuk berpikir positif bahwa semua
masalah dapat terselesaikan.
4. Stressor psikologis di Dalam Masyarakat
Pasien mengatakan bahwa selama ini ia tidak merasa bahwa
lingkungan menyebabkan masalah/Stress psikologis terhadap
dirinya,meskipun pada lingkungan di sekitar rumahnya terdapat
tempat bermain anak muda (bilyar) yang kerap ribut tetapi ia tidak
merasa terganggu akan hal itu.
1. BARTHEL INDEKS
KETERANGAN:
0-20= ketergantungan
21-61= ketergantungan berat / sangat tergantung
62-90= ketergantungan berat
91-99= ketergantungan ringan
100= mandiri
Interprestasi : ketergantungan ringan dengan skor penilaian 93
Keterangan
4=Mampu melakukan aktivitas dengan lengkap
3= Mampu melakukan aktivitas dengan bantuan
2= Mampu melakukan aktivitas dengan maksimal
1= Tidak mampu melakukan aktivitas
Nilai
42-54= Mampu melakukan aktivitas
28-41= Mampu melakukan aktivitas bantuan
14-27= Mampu melakukan aktivitas bantuan maksimal
<14= Tidak mampu melakukan aktivitas
Kesimpulan : nilai : 46 Pasien mampu melakukan aktivitas
Keterangan
Kesalahan 0-2= Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4= Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7= Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10= Kerusakan intelektual berat
Kesimpulan : Nilai pasien : 2 Fungsi intelektual utuh
1. Orientasi 5 Menyebutkan
dengan benar:
1 Tahun
1 Musim
1 Tanggal
1 Hari
1 Bulan
2. Orientasi 4 Dimana
registrasi sekarang klien
berada?
1 Negara
1 Provinsi
1 Kabupaten
Sebutkan 3
nama objek
(kursi, meja.
Kertas)kemudi
an ditanyakan
kepada klien
menjawab:
1 Kursi
1 Meja
1 Kertas
3.per 3 Meminta klien
hatia berhitung
n mulai dari 100,
kalk kemudian
ulasi dikurang 7-5
tingkat +1.
100, 93,
………
4. Mengingat 3 Meminta klien
untuk
menyebutkan
objek pada
poin 2:
1 Kursi
1 Me ja
1 Kaca
5. Bahasa 9 Menanyakan
kepada klien
untuk
menyebutkan
objek pada
benda(sambil
menunjukan
benda tersebut)
1 Jendela
1 Jam dinding
Meminta klien
untuk
mengulangi
kata berikut
“tidak ada jika
dan atau
tetapi”.
Meminta klien
untuk
mengulangi
kata berikut
yang terdiri
dari 3 langkah
ambil ballpoint
ditangan anda
ambil kertas
menulis saya
mau hadir.
1 Ambil
ballpoi
nt
1 Ambil
kertas
1 Lihat
buku
Perhatikan
klien untuk hal
berikut (bila
aktivitas sesuai
perintah nilai 1
point)”tutup
mata anda”
1 1. Klien
menutu
p mata .
Perhatikan
pada klien
untuk menulis
atau kalimat
dan menyalin
gambar
Total 26
Penilaian :
Nilai 24-30= Normal
Nilai 17-23= Probable gangguan kognitif
Nilai 0-16= Defenitif gangguan kognitif
Kesimpulan : Nilai 26 = Pasien normal
Pengkajian Depresi
1. Inventaris Depresi Beck
Skore URAIAN
A .Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak
sangat bahagia dimana saya tidak
dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu
dan saya tidak dapat keluar
darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya merasa tidak sedih
B .pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan
adalah sia sia kalau sesuatu tidak
dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa
apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa terkecil hati
mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau
kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3 Saya merasa benar benar gagal
sebagai orang tua (suami-istri)
2 Bila melihat kehidupan
kebelakang, semua yang dapat
saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi
orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D .ketidakpuaasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan
kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang
saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah olah sangat
buruk dan tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga
sebagai tangan dan waktu yang
baik
0 Saya tidak merasa benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya
sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya
sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan
diri saya sendiri
G.Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya
sendiri jika saya mempunyai
kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti
tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran
pikiran mengenai membahayakan
diri sendiri
H.Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan semua
minat saya pada orang lain dan
tidak perduli pada semua
2 Saya telah kehilangan semua
minat saya pada orang lain dan
tidak peduli pada semua
1 Saya telah kehilangan semua
minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perhatian pada
mereka
0 Saya tidak kehilangan minat pada
orang lain
I.Keragu raguan
3 Saya tidak dapat membuat
keputusan sama sekali
2 Saya tidak mempunyai banyak
kesulitan dalam membuat
keputusan
1 Saya berusaha mengambil
keputusan
0 Saya membuat keputusan dengan
baik
J.Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek dan
tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada
perubahan perubahan yang
permanen dalam penampilan fisik
membuat saya tidak manis
1 Saya kwatir bahwa saya tampak
tua atau tak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya
tampak lebih buruk dan pada
sebelumnya
K.Kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan
sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya
sendiri dengan keras untuk
melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya
tambahan untuk melakukan
sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira kira
sebaik sebelumnya
L.Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk
melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk
melakukukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang
biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari
yang biasanya
M.Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu
makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat
memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik
sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk
dari yang biasanya
Penilaian
0-4= Depresi tidak ada atau minimal
5-7= Depresi ringan
8-19= Depresi sedang
17>= Depresi berat
Kesimpulan : Nilai : 4 = Depresi tidak ada/minimal
Pengkajian Sosial
a. APGAR
1. Saya puas bisa kembali pada keluarga saya untuk membantu pada
waktu sesuatu menyusahkan saya (adaptasi) : 2
2. Saya puas dengan cara keluarga saya membicarakan sesuatu dan
mengungkapkan masalah dengan saya (hubungan) : 2
3. Saya puas bahwa cara keluarga saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi saya seperti marah, sedih atau atau mencintai
(afek) : 2
4. Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan aktivitas (pertumbuhan) : 2
5. Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu
bersama sama : 2
Penilaian
Pertanyaan yang di jawab
Selalu (poin 2)
Kadang kadang (poin 1)
Hamper tidak pernah (0)
Kesimpulan : Pasien mampu bersosialisasi dengan baik
3.1. Analisa Data
2.2.4.Implementasi
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pengkajian
Secara teori dan lapangan ditemukan perbedaan antara lain :
a. Pengkajian
Menurut teori ditemukan dalam pengkajian ialah selama
pengumpulan riwayat ditemukan nyeri uluhati, tidak dapat
makan,mual atau muntah dan gejala berhubungan dengan
ansietas,stress, alergi makan atau minum terlalu banyak, atau makan
terlalu cepat dan pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan
abdomen ,dehidrasi (perubahan turgor kulit, membrane mukosa
kering). Tetapi pada kasus nyata hanya ditemukan nyeri pada
abdomen,mual,dan muntah pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri
tekan abdomen.
b. Etiologi
Menurut teori penyebab gastritis ialah Inflamsi bakteri
H.pylori,Stress Akut Pemakaian Obat AINS dalam jangka waktu yang
panjang dan penyakit kronis tetapi pada kasus nyata penyebab gastritis
pada klien ialah Proses degenerative dan sering terlambat makan
c. Manifestasi
Pada konsep teori manifestasi gastritis ialah : Nyeri epigastrium hebat,
nyeri ulu hati, Perdarahan, Hematomesis, Melena, Anoreksia, Mual,
muntah, Kembung dan Rasa asam dimulut.Tetapi pada kasus nyata
yang ditemukan ialah : Nyeri epigastrium dan nyeri ulu
hati,Mual,muntah,Kembung dan Rasa asam dimulut.
2. Diagnosa
Pada konsep teori diagnose dari gastritis ialah : Nyeri Akut/ Kronis
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan tubuh, Gangguan
pola Tidur, Ansietas, dan Kurang pengetahuan.Tetapi pada kasus
didapatkan diagnose klien ialag gangguan pola tidur,dan kesiapan
manajemen pemeliharaan kesehatan.
3. Intervensi Keperawatan
Pada konsep teoritis intervensi yang diberikan tergolong sangat banyak
dikarenakan belum terdapat kasus yang akan disesuaikan dengan
diagnose dan kebutuhan rencana tindakan pasien, Sedangkan pada kasus
dibutuhkan pemilihan intervensi yang mungkin dapat dilakukan terhadap
klien sesuai dengan kondisi dan tujuan yang hendak dicapai. Intervensi
untuk mengatasi diagnosa yang pertama kelompok menggunakan terapi
komplementer yang sesuai antara lain: Rendam kaki dengan air hangat
dari jurnal yang berjudul “Rendam Kaki Dengan Air Hangat Salah Satu
Terapi Yang Mampu Mengatasi Insomnia Pada Lansia” menyebutkan
ada pengaruh yang signifikan rendam kaki dengan air hangat terhadap
penurunan insomnia pada lansia (Hardono dkk, 2018).
BAB IV
PENUTUP
Hardono, Oktaviana & Andoko. (2018). “Rendam Kaki Dengan Air Hangat Salah
Satu Terapi Yang Mampu Mengatasi Insomnia Pada Lansia”. Holistik Jurnal
Kesehatan, Volume 13, No.1, Maret 2019: 62-68. Diakses dari
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/1046
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38265/5/Chapter%20I.pdf.