Anda di halaman 1dari 52

PROJECT LEARNING DENGAN BARTHEL INDEX PADA

LANSIA PADA KASUS PENCERNAAN


DENGAN GASTRITIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KeperawatanGerontik


Dosen Pengampu : Ns. Nur Rakhmawati, MPH

Disusun Oleh

Kelompok VI :

1. Purnaning Sintya Krisna Utami ST182035 5. Ratnawati Kusumaningsih ST182039


2. Rahayu Sri Wuryandari ST182036 6. Rendra Bagus Subandono ST182040
3. Rani Putri Yuniati ST182037 7. Restiani Savitri ST182041
4. Ratih Dwi Rahmawati ST182038

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS K U S U M A H U S A D A
SURAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas kasih karunia dan rahmat – Nya kelompok dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah keperawatan Gerontik berjudul “Project Learning Dengan Barthel Index
Pada Lansia Pada Kasus Pencernaan dengan Gastritis”. Dalam penyusunan
makalah, kelompok banyak mengalami hambatan dan kesulitan namun berkat
bantuan, doa, dorongan serta motivasi dari berbagai pihak yang telah membantu,
sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik
segi penyusunan maupun isinya. Kritik dan saran dari pembaca tentunya sangat
diharapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata, dengan segala kelebihan dan kekurangan, kelompok berharap
makalah ini tetap dapat memberikan manfaat untuk pembaca dan kita semua.

Surakarta, 10 Juni 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gastritis merupakan peradangan local atau menyebar pada mukosa
lambung,yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi
dengan bakteri atau bahan iritan lain (La,Sarif .2012).
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering timbul akibat diet yang
sembrono.Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan
makanan yang terlalu berbumbu,makanan yang mengandung mikroorganisme
(H.pylori) penyebab penyakit.Penyebab lain dari gastritis ini mencakup
komsumsi alcohol,aspirin,refluks empedu atau terapi radiasi
(Suddrath,Brunner.2001).
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan
yang paling sering terjadi. Badan penelitian WHO mengadakan tinjauan
terhadap beberapa negara di dunia dan mendapatkan hasil persentase dari
angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%,
Jepang 14,5%, Kanada 35% dan Perancis 29,5%. Menurut WHO di Indonesia
angka kejadian gastritis di beberapa daerah juga cukup tinggidengan
prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk, menurut
Maulidiyah (2006), di kota Surabaya angka kejadian gastritis sebesar 31,2%,
Denpasar 46%, dan kejadian gastritisyang tertinggi terdapat di kota Medan
yaitu sebesar 91,6%.Di Amerika Serikat (AS), ditemukan bahwa jumlah
kaum Hispanik (Spanyol) yang menderita infeksi Helicobacter Pylori ( HP)
jauh lebih tinggi dari kulit putih. Di Singapura, jumlah ras China penderita
infeksi H.Pylori tiga kali le bih tinggi dibanding Melayu dan India.Dari hasil
penelitian para pakar didapatkan jumlah penderita sakit maag antara pria dan
wanita, ternyata sakit maag lebih banyak pada wanita, dan dapat menyerang
sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia. Di Inggris sekitar 6-20%
menderita maag pada usia 55 tahun dengan prevalensi 22% insidens total
untuk segala umur pada tahun 1988 adalah 16 kasus per 1000. Insidens
meningkat berdasarkan umur, puncaknya pada 29, 2 kasus per 1000 pada
kelompok umur 45-64. Insidens sepanjang usia untuk penyakit maag adalah
sekitar 10%. Sementara itu di Jepang, seperti dikutip Majalah Look Japan,
setiap 4 – 5 orang di bawah usia 30-an sudah terinfeksi bakteri ini walaupun
tampak sehat. Orang yang terinfeksi di atas usia 50 tahun bahkan sampai
50%.Di negara berkembang yang tingkat ekonominya lebih rendah, terjadi
infeksi pada 80 % penduduk setelah usia 30 tahun.Dari survey yang
dilakukan pada masyarakat jakarta pada tahun 2007 yang melibatkan 1.645
responden mendapatkan bahwa pasien dengan masalah gastritis ini mencapai
60% artinya masalah gastritis ini memang ada dimasyarakat dan tentunya
harus menjadi perhatian kita semua.
Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan
gastritis meliputi Untuk menetralisir asam,digunakan antasida umum
(mis,aluminium hidroksida);untuk menetralisir alkali,digunakan jus lemon
encer atau cuka encer,bila korosi luas atau berat,emetic dan lavase dihindari
karena bahaya perforasi.Untuk gastritis kronis yang dapat dilakukan meliputi
memodifikasi diet pasien,meningkatkan istirahat,mengurangi stress dan
memulai farmaterapi.H.Pylori dapat diatasi dengan antibiotic (seperti
tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismuth (Sudarrt,Brunner.2001).
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit
gastritis meliputi pola makan yang teratur,olahraga yang teratur,hindari
komsumsi obat-obatan tertentu,hindari komsumsi alcohol,hindari
merokok,hindari stress,dan ikuti rekomendasi dokter (La,Sarif.2012)

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan Umum

Mahasiswa/I mampu memahami konsep teoritis dalam


melakukan Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Gangguan Sistem
Gastrointestinal : Gastritis serta melakukan Asuhan Keperawatan
Gerontik Pada pasien dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal :
Gastritis.
1.2.2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa/I mampu melakukan Pengkajian Keperawatan pada Ny.P


usia 73 tahun dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal : Gastritis
b. Mahasiswa/I mampu menentukan Diagnose Keperawatan pada Ny.P
usia 73 tahun dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal : Gastritis
c. Mahasiswa/I mampu menyusun Intervensi Keperawatan pada Ny.P
usia 73 tahun dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal : Gastritis
d. Mahasiswa/I mampu melakukan Iimplementasi Keperawatan pada
Ny.P usia 73 tahun dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal :
Gastritis
e. Mahasiswa/I mampu melakukan Evaluasi Keperawatan pada Ny.P
usia 73 tahun dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal : Gastritis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. KONSEP TEORI


2.1.1. Pengertian
Gastritis merupakan peradangan permukaan mukosa lambung
yang bersifat akut,dengan kerusakan’’Erosive “ karena permukaan
hanya pada bagian mukosa (Lin,Inaya.2004 dalam Saferi, Andra. 2013)
Gastritis merupakan peradangan pada lapisan lambung
(medikasto.2003 dalam Saferi, Andra. 2013). Gastritis diartikan sebagai
inflamasi mukosa gaster akut atau kronis (Ovedort,2002 dalam Saferi,
Andra. 2013).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub
mukosa lambung (Suyono.2001 dalam Saferi, Andra. 2013).

2.1.2.Etiologi

Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering timbul akibat diet


yang sembrono.Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau
makan makanan yang terlalu berbumbu,makanan yang mengandung
mikroorganisme (H.pylori) penyebab penyakit.Penyebab lain dari
gastritis akut mencakup alcohol,aspirin,refluks empedu atau terapi
radiasi (Suddrath,Brunner.2001).

Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam


atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren
atau perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi,yang
mengakibatkan obstruksi pylorus.Gastritis juga merupakan tanda
pertama dari infeksi sistemik akut.Gastritis kronis biasanya disebabkan
oleh infeksi bakteri Helicobacter Pylori (Suddrath, Brunner. 2001).
Adapun beberapa etiologi yang dapat menimbulkan gastritis antara lain
ialah :
a. Inflamsi bakteri H.pylori
b. Stress Akut
c. Pemakaian Obat AINS dalam jangka waktu yang panjang
d. Penyakit Kronis

(La,Sarif .2012)

2.1.3. Klasifikasi
Gastritis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
bagian,diantaranya :
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan
konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak
mukosa gaster,biasanya disebabkan oleh bumbu,rempah-
rempah,alcohol,obat-obatan, radiasi ,kemoterapi,dan mikroorganisme
infektif (La,Sarif).
Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah
mengalami gastritis.Kadang-kadang hemoragis memerlukan intervensi
bedah.Bila makanan pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai
usus,dapat mengakibatkan kolic dan diare.Biasanya,pasien sembuh
kira-kira sehari,meskipun nafsu makan mungkin menueun selama 2 atu
3 hari kemudian ( Suddarth,Brunner.2001)
b. Gastritis Kronis
Gastritis ini dibgagi menjadi sua tipe yaitu tipe A dan B.Gastritis
tipe A mampu menghasilkan imun sendiri,tipe ini dikaitkan dengan
atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa.Penurunan pada
sekresi gastric mempengaruhi produksi antibody.Anemia pernisiosa
berkembang dengan proses ini.Gastritis tipe B lebih lazim,akan tetapi
tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang
menimbulkan ulkus pada dinding lambung (La,Sarif.2012).
2.1.4.Patofisiologi
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong,terletak
dibagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang
dewasa memiliki panjang berkisar 10 inci. Bila lambung dalam keadaan
kosong, maka ia akan melipat seperti sebuah akordion. Ketika lambung
mulai terisi dan mengembang,lipatan-lipatan tersebut secara bertahap
terbuka.Lambung memproses dan menyimpan makanan secara bertahap
melepaskannya ke dalam usus kecil.Ketika makanan masuk ke dalam
esophagus dan lambung (esophageal Sphinter) akan membuka dan
membiarkan makanan masuk melewati lambung.Setelah makanan
masuk ke lambung,sphinter menutup kembali. Dinding lambung terdiri
dari lapisan otot yang kuat. Ketika mkanan berada di lambung,dinding
lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut.pada saat yang
sama kelenjar-kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung
mulai mengeluarkan cairan lambung termasuk enzim-enzim dan asam
lambung untuk lebih menghancurkan makanan tersebut (La,Sarif.2012).
Suatu komponen cairan lambung adalah asam,asam ini sangat
korosif sehingga pakubesipun dapat larut dalam cairan ini.Dinding
lambung dilindungi oleh mukosa-mukosa bikarbonat (sebuah lapisan
penyangga yang mengeluarkan ion bikarbonat secara regular sehingga
menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari
sifr korosif hidroklorida.Fungsi dari lapisan pelindung lambung ini
adalah agar cairan asam dalam lambung tidak merusak dinding
lambung.Adapun terjadi nya proses gastritis yang biasanya terkena oleh
bakteri,obat-obatan anti nyeri yang berlebihan,infeksi bakteri/virus
makan keseluruhan factor diatas akan merusak epitel-epitel sawar pada
lambung.Ketika asam berdifusi ke mukosa,dengan keadaan epitek
sawar yang dihancurkan tadi maka akan terjadi penghancuran sel
mukosa.Dengan sel mukosa yang hancur ini mengakibatkan fungsi dari
mukosa tidak berfungsi yang akhirnya asam tidak dapat dikontrol
sehingga terjadi peningkatan asam hidroklorida di lambung dan ketika
mengenai dinding lambung akan menimbulkan nyeri lambung/perih
karena dinding lambung mengalami inflamasi (La,Sarif.2012)
Dalam penghancuran sel mukosa oleh asam maka mengakibatkan
peningkatan histamine sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap
protein meningkat kemudian plasma mengalami kebocoran di
intestinum maka terjadi odem dan akhirnya plasma bocor kedalam
lambung sehingga terjadi (Hematoresis dan melena).Ketika terjadi
peningkatan asam klorida akan merangsang kolinergik sehingga
potilitas (sekresi) pepsinogen meningkat,yang kemudian akan diubah
menjadi pepsin dan berakibat akan menurun fungsi sawar dan kemudian
terjadi hancurnya vena-vena kecil dan kapiler kemudian terjadi
perdarahan (La,Sarif.2012)

2.1.5.Manifestasi Klinis
a) Nyeri epigastrium hebat, dan nyeri ulu hati.
b) Perdarahan
c) Hematomesis
d) Melena
e) Anoreksia
f) Mual,muntah
g) Kembung
h) Rasa asam dimulut

2.1.6. Komplikasi
a. Perdarahan saluran cerna
b. Ulkus
c. Perforasi
d. Kanker Lambung
(La,Sarif.2012)
2.1.7. Penatalaksanaan

1. Gastritis Akut
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alcohol dan makanan sampai gejala berkurang.Bila
pasien mampu makan melalui mulut,diet mengandung gizi
dianjurkan.Bila gejala menetap,cairan perlu diberikan secara
parenteral.Bila perdarahan terjadi,maka penatalaksanaan adalah
serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran
gastrointestinal atas.Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna
makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasi agen penyebab.
a. Untuk menetralisir asam,digunakan antasida umum
(mis,aluminium hidroksida);untuk menetralisir
alkali,digunakan jus lemon encer atau cuka encer.
b. Bila korosi luas atau berat,emetic dan lavase dihindari karena
bahaya perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi,analgetik dan
sedative,serta cairan intravena.Endoskopi fiberoptik mungkin
diperlukan.Pembedahan darurat mungkin diperlukan.Pembedahan
untuk mengangkat ganggren atau jaringan
perforasi.Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin
diperlukan untuk mengatasi obstruksi pylorus (Suddart, Brunner.
2001)
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet
pasien,meningkatkan istirahat,mengurangi stress dan memulai
farmaterapi.H.Pylori dapat diatasi dengan antibiotic (seperti
tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismuth (Pepto-Bismol).
Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorpsi vitamin
B12 yang disebabkan oleh adanya antibody terhadap factor
instrinsik (Suddart,Brunner.2001)
2.1.8 Pencegahan
Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah,berikut
beberapa saran untuk dapat selalu dicegah,berikut beberapa saran untuk
dapat mengurangi resiko terkena gastritis :
a. Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang
pedas,asam,gorengan atau berlemak.Yang sama pentingnya dengan
pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah
bagaimana cara memakannya.Makanlah dengan jumlah yang cukup
pada waktunya dan lakukan dengan santai.
b. Hindari Alkohol
Penggunaan alcohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan
mukosa lambung serta dapat mengakibatkan peradangan dan
perdarahan.
c. Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung,membuat lambung
lebih rentan terhadap gastritis dan borok.Merokok juga dapat
meningkatkan asam lambung sehingga menunda penyembuhan
lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker
lambung.
d. Lakukan olahraga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan
jantung,juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga
membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih
cepat.
e. Kendalikan stress
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan
stroke,menurunkan system kekebalan tubuh dan dapat memicu
terjadinya permasalahan kulit.Stress juga dapat meningkatkan
produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan
pencernaan.Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari
,maka kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif
dengan cara diit yang bernutrisi,istirahat yang cukup,olahraga
teratur dan relaksasi yang cukup.
f. Ganti Obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan hindari pengguanan obat anti inflamasi non
steroid (AINS),obat-obatan golongan ini akan menyebabkan
terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah
ada menjadi lebih parah.Ganti dengan penghilang nyeri yang
mengandung Acthaninophen.
g. Ikuti Rekomendasi Dokter
Untuk mengkomsumsi makanan yang sehat,yang tidak merangsang
asam lambung naik berproduksi banyak dan dapat menyebabkan
perforasi dinding lambung sehingga mengakibatkan terjadinya
perdarahan.Hindari minuman yang mengandung alcohol, merokok,
hindari penggunaan obat-obatan kera dalam jangka waktu yang
panjang.melakukan olahraga teratur.
( La,Sarif.2012)

2.2 KONSEP KEPERAWATAN

2.2.1. Pengkajian

Selama pengimpulan riwayat perawat menanyakan tentang


tanda dan gejala pada pasien.Apakah pasien mengalami nyeri
uluhati,tidak dapat makan,mual atau muntah ? Apakah gejala terjadi
pada waktu kapan saja,sebelum atau sesudah makan,setelah mencerna
makanan pedas atau pengiritasi ,atau setelah mencerna obat-obatan
tertentu atau alcohol ? Apakah gejala berhubungan dengan
ansietas,stress,alergi makan atau minum terlalu banyak ,atau makan
terlalu cepat?Bagaimana hilang? Adakah riwayat penyakit lambung
sebelumnya atau pembedahan lambung ? Riwayat diet ditambah jenis
diet yang baru dimakan 72 jam,akan membantu.Riwayat lengkap
sangat penting dalam membantu perawat untuk mengidentifikasi
apakah kelebihan diet atau diet sembrono yang diketahui,berhubungan
dengan gejala saat ini ,apakah ada orang lain pada lingkungan pasien
memiliki gejala serupa,apakah pasien memuntahkan darah,dan apakah
elemen penyebab yang diketahui telah tertelan
(Suddart,Brunner.2001).

Tanda yang diketahui selama pemeriksaan fisik mencakup nyeri


tekan abdomen ,dehidrasi (perubahan turgor kulit,membrane mukosa
kering),dan bukti adanya gangguan sistemik dapat menyebabkan
gejala gastritis.Lamanya waktu dimana gejala saat ini hilang dari
metode yang digunakan oleh pasien untuk mengatasi gejala ,serta
efek-efeknya juga diidentifikasi (Suddart,Brunner.2001).

2.2.2. Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri Akut/ Kronis b/d Agens Cedera Biologis
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan tubuh b/d
Anoreksia,masukan nutrient yang tidak adekuat.
3. Gangguan pola tidur b/d Penyakit
4. Ansietas b/d penyakit
5. Kurang pengetahuan b/d Proses penyakit
2.2.3. Intervensi Keperawatan

Diagnose NOC NIC


Keperawatan
Nyeri Acut Paint control 1605 Paint Management 1400
b/d Agens Setelah dilakukan Pengkajian:
Biologis tindakan keperawatan 1. Kaji nyeri secara
selama 1 x 24 jam komprehensif meliputi
diharapkan masalah lokasi,karakteristik,onset/du
nyeri akut pada rasi,frekuensi,kualitas,inten
pasien dapat teratasi sitas dan factor penyebab.
dengan indicator: 2. Observasi respon nonverbal
a) 160501 menunjukkan
Pasien ketidaknyamanan terutama
mampu pada pasien yang tidak
menyebutkan mampu berkomunikasi
factor secara efektif
prepitasi nyeri Mandiri:
b) 160513 1. Gunakan strategi
Pasien komunikasi teraupetik
melaporkan untuk mengetahui nyeri dan
perubahan respon pasien terhadap
gejala/ nyeri nyeri.
terhadap 2. Tentukan dampak nyeri
kesehatan. yang dirasakan pasien
c) 160511 3. Kontrol factor lingkungan
Pasien yang mampu menimbulkan
melaporkan respon ketidaknyamanan
pengendalian pada pasien.
nyeri 4. Kurangi factor prepitasi
nyeri
Penyuluhan
Paint Level 1. Ajarkan penggunaan teknik
2102 nonpharmakogi (teknik
Setelah dilakukan relaksasi)
tindakan keperawatan 2. Ajarkan prinsip dalam
selama 1 x 24 jam penangan nyeri
diharapkan masalah Kolaborasi:
nyeri akut pada 1. Kolaborasi dengan tenaga
pasien dapat teratasi kesehatan lainnya untuk
dengan indicator: menentukan dan
a.210201 Reported menjalankan therapy,jika
pain perlu.
b. 210206 Facial Relaxation therapy 6040
expression of pain Intervensi :
c.210208 1. Gambarkan keuntungan dan
Restlessness penggunaan teknik relaksasi
dan type relaksasi yang akan
digunakan.
2. Berikan deskripsi yang detail
mengapa memilih intervensi
relaksasi
3. Ketahui terlebih dahulu apa
yang dibutuhkan untuk
relaksasi
4. Ajak pasien untuk rileks dan
rasakan sensasi yang mungkin
muncul
5. Berikan waktu yang tidak
mengganggu karena pasien
butuh istirahat
6. Gunakan relaksasi sebagai
strategi untuk memberikan
medikasi nyeri
7. Evaluasi dan dokumentasi kan
respon pasien dalam therapy
relaksasi
Ketidaksei Nutritional Status : Nutrition Management 7200
bangan Food & Fluid Intake Intervensi:
nutrisi kurang 1008 Pengkajian :
dari Setelah 1. Kaji apakah pasien memiliki
kebutuhan dilakukan tindakan riwayat alergi makanan
tubuh b/d keperawatan selama 3 2. Tentukan makanan yang
anoreksia,mas x 24 jam diharapkan disukai pasien
ukan nutrisi masalah 3. Tentukan jumlah kalori yang
yang tidak ketidakseimbangan diperlukan tubuh
adekuat nutrisi kurang dari 4. Tentukan jumlah protein, zat
kebutuhan tubuh besi ,dan vitamin yang di
dapat teratasi dengan butuhkna oleh tubuh,jika perlu
indicator: Mandiri :
a) 100801 Pasien 5. Berikan makanan tambahan
mampu ( snack) seperti juice buah,jika
memenuhi perlu
kebutuhan nutrisi 6. Timbang BB pasien pada
melalui oral. interval yang tepat
b) 100803 Pasien 7. Monitor pemasukan nutrisi dan
mampu kalori yang dikomsumsi oleh
memenuhi tubuh
kebutuhan cairan Penyuluhan
melalui oral. 8. Berikan informasi tentang
c) Pasien mampu nutrisi yang dibutuhkan oleh
mempertahankan pasien dan bagaimana cara
Berat badan untuk memenuhinya.
Kolaborasi
9. Lakukan kolaborasi dengan
petugas ahli gizi untuk
menentukan program diet yang
sesuai.
Gangguan Sleep 0004 Sleep Enhancement 1850
pola tidur b/d Setelah dilakukan Pengkajian:
proses tindakan keperawatan 1. Kaji adanya perasaan stress
penuaan selama 3 x 24 jam situsional sebelum istirahat
diharapkan masalah 2. Tentukan efek medikasi dari
gangguan pola tidur kepatenan pola istirahat
dapat teratasi dengan terhadap pasien.
indicator : Mandiri:
a) 000401 Hour 1. Gambarkan pentingnya
of sleep keadekuatan istirahat/tidur
b) 000402 2. Monitor kepatenan itirahat/tidur
Observerse dan durasi tidur pasien.
hours of sleep 3. Promosikan waktu yang
c) 000405 Sleep dibutuhkanpasien untuk
efficiency beristirahat
4. Persiapkan lingkungan yang
nyaman untuk mendukung pola
istirahat
5. Persiapkan kondisi yang
nyaman,mis:masase,posisi dan
sentuhan yang efektif untuk
mendukung pola tidur
Penyuluhan:
1. Instruksikan pasien untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi
untuk mendukung pola tidur.
2. Diskusikan dengan
Rest 0003 pasien/keluarga tentang
Setelah dilakukan penggunaan teknik tidur
tindakan keperawatan Kolaborasi:
selama 3 x 24 jam 1. Kolaborasi dengan tenaga
diharapkan masalah kesehatan lainnya dalam
gangguan pola tidur pemberian therapy.
dapat teratasi dengan Music Therapy 4400
indicator : Intervensi :
a. 000303 Rest 1. Jelaskan perubahan spesifik
quality dalam kebiasaan dan/psikologi
b. 000308 yang diinginkan (mis:
Emotionally relaksasi,stimuli,konsentrasi
rested dan reduksi nyeri
c. 000301 Amount 2. Tentukan seberapa penting
of rest music bagi individu tertentu
3. Identifikasi jenis music yang
disukai individu
4. Banrtu pasien untuk
memberikan posisi yang
menyenangkan
5. Berikan batasan stimuli (mis:
cahaya,suara,pengunjung,penel
pon) saat pasien mendengar
music favoritnya
6. Gunakan headphone,sesuai
indikasi
7. Pastika volume adekuat dan
nyaman pada pasien.
8. Evaluasi respon pasien.
Ansietas b/d Kontrol ansietas diri Mengurangi ansietas (5820)
factor afektif (1402) Pengkajian :
Setelah dilakukan 1. Kaji hal apa saja yang dapat
tindakan keperawatan menimbulkan ketakutan klien
selama 3 x24jam 2. Kaji faktor verbal dan non verbal
diharapkan kecemasan pasien
kecemasan teratasi Mandiri :
dengan kriteria hasil : 3. Bantu pasien untuk
1. Monitor beradaptasi dengan
ointensitas dari keadaannya
ansietas 4. Dengarkan keluhan pasien
2. Menganjurkan 5. Ajarkan pasien untuk
istirahat yang menggunakan teknik
adekuat Respon relaksasi
control ansietas Penyuluhan :
6. Anjurkan keluarga utuk selalu
berada di dekat pasiesn
Kolaborasi :
7. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian therapy jika
diperlukan.
Defisiensi Cognition (0900) Cognitive stimulation (4720)
pengetahuan Setelah dilakukan Pengkajian :
b/d tindakan keperawatan a. orientasi klien terhadap waktu
Keterbatasan selama 3 x24jam tempat dan orang
kognitif diharapkan b. persiapkan planning stimulasi
kecemasan teratasi sensory
dengan kriteria hasil : c. sediakan tempat ataupun objek
a. (090005) orientassi familiar dan gambarkan
pengetahuan lingkungan pasien
b. (090015) Mandiri :
komunikasi yang a. merangsang memory dengan
tepat sesuai usia cara memberikan pengulangan
c. (090006) memory setelah menyatakan sesuatu
langsung b. Coba berbincang bincang pada
pasien
c. Gunakan memory langsung :
ceklist, jadwal dan notes kecil.
d. Minta pasien mengulangi
informasi
e. Gunakan komunikasi perbal dan
tuliskan intruksi
f. Gunakan tv, radio, music sebagai
bagian dalam program planning
stimuli
Penyuluhan:
a. Berkonsultasi
dengankeluargauntuk
menetapkankognitif pada pasien
b. berikan waktu atau periode
untuk istirahat
c. Gunakan sentuhan teraupetik

BAB III

TINJAUAN KASUS
KASUS
Ny. P seorang lansia berusia 73 tahun dengan dignosa medis gangguan
pada saluran pencernaan : Gastritis.Mahasiswa melakukan pengkajian terhadap
klien dan mendapatkan data bahwa klien memiliki riwayat penyakit gastritis
sejak 3 tahun yang lalu dan telah berobat ke pusat pelayanan kesehatan seperti
Rumah sakit dan puskesmas terdekat.Klien merupakan orang yang
tenang,berpikir positif dan memiliki keluhan gangguan pada pola tidurnya
.Pasien mengatakan bahwa tidur nya pada malam hari sering tidak tecukupi.Ia
kerap tidur pukul 24.00 malam dan sering terbangun pada pagi hari .Pasien
juga tidak dapat tidur pada siang hari. Pasien tampak lemas dan kurang
bergairah .Ia masih mampu melakukan aktifitas sehari-hari (ADL) secara
mandiri dan ia berpikir untuk tidak meyusahkan orang-orang
disekelilingnya.Keadaan didalam keluarga tergolong harmonis,hubungan
dengan seluruh anaknya terjalin dengan baik dan mereka saling memperhatikan
satu sama lainnya.Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang berpenghasilan
dari hasil kontrakan yang dimilikinya untuk memenuhi seluruh
kebutuhannya.Ia mengatakan bahwa ia akan berusaha untuk mematuhi
instruksi dari dokter maupun tenaga kesehatan lainnya untuk mempertahankan
status kesehatannya.

I. IDENTITAS
A. Nama : Ny. P
B. Jenis Kelamin : Perempuan
C. Umur : 73 Tahun
D. Agama : Kristen Protestan
E. Status Perkawinan : Menikah (Janda)
F. Pendidikan Terakhir : SD
G. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
H. Alamat Rumah : Kecamatan Sempakata

II. ALASAN KUNJUNGAN PUSKESMAS


Pasien mengatakan bahwa selama ini ia hanya mengunjungi pusat
kesehatan apabila ia memiliki keluhan nyeri dan ketidaknyamanan
yang serius akibat gastritis yang dialaminya .

III RIWAYAT KESEHATAN

1. Masalah kesehatan yang pernah dialami dan dirasakan saat ini


Pasien mengatakan bahwa saat ini ia memiliki masalah kesehatan
seputar system gastrointestinal : gastritis.Penyakit ini telah diderita
pasien sejak 3 tahun yang lalu ,dan pasien kerap kali merasakan
ketidaknyamanan dan nyeri ketika ia telat makan akibat asam
lambung pasien meningkat. Ia juga mengatakan bahwa ia
mengalami kesulitan untuk tidur. Pasien mengatakan bahwa ia
biasanya mengalami kesulitan tidur pada malam hari.Ia juga
mengatakan bahwa ia jarang tidur pada siang hari.
2. Masalah Kesehatan Keluarga/Keturunan
Pasien mengatakan bahwa didalam keluarga mereka,keluarga tidak
memiliki riwayat penyakit keturunan misalnya hipertensi, Diabetes
Mellitus maupun penyakit keturunan lainnya.

IV KEBIASAAN SEHARI-HARI

A BIOLOGIS
1. Pola makan : Pasien mengatakan bahwa ia memiliki kebiasaan
makan 3 x sehari yang terdiri atas nasi,sayur mayur dan lauk
pauk.Terkadang,untuk menjaga perut agar tidak kosong,pasien
kerap mengkomsumsi roti yang dibeli di warung.
2. Pola Minum : Pasien mengatakan bahwa kebutuhan akan cairan
(minum) dapat tercukupi dengan baik,dalam kesehariannya ia
mampu mengkonsumi cairan kurang lebih 3 L/hari atau sekitar 8-
9 gelas/hari.
3. Pola Tidur : Pasien mengatakan ia memiliki masalah seputar
kebutuhan tidurnya,ia kerap merasakan kesulitan untuk tidur
ketika malam hari dan ia juga sering terbangun pada malam
hari.Pasien tidur dari jam 24.00 – 04.00.Ia juga jarang untuk tidur
pada siang hari.Sebelumnya ia tidak pernah mengkomsumsi obat
tidur untuk membantu dalam memenuhi pola tidurnya.Palpebra
mata klien tampak berwarna kehitaman.
4. Pola eliminasi (BAB/BAK) : Pasien mengatakan bahwa ia tidak
memiliki masalah seputar eliminasi.Ia BAK dengan frekuensi >7 x
perhari warna urin kuning jernih dan BAB dengan frekuensi 1-2 x
perhari,warna feses kuning kecoklatan dengan konsistensi
lembek..Pasien mengatakan bahwa ia tidak mengkomsumsi obat
pencahar untuk membantu eliminasi.
5. Aktivitas sehari-hari : Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki
masalah tentang aktivitas sehari-hari.Pasien mampu melakukan
segala aktifitas secara mandiri.
6. Rekreasi : Pasien mengatakan bahwa terkadang ia bepergian ke
kampongnya di kabanjahe dan pada malam hari ia beserta
keluarga kerap berkumpul bersama sembari menonton TV
bersama di ruang tengah.

B. PSIKOLOGIS
Keadaan emosi : Pasien mengatakan bahwa ia tergolong orang yang
tenang dan mampu untuk mengendalikan
emosinya.Ketika suatu masalah datang ia selalu
mencoba untuk tetap berpikir positif dan selalu
yakin ia mampu untuk menyelesaikan masalah
tersebut.

C. SOSIAL
1. Dukungan Keluarga : Pasien mengatakan bahwa ia memiliki
dukungan dari seluruh keluarga terlebih dukungan dari anak-
anaknya.
2. Hubungan Antar Keluarga : Pasien mengatakan bahwa
hubungannya dengan anggota keluarga lain tergolong harmonis,hal
ini ditunjukkan apabila ia tengah sakit anggota keluarga yang lain
kerap dating untuk melihat keadaannya.
3. Hubungan dengan orang lain : Pasien mengatakan bahwa hubungan
nya dengan sekitar lingkingan dan sesama dalm keadaan yang baik-
baik saja.Ia tergolong orang yang mudah bergaul dan pasien
mengatakan bahwa ia juga kerap berkunjung pada tetangga terdekat
rumah pasien.

D. SPIRITUAL/KULTURAL

1. Pelaksanaan Ibadah : Pasien mengatakan bahwa akhir-akhir ini ia


tidak

lagi mengikuti ibadah di gereja setiap


minggunya dikarenakan ketidakmampuan
untuk mengikuti rangkaian ibadah yang
panjang di gereja.Ia kerap berdoa di rumah
dan sesekali jika memungkinkan ia ,mengikuti
doa lingkungan di sekitar rumahnya.

2. Keyakinan Kesehatan : Pasien mengatakan bahwa ia yakin ia akan


sehat selalu jika ia mau mengikuti
instruksi/anjuran yang diberikan oleh
dokter dan petugas kesehatan lainnya.

E. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda Vital :
a. Keadaan Umum : Pasien tampak baik,pasien mampu
melakukan aktivitas secara mandiri
b. Kesadaran :Tingkat kesadaran pasien compos
mentis/pasien sadar penuh
c. Suhu : 36,1 C
d. Nadi : 88 x/i
e. Tekanan Darah : 150/90 mmHg
f. Pernafasan : 20 x/I ,suara nafas pasien vesikuler dan
regular
g. Tinggi Badan : -
h. Berat Badan : 49 Kg
2. Kebersihan perseorangan :
a. Kepala
a. Keadaan Umum : Pasien tampak bersih,rambut
tampak
tertata rapi dengan diikat
satu,pakaian pasien tampak bersih.
b. Kesadaran : Pasien tampak sadar penuh
c. Suhu : 36,1 C
d. Nadi : 88x/i
e. Tekanan Darah : 150/90 mmHg
f. Pernafasan : 20 x/I ,suara nafas pasien vesikuler
dan
regular
g. Berat Badan : 49 Kg
b. Leher: Leher pasien tampak simetris,tidak ditemukan adanya
massa dan lesi pada area sekitar leher,tidak terjadi
pembesaran kelenjar tiroid.
c. Dada/ Thorax
a. Dada : Dada tampak simetris kiri dan kanan,tidak
tampak adanya lesi tidak teraba massa.
b. Paru-paru : Suara nafas dari pasien vesikuler dan
regular tidak terdengar bunyi tambahan pada area paru.
c. Jantung : Tidak tampak adanya perbesaran pada
jantung,apeks jantung terletak pada ICS 5 Sternalis sinistra.
d. Abdomen : Abdomen pasien tampak datar dan tidak
ditemukan adanya massa maupun lesi.Bunyi peristaltic
pada pasien 15 x/i.Ditemukan adanya nyeri tekan pada
abdomen.
e. Muskuloskletal : Tidak tampak adanya kelainan pada area
tulang dan otot pasien,pasien mampu untuk berjalan dan
melakukan aktivitas secara mandiri
f. Lain-lain :-
g. Keadaan Lingkungan : Lingkungan sekitar pasien
tergolong cukup nyaman,pasien memiliki halaman rumah
dan perabot dirumah tertata cukup rapi,meskipun rumah
tergolong cukup kecil.

F. INFORMASI PENUNJANG
1. DIAGNOSA MEDIK : GASTRITIS

2. LABORATORIUM :-

3. TERAPI MEDIS :

Target Group
I. Dimensi Biologis
1. Usia,Jenis Kelamin,Suku
Pasien adalah seorang lansia berjenis kelamin perempuan, berusia 73
tahun dan ia mengatakan bahwa ia adalah suku Batak Karo.
2. Tingkat tumbuh kembang/maturasi individu
Pasien saat ini berada pada tahap perkembangan lansia dengan tugas
perkembangan ialah mempertahankan kesehatan,mempersiapkan diri
dengan pendapatan yang menurun serta beradaptasi dengan kehilangan
pasangan hidup.Klien tergolong mampu untuk memenuhi tugas
perkembangan diatas.
3. Masalah Kesehatan utama yang lazim
Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki keluhan istimewa seputar
kesehatannya.Ia hanya memiliki riwayat penyakit gastritis sejak 3
tahun yang lalu dan hingga saat ini gastritis yang dialami pasien kerap
kambuh, ketika pasien terlambat untuk makan.PAsien juga
mengatakan bahwa ia memiliki masalah seputar pola tidurnya.Ia
memiliki kesulitan untuk tidur di malam hari dan pada siang hari pun
ia jarang untuk tidur siang.
4. Imunisasi
Pasien mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat imunisasi yang
telah terpenuhi sepenuhnya sejak ia kecil.

II. Dimensi Psikologis


1. Gambaran Diri
Pasien mengatakan bahwa ia memiliki gambaran diri yang positif,ia
selalu bersikap tenang dan selalu berusaha untuk menyelesaikan segala
masalah dengan tenang hati.Ia juga mengatakan bahwa ia adalah orang
yang mudah bergaul dengan sesama.

2. Keterampilan Koping
Pasien mengatakan bahwa ia mampu untuk mengendalikan
emosinya.Ketika suatu masalah datang ia selalu mencoba untuk
bersikap tenang dan berpikir positif. Ia percaya bahwa ia mampu
menyelesaikan semua masalahnya dengan berpikir positif.
3. Insiden dan Prevalen Masalah
Pasien mengatakan bahwa masalah yang datang jarang terjadi di dalam
kehidupannya,ia selalu mencoba untuk berpikir positif bahwa semua
masalah dapat terselesaikan.
4. Stressor psikologis di Dalam Masyarakat
Pasien mengatakan bahwa selama ini ia tidak merasa bahwa
lingkungan menyebabkan masalah/Stress psikologis terhadap
dirinya,meskipun pada lingkungan di sekitar rumahnya terdapat
tempat bermain anak muda (bilyar) yang kerap ribut tetapi ia tidak
merasa terganggu akan hal itu.

III. Dimensi Fisik


1. Lokasi/tempat
Lingkungan tempat tinggal pasien tampak cukup nyaman,didepan
rumah pasien memiliki halaman,penerangan didalam rumah
cukup,barang-barang tertata dengan cukup baik,pasien memiliki
toileting yang memadai,serta jendela rumah yang tergolong sedikit.
2. Kondisi Lingkungan yang dapat membahayakan (polusi,pertukaran
cuaca,resiko penyakit)
Kondisi lingkungan tempat tinggal pasien tergolong cukup
aman,jauh dari polusi udara,dan masih cukup banyak ditemukan
tumbuh-tumbuhan sebagai penyaring/pembersih udara.
3. Perumahan
Pasien tinggal di perumahan yang tidak terlalu padat
penduduk,disekitar rumah pasien terdapat rumah-rumah tetangga
yang saling berinteraksi satu dan yang lainnya.Rumah pasien
cukup nyaman meskipun tergolong cukup kecil.

IV. Dimensi Lingkungan Sosial


1. Sikap Komunitas Terhadap Target : Pasien mengatakan bahwa
lingkungan dan sesama bersikapbaik terhadap dirinya,terbukti
ketika ia sakit ,sesama di sekitar rumah kerap datang mengunjungi
nya di rumah.
2. Status Sosial dan Ekonomi Target : Pasien mengatakan bahwa ia
tergolong orang yang mampu untuk memenuhi kebutuhan
pribadinya karna ia memiliki usaha kontrakan yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Ia mengatakan
bahwa pendapatan nya tersebut cukup untuk memenuhi
kebutuhannya tanpa harus menyusahkan anak-anak atau pun
keluarganya.
3. Pendidikan : Pasien mengatakan bahwa iahanya menyelesaikan
pendidikan hingga tamat SD.
4. Pekerjaan : Pasien mengatakan sebelumnya ia adalah seorang
pedagang kebutuhan pokok di salah satu pasar di kota medan,akan
tetapi karena kondisi tubuh yang semakin menurun ia tidak lagi
berjualan dan menjadi ibu rumah tangga yang berpendapatan dari
hasil kontrakan yang dimilikinya.
5. Pelayanan Kesehatan yang Bersifat protektif : -
6. Transportasi : Pasien mengatakan bahwa selama ini jika ia
hendak bepergian dari rumah ia kerap diantar oleh keluarga atau
menaiki angkutan umum.
V. Dimensi Prilaku
1. Kebutuhan Nutrisi : Pasien mengatakan bahwa kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi,ia makan 3 x sehari yang terdiri atas nasi,sayur-
mayur,lauk-pauk dan terkadang mengkomsumsi buah.Pada waktu-
waktu tertentu pasien juga kerap mengkomsumsi roti yang dibeli di
warung untuk tetap mengisi perutnya.
2. Merokok : Pasien mengatakan bahwa ia tidak merokok.
3. Gerak Badan : Pasien mengatakan bahwa gerak badan pasien
tergolong cukup,pasien memenuhi ADL secara mandiri dan masih
mampu melakukan aktifitas sehari-hari seperti mencuci pakaian
nya sendiri.
4. Aktifitas/rekreasi : Pasien mengatakan bahwa terkadang ia
bepergian ke kampongnya di kabanjahe dan pada malam hari ia
beserta keluarga kerap berkumpul bersama sembari menonton TV
bersama di ruang tengah.

VI. Dimensi Kesehatan


1. Pelayanan Yang dibutuhkan : Pasien mengatakan bahwa ia
membutuhkan pusat pelayanan keehatan seperti puskesmas dan
Rumah Sakit untuk tetap memantau dan mengatasi masalah
kesehatan dirinya khususnya penyakit gastritis yang dideritanya.
2. Sikap terhadap kesehatan dan Pelayanan Kesehatan : Pasien
mengatakan bahwa pasien cenderung bersikap menjaga
kesehatannya,ia berusaha untuk mengikuti instruksi dari dokter
maupun tenaga kesehatan lainnya untuk tetap mempertahankan
status kesehatannya
3. Jaminan Kesehatan Masyarakat : JAMKESMAS
PENGKAJIAN FOKUS LANSIA

1. BARTHEL INDEKS

NO Item yang dinilai Dengan bantuan mandiri


1. Makan 5 10
2. Aktivitas Toilet 5 10
3. Berpindah dari tempat tidur 5 – 10 15
ke kursi roda dan
sebaliknyatermasuk duduk di
tempar tidur
4. Kebersihsn diri termasuk 0 3
mencuci muka, menyisir
rambut, menggosok gigi
5. Mandi 0 5
6. Berjalan dipermukaan datar 5 10
7. Naik turun tangga 5 10
8. Berpakaian 5 10
9. Mengontrol defekasi 5 10
10. Mengontrol kemih 5 10
Total 93

KETERANGAN:
0-20= ketergantungan
21-61= ketergantungan berat / sangat tergantung
62-90= ketergantungan berat
91-99= ketergantungan ringan
100= mandiri
Interprestasi : ketergantungan ringan dengan skor penilaian 93

2. Pengkajian posisi dan keseimbangan (Sullivan)

No Item yang dinilai Keterangan Nilai


1. Berdiri dengan postur normal 4
2. Berdiri dengan postur normal, 4
menutup mata
3. Berdiri dengan kaki rapat 4
4. Berdiri dengan satu kaki 3
5. Berdiri, fleksi trunk dan 4
berdiri ke posisi netral
6. Berdiri, lateral dan fleksi 4
trunk
7. Berjalan, tempatkan tumit 3
salah satu kaki depan jari kaki
yang lain
8. Berjalan sepanjang garis lurus 4
9. Berjalan mengikuti tanda 4
gambar pada lantai
10. Berjalan menyamping 4
11. Berjalan mundur 4
12. Berjalan mengikuti lingkaran 4
13. Berjalan pada tumit 3
14. Berjalan dengan ujung jari 3

Keterangan
4=Mampu melakukan aktivitas dengan lengkap
3= Mampu melakukan aktivitas dengan bantuan
2= Mampu melakukan aktivitas dengan maksimal
1= Tidak mampu melakukan aktivitas

Nilai
42-54= Mampu melakukan aktivitas
28-41= Mampu melakukan aktivitas bantuan
14-27= Mampu melakukan aktivitas bantuan maksimal
<14= Tidak mampu melakukan aktivitas
Kesimpulan : nilai : 46 Pasien mampu melakukan aktivitas

3. Pengkajian Kognitif /Afektif


1. Short portable mental status questionnaire.(SPMSQ)
NO Pertanyaan Benar Salah
Tanggal berapa hari ini?
1. Hari apa sekarang? Benar
2. Apa nama tempat ini? Benar
3. Dimana alamat anda? Benar

4. Berapa umur anda? Benar


5. Kapan anda lahir? Benar
6. Siapa presiden Indonesia Benar
sekarang?
7. Siapa presiden Salah
sebelumnya?
8. Siapa nama ibu anda? Salah
9. Berapa 20 dikurang 3? Benar
(begitu seterusnya hingga
bilangan yang terkecil.
10. Jumlah 8 2

Keterangan
Kesalahan 0-2= Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4= Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7= Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10= Kerusakan intelektual berat
Kesimpulan : Nilai pasien : 2 Fungsi intelektual utuh

1. Mini Mental State Exam (MMSE)

NO Aspek kognitif Nilai max Nilai klien Kriteria

1. Orientasi 5 Menyebutkan
dengan benar:
1 Tahun
1 Musim
1 Tanggal

1 Hari
1 Bulan

2. Orientasi 4 Dimana
registrasi sekarang klien
berada?
1 Negara

1 Provinsi

1 Kabupaten

Sebutkan 3
nama objek
(kursi, meja.
Kertas)kemudi
an ditanyakan
kepada klien
menjawab:

1  Kursi
1  Meja
1  Kertas
3.per 3 Meminta klien
hatia berhitung
n mulai dari 100,
kalk kemudian
ulasi dikurang 7-5
tingkat +1.
100, 93,
………
4. Mengingat 3 Meminta klien
untuk
menyebutkan
objek pada
poin 2:
1  Kursi
1  Me ja
1  Kaca
5. Bahasa 9 Menanyakan
kepada klien
untuk
menyebutkan
objek pada
benda(sambil
menunjukan
benda tersebut)
1 Jendela
1 Jam dinding
Meminta klien
untuk
mengulangi
kata berikut
“tidak ada jika
dan atau
tetapi”.
Meminta klien
untuk
mengulangi
kata berikut
yang terdiri
dari 3 langkah
ambil ballpoint
ditangan anda
ambil kertas
menulis saya
mau hadir.
1  Ambil
ballpoi
nt
1  Ambil
kertas
1  Lihat
buku
Perhatikan
klien untuk hal
berikut (bila
aktivitas sesuai
perintah nilai 1
point)”tutup
mata anda”
1 1. Klien
menutu
p mata .
Perhatikan
pada klien
untuk menulis
atau kalimat
dan menyalin
gambar
Total 26

Penilaian :
Nilai 24-30= Normal
Nilai 17-23= Probable gangguan kognitif
Nilai 0-16= Defenitif gangguan kognitif
Kesimpulan : Nilai 26 = Pasien normal

Pengkajian Depresi
1. Inventaris Depresi Beck

Skore URAIAN
A .Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak
sangat bahagia dimana saya tidak
dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu
dan saya tidak dapat keluar
darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya merasa tidak sedih
B .pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan
adalah sia sia kalau sesuatu tidak
dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa
apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa terkecil hati
mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau
kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3 Saya merasa benar benar gagal
sebagai orang tua (suami-istri)
2 Bila melihat kehidupan
kebelakang, semua yang dapat
saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi
orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D .ketidakpuaasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan
kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang
saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah olah sangat
buruk dan tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga
sebagai tangan dan waktu yang
baik
0 Saya tidak merasa benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya
sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya
sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan
diri saya sendiri
G.Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya
sendiri jika saya mempunyai
kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti
tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran
pikiran mengenai membahayakan
diri sendiri
H.Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan semua
minat saya pada orang lain dan
tidak perduli pada semua
2 Saya telah kehilangan semua
minat saya pada orang lain dan
tidak peduli pada semua
1 Saya telah kehilangan semua
minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perhatian pada
mereka
0 Saya tidak kehilangan minat pada
orang lain
I.Keragu raguan
3 Saya tidak dapat membuat
keputusan sama sekali
2 Saya tidak mempunyai banyak
kesulitan dalam membuat
keputusan
1 Saya berusaha mengambil
keputusan
0 Saya membuat keputusan dengan
baik
J.Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek dan
tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada
perubahan perubahan yang
permanen dalam penampilan fisik
membuat saya tidak manis
1 Saya kwatir bahwa saya tampak
tua atau tak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya
tampak lebih buruk dan pada
sebelumnya
K.Kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan
sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya
sendiri dengan keras untuk
melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya
tambahan untuk melakukan
sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira kira
sebaik sebelumnya
L.Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk
melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk
melakukukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang
biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari
yang biasanya
M.Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu
makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat
memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik
sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk
dari yang biasanya

Penilaian
0-4= Depresi tidak ada atau minimal
5-7= Depresi ringan
8-19= Depresi sedang
17>= Depresi berat
Kesimpulan : Nilai : 4 = Depresi tidak ada/minimal

Pengkajian Sosial
a. APGAR
1. Saya puas bisa kembali pada keluarga saya untuk membantu pada
waktu sesuatu menyusahkan saya (adaptasi) : 2
2. Saya puas dengan cara keluarga saya membicarakan sesuatu dan
mengungkapkan masalah dengan saya (hubungan) : 2
3. Saya puas bahwa cara keluarga saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi saya seperti marah, sedih atau atau mencintai
(afek) : 2
4. Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan aktivitas (pertumbuhan) : 2
5. Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu
bersama sama : 2
Penilaian
Pertanyaan yang di jawab
Selalu (poin 2)
Kadang kadang (poin 1)
Hamper tidak pernah (0)
Kesimpulan : Pasien mampu bersosialisasi dengan baik
3.1. Analisa Data

Tanggal Analisa Data Etiologi Masalah


10 Juni 1. S : Pasien mengatakan ia Perubahan Imsomnia
2020 memiliki masalah seputar hormone terkait
kebutuhan tidurnya,ia kerap jenis kelamin
merasakan kesulitan untuk
tidur ketika malam hari dan ia
juga sering terbangun pada
malam hari.Pasien tidur dari
jam 24.00 – 04.00 bahkan
terkadang pasien sering
terbangun pada pukul 02.00
kemudian mencoba kembali
beristirahat hingga pagi hari
(tidur ayam) .Sebelumnya ia
tidak pernah mengkomsumsi
obat tidur untuk membantu
dalam memenuhi pola
tidurnya.

O:Pasien tampak antusias


menceritakan keluhan bahwa
ia mengalami kesulitan untuk
tidur,Pasien tampak
lemas/tidak bergairah, Pasien
Palpebra klien tampak
kehitaman .

10 Juni 2. S : Pasien dan keluarga Peningkatan Kesiapan


2020 mengatakan bahwa mereka kesehatan Meningkat
akan berupaya untuk kan
meningkatkan kesehatan Manajeme
keluarga,pasien juga n
mengatakan ia memiliki Kesehatan
keinginan yang kuat untuk Diri.
selalu menjaga kesehatannya
agar penyakit gastritis yang
diderita pasien dapat
dikontrol dengan baik.
O : Pasien dan keluarga
tampak antusias dalam
mendengarkan penyuluhan
yang diberikan oleh kelompok
dan berniat untuk mengikuti
saran yang diberikan oleh
kelompok.

2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanda


Tangan
Rabu,10 Juni Imsomnia b/d perubahan hormone terkait Kelompok 6
2020 jenis kelamin ditandai dengan Pasien
mengatakan ia memiliki masalah seputar
kebutuhan tidurnya,ia kerap merasakan
kesulitan untuk tidur ketika malam hari dan
ia juga sering terbangun pada malam
hari.Pasien tidur dari jam 24.00 – 04.00
bahkan terkadang pasien sering terbangun
pada pukul 02.00 kemudian mencoba
kembali beristirahat hingga pagi hari (tidur
ayam). Pasien tampak antusias menceritakan
keluhan bahwa ia mengalami kesulitan untuk
tidur, Pasien tampak lemas/tidak bergairah,
Palpebra klien tampak berwarna kehitaman
Rabu,10 Juni Kesiapan Meningkatkan manajemen Kelompok 6
2020 kesehatan diri b/d peningkatan kesehatan
ditandai dengan Pasien dan keluarga
mengatakan bahwa mereka akan berupaya
untuk meningkatkan kesehatan
keluarga,pasien juga mengatakan ia memiliki
keinginan yang kuat untuk selalu menjaga
kesehatannya agar penyakit gastritis yang
diderita pasien dapat dikontrol dengan
baik.Pasien dan keluarga tampak antusias
dalam mendengarkan penyuluhan yang
diberikan oleh kelompok dan berniat untuk
mengikuti saran yang diberikan oleh
kelompok

1.3. INTERVENSI KEPERAWATAN

No DIAGNOSA NOC NIC


1 Insomnia b/d Sleep 0004 Sleep Enhancement 1850
Perubahan Setelah dilakukan Pengkajian:
hormone tindakan keperawatan 1. Kaji adanya perasaan stress
terkait jenis selama 3x 24 jam situsional sebelum istirahat
kelamin diharapkan masalah 2. Tentukan efek medikasi dari
insomnia pasien dapat kepatenan pola istirahat
teratasi dengan terhadap pasien.
indicator: Mandiri:
a. 000401 Jam tidur 1. Gambarkan pentingnya
b. 000402 Observasi keadekuatan istirahat/tidur
waktu tidur 2. Monitor kepatenan
c. 000404 Kualitas itirahat/tidur dan durasi
Tidur tidur pasien.
d. 000407 Kebiasaan 3. Promosikan waktu yang
Tidur dibutuhkanpasien untuk
beristirahat
4. Persiapkan lingkungan yang
nyaman untuk mendukung
pola istirahat
5. Persiapkan kondisi yang
nyaman,mis:masase,posisi
dan sentuhan yang efektif
untuk mendukung pola tidur
Penyuluhan:
1. Instruksikan pasien untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi
untuk mendukung pola tidur.
2. Diskusikan dengan
pasien/keluarga tentang
penggunaan teknik tidur
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya dalam
pemberian therapy. Terapi
komplementer yang sesuai
antara lain: Rendam kaki
dengan air hangat dari jurnal
(Hardono dkk, 2018).

2 Kesiapan Knowledge Health Activity Therapy 4310


Meningkatkan Behaviour 1805 Pengkajian :
Manajemen Setelah dilakukan 1. Tentukan komitmen pasien
Keseharan b/d tindakan keperawatan untuk menjalani program
peningkatan selama 3x 24 jam Mandiri :
kesehatan diharapkan 1. Membantu memilih aktifitas
KesiapanMeningkatkan yang sesuai dengan
Manajemen Keseharan kemampuan fisik ,psikologis
dapat dipertahankan dan social.
dengan indicator : 2. Membantu pasien
a. 180501 Praktek mengidentifikasi kegiatan
nutrisi kesehatan yang bermakna
b. 180503 Strategi 3. Memonitor
untuk menangani emosi.fisik,social,dan
stress spiritual terhadap respon
c. 180518 Promosi aktifitas
Kesehatan 4. Manentukan komitmen
d. 180519 pasien untuk meningkatkan
Perlindungan kegiatan
kesehatan 5. Mengeksplorasi perasaan
pasien dari kegiatan yang
disukai.
Penyuluhan:
1. Instruksikan pasien
/keluarga untuk melibatkan
gerakan fisik,social,spiritual
dan kognifif dalam
meningkatkan fungsi dan
kesehatan.
Kolaborasi :
1. Berkerja sama dengan ahli
okupasi dalam perencanaan
dan pengawasan sebuah
kegiatan yang diberikan
kepada pasien.

2.2.4.Implementasi

Tanggal Implementasi Keperawatan Tanda


Tangan
10 Juni 1. Mengkaji adanya perasaan stress situasional
2020 sebelum pasien istirahat. K
Dx 1 R/p : pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki E
11.25 masalah yang dapat mengganggu pola tidurnya. L
WIB 2. Menganjurkan pasien untuk merilekskan diri O
11.30 sebelum tidur dan memastikan kenyamanan M
WIB pada lingkungan (tempat tidur). P
R/p : pasien mengatakan ia menerima saran dan akan O
mencoba untuk lebih meningkatkan K
kenyamanan pada lingkungan.
3. Menganjurkan pasien untuk beristirahat setiap 6
ada waktu luang yang kosong untuk memenuhi
11.45 pola tidur.
WIB R/p : Pasien mengatakan selama ini ia tidak terbiasa
dan sulit untuk tidur pada siang hari,akan
tetapi ia akan mencoba untuk tidur saat ada
waktu kosong.
4. Menganjurkan pasien untuk mencukupi
kebutuhan nutrisi sebelum ia tidur
11.48 R/p :Pasien mengatakan bahwa ia selalu mencukupi
WIB kebutuhan nutrisi sebelum tidur
5. Menganjurkan pasien untuk berolahraga kecil
setiap pagi untuk melatih rentang gerak pasien
dan merangsang kebiasaan tidur pada pasien.
11.52 R/p : Pasien mengatakan bahwa terkadang ia
WIB melakukan olahraga kecil pada pagi hari
dengan berjalan di sekitar area rumah.
6. Mengajurkan dan mengintruksikan
menggunkan terapi komplementer yang sesuai
antara lain: Rendam kaki dengan air hangat
dari jurnal (Hardono dkk, 2018).
R/p : Pasien mengatakan bahwa mengerti yang
diajarkan dan ingin menggunakannya karena
dianggap mudah dan murah.
DX 2 1. Menganjurkan klien untuk tetap mematuhi K
instruksi dokter dan petugas kesehatan lainnya. E
11.30 R/p : Pasien mengatakan ia akan berupaya untuk L
WIB tetap mematuhi instruksi yang diberikan untuk O
mempertahankan kesehatannya. M
2. Menganjurkan pasien untuk memenuhi kebutuhan P
11.50 nutrisinya tepat waktu untuk menghindari O
WIB peningkatan asam lambung. K
R/p : Pasien mengatakan bahwa ia akan berupaya
selalu makan tepat pada waktunya. 6
3. Menganjurkan keluarga untuk berperan aktif
11.55 dalam membantu memenuhi kebutuhan pasien.
WIB R/p : Keluarga pasien mengatakan bahwa sebisa
mungkin mereka akan selalu memperhatikan
ibunya dan membantu untuk memenuhi
kebutuhan beliau.
4. Menganjurkan pasien dan keluarga untuk
menciptakan lingkungan yang nyaman dan
12.03 aman bagi seluruh anggota keluarga.
WIB R/p : Klien dan keluarga mengatakan bahwa mereka
akan mencoba semakin meningkatakan
kenyamanan dan keamanan lingkungan
2 .2.5.Evaluasi Keperawatan

Tanggal Evaluasi Keperawatan Tanda Tangan


10 Juni S : Pasien mengatakan bahwa ia akan
2020 mencoba untuk menerapkan saran yang K
diberikan terhadapnya agar ia mampu E
12.20 WIB memenuhi kebutuhan tidurnya. L
O
O : Klien tampak antusias dengan penjelasan M
yang diberikan oleh kelompok dan P
bersedia untuk mengikuti instruksi O
K
A : Masalah Insomnia masih belum teratasi
6
P : Intervensi dipertahankan dan dilanjutkan
oleh klien dan keluarga
10 Juni S : Pasien dan keluarga mengatakan bahwa
2020 mereka akan berupaya untuk
meningkatkan kesehatan keluarga K
12.25 WIB dengan mengikuti saran yang telah E
diberikan terhadap mereka. L
O
O : Keluarga danklien tampak antusias dan M
memperhatikan penjelasan yang P
diberikan. O
K
A : Rencana Kesiapan meningkatkan
Manajemen kesehatan diri dipertahankan 6

P : Intervensi dilanjutkan oleh klien dan


keluarga.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Pengkajian
Secara teori dan lapangan ditemukan perbedaan antara lain :
a. Pengkajian
Menurut teori ditemukan dalam pengkajian ialah selama
pengumpulan riwayat ditemukan nyeri uluhati, tidak dapat
makan,mual atau muntah dan gejala berhubungan dengan
ansietas,stress, alergi makan atau minum terlalu banyak, atau makan
terlalu cepat dan pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan
abdomen ,dehidrasi (perubahan turgor kulit, membrane mukosa
kering). Tetapi pada kasus nyata hanya ditemukan nyeri pada
abdomen,mual,dan muntah pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri
tekan abdomen.
b. Etiologi
Menurut teori penyebab gastritis ialah Inflamsi bakteri
H.pylori,Stress Akut Pemakaian Obat AINS dalam jangka waktu yang
panjang dan penyakit kronis tetapi pada kasus nyata penyebab gastritis
pada klien ialah Proses degenerative dan sering terlambat makan
c. Manifestasi
Pada konsep teori manifestasi gastritis ialah : Nyeri epigastrium hebat,
nyeri ulu hati, Perdarahan, Hematomesis, Melena, Anoreksia, Mual,
muntah, Kembung dan Rasa asam dimulut.Tetapi pada kasus nyata
yang ditemukan ialah : Nyeri epigastrium dan nyeri ulu
hati,Mual,muntah,Kembung dan Rasa asam dimulut.

2. Diagnosa
Pada konsep teori diagnose dari gastritis ialah : Nyeri Akut/ Kronis
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan tubuh, Gangguan
pola Tidur, Ansietas, dan Kurang pengetahuan.Tetapi pada kasus
didapatkan diagnose klien ialag gangguan pola tidur,dan kesiapan
manajemen pemeliharaan kesehatan.

3. Intervensi Keperawatan
Pada konsep teoritis intervensi yang diberikan tergolong sangat banyak
dikarenakan belum terdapat kasus yang akan disesuaikan dengan
diagnose dan kebutuhan rencana tindakan pasien, Sedangkan pada kasus
dibutuhkan pemilihan intervensi yang mungkin dapat dilakukan terhadap
klien sesuai dengan kondisi dan tujuan yang hendak dicapai. Intervensi
untuk mengatasi diagnosa yang pertama kelompok menggunakan terapi
komplementer yang sesuai antara lain: Rendam kaki dengan air hangat
dari jurnal yang berjudul “Rendam Kaki Dengan Air Hangat Salah Satu
Terapi Yang Mampu Mengatasi Insomnia Pada Lansia” menyebutkan
ada pengaruh yang signifikan rendam kaki dengan air hangat terhadap
penurunan insomnia pada lansia (Hardono dkk, 2018).
BAB IV

PENUTUP

6.1. Kesimpulan dan Saran


Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering timbul akibat diet
yang sembrono.Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau
makan makanan yang terlalu berbumbu,makanan yang mengandung
mikroorganisme (H.pylori) penyebab penyakit.Penyebab lain dari
gastritis ini mencakup komsumsi alcohol,aspirin,refluks empedu atau
terapi radiasi (Suddrath, Brunner.2001).
Dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dibutuhkan
seluruh data yang mendukung dalam penegakan diagnose sehingga kira
mampu untuk mencapai suatu tujuan yang hendak ditetapkan. Setelah itu
kita mampu untuk menetapkan suatu masalah keperawatan.Setelah
penentuan diagnose kita dituntut untuk dapat menyusun suatu rencana
keperawatan sehingga mampu untuk menetapkan tujuan yang hendak
dicapai dalam proses keperawatan tersebut yang nantinya akan kita
implementasikan terhadap klien. Setelah serangkaian proses diatas kita
juga dituntut untuk dapat mengevaluasi hasil pekerjaan yang kita lakukan
dan memilih terapi komplementer sebagai pilihan untuk perawatan
mandiri oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Hardono, Oktaviana & Andoko. (2018). “Rendam Kaki Dengan Air Hangat Salah
Satu Terapi Yang Mampu Mengatasi Insomnia Pada Lansia”. Holistik Jurnal
Kesehatan, Volume 13, No.1, Maret 2019: 62-68. Diakses dari
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/1046

Herdman,Heather.2012.Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan defenisi


dan Klasifikasi 2012-2014.Jakarta : EGC

Moorhead,Sue. 2008.Nursing Outcomes Classification.St.Louis: Mosby

Mc,Joanne.2008.Nursing Intervention Classification.St.Louis : Mosby

Brunner,Suddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Medah,Volume 2.Jakarta


: EGC

Saferi,Andra.2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan


Dewasa).Yogjakarta:Nuha Medika

La,Sarif.2012. Asuhan Keperawatan Gerontik.Yogjakarta: Nuha Medika

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38265/5/Chapter%20I.pdf.

Anda mungkin juga menyukai