Anda di halaman 1dari 46

LAPAROSKOPI

KOLELITIASIS
OLEH: DANANG DWI ATMODJO, ISIDORUS CAHYO SETYADI DAN OKI RIOSAN
INSTALASI BEDAH SENTRAL RS BAYUKARTA KARAWANG
DEFINISI:

• LAPAROSKOPI : sebuah prosedur pembedahan minimally invasive dengan memasukkan gas CO2
kedalam rongga peritonium untuk membuat ruang antara dinding depan perut dan organ viscera, sehingga
memberikan akses endoskopi kedalam rongga peritonium tersebut, teknik laparoskopi atau pembedahan
minimally invasive diperkirakan menjadi trend bedah masa depan.

• Di Indonesia, teknik bedah laparoskopi mulai dikenal di awal 1990-an ketika tim dari RS Cedar Sinai
California AS mengadakan live demo di RS Husada Jakarta. Selang setahun kemudian, Dr Ibrahim
Ahmadsyah dari RS Cipto Mangunkusumo melakukan operasi laparoskopi pengangkatan batu dan
kantung empedu (laparoskopi kolesistektomi) yang pertama. Sejak 1997, laparoskopi kolesistektomi
menjadi prosedur baku untuk penyakit-penyakit kantung empedu di beberapa rumah sakit besar di Jakarta
dan beberapa kota besar di Indonesia.
LANJUT...

• Laparoskopi operasi yang menggunakan alat-alat berdiameter 5 hingga 12 mm untuk


menggantikan tangan dokter bedah melakukan prosedur bedah di dalam rongga perut.
• Untuk melihat organ di dalam perut tersebut digunakan kamera yang juga berukuran mini
dengan terlebih dahulu dimasukkan gas untuk membuat ruangan di rongga perut lebih
luas.
• Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat layar monitor dan mengoperasikan
alat-alat tersebut dengan kedua tangannya.
BEBERAPA JENIS PENYAKIT YANG DAPAT
DIDIAGNOSIS DENGAN LAPAROSKOPI ADALAH
SEBAGAI BERIKUT:
• Penyakit radang panggul atau PID (pelvic • Testis tidak turun, kondisi masa kecil umum di mana
inflammatory disease), infeksi bakteri pada saluran anak laki-laki dilahirkan tanpa satu atau kedua testis
genital bagian atas wanita, termasuk rahim, tuba dalam skrotum mereka.
fallopi, dan ovarium.
• Radang usus buntu, pembengkakan pada usus buntu
• Endometriosis, kondisi di mana ditemukannya yang menimbulkan rasa sakit.
endometrium (potongan kecil lapisan rahim)
ditemukan di luar rahim. • Kondisi nyeri panggur atau perut yang belum
diketahui penyababnya.
• Kista overium, adanya kista atau kantung berisi
cairan yang berkembang di ovarium. • Mendiagnosis jenis kanker tertentu, termasuk kanker
hati, pankreas, ovarium, saluran empedu, dan
• Kehamilan ektopik atau kehamilan yang berkembang kantong empedu, dengan cara mengambil sampel
di luar rahim. melalui biopsi.
• Fibroid, tumbuhnya tumor non-kanker yang di dalam
atau di sekitar rahim.
LAPAROSKOPI UNTUK PENGOBATAN:

• Mengangkat usus buntu yang meradang, dilakukan • Mengatasi tukak lambung yang mengalami
dalam kasus usus buntu berisiko tinggi pecah. pendarahan.
• Mengangkat katung empedu, sering digunakan • Mengangkat organ yang terkena kanker seperti
sebagai langkah pengobatan batu empedu. ovarium, prostat, hati, usus besar, ginjal, atau
kandung kemih.
• Mengambil sebagian usus, digunakan untuk
mengatasi kondisi pencernaan tertentu seperti • Mengatasi kehamilan ektopik, dilakukan untuk
divertikulitis atau penyakit Crohn yang sudah tidak mengeluarkan embrio untuk mencegah kerusakan
bereksi pada obat-obatan. pada tuba fallopi.
• Mengatasi hernia. • Mengangkat fibroid.
• Mengatasi tukak lambung yang mengalami • Histerektomi atau pengangkatan rahim, terkadang
pendarahan. dibutuhkan pada kondisi seperti penyakit radang
panggul, endimetriosis, menstruasi berat dan
menyakitkan.
• Operasi penurunan berat badan.
BEBERAPA KEUNTUNGAN DARI TINDAKAN LAPAROSKOPI INI ANTARA LAIN:

• Nyeri pasca bedah jauh lebih ringan


• Membantu menegakkan diagnosa lebih akurat

• Proses pemulihan lebih cepat


• Rawat inap lebih singkat
• Luka bekas operasi lebih kecil
POSISI PASIEN LAPAROSKOPI:

• Posisi pasien operasi laparoskopi Kolesistektomi adalah pasien tidur terlentang dalam posisi anti
trendelenburg, miring ke kiri 30° kearah operator, operator berada disebelah kiri pasien, asisten dan
instrumen sebelah kanan pasien.
GAMBAR POSISI PASIEN DI MEJA OPERASI:
KOLELITIASIS :

• Batu empedu atau Kolelitiasis adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam
saluran empedu atau kedua-duanya.
• Batu kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsur dari cairan empedu yang mengendap
dan membentuk suatu material mirip batu di dalam kandung empedu atau saluran empedu.
• Komponen utama dari cairan empedu adalah bilirubin, garam empedu, fosfolipid dan kolesterol.
Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu bisa berupa batu kolesterol, batu pigmen yaitu
coklat atau pigmen hitam, atau batu campuran.
FISIOLOGI:
LOKASI :

• Lokasi batu empedu bisa bermacam-macam yakni: dikandung empedu, duktus sistikus, duktus koledokus,
ampula vateri, di dalam hati.
• Kandung empedu merupakan kantung berbentuk seperti buah alpukat yang terletak tepat dibawah lobus kanan
hati.
• Empedu yang di sekresi secara terus-menerus oleh hati masuk kesaluran empedu yang kecil didalam hati.
• Saluran empedu yang kecil-kecil tersebut bersatu membentuk dua saluran yang lebih besar yang keluar dari
permukaan bawah hati sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri yang akan bersatu membentuk duktus hepatikus
komunis. Duktus hepatikus komunis bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus koledokus.
• Pada banyak orang, duktus koledokus bersatu dengan duktus pankreatikus membentuk ampula vateri sebelum
bermuara ke usus halus. Bagian terminal dari kedua saluran dan ampula dikelilingi oleh serabut otot sirkular,
dikenal sebagai sfingter oddi.
GAMBAR:
ETIOLOGI:
LANJUT...
LANJUT...
MANIFESTASI KLINIS:

• Nyeri daerah epigastrium


• Mual dan muntah
• Takikardi
• Diaphoresis
• Demam
• Flatus, rasa beban epigastrium, heart burn
• Nyeri abdominal atas kronik
• Jaundice
PATOFISIOLOGI:

• Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat anion ini : bilirubinat,
karbonat, fosfat dan asam lemakPigmen (bilirubin) pada kondisi normal akan terkonjugasi
dalam empedu.
• Bilirubin terkonjugasi karna adanya enzim glokuronil tranferase bila bilirubin tak terkonjugasi
diakibatkan karena kurang atau tidak adanya enzim glokuronil tranferase tersebut yang akan
mengakibatkan presipitasi/pengendapan dari bilirubin tersebut.
• Ini disebabkan karena bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air tapi larut dalam lemak.
• Sehingga lama kelamaan terjadi pengendapan bilirubin tak terkonjugasi yang bisa menyebabkan
batu empedu tapi ini jarang terjadi.
KOMPLIKASI:

• Radang Kandung Empedu Akut • Perforasi Lokal kandung empedu


• Abses kandung empedu • Fistula
• Peritonitis • Ileus batu empedu
• Penyumbatan saluran empedu
• Pankreatitis akut
• Kanker kandung empedu
• Gangren kandung empedu
PEMERIKSAAN PENUNJANG:

• Ronsen abdomen / pemeriksaan sinar X / Foto polos abdomen


• Kolangiogram / kolangiografi transhepatik perkutan
• ERCP ( Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatographi)
• Pemeriksaan Sinar X abdomen
• Ultrasonografi
• Kolesistografi
PENATALAKSANAAN MEDIS:

• Laparoskopi kolesistektomi di indikasikan pada pasien yang sudah terbukti menderita


penyakit batu empedu.
• Namun kerugiannya,Trauma saluran empedu lebih umum terjadi setelah laparoskopi
dibandingkan dengan open kolesistektomi dan apabila terjadi perdarahan yang berlebih
perlu dilakukan laparatomi
• Kontra indikasi: ada tanda-tanda perforasi seperti abses, peritonitis, fistula, batu kandung
empedu yang besar, curiga keganasan kandung empedu dan hernia diafragma yang besar
PROSEDUR LAPAROSKOPI:

• Dilakukan dengan membuat dua atau tiga lubang kecil (berdiameter 5-10mm) pada
dinding perut pasien
• Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera
untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar monitor
• Dua lubang yang lain untuk instrumen bedah yang lain
• Selanjutnya di gunakan gas karbondioksida (CO2) untuk mengembangkan rongga perut
sehingga mudah melakukan tindakan
• Teknik anastesi (pembiusan) yang digunakan umumnya anestesi umum
GAMBAR:
WAKTU:

• Lamanya tindakan laparoskopi tergantung dari kesulitan dalam proses operasi


• Kesulitan tersebut meliputi: keadaan pasien, jaringan yang lengket, Posisi jaringan yang sulit
dijangkau, instrumen yang tidak prima dsb.
PERSIAPAN PASIEN:

• Pasien di rawat minimal 12 jam pra-operasi dengan membawa hasil pemeriksaan


laboratorium
• Surat ijin operasi dan surat ijin anastesi Sudah di isi Lengkap serta ditandatangani oleh
pasien/keluarga, Operator dan Dokter Anastesi.
• Administrasi yang terkait sudah selesai
• Puasa selama 6-8 jam sebelum tindakan operasi (persiapan anastesi)
• Pasien dianjurkan untuk mandi dan menggosok gigi terlebih dahulu sebelum tindakan
operasi
LANJUT...

• Pasien dibersihkan area perutnya agar bersih dari daki dan cukur bulu area operasi
sebelum tindakan
• Antibiotik profilaksis sebelum tindakan operasi
• Persiapan darah bila diperlukan
• Pemeriksaan penunjang
• Formulir ceklis, nota, PA, sign in sign out dan check in check out serta askep post op
• Pasien diganti baju Khusus bedah yang telah disiapkan sebelum memasuki ruangan operasi
LANJUT...

• Setelah pasien didorong ke instalasi bedah sentral, perawat bedah memberikan salam dan
mengkonfirmasi nama serta tanggal lahir pasien terkait patien safety
• Perawat bedah operan dengan perawat ruangan
• Setelah semuanya lengkap kemudian pasien dipersilahkan untuk mengganti pakaian dengan
baju yang sudah disiapkan untuk tindakan dilengkapi tutup kepala
• Pastikan pasien tidak menggunakan perhiasan, gigi palsu dan aksesoris yang lainnya
• Setelah semuanya aman, pasien didorong ke ruang pre medikasi dan perawat ruangan
kembali ke ruangan
LANJUT...

• Diruang pre medikasi, konfirmasi apakah pasien memiliki alergi obat, memiliki penyakit
penyerta, sebelumnya pernah opeasi atau tidak
• Setelah semua dinyatakan aman dan siap pasien didorong ke ruang operasi (meja operasi)
• Posisikan pasien tidur terlentang dimeja operasi
• Pasien dilakukan anastesi umum
• Lepas baju operasi yang dikenakan pasien
LANJUT...

• Fiksasi pasien agar aman terkait patien safety


• Pasien dipasang ngt (bila perlu)
• Pasien dipasang poly cateter urine (bila perlu)
• Pasien sudah siap untuk dilakukan tindakan laparoskopi
PERSIAPAN ALAT:

• Memeriksa kelengkapan dan fungsi mesin serta instrumen laparoskopi maksimal satu jam
sebelum tindakan dimulai
LANJUT...

• Menyiapkan ok Yaseen (kain Jass dan Duk) steril


LANJUT...

• Menyiapkan instrument dasar

• Menyiapkan mesin anastesi, meja operasi, mesin diatermi, dan mesin suction
• Menyiapkan alkes (klip laparoskopi, sarung tangan steril dan), kassa, pisau operasi, benang
jahit Dsb. yang diperlukan untuk tindakan laparoskopi
LANJUT...

• Merendam kamera dan instrumen laparoskopi dalam cairan sidex yang sudah disiapkan
kemudian setelah selesai bilas dengan air
LANJUT...

• Setelah instrumen laparoskopi sudah steril tata dan siapkan dimeja steril yang sudah
disiapkan.
• Periksa dan pastikan tabung gas CO2 masih terisi (cukup untuk tindakan operasi)
• Sambungkan konektor pada mesin laparoskopi ke tabung gas CO2 yang sudah disiapkan
• Siapkan baju operasi untuk pasien
• Siapkan formulir Nota tindakan, sign in, sign out, PA dan askep post op serta resep
laporan operasi
LANJUT...

• Siapkan botol untuk jaringan PA


• Siapkan ember untuk sampah infeksius, kering dan kain operasi
• Siapkan tali untuk fiksasi pasien
• Siapkan cairan enzim untuk merendam alat post op dalam ba
• Setelah persiapan pasien dan alat siap, tindakan boleh dimulai
LANGKAH INTRAOPERATIF:

• Operator, asisten bedah dan instrumentator melakukan cuci tangan bedah


• Operator, asisten bedah dan instrumentator mengenakan jas dan sarung tangan steril
dibantu oleh perawat sirkular
• Perawat sirkuler menata lampu operasi
• Operator/ asisten bedah melakukan desinfektan area operasi
• Instrumentator membuka set bedah dan instrumen laparoskopi yang sudah siap
LANJUT...

• Operator, asisten bedah dan instrumentator menghubungkan konektor kabel instrumen


laparoskopi pada mesin serta layar monitor dibantu oleh perawat sirkuler
• Perawat sirkular menekan tombol on untuk mengaktifkan monitor, gas, cahaya, dan mesin
diatermi
• Perawat sirkular membuka alkes yang diperlukan dalam tindakan laparoskopi
• Setelah semua siap, perawat sirkular membaca time out yang dikonfirmasi oleh operator,
anastesi, asisten anastesi, asisten bedah dan instrumentator
• Setelah jaringan dikeluarkan, sebelum mengeluarkan kamera dan instrumen laparoskopi,
perawat sirkular membaca sign out yang dikonfirmasi tim operasi serta mengisi formulirnya
LANJUT...

• Saat sign out, instrumentator menghitung • Asisten dan instrumentator merapikan


alat dan kassa instrumen bedah serta laparoskopi
• Setelah sign out, operator mengeluarkan • Operator menjahit lubang bekas instrumen
instrumen laparoskopi dari area operasi laparoskopi
dibantu oleh asisten bedah dan
• Setelah jahit selesai luka insisi ditutup
instrumentator
verban dan plester dibantu oleh perawat
• Perawat sirkular menekan tombol off pada sirkuler
monitor, gas, cahaya, diatermi dan suction,
• Operator melepas jas operasi kemudian
kemudian menyalakan lampu operasi
menunjukkan jaringan yang telah diambil
pada keluarga
LANJUT...

• Operator mengisi laporan operasi, resef • Perawat sirkuler merapihkan kembali mesin
dan formulir PA (bila diperluka) Serta Diatermi, suction, laparoskopi
menandatangani formulir time out sing out.
• Asisten merapihkan kain dug draping ke
• Instrumentator merapihkan alat dan dalam bak penyimpanan linen infeksius
instrumen serta merendam membilas
• Petugas kebersihan membawa linen
kemudian ditata rapi ketempat semula
infeksius dan sampah infeksius serta
(laparoskopi)
sampah kering
• Dr anastesi menandatangani formulir sign
in, time out dan sign out
LANJUT...

• Dokter anastesi dibantu asisten anastesi • Setelah pasien sadar penuh dan laporan
membangun kan pasien dari anastesi umum operasi resef serta laporan anastesi sudah
• Asisten anastesi merapihkan mesin anastesi lengkap pasien siap untuk dipindahkan ke
ruang rawat inap
• Pasien dikenakan pakaian kembali
• Perawat bedah menghubungi ruangan
• Setelah pasien setengah bangun untuk menjemput pasien
dipindahkan ke ruang RR untuk diobservasi
• Perawat sirkular, asisten anastesi mengisi
• Di ruang RR pasien di monitor sampai formulir pemakaian obat dan alkes yang
sadar penuh dikonfirmasi oleh tim operasi
LANJUT...

• Catat dan dokumentasikan pada buku daftar operasi


• Setelah perawat ruangan datang diruang penjemputan pasien, pindahkan pasien pada bed
yang dibawa perawat ruangan
• Operan dengan perawat ruangan mengenai instruksi post op, terapi dsb.

SELESAI.........................................
TERIMAKASIH.........................

Anda mungkin juga menyukai