Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN JURNAL READING

DISUSUN OLEH:
Nursilmi Afwan (2019201038)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


PRODI SARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKES) MITRA HUSADA
MEDAN
TA.2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis bisa menyelesaikan journal reading. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu selaku pembimbing yang telah membantu penulis dalam mengerjakan journal
reading.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dalam pembuatan journal reading ini. Penulis menyadari ada kekurangan pada journal reading
ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan journal reading.
Penulis juga berharap semoga jurnal reading ini semakin memperluas wawasan

Medan, 06 Juni 2022

Nursilmi Afwan
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR. ii
DAFTAR ISI iii
Jurnal 1
- hubungan peran dan sikap keluarga dalam pengasuh anak dalam upaya promotif preventif
Jurnal 2
- analisis implementasi kegiatan promotif dan preventif
Jurnal 3
- kanggoro mother care pada bayi
Jurnal 4
- faktor yang berhubungan dengan pola pemberian asi eksklusif
Jurnal 5
- Determian pemberian asi eksklusif pada ibu menyusui
Jurnal 6
- hubungan pemberian asi eksklusif dengan kejadian stunting pada balita
Jurnal 7
- pengaruh riwayat pemberian asi dan Mp-asi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak
Jurnal 8
- Determinasi kejadian kejang demam pada balita
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL 1 JURNAL 2 JURNAL 3 JURNAL 4

JUDUL: JUDUL: JUDUL: JUDUL:


HUBUNGAN ANALISIS FAKTOR FAKTOR-FAKTOR
DUKUNGAN IMPLEMENTASI PELAKSANAAN YANG
KELUARGA KEGIATAN KANGAROO BERHUBUNGAN
DENGAN PROMOTIF DAN MOTHER CARE DENGAN POLA
KELENGKAPAN PADA BAYI BBLR PEMBERIAN ASI
PREVENTIF
IMUNISASI DASAR
DI PUSKESMAS EKSKLUSIF DI
KAMPUS WILAYAH KERJA
PENULIS:
PALEMBANG PUSKESMAS
Prita Devy Igiany
TAHUN 2010 BUNGUS TAHUN
TEMPAT: 2014
Posyandu Dahlia, PENULIS:
PENULIS: PENULIS:
Sukoharjo Tri Budi Lestari, Yuni
Mariatul Fadillah Selvi Indriani
Sufyanti Arif, Ni Ketut
Nasution1, Nur
JURNAL: Alit.
Indrawati Liputo2,
Jurnal Ilmu Kesehatan Mahdawaty3
Masyarakat Berkala
(Jikemb) TEMPAT: TEMPAT:
Puskesmas Kampus TEMPAT:
Fakultas Keperawatan
Palembang Universitas Airlangga,
Wilayah Kerja
Indikasi
Surabaya Puskesmas Bungus
LATAR
BELAKANG: JURNAL:
Ilmu Kesehatan JURNAL: JURNAL:
Menurut hasil
Masyarakat Keperawatan Jurnal Kesehatan
Riskesdas (2013),
Andalas
salah satu alasan
terbanyak mengapa
anak tidak diimunisasi Indikasi
LATAR Indikasi Indikasi
antara lain karena
keluarga tidak BELAKANG: LATAR LATAR
mengizinkan anak Sebagian besar BELAKANG: BELAKANG:
untuk diimunisasi, Masalah lebih sering Pemberian ASI
program puskesmas eksklusif berpengaruh
sedangkan alasan lain yang ada selayaknya dijumpai pada BBLR
adalah karena faktor dibanding dengan bayi pada
bersifat promotif dan kualitas kesehatan
sibuk, lokasi yang cukup bulan dan bayi
jauh, anak sering sakit
preventif, namun pada bayi. Semakin sedikit
berat lahir normal.
dan tidak tahu tempat kenyataannyakegiatan BBLR terutama jumlah bayi yang
imunisasi (Kemenkes yang dijalankan karena kelahiran mendapat ASI
RI, 2013). Walau latar puskesmas sehari-hari prematur, fungsi organ- eksklusif, maka
belakang para orang tetap bersifat kuratif organ tubuh masih kualitas kesehatan bayi
tua sangat heterogen, dan rehabilitatif, belum sempurna, dan anak balita akan
pola pengambilan program-program sehingga perlu semakin buruk. Hal itu
keputusan orang tua mendapatkan dikarenakan pemberian
promotif dan
terhadap imunisasi penanganan khusus. makanan pendamping
preventif yang telah ASI yang tidak benar
memiliki gambaran dirancang dengan Antara lain memiliki
yang mirip. Faktor- kesulitan untuk dapat menyebabkan
baik di puskesmas gangguan pencernaan
faktor inilah yang mempertahankan
mempengaruhi orang
seringkali tidak yang berakibat
kehangatan suhu tubuh,
tua menolak atau berjalan sesuai karenanya sangat gangguan
menerima program dengan tujuan memerlukan kehangatan pertumbuhan
imunisasi atau vaksin awalnya, beberapa agar dapat bertahan dan meningkatkan
tertentu, termasuk kendala seperti hidup. Perawatan Angka Kematian Bayi
juga faktor dukungan keterbatasan dana dan Metode Kanguru (AKB). Hal ini dapat
yang berasal dari hasil yang diperoleh merupakan salah satu menyebabkan suatu
keluarga (Gagnon, dari kegiatan promotif alternatif cara perawatan keadaan yang cukup
MacDonald, dan preventif dalam yang murah, mudah, dan serius dalam hal gizi
Bocquier, Peretti- aman untuk merawat bayi. Hal ini tidak
meningkatkan
Watel, & Verger, bayi berat lahir rendah. perlu terjadi jika ASI
kualitas kesehatan
2018). Keluarga Tujuan asuhan yang diberikan secara baik
berfungsi sebagai seringkali muncul berpusat pada keluarga dan benar, karena
penyebar informasi menjadi penghambat adalah memberikan rasa menurut penelitian
tentang dunia, sulitnya program- aman, meningkatkan dengan pemberian
mencakup memberi program tersebut kemampuan orang tua ASI saja dapat
nasehat, petunjuk- untuk dijalankan dalam merawat diri dan mencukupi kebutuhan
petunjuk, saran atau dengan baik. bayinya,mempromosika gizi selama enam
umpan balik. Bentuk Tujuan Penelitian ini n kesejahteraan ibu dan bulan.
dukungan keluarga yaitu untuk Mengetahui bayi, dengan Tujuan penelitian
yang diberikan oleh penyebab permasalahan memperhatikan ini adalah menentukan
keluarga adalah dalam implementasi keyakinan, nilai, tradisi, faktor-faktor yang
dorongan semangat, dari program kegiatan budaya yang dianut berhubungan dengan
pemberian nasehat promotif dan preventif. keluarga. pola pemberian ASI
atau mengawasi Penelitian ini Penelitian ini Eksklusif di wilayah
tentang pola makan menggunakan metode menggunakan desain kerja Puskesmas
sehari-hari dan deskriptif dengan penelitian deskriptif Bungus tahun 2014.
pengobatan. Hal ini pendekatan kualitatif analitik dengan Jenis Penelitian ini
sesuai dengan teori berupa wawancara yang pendekatan cross adalah deskriptif
yang dikemukakan dilakukan di Puskesmas sectional. Populasi pada analitik dengan desain
oleh Soekidjo Kampus Palembang penelitian ini adalah ibu cross sectional. Jumlah
Notoatmodjo (2003) pada bulan Juni 2010. dengan bayi berat lahir sampel dalam
yang menyatakan Informan dalam rendah yang dirawat di penelitian ini adalah 82
bahwa untuk penelitian ini 8 orang Ruang Bayi RSUD Dr orang yang diambil
mewujudkan sikap yang berkaitan dengan Soetomo Surabaya. dengan cara multistage
menjadi suatu topik penelitian. Jumlah populasi random sampling.
perbuatan yang nyata Hasil penelitian: sebanyak 112 bayi. Analisis data
diperlukan faktor didapatkan Dalam Hasil penelitian: dilakukan dengan uji
pendukung atau suatu implementasinya pun perawatan metode chi-square.
kondisi yang kegiatan-kegiatan kanguru pada bayi berat Hasil menunjukkan
memungkinkan, tersebut tidak optimal, lahir rendah di ruang bahwa responden yang
dalam hal ini adalah beberapa program bayi RSUD Dr mempunyai
dukungan keluarga bahkan belum berjalan Soetomo Surabaya pendidikan rendah
(Notoatmodjo, 2003) sama sekali, program- sebagian besar (66%), pengetahuan
Pada 2018, cakupan program yangdijalankan dilaksanakan dengan rendah (65,8%), Ibu
imunisasi dasar pun hanya sedikit yang baik. Pelaksanaan bekerja (8%), kurang
lengkap di bawah berjalan dengan perawatan metode mendapat dukungan
80% terdapat di rutin,kebanyakan kanguru yang baik suami (63,42%).
sembilan provinsi, program kegiatan dapat meningkatkan Terdapat hubungan
atau bertambah dari promotif dan preventif kondisi bayi berat yang bermakna antara
tujuh provinsi pada tersebut hanya bersifat lahir rendah menjadi pendidikan dengan
2017. Selanjutmya situasional dan tidak lebih optimal. pemberian ASI
cakupan imunisasi rutin, kegiatan promotif Eksklusif p=0,000
antara 80-92% juga yang seharusnya (p<0,05), pengetahuan
berkurang dari 12 bertujuan untuk dengan pemberian ASI
provinsi pada 2017 merubah perilaku eksklusif p=0,000
menjadi 10 provinsi masyarakat belum (p<0,05) dan dukungan
pada 2018. tercapai dengan baik Suami dengan
serta banyak dari pemberian ASI
TUJUAN : kegiatan-kegiatan diatas eksklusif p=0,000
Tujuan dari penelitian yang belum menemui (p<0,05).
ini adalah untuk sasaran.
mengetahui hubungan
dukungan keluarga TUJUAN : TUJUAN :
dengan promotif mengetahui Mengetahui pelaksanaan
/preventif tentang implementasi kangaroo mother care TUJUAN :
kelengkapan kegiatan promotif dan pada bayi BBLR Mengetahui Faktor-
imunisasi dasar Faktor yang
preventif pada bayi.
Berhubungan dengan
METODE METODE Pola Pemberian ASI
METODE
PEMBACA: PEMBACA: Eksklusif
PEMBACA:
Penelitian ini Metode deskriptif
metode deskriptif
merupakan penelitian analitik dengan METODE
dengan pendekatan
deskriptif analitik pendekatan cross PEMBACA:
kualitatif karena
dengan pendekatan sectional. Populasi pada Penelitian dilakukan di
bermaksud untuk
waktu Cross Sectional penelitian ini adalah ibu wilayah kerja
menggali lebih dalam
(Notoatmodjo, 2010) dengan bayi berat lahir Puskesmas Bungus.
mengenai implementasi
yang bertujuan untuk rendah yang dirawat Sampel dalam
kegiatan promotif dan
melihat hubungan diRuang Bayi RSUD Dr penelitian ini sebanyak
preventif di Puskesmas
antara variabel Soetomo Surabaya. 82 ibu yang memiliki
Kampus Palembang
independen (tingkat Jumlah populasi bayi berusia 6 sampai
tahun 2010 dengan
pendidikan, dukungan bayi BBLR yang dirawat 11 bulan dan
menggunakan metode
keluarga dan peran di Ruang Bayi RSUD memenuhi kriteria
berupa wawancara
tenaga kesehatan) Dr Soetomo Surabaya inklusi serta eksklusi.
mendalam yang bersifat
dengan variabel pada bulan Juni sampai Instrumen
deskriptif. Penelitian
dependen (riwayat Agustus 2013 sebesar penelitian yang
yang berupa wawancara
pemberian imunisasi 112 bayi digunakan adalah
dilakukan di Puskesmas
dasar pada bayi) pada kuesioner yang
Kampus Palembang
waktu yang membahas pendidikan
pada bulan Juni 2010
bersamaan. Dengan Ibu, pekerjaan Ibu,
demikian penelitian pengetahuan Ibu
ANALISIS
ini tidak dimaksudkan ANALISIS tentang ASI eksklusif
PICO:
untuk mencari PICO: dan peran
P(patient):
hubungan sebab P(patient): dukungan suami.
Bayi yang memerlukan
akibat secara nyata ibu yang memiliki bayi
upaya promotive dan
dan langsung, tetapi dengan BBLR
preventif
melihat ada tidaknya ANALISIS
hubungan antara I(intervention): Ibu PICO:
I(invertion):
variabelindependen dengan BBLR atau P(patient):
Adanya sistem
dan variabeldependen keluarganya yang datang ibu yang memiliki
koordinasi yang baik
(Notoatmodjo, 2010). ke Ruang Bayi RSUD bayi berusia 6 – 11
antara petugas
kesehatan, kader Dr Soetomo, diberikan bulan.
ANALISIS konseling atau
kesehatan dan
PICO: penyuluhan mengenai I(intervention):
masyarakat. Sistem
P(patient): KMC apabila bayinya Penelitian dilakukan di
koordinasi yang kurang
Ibu yang memungkinkan wilayah kerja
baik tersebut
memerlukan dilakukan KMC serta Puskesmas Bungus
menyebabkan kegiatan
upaya promotif memberikan contoh dari November hingga
promotif dan preventif
pada bayi secara nyata perbedaan Desember 2014.
ini berjalan tidak
optimal, banyak bayi yang sudah Sampel dalam
I(invertion): dilakukan KMC dan penelitian ini sebanyak
masyarakat yang tidak
Dalam penelitian ini yang tidak dilakukan 82 ibu yang memiliki
mengetahui jadwal
penulis menggunakan KMC, sehingga bayi berusia 6 sampai
penyuluhan yang akan
adalah teknik memberikan motivasi 11 bulan dan
dilakukan, dari
purposive sampling pada ibu dengan BBLR memenuhi kriteria
pada seluruh populasi Puskesmas sebagai untuk melakukan KMC inklusi serta eksklusi.
yang ada di Posyandu pihak pelaksana sendiri dengan baik. Instrumen penelitian
Dahlia, Sukoharjo. juga memilih waktu yang digunakan
Pengumpulan data yang tidak tepat dalam C(comparsion): Hasil adalah kuesioner
menggunakan metode melakukan penyuluhan penelitian Worku & yang membahas
kuesioner yang diisi sehingga warga yang Kassie (2005), pendidikan Ibu,
oleh responden, yaitu datang tidak begitu mengidentifikasi adanya pekerjaan Ibu,
ibu dengan kriteria banyak perbedaan mortalitas pengetahuan Ibu
inklusi yang telah yang bermakna antara tentang ASI eksklusif
ditetapkan C(comparsion): BBLR yang dirawat dan peran
sebelumnya antara mengetahui Tindakan secara konvensional dukungan suami.
lain bersedia menjadi pada pada ibu dan bayi dengan BBLR dengan
responden, memiliki dalam upaya promotif KMC, yaitu 38% C(comparsion):
bayi, memiliki buku dan preventif berbanding 22,5%. Hal mengetahui perihal
Kartu Menuju Sehat ini membuktikan bahwa yang berhubungan
(KMS), tercatat O(outcome): Kangaro Mother Care berhubungan dengan
sebagai peserta di menganalisis perubahan aman untuk bayi. pola pemberian asi
Posyanyu Dahlia. Dari perilaku masyarakat Eksklusif.
kriteria inklusi setelah program O(outcome):
tersebut, diperoleh program tersebut Analisis penanganan O(outcome):
jumlah responden dilakukan. . promotif prefentif Menganalisis
yaitu 35 responden. perubahan perilaku ibu
Sedangkan untuk data HASIL HASIL pada ibu dalam upaya
kelengkapan PEMBACA: PEMBACA pemberian ASI sampai
imunisasi dapat dilihat Implementasi kegiatan Berdasarkan hasil bayi berusia 2 tahun.
dari catatan dalam promotif dan preventif identifikasi sikap
KMS bayi. Setelah di Puskesmas Kampus ibu terhadap pelaksanaan HASIL
data didapatkan dari Palembang belum perawatan metode PEMBACA:
pengisian kuesioner, berjalan sesuai dengan kanguru di ruang bayi 1.Ada hubungan yang
selanjutnya data akan perencanaan yang telah RSUD Dr Soetomo bermakna antara
di analisa secara dibuat, Beberapa Surabaya, menunjukkan tingkat pendidikan Ibu
univariat dan bivariat kegiatan promotif dan bahwa sebagian besar dengan pemberian ASI
preventif yang telah responden memiliki eksklusif di wilayah
C(comparsion): direncanakan tidak sikap yang negatif kerja Puskesmas
mengetahui Tindakan dijalankan secara terhadap pelaksanaan Bungus.
promotif dan preventif terjadwal, bahkan perawatan metode 2.Ada hubungan yang
untuk dalam hal beberapa program kanguru. Sikap yang bermakna antara
imunisasi anak ke belum dijalankan sama negative didukung oleh tingkat pengetahuan
posyandu sekali, Faktor sikap ibu yang sangat Ibu dengan pemberian
penghambat dalam tidak setuju bahwa saat ASI eksklusif
O(outcome): implementasi kegiatan melaksanakan KMC diwilayah kerja
menganalisis promotif dan preventif dapat dilakukan sendiri Puskesmas Bungus.
perubahan perilaku di Puskesmas Kampus apabila ibu sudah 3. Tidak ada hubungan
ibu Palembang yang paling terbiasa melakukannya yang bermakna antara
setelah penelitian dan berperan adalah dan tidak setuju apabila pekerjaan Ibu dengan
upaya promosi kurangnya biaya, melakukan KMC di pemberian ASI
dilakukan. . kurangnya petugas rumah dapat dilakukan eksklusif di wilayah
kesehatan, kurangnya sambil melakukan kerja Puskesmas
HASIL kerjasama petugas aktivitas ringan. Bungus.
PEMBACA: kesehatan, kader dan Sebagian yang lain 4. Ada hubungan yang
1. Gambaran masyarakat serta belum terdapat responden yang bermakna antara
responden ada sistem manajemen bersikap positif dengan dukungan suami Ibu
berdasarkan yang baik dalam pelaksanaan perawatan dengan pemberian ASI
kelengkapan menjalankan kegiatan- metode kanguru yang eksklusif
imunisasi dasar kegiatan tersebut, Dari baik. Sikap yang positif
diketahui bahwa dari beberapa program didukung oleh sikap di wilayah kerja
35 responden promotif dan preventif ibu yang sangat setuju Puskesmas Bungus.
penelitian, 74% yang telah dijalankan bahwa KMC sangat
mempunyai riwayat dengan baik tepat untuk BBLR
imunisasi lengkap, memberikan hasil yang terutama dalam
sedangkan sisanya, baik berupa perubahan mempertahankan
26% mempunyai perilaku kesehatan kehangatan tubuh bayi
riwayat imunisasi masyarakat. sebagai pengganti
yang tidak lengkap incubator dan dengan
melaksanakan KMC
2. Gambaran dapat memberikan kasih
responden bedasarkan sayang secara langsung
dukungan keluarga pada bayinya
diketahui bahwa
responden dengan HASIL PEMBACA:
dukungan keluarga 1. Ibu perlu mencari
tinggi terdapat 54% informasi yang lebih
dari jumlah banyak tentang
keseluruhan perawatan metode
responden, sisanya kanguru dan bayi
46% mempunyai BBLR agar dapat
dukungan keluarga melaksanakan
rendah. perawatan metode
kanguru dan merawat
3. Terdapat hubungan bayinya secara
signifikan antara maksimal.
dukungan keluarga 2.KMC diharapkan
dengan kelengkapan keluarga dapat
imunisasi dasar, memberikan
dengan p-value 0,004 nasehat/perhatian pada
dan OR 18 ibu
untuk melaksanakan
KMC sehingga
memperoleh hasil
yang memuaskan.
3.Libatkan semua
petugas kesehatan baik
medis maupun
paramedis dalam
memberikan informasi
tentang perawatan
metode kanguru, tidak
terbatas pada
perawat saja dengan
memberikan
konseling pada setiap
kesempatan yang
ada bagi ibu dengan
bayi BBLR dan
keluarga.
Perlu penelitian lebih
lanjut yang
berhubungan dengan
perawatan metode
kanguru demi
kemajuan pelaksanaan
perawatan metode
kanguru.

JURNAL 5 JURNAL 6 JURNAL 7 JURNAL 8

JUDUL: JUDUL: JUDUL: JUDUL:


DETERMIAN HUBUNGAN PENGARUH DETERMINAN
PEMBERIAN ASI PEMBERIAN ASI RIWAYAT KEJADIAN KEJANG
EKSKLUSIF PADA EKSKLUSIF PEMBERIAN ASI DEMAM PADA
IBU MENYUSUI DENGAN DAN MP-ASI BALITA DI RUMAH
SAKIT IBU DAN
KEJADIAN TERHADAP
ANAK BUDHI
PENULIS: STUNTING PADA PERTUMBUHAN MULIA
Isroni Astuti BALITA DAN PEKANBARU
PERKEMBANGAN
TEMPAT: PENULIS: ANAK
wilayah kerja Sr. Anita Sampe, PENULIS:
Puskesmas Kecamatan SJMJ, Rindani PENULIS: Zulmeliza Rasyida,
Serpong
Claurita Toban, Suryana, Yulia Fitri, Dian Kusuma Astutia,
JURNAL: Jurnal
Monica Anung Madi Khairul Fajri, Agus Christine Vita Gloria
Hendra Al Rahmad Purba.
Penelitian Dosen
TEMPAT:
Jurusan Kebidanan
Kecamatan Buntu TEMPAT: TEMPAT:
oltekkes Kemenkes
Malangka Kabupaten Kecamatan Kuta Alam Rumah Sakit
Jakarta
Mamasa Kota Banda Aceh Ibu dan Anak Budhi
Mulia Pekanbaru
Induksi
JURNAL: JURNAL:
LATAR
Jurnal Ilmiah Kesehatan Jurnal Gizi, Politeknik JURNAL:
BELAKANG:
Sandi Husada Kesehatan Kemenkes Jurnal Epidemiologi
Pemberian ASI dikenal
Aceh Kesehatan Indonesia.
sebagai salah satu yang
Induksi
memberikan pengaruh
LATAR Induksi Induksi
paling kuat terhadap
BELAKANG: LATAR LATAR
kelangsungan hidup
Stunting adalah masalah BELAKANG: BELAKANG:
anak, pertumbuhan dan
kurang gizi kronis yang Proses penting dalam Kejang demam
perkembangan.
disebabkan oleh asupan pemenuhan gizi balita didefinisikan sebagai
Penelitian menyatakan
gizi yang kurang dalam untuk pertumbuhan dan bangkitan kejang yang
bahwa inisiasi dini
waktu cukup lama perkembangan adalah terjadi pada kenaikan
dalam 1 jam pertama
akibat pemberian pemberian Air Susu Ibu suhu tubuh (suhu
dalam 1 jam pertama
makanan yang tidak (ASI) dan Makanan rektal di atas 38°C)
dapat mencegah 22%
sesuai dengan Pendamping ASI (MP- yang disebabkan oleh
kematian bayi dibawah
kebutuhan ASI). Beberapa prinsip proses ekstrakranium.
umur 1 bulan di
gizi. Kekurangan gizi panduan yang Kejang demam
negara-negara
pada usia dini direkomendasikan merupakan kejang
berkembang.
meningkatkan angka WHO dalam pemberian yang paling sering
Pencapaian 6 bulan
kematian bayi dan anak, makanan untuk anak terjadi pada anak.
ASI
menyebabkan usia 2 tahun pertama Sebanyak 2% sampai
eksklusifbergantung
penderitanya mudah kehidupan di antaranya 5% anak yang
pada keberhasilan
sakit dan memiliki adalah penerapan berumur kurang dari 5
inisiasi dalam satu jam
postur tubuh tak praktik pemberian ASI tahun pernah
pertama.
maksimal saat dewasa eksklusif sampai usia mengalami kejang
ASI ekskusif selama 6
bulan pertama (Millenium Challengga bulan, prinsip disertai demam dan
kehidupan, bersamaan Account Indonesia, penerapan MP-ASI kejadian terbanyak
dengan makanan 2013). Stunting terjadi pada usia 6 bulan dan adalah pada usia 17-23
pedamping ASI dan mulai janin masih dalam meneruskan ASI dan bulan. Secara umum
meneruskan ASI dari 6 kandungan dan baru MP-ASI sesuai dengan kejang demam
bulan sampai 2 tahun, nampak saat anak umur sampai usia 24 memiliki prognosis
dapat mengurangi berusia dua tahun. bulan; prinsip yang baik, namun
sedikitnya 20% Stunting pada balita penerapan responsive sekitar 30 sampai 35%
kematian anak balita.3 perlu menjadi perhatian feeding dengan prinsip- anak dengan kejang
Berdasarkan data khusus karena dapat prinsip psiko sosial, demam pertama akan
Susenas (Survei Sosial menghambat prinsip penerapan mengalami kejang
Ekonomi Nasional) perkembangan fisik dan sanitasi, pemberian demam berulang.
tahun 2010, baru ada mental anak. Stunting makan, dan prinsip Angka kejadian kejang
33,6 persen bayi umur berkaitan dengan pemberian makan demam di Indonesia
0-6 bulan yang peningkatan risiko ketika anak sakit. mencapai 2% sampai
mendapatkan ASI kesakitan dan kematian Beberapa penelitian 4% dari tahun 2005
eksklusif. Bahkan Riset serta terhambatnya telah menunjukkan sampai
Kesehatan Dasar pertumbuhan pengaruh pemberian 2006. Berdasarkan
(Riskesdas) 2010 kemampuan ASI dan MP-ASI pada fenomena yang
menyebutkan, hanya motorik dan mental juga anak. Bayi yang diberi banyak terjadi di
15,3 persen bayi umur memiliki risiko ASI eksklusif selama 6 Indonesia sering
kurang dari 6 bulan terjadinya penurunan bulan memiliki risiko terjadi saat demam
yang mendapat ASI kemampuan rendah terhadap infeksi tidak di tangani
eksklusif. Data intelektual,produktivitas pada saluran dengan baik oleh
pemberian ASI , dan peningkatan risiko pencernaan, dan dapat orang tua, seperti tidak
eksklusif di propinsi penyakit degeneratif. menurunkan efek segera memberikan
Banten tahun 2010 Anak stunting juga merugikan kesehatan kompres pada anak
menunjukkan bahwa cenderung lebih rentan pada tahun pertama ketika terjadi kejang
69.180 (39.9%) terhadap penyakit kehidupan. Selanjutnya, demam, tidak
sementara pada tahun infeksi, sehingga pada kelompok bayi memberikan obat
2009 pemberian ASI berisiko mengalami yang diberikan asi penurunan demam,
eksklusif mencakup penurunan kualitas eksklusif selama 6 dan sebagai orang tua
65.437 (29.85%). belajar di sekolah dan bulan memiliki lingkar justru membawa
Keadaan tersebut berisiko lebih sering kepala yang lebih besar anaknya kedukun
sangat absen, sehingga pada usia 12 bulan sehingga sering terjadi
memprihatinkan, mengakibatkan kerugian dibandingkan dengan keterlambatan bagi
karena kurang dari 1% ekonomi jangka panjang kelompok bayi yang petugas dalam
wanita yang benar- bagi Indonesia diberikan ASI selama 3 menangani yang
benar mengeluarkan (Kartikawati, 2011 bulan. Penelitian yang berlanjut pada kejang
ASI kurang dan perlu dalam Indrawati, 2016). dilakukan di Australia demam. Adapun
mendapatkan susu Prevalensi stunting pada Barat menunjukkan prilaku-prilaku ibu
tambahan pada bayi. balita berdasarkan hasil bahwa bayi yang pada saat kejang
Penelitian ini Riskesdas pada tahun diberi ASI ≥6 bulan berupa : memasukkan
dilaksanakan dengan 2013 prevalensi dapat meningkatkan sendok ke mulut anak,
pendekatan kwantitatif stunting sebanyak perkembangan IQ, memberikan kopi saat
dengan rancangan 37,2% dan pada tahun pengetahuan, dan anak kejang,
crosssectional. 2018 prevalensi ini kesehatan mental dari memasukkan gula
Variabel terikat menurun secara nasional balita sampai remaja ke dalam mulut anak,
(dependent menjadi 30,8% dibandingkan dengan menyembur tubuh
variable) pada (Kemenkes, 2018b). ASI yang diberikan <6 anak yang kejang,
penelitian ini adalah Berdasarkan prevalensi bulan. mengoleskan terasi
perilaku pemberian stunting tersebut, Pemberian ASI dan dan bawang ke tubuh
ASI eksklusif. kejadian stunting di MP-ASI berperan anak, meletakkan
Sedangkan variabel Indonesia masih penting dalam jimat di dekat tubuh
bebas (independent menjadi masalah karena pertumbuhan dan anak. Prilaku
variable) pada prevalensi nasional perkembangan anak demikian berdasarkan
penelitian masih diatas toleransi balita. Oleh karena itu, data Ikatan Dokter
ini terdiri dari 11 yang ditetapkan WHO penelitian ini penting Anak Indonesia
variabel (umur, yang hanya 20% dilakukan untuk (IDAI) tercatat terjadi
pendidikan, pekerjaan, (Kemenkes, 2016). mempelajari riwayat 35% dari kasus kejang
paritas, pengetahuan, Riskesdas tahun 2018, pemberian ASI dan demam yang di
sikap, peran petugas, Provinsi Sulawesi Barat MP-ASI kaitanya tangani dan hal itu
keterpaparan media, menduduki peringkat dengan pertumbuhan dapat lebih besar
peran suami, peran kedua angka stunting dan perkembangan pada kasus kasus yag
orang tua dan promosi tertinggi secara nasional anak balita usia 12-24 tidak tercatat.Kejang
susu formula). Populasi sekitar 40%. Kota bulan. demam yang di
dari penelitian ini Mamasa menduduki perkirakan setiap
adalah Ibu yang urutan kedua seSulawesi TUJUAN: tahun nya terjadi
mempunyai bayi Barat dan Kecamatan Penelitian ini bertujuan diantara nya
berumur 6 sampai 12 Buntu Malangka untuk menganalisis mengalami komplikasi
bulan di wilayah kerja menduduki angka pengaruh riwayat ASI epilepsi. Di indonesia
Puskesmas Kecamatan kejadian stunting paling dan MP-ASI terhadap sendiri komplikasi
Serpong. tinggi di Kota Mamasa pertumbuhan dan yang terjadi kejadian
sebesar 49,2%. perkembangan anak kejang demam berupa
TUJUAN: usia 12-24 bulan kejang berulang,
Untuk mengetahui TUJUAN: epilepsi, hemiparese
prevalensi ibu yang Tujuan Penelitian ini METODE dan gangguan mental.
memberikan ASI adalah mengetahui PEMBACA:
Eksklusif pada hubungan pemberian Penelitian ini bersifat TUJUAN:
bayinya. ASI eksklusif dengan deskriptif analitik Tujuan penelitian ini
kejadian stunting pada dengan desain untuk menggambarkan
METODE balita. penelitian potong dan mengetahui
PEMBACA: lintang (cross sectional determinan kejadian
Penelitian ini METODE survey). Penelitian kejang demam pada
menggunakan tehnik PEMBACA: dilakukan di balita di RSIA Budhi
potong silang (cross Rancangan penelitian ini Kecamatan Kuta Alam Mulia Pekanbaru
Sectional). Sampel dari menggunakan Banda Aceh. Populasi tahun 2015-2017.
penelitian ini adalah pendekatan case penelitian ini adalah
seluruh ibu menyusui control study pada 144 seluruh ibu yang METODE
yang mempunyai bayi responden yang terdiri memiliki anak baduta PEMBACA:
berusia 6 sampai 12 dari 72 responden usia 12-24 bulan yang demam pada balita di
bulan di posyandu kasus dan 72 responden berada di Kecamatan RSIA Budhi Mulia
terpilih. Cara kontrol, responden Kuta Alam BandaAceh. Pekanbaru tahun
pengambilan sampel merupakan orang tua Responden adalah anak 2015-2017. Desain
dalam penelitian ini dari balita yang baduta usia 12-24 bulan Penelitian adalah case
menggunakan tehnik didiagnosis stunting dan yang berjumlah 77 control. Populasi
acak gugus (cluster non-stunting. orang yang diambil sebanyak 1.119 orang
Random Sampling). Pengambilan sampel dengan teknik stratified dengan besar sampel
Instrumen yang menggunakan teknik random sampling. sebanyak 144 dengan
digunakan adalah cluster random perbandingan 1:1 di
angket (kuesioner). sampling. Instrumen ANALISIS mana 72 untuk kasus
Analisis data yang digunakan berupa PICO: dan 72 untuk kontrol.
menggunakan kuesioner dan alat P ( Patients): Teknik pengambilan
analisis univariat, ukur mekanik. Hasil anak baduta sampel secara quota
analisis bivariat (uji penelitian menggunakan usia 12-24 bulan sampling dengan
Kai kuadrat), analisis uji chi-square dan metode penelusuran
multivariat (analisis dilanjutkan I (Intervense): dokumen. Alat
regresi logistik). Hasil menggunakan uji odds Data identitas penelitian kuesioner.
penelitian diperoleh ratio. responden, riwayat Jenis data yang
Ibu yang memberikan pemberian ASI dan digunakan adalah data
ASI eksklusif di MP-ASI di peroleh sekunder. Pengolahan
Puskesmas Serpong dengan cara wawancara data dengan aplikasi
adalah sebanyak 14.6% langsung pada ibu SPSS. Analisis data
responden dengan secara univariat dan
ANALISIS menggunakan bivariat dengan uji
ANALISIS PICO: kuesioner. Data chi-square.
PICO: P ( Patients): pertumbuhan diperoleh
P ( Patients) : Ibu yang ibu dan bayi yang dengan pengukuran ANALISIS
mempunyai bayi memerlukan upaya antropometri responden PICO:
berumur 6 sampai 12 promotive dengan menggunakan P ( Patients):
bulan di wilayah kerja Length Board untuk Anak yang berumur 6
Puskesmas Kecamatan I (Intervense): mengukur panjang bulan – 5 tahun.
Serpong Data diperoleh dengan badan. Data
melakukan pengukuran perkembangan I (Intervense):
I (Intervense): TB terhadap anak responden diperoleh pengambilan sampel
Diperkirakan ada menggunakan dengan cara wawancara kontrol secara quota
sekitar 1000 ibu microtoise dan dan observasi memakai sampling. Jenis data
yang mempunyai bayi pengisian kuesioner Kuesioner Pra Skrining yang digunakan dalam
yang berumur 6 sampai terhadap ibu. Hasil Perkembangan (KPSP). penelitian ini adalah
12 bulan di seluruh pengukuran TB KPSP ini berisi 10 data sekunder yaitu
wilayah kerja selanjutnya diolah untuk pertanyaan dengan data rekam medis dan
puskesmas Serpong, mendapatkan data status pilihan jawaban ya atau hasil pemeriksaan
maka ditetapkan gizi anak dengan tidak. Hitung jawaban laboratorium yang
jumlah posyandu yang menggunakan standar “ÿa” kemudian dilakukan oleh petugas
dibutuhkan sekitar 42 perhitungan z-score dikategorikan laboratorium ketika
posyandu kemudian 72 tinggi badan menurut berdasarkan balita dirawat di RSIA
posyandu untuk umur (TB/U) perkembangan anak Budhi Mulia
memilih 42 posyandu menggunakan tabel menjadi normal/ sesuai Pekanbaru Januari
yang akan di teliti. antropometri SK dan meragukan/ 2015 sampai dengan
Membuat jadwal Kemenkes, 2010. Data menyimpang Juli 2017 dengan cara
penelitian dimasing- mengenai riwayat pengambilan data
masing posyandu pemberian ASI eksklusif C (Comparsion): melakukan
terpilih. Penelitian diperoleh melalui Untuk mengetahui penelusuran
dilakukan di posyandu kuesioner yang diisi upaya preventif dokumen. Pengolahan
terpilih, apabila ibu oleh ibu balita. Data stunting pada baduta. data menggunakan
tidak datang ke dianalisis dengan aplikasi SPSS.Analisis
posyandu pada jadwal analisis univariat untuk O (Outcome): data dalam penelitian
yang sudah ditetapkan memperoleh gambaran Analisis penanganan ini secara univariat
maka dikunjungi pada distribusi frekuensi, upaya preventif dan bivariat dengan
hari sabtu dan minggu. analisis bivariat stunting pada baduta menggunakan uji chi-
Setiap posyandu yang menggunakan uji chi square.
terpilih diambil 9 square untuk HASIL
sampai 10 orang dari memperoleh hubungan PEMBACA: C (Comparsion):
ibu yang mempunyai pemberian ASI eksklusif Terdapat pengaruh Mengetahui upaya
bayi yang berumur 6 dengan kejadian antara riwayat preventif dalam
sampai 12 bulan. stunting pada balita pemberian ASI dan pencegahan kejang
Kemudian ibu didata dengan tingkat MP-ASI dengan
dan di berikan kemaknaan pertumbuhan dan O (Outcome):
sosialisasi mengenai α = 0,05. Selanjutnya perkembangan anak Analisis penanganan
pentingnya ASI dilakukan uji Odds baduta upaya prefentif
ekslusif pada bayi. Ratio (OR) untuk usia 12-24 bulan di
Hasil pendataan menentukan seberapa Kecamatan Kuta Alam, HASIL
didapatkan ibu besar hubungan Kota Banda Aceh PEMBACA:
menyusui sebanyak pemberian ASI eksklusif Berdasarkan hasil
418 orang. dengan kejadian penelitian dan
stunting pada balita. pembahasan
C (Comparsion): dapat disimpulkan
Mengetahui C (Comparsion): bahwa semua variabel
penanganan turunnya Mengetahui Tindakan independen
pemberian ASI ekslusif yang harus dilakukan penelitian (kadar
pada bayi tentang ASI ekslusif hemoglobin, kadar
dalam upaya promotif leukosit, usia dan
O (Outcome): suhu tubuh)
Menganalisis O (Outcome): merupakan faktor
Pengetahuan Ibu Analisis penanganan risiko kejadian kejang
tentang ASI ekslusif upaya promotive pada deman pada balita.
setelah dilakukan ibu yang memiliki bayi Variabel kadar
upaya promotif. 6-11 bulan leukosit merupakan
faktor risiko terjadinya
HASIL kejadian kejang
PEMBACA: HASIL demam pada
Ibu yang memberikan PEMBACA: balita di RSIA Budhi
ASI eksklusif di Berdasarkan hasil Mulia
Puskesmas Serpong penelitian ada hubungan
adalah sebanyak 14.6% pemberian ASI eksklusif
Terdapat hubungan dengan kejadian
yang signifikan antara stunting pada balita.
pendidikan ibu Sedangkan pada uji odds
pemberian dengan ratio di dapatkan nilai
pemberian ASI OR = 61 yang artinya
eksklusif p<0,05. balita yang tidak
Terdapat hubungan diberikan ASI eksklusif
yang signifikan antara berpeluang 61 kali lipat
pengetahuan ibu mengalami stunting di
dengan pemberian ASI bandingkan balita yang
Eksklusif. Terdapat diberi ASI eksklusif.
hubungan yang ASI eksklusif dapat
signifikan antara mengurai risiko
pekerjaan ibu dengan terjadinya stunting
pemberian ASI
eksklusif p<0,05.
Terdapat hubungan
yang signifikan antara
peran suami dengan
pemberian ASI
eksklusif p<0,05.
Peranan orang tua
adalah faktor yang
paling dominan
terhadap pemberian
ASI eksklusif setelah
dikontrol oleh variabel
pendidikan, pekerjaan,
sikap, peran petugas,
keterpaparan media
dan peran suami
(OR=4,947).
DAFTAR PUSTAKA

Sari, D. N., Basuki, S. W., & Triastuti, N. (2016). The Correlation Between Mother's Knowledge
about Basic Immunization in Puskesmas Bendo District Magetan. Biomedika, 6-12.

Sari, Y. E. (2016). Dukungan Keluarga Dalam Kunjungan Lansia Di Posyandu Lansia Di Desa
Karanglo Lor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Ponorogo: Universitas
Muhammadiya Ponorogo.

Sitepu, S. E. (2012). Pengaruh Faktor Pengetahuan, Dukungan Keluarga dan Kepercayaan


terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B (0-7 hari) pada Bayi di Desa Selotong
Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2011 . Repositori Institusi
Universitas Sumatra Utara.

Wulansari, & Nadjib, M. (2019). Determinan Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap pada Penerima
Program Keluarga Harapan. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, 1-9.

Proverawati A. Kapita selekta ASI dan menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.

Departemen Kesehatan RI. ASI eksklusif. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2013.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. 2013

Astutik RY.Payudara dan laktasi. Jakarta: Salemba Medika; 2014.

Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil kesehatan dinas kesehatan kota Padang 2011. Padang:
Dinas Kesehatan Kota Padang; 20

Ayubi, D. (2009). Kontribusi Pengetahuan Ibu terhadap Pengetahuan Ibu terhadap Status
Imunisasi Anak di Tujuh Provinsi di Indonesia. Jurnal Pembangunan Manusia Vol 7
No1.
Depkes RI. (2009). Informasi Dasar Imunisasi Rutin Serta Kesehatan Ibu dan Anak bagi Kader,
Petugas Lapangan dan Organisasi Kemasyarakatan. Jakarta: Depkes RI.

Emilya, S., Lestari, Y., & Asterina. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita
terhadap Tindakan Imunisasi Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota padang
Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Andalas, 386-390.

Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori & Praktik Edisi 5. Jakarta:
EGC.

Gagnon, D., MacDonald, N., Bocquier, A., Peretti-Watel, P., & Verger, P. (2018). Underlying
factors impacting vaccine hesitancy in high income countries: a review of qualitative
studies. Expert Review of Vaccine.

Husnida, N., Iswanti, T., & Tansah, A. (2019). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkasbitung Desa Cijoro
Lebak Tahun 2018. Medikes (Media Informasi Kesehatan), 265-272.

Kemenkes RI. (2013). Program Imunisasi. Jakarta: Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai