Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PERAN DAN FUNGSI ADVOKASI

PADA KASUS KEPERAWATAN KRITIS


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis
Dosen Pengampu: Ns.Ari Febru Nurlaily, S.Kep, M.Kep.

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1.Arofi Sasanti ST182006
2. Artha Tri H ST182007
3. Ary Muslikhah ST182008
4. Christian Candra P ST182009
5. Esti Coma ST182013
6. Ferdin Alfino I ST182016
7. Muhamad Dammar S ST182024
8. Rendra Bagus S ST182040
9. Viviyana Eka Nur Q ST182051

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan kritis yang dibimbing oleh
ibuNs.Ari Febru Nurlaily, S.Kep, M.Kep.. dalam menempuh Pendidikan Sarjana
Keperawatan. Kami berharap setelah memahami makalah ini teman-teman dapat
menambah pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa kami masih banyak kekurangan dan juga kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Maka dari itu, kami mengharap kritik dan saran yang
membangun demi menyempurnakan makalah ini. Demikian makalah kami, kami
mengucapkan terima kasih.

Surakarta, April 2020


Penulis

Kelompok 4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat adalah orang yang bersama individu selama kebanyakan waktu kritis

kehidupan mereka. Perawat adalah orang yang bersama individu ketika mereka

lahir, ketika mereka cedera atau sakit, ketika mereka meninggal. Individu berbagi

banyak hal yang intim dalam kehidupan mereka dengan perawat; mereka

menanggalkan pakaian untuk perawat, dan mempercayai perawat untuk

melakukan prosedur yang menimbulkan nyeri. Perawat berada di samping tempat

tidur individu yang sakit dan menderita selama 24 jam sehari. Mereka ada ketika

pasien tidak dapat tidur karena nyeri atau ketakutan atau kesepian. Mereka ada

untuk memberi makan pasien, memandikannya, dan mendukung mereka. Perawat

mempunyai sejarah panjang tentang perawatan pasien dan berbicara untuk

Kebutuhan  pasien.

Salah satu fungsi dan peran seorang perawat adalah menjadi advokat bagi

pasien. Dalam hal ini peran sebagai advokat pasien merupakan dasar dan inti dari

proses pemberian asuhan keperawatan. Pelayanan kesehatan saat ini pula

menbutuhkan pelayanan yang berkualitas, konsep dari advokasi sangat dibutuhkan

dalam hal ini. Sebagai peran utama dari perawat, advokasi merupakan bagian dari

kode etik pasien. perawat dalam perannya sebagai advokat pasien menggunakan

skill sebagai pendidik, konselor, dan leader guna melindungi dan mendukung hak

pasien.
Pada tahun 1985 “The American association colleges of nursing “

melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai

esensial dalam praktek keperawatan professional. Nilai-nilai esensial ini sangat

berkaitan dengan moral keperawatan dalam praktiknya. Perawat memiliki komiten

yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas berdasarkan standar

perilaku yang etis dalam praktek asuhan professional. Pengetahuan tentang

perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat, dan berlanjut pada diskusi formal

maupun informal dengan sejawat atau teman. Praktik keperawatan, termasuk etika

keperawatan mempunyai dasar penting, seperti advokasi, akuntabilitas, loyalitas

kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat manusia (Purba & Pujiastuti,

2011).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang tepat adalah
“Bagaimana peran dan fungsi advokasi dalam keperawatan kritis”

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana peran dan fungsi advokasi dalam keperawatan
kritis.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi peran dan fungsi perawat.
b. Untuk mengetahui tujuan perawat.
c. Untuk mengetahui landasan hukum perawat.
d. Untuk mengetahui peran advokasi perawat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI PERAN
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang

lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sIstem (Kusnanto,

2013). Dalam melakukan peran, seseorang diharapkan memiliki pemahaman

dasar yang diperlukan mengenai prinsip, dalam menjalankan tanggungjawab

secara efisien dan efektif dalam suatu sistem tertentu (Bastable,2012). Peran

Perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap

seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi

oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi

keperawatan yang bersifat konstan.

B. PERAN PERAWAT

Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang

sesuai dengan kedudukan dalam system, di mana dapat dipengaruhi oleh keadaan

sosial baik dari profesi perawat maupun dariluar profesi keperawatan yang bersipat

konstan. Peran perawat terdiri dari :

1. Pemberi Asuhan Keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat

dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan

melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses

keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa

direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat

kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat


perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang

sederhana sampai dengan kompleks.

2. Advokat Klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam

menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi

lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang

diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi

hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas

informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya

sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3.  Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat

pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan,

sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan

kesehatan.

4.  Koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta

mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian

pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.

5. Kolaborator

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim

kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan
berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk

diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

6. Konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau

tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas

permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan

yang diberikan.

7. Peneliti / Pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan

perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan

metode pemberian pelayanan keperawatan.

C. FUNGSI PERAWAT

Fungsi perawat dalam melakukan pengkajian pada individu sehat maupun

sakit di mana segala aktifitas yang dilakukan berguna untuk pemulihan kesehatan

berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, aktifitas ini dilakukan dengan berbagai

cara untuk mengembalikan kemandirian pasien secepat mungkin dalam bentuk

proses keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian, identifikasi masalah

(diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi. Gartinah, dkk

mengemukakan bahwa dalam praktik keperawatan, perawat melakukan fungsi

sebagai berikut:

1. Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien

dengan menggunakan proses keperawatan.


2. Sebagai advokat pasien, perawat berfungsi sebagai penghubung pasien dengan

tim kesehatan yang lain, membela kepentingan pasien dan membantu klien

dalam memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan. Peran

advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan

fasilitator dalam pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus

dijalani oleh pasien atau keluarganya.

3. Sebagai pendidik pasien, perawat membantu pasien meningkatkan

kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan

dan tindakan medik sehingga pasien dan keluarganya dapat menerimanya.

4. Sebagai koordinator, perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi

yang ada secara terkoordinasi.

5. Sebagai kolaborator, perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan

keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan

guna memenuhi kesehatan pasien.

6. Sebagai pembaharu, perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir,

bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan pasien atau keluarga

agar menjadi sehat.

7. Sebagai pengelola, perawat menata kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang

diharapkan yaitu terpenuhinya kepuasan dasar dan kepuasan perawat

melakukan tugasnya.

Dalam menjalan kan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai

fungsi diantaranya:

a. Fungsi Independent
Merupan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana

perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan

keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi

kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis

(pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan

elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktifitas dan

lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan

cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.

b. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau

instruksidari perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas

yang di berikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada

perawat umum atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

c. Fungsi Interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling

ketergantungan di antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat

terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam

pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada

penderita yang mempunyapenyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat

diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang

lainnya.

D. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum menurut Undang-undang nomer 38 tahun 2014 tentang

keperawatan sebagaai berikut :

Kesehatan sebagai hak asasi manusia yang diakui secara konstitusional

dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai

hak warga negara dan tanggung jawab negara. Hak asasi bidang kesehatan ini

harus diwujudkan melalui pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk

meningkatkan kesejahteraan individu, keluarga, dan masyarakat dengan

menanamkan kebiasaan hidup sehat.

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui

pemberian pelayanan kesehatan yang didukung oleh sumber daya kesehatan,

baik tenaga kesehatan maupun tenaga non-kesehatan. Perawat dalam

melaksanakan pelayanan kesehatan berperan sebagai penyelenggara Praktik

Keperawatan, pemberi Asuhan Keperawatan, penyuluh dan konselor bagi

Klien, pengelola Pelayanan Keperawatan, dan peneliti Keperawatan. Pelayanan

Keperawatan yang diberikan oleh Perawat didasarkan pada pengetahuan dan

kompetensi di bidang ilmu keperawatan yang dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan Klien, perkembangan ilmu pengetahuan, dan tuntutan globalisasi.

Pelayanan kesehatan tersebut termasuk Pelayanan Keperawatan yang dilakukan

secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, dan aman oleh Perawat yang

telah mendapatkan registrasi dan izin praktik. 

E. PERAN ADVOKASI
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang

aman bagiklien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan

serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu

tindakan diagnostic atau pengobatan. Contohdari peran perawat sebagai pelindung

adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergiterhadap obat dan

memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas.

Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien

sebagaimanusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-

haknya biladibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi

klien yang sedangberusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya.

Selain itu, perawat juga melindungihak-hak klien melalui cara-cara yang

umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkinmembahayakan

kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan

perawatdalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai

informasi dari pemberipelayanan atau informasi lain khususnya dalam

pengambilan persetujuan atas tindakankeperawatan yang diberikan kepada pasien,

juga dapat berperan mempertahankan danmelindungi hak-hak pasien yang

meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasitentang

penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak

untukmenerima ganti rugi akibat kelalaian. (WHO, 2010)

1. Sebagai pembela pasien, perawat juga perlu berupaya melindungi hak pasien

daripelanggaran. Hak untuk mendapat persetujuan (informed consent)

merupakan isu yang harusdihadapi pasien. hak pasien lain yang melibatkan
peran perawat sebagai pembela adalah hakprivasi dan hak menolak terapi.

Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar

utama dalampelayanan keperawatan kepada pasien, peran advokat keperawatan

adalah (Armstrong, 2017)

2. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.

3. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.

4. Memberi bantuan mengandung dua peran,yaitu peran aksi dan peran non aksi.

5. Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah antar

profesi kesehatan

6. Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka unyuk mengidentifikasi

kekuatannya untuk meningkatan kesehatan dan kemampuan klien berhubungan

dengan orang lain.

F. PERAN ADVOKASI DALAM KASUS KEGAWATDARURATAN

Salah satu peran perawat adalah pelaksana pelayanan kesehatan. Perawat

kontemporer menjalankan fungsinya dalam kaitannyadengan berbagai peran

pemberiperawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, advokat bagi klien,

manajer kasus,rehabilitator, komunikator dan pendidik . Peran perawat sebagai

advokat adalah perawatsebagai pelindung hak-hak klien.

Pelayanan gawat darurat merupakan salah satu komponen pelayanan di

rumah sakityang dilaksanakan di instalasi gawat darurat. Adapun tugas instalasi

gawat darurat adalahmenyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan

keperawatan serta pelayananpembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan

gawat darurat medis (Depkes R.I.2006).


Dalam memberikan perawatan gawat darurat perawat dituntut untuk

berpikir kritis danbertindak cepat dengan mempertimbangkan perannya sebagai

advokat atau pelindung.Sebagai pelindung, perawat harus membantu

mempertahankan lingkungan yang aman bagipasien dalam pengambilan tindakan

untuk mencegah dari kemungkianan efek yang tidakdiinginkan. Misalnya

memastikan pasien tidak memiliki alergi terhadap obat yang diberikan.

Perawat sebagai advokat berperan melindungi hak klien dan membantu

menyatakan hak-haknya. Contohnya perawat memberikan informasi tambahan

untuk membantu klien dalam mengambil keputusan atas tindakan keperawatan

yang diberikan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Advokasi merupakan salah satu peran perawat dan menjadi dasar yang

penting dalam membrikan asuhan keperawatan kepada pasien. Peran perawat

sebagai advokat pasien  menuntut perawat untuk dapat mengidentifikasi dan

mengetahui nilai-nilai dan kepercayaan yang dimilikinya tentang peran advokat,

peran dan hak-hak pasien, perilaku profesional, dan hubungan pasien-keluarga-

dokter. Di samping itu, pengalaman dan pendidikan yang cukup sangat

diperlukan untuk memiliki kompetensi klinik yang diperlukan sebagai syarat

untuk menjadi advokat pasien.

B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok

bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan

kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau

referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi. A. I.. (2011). Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka book


publisher

Purba. J. M. & Pujiastuti. S. E. (2010). Dilema Etik & Pengambilan


Keputusan  Etis.Jakarta. EGC

Kusnanto. (2013) . Pengantar profesi dan praktik keperawatan profesional.


Jakarta:EGC
Khasus : (Peran perawat ketika advokasi kondisi pasien krtis saat ronde multi

disiplin tentang rencaca perawatan pasien)

Pada ronde multi disiplin yang berada pada bedside pasien. Perawat melaporkan

billing dan kie trakeostomi dan keberatan biaya, Dokter anestesi melaporkan MBO

dan trakeostomi dengan memperhatikan pembiayaan, dokter bedah saraf sebagai

DPJP melihat tidak setuju MBO dan setuju untuk trakeostomi. Keluarga dipanggil

untuk terlibat dijelaskan kondisi MBO, dan diminta keluar. Keluarga bertanya-tanya

kondisi anaknya, menuju ke ruang kepala perawat. Perawat menjelaskan tentang

MBO, masalah biaya. Perawat memanggil perawat yang hadir di ronde, menanyakan

pemahaman keluarga ttg kondisi pasien. Keluarga menolak kondisi yang dijelaskan.

Perawat menjelaskan dan diserahkan kepada keluarga untuk keputusannya. Kalau

tidak MBO dijelaskan kondisinya. Perawat memberikan motivasi dan dukungan.

Analisa Kasus : Adanya klarifikasi dari perawat tentang status kesadaran pasien

yang Somnolen dalam deskripsi kasus akan tetapi dalam percakapan ronde pasien

berada pada kondisi MBO. Masukan dari perawat agar diskusi tidak berlangsung di

bedside pasien akan tetapi pada ruangan lain. Masukan lain adalah bahasa yang

digunakan oleh perawat belum membumi, adanya istilah medis yang sering

digunakan seperti MBO, dll. Adanya pertanyaan tentang siapa yang harusnya

memberikan penjelasan pertama kali apakah dokter atau perawatnya?. Dalam kasus

ronde multidisiplin ini perawat hendaknya berfungsi sebagai penyedia, mediator,


fasilitator antara pasien, keluarga, dan tim kesehatan. Advokasi perawat dalam ronde

multidisiplin adalah dimana perawat dapat menyampaikan keinginan dan harapan

keluarga, begitu pula sebaliknya perawat dapat menjelaskan kondisi dan keputusan

tim kesehatan saat ronde. Perawat dapat memfasilitasi keluarga untuk pengambilan

keputusan dalam keluarga. Sehingga perawat dapat membawa hasil diskusi tersebut

saat ronde multidisplin berlangsung dalam rangka membantu tim dan dpjp dalam

pengambilan keputusan.

Kasus 1
seorang pasien di ruang VK IGD dilakukan kuretase dan mengalami perdarahan
hebat, tubuh menggigil, lemas dan mata berkunang-kunang. Namun tidak ada advice
dari dokter untuk menangani keluhan pasien. Apa yang akan teman-teman lakukan
sebagai perawat yang melaksanakan peran advokat dengan advice tersebut? Berikan
alasannya?

Analisa kasus: Dengan melihat kondisi pasien demikian di berikan pertolongn


pertama lebih dahulu kemudian di diskusikan dengan dokter mengenai kondisi pasien
dengan megajukan kondisi pasien dengan mengajukan saran dari sudut padang
perawat dan Melakukan konsultasi kepada dokter untuk mengenai keadaan pasien
saat ini alasan mendapatkan advise dari dokter merupakan hak pasien mendapatkan
penanganan.

Kasus 2 :
Dokter menyuruh perawat untuk meresusitasi bayi karena saturasi O2 sudah tidak
bagus, perawat disuruh bagging, Silahkan dikritisi kasus tersebut. Apa yang akan
teman-teman lakukan sebagai perawat yang melaksanakan peran advokat dengan
advice tersebut? Berikan alasannya?
Analisa kasus : Yang dilakukan sebagai advokat adalah menjelaskan prosedur
tindakan dan memintakan inform content terlebih dahulu alasannya dalam hal ini
perawat melindungi hak-hak pasien dan keluarga dengan tindakan yg aakan
dilakukan oleh perawat atau tenaga medis.

Kasus 3 :
Seorang pasien bernama Ny. S sudah 3 hari dirawat dengan diagnosa riwayat stroke
iskemi kondisi pasien tidak sadar, tidak dapat makan, TD: 170/100, RR: 24 x/mt, N:
68 x/mt. Selama 3 hari belum dilakukan pemeriksaan langsung oleh doketr, pasien
mendapatkan perawatan minimal dengan terapi farmakologi dan belum dilakuakan
pemeriksaan penunjang. Keluarga pasien terus menanyakan kapan dokter akan
memeriksa pasien, dan menanyakan apakah karena kami menggunakan BPJS
sehingga tidak dapat dilakukan perawatan segera. Apa yang akan teman-teman
lakukan sebagai perawat yang melaksanakan peran advokat dengan advice tersebut?
Berikan alasannya?

Analisa kasus : Memberikan informasi segala kondisi pasien dan terapi yang
diberikan pada pasien, menjelaskan kepada keluarga bahwa dengan kondisi pasien
demikian membutuhkan pemeriksaan penunjang, dengan tidak melibatkan pasien
BPJS atau bukan. Sebagi perawat bisa memberikan advice untuk di adakan
conference kepada dokter terhadap kondisi pasien, menolongkan pasien perlu di
tangani secara darurat (segara) atau membutuhkan kolaborasi dengan dokter lainnya
sehinggga membutuhkan waktu untuk menunggu di tangani.

Kasus 4 :
Seorang gadis berusia 15 tahun bernama sdri. S datang ke IGD masih mengenakan
seragam sekolah diantar gurunya diterima langsung oleh perawat yang dinas saat itu,
gadis tersebut mengeluhkan sesak napas dan dadanya sakit sekali berulang-ulang
mengatakannya sambil menangis. Hasil pemeriksaan perawat ditemukan TTV dalam
batas normal dan KUnya dalam kondisi baik. Sdri. S menginginkan dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyakitnya. Silahkan dikritisi kasus
tersebut. Dokter belum melakukan pemeriksaan. Apa yang akan teman-teman
lakukan sebagai perawat yang melaksanakan peran advokat dengan advice tersebut?
Berikan alasannya?

Analisa kasus : Pada hal ini sebagai advokasi yg pertama kita lakukan adalah konsul
dengan dokter terlebih dahlu ,dan melakukan konfirmasi dengan keaadaan pasien
apakah sama yg dilakukan pemeriksaan terhadap perawat. Kemudian memberi
masukan ke dokter apakah pasien perlu konsul dengan psikolog atau psikiater
mungkin pasien hanya merasa cemas berlebih dan merasa sesak nafas , jika iyaaa
menyarankan pasien dan keluarga untuk periksa ke poli jiwa atau psikolog dengan
menjelaskan kepada pasien dan kelurga bahwa pasien tidak perlu penanganan
kegawatdaruratan di IGD.

Anda mungkin juga menyukai