Disusun Oleh:
Devi Adelia
2220106099
REFLEKSI KASUS
STASE ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
DI RUANG BERSALIN RSU RAJAWALI CITRA
2023
Devi Adelia
Menik Sri Daryanti, S.ST.,M.Kes Hermin Hidayat, Amd.Keb
1. Deskripsi Kasus
Selama menjalani kegiatan praktik profesi bidan pada asuhan kebidanan persalinan di
Ruang Bersalin, saya mendapatkan berbagai pengalaman dan keterampilan. Pada saat saya
praktek di ruang bersalin saya mendapati pasien yang berinisial By.Ny. E yang lahir pada
tanggal 03-05-2023 pukul 03.40 WIB dengan jenis kelamin laki-laki, persalinan spontan di
ruang bersalin RSU Rajawali Citra, penolong bidan, air ketuban jernih, plasenta lahir
spontan lengkap, ada lilitan tali pusat 2x dibagian kaki. Bayi lahir langsung menangis kuat,
kulit kemerahan, tonus otot aktif. Bayi sudah meco dan miksi.
Penatalaksaan yang dilakukan kepada bayinya yaitu mengerikan bayi segera setelah
lahir dan mengganti handuk yang basah dengan handuk yang kering dan bersih, mengklem
tali pusat, memotong tali pusat dan mengikat tali pusat, lalu dilakukan IMD selama 2 jam.
2. Emosi Pribadi
Hal yang menyenangkan bagi saya pada kasus diatas adalah saya dapat melihat dan
belajar proses persalinan spontan secara langsung sehingga semakin menambah
pengalaman dan keterampilan saya dalam menolong persalinan.
3. Evaluasi
a. Hal Positif
Hal positif yang bisa diambil pada kasus tersebut adalah dilakukannya IMD
selama 2 jam. Berdasarkan SOP yang ada di ruang bersalin RSU Rajawali Citra, IMD
dilakukan selama 2 jam agar lebih terjalin bounding attachment antara ibu dengan
bayinya, suhu tubuh bayi tetap hangat karena adanya skin to skin (kulit ibu dengan kulit
bayi), membuat ibu lebih tenang dan bahagia serta meningkatkan motivasi ibu untuk
menyusui bayinya.
b. Hal Negatif
Tidak ada
4. Analisis Kasus
Menurut saya kasus ini menarik karena hal ini cukup sering terjadi apalagi berkaitan
dengan ibu dan bayi. Inisiasi menyusu dini (IMD) merupakan salah satu kegiatan
pemberian air susu ibu (ASI) (Barus, 2021). IMD adalah proses bayi mencari puting ibu
dan menyusu sendiri segera pasca persalinan dengan lama waktu paling cepat satu jam baik
keadaan ibu serta bayi stabil,tidak membutuhkan aksi medis selama satu jam. IMD
memiliki macam manfaat baik untuk ibu serta bayi (Nufra, Y.A., & Rahmita, A., 2020).
Pemberian ASI pada awal kehidupan bayi dapat membentuk jalinan yang erat antara
ibu serta bayi, dan selanjutnya menambah produksi ASI ibu. Oleh sebab itu sangat
direkomendasikan segera untuk meletakkan bayi baru lahir pada dada ibu, sampai
bayi mampu menyusu sampai satu jam awal serta makanan pralaktasi (makanan/minuman
yang telah diberikan ketika ASI belum dapat keluar) dapat dihindari (Aprilla, 2020).
Perilaku individu dipengaruhi dari faktor predisposisi (wawasan, prilaku, karakteristik
serta demografi), faktor pendukung (pemelajaran, sosialisasi) dan faktor pendukung
(support petugas, dan support keluarga) (Barus, 2021). Faktor kesuksesan IMD sangat
menetukan dari faktor ibu. Namun, kurangnya wawasan melalui orang tua, pihak medis
enggan untuk melaksanakannya, sehingga IMD masih sangat jarang dipraktekkan (Suriati,
I., & Auliah, D., 2019). Bayi baru lahir rentan terkena hipotermi karena paparan dengan
lingkungan sekitar, karena bayi masih beradaptasi dengan lingkungan baru, maka dari itu
perlunya melakukan IMD dengan meletakkan bayi dengan posisi tengkurap paska
dikeringkan tubuhnya tetapi belum dibersihkan, dan memastikan bayi mendapat kontak
kulit dengan ibunya (Wardani et al., 2019).
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini yaitu Menurunkan tingkat mortalitas bayi Inisiasi
menyusu dini dapat mempengaruhi mortalitas pada bayi baru lahir melalui empat
mekanisme (Idris & Gobel, 2019). ASI yang telah keluar awal sekali mengandung kostrum
bergizi tinggi serta memiliki antibody yang melindungi bayi baru lahir terserang penyakit
(Aprilla, 2020). Dapat menurunkan stress bayi. Bayi dapat lebih tenang, serta denyut
jantung stabil, menghangatkan bayi dengan cepat yaitu selama bayi merangkak mencari
payudara (Sari & Sunarsih, 2020).
5. Kesimpulan
Bidan memiliki peranan penting dalam melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Proses
IMD yang terjadi terhadap ibu dan anak dengan skin to skin bertujuan agar terjadinya
kontak kulit bayi dan kulit ibu, serta menjadi awal kontak batin ikatan ibu dan anak.
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan IMD yaitu faktor predisposisi
(wawasan, perilaku, karakteristik serta demografi), faktor pendukung (pembelajaran,
sosialisasi) dan faktor pendukung (support petugas kesehatan dan support keluarga).
Manfaat melakukan IMD ini yaitu dapat menjaga tubuh bayi agar tetap hangat, bayi dapat
dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan luar, meningkatkan bayi untuk
memperoleh colostrum dan meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
6. Tindak Lanjut
Hal tersebut sebagai pelajaran pribadi untuk diri saya sendiri untuk memperhatikan
indikasi dan kontraindikasi dilakukannya Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Saya akan tetap
dan selalu memberikan motivasi bagi ibu untuk menyusui bayinya, memberikan edukasi
tambahan kepada ibu tentang IMD sehingga ibu maupun keluarga juga lebih bersemangat
untuk memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan dan diteruskan dengan
pemberian MPASI hingga bayi berusia 2 tahun.
DAFTAR PUSTAKA