Anda di halaman 1dari 10

Evidence-Based Medicine:

Memilih Terapi Berbasis Bukti


Fachrudi Hanafi
Medical Doctor

Apakah Evidence-Based Medicine


(Kedokteran Berbasis Bukti)?
Evidence-based medicine
is the integration of best
research evidence with
clinical expertise and
patient values
EBM adalah integrasi
bukti-bukti riset terbaik
dengan keterampilan klinis
dan nilai-nilai pasien
(Sackett et al., 2000).

Langkah Evidence-Based Practice


5 Langkah EBM:
1.Rumuskan masalah klinis pasien
2.Cari bukti di internet (Cochrane, PubMed/
Medline, dll)
3.Lakukan Critical Appraisal (VIA)
4.Terapkan bukti
5.Evaluasi kinerja penerapan bukti

Merumuskan Pertanyaan Klinis

PICO

VIA

Patient dan problem (bagaimana


pasien dan masalah apa, yaitu
kausa/etiologi/ harm, diagnosis,
terapi, atau prognosis)?
Intervention (tes diagnostik, terapi,
paparan, dsb)
Comparison (jika relevan, misalnya
terapi standar, gold standard,
plasebo)
Clinical outcome (Patient-Oriented
Evidence that Matters, misalnya,
perbaikan klinis, mortalitas,
morbiditas, kualitas hidup)

Validity (apakah temuan benar?)


Importance (apakah temuan
penting (signifikansi statistik dan
signifikansi klinis?)
Applicability (apakah temuan bisa
diterapkan pada pasien saya?)

Bukti Berorientasi Penyakit (DOE) versus


Bukti Berorientasi Pasien (POEM)
Evidence-Based Medicine menggunakan
bukti-bukti yang berorientasi pada pasien
(perbaikan klinis pasien, hilangnya discomfort,
tercegahnya death dan disability /3D)
Tabel 1.2 Bukti berorientasi penyakit (DOE)
versus bukti berorientasi pasien (POEM)

Contoh

Terapi Antiaritmia

Terapi
Antihipertensi

Disease-Oriented
Evidence (DOE)

Catatan
Patient-Oriented
Evidence that
Matters (POEM)

Encainide
menurunkan PVC
pada pembacaan
EKG

Encainide
meningkatkan
kematian

Hasil riset yang


menghasilkan DOE
bertentangan
dengan riset POEM

Terapi
antihipertensi
menurunkan
tekanan darah

Terapi
antihipertensi
menurunkan
kematian

Hasil riset DOE


sesuai dengan riset
POEM

Encainide agen antiaritmia. PVC= premature ventricle contraction, disebut


juga denyut jantung ektopik, extrasystole. Tes PSA= tes Prostate Specific
Antigen

Sumber Bukti dan Strategi Mencari


Bukti dari Artikel dalam Jurnal
Lihat gambar 7

Hirarki Kekuatan Bukti untuk


Efektivitas Terapi
Perhatikan nilai
kekuatan bukti yang
bisa diharapkan dari
sebuah desain studi
ketika melakukan
Critical Appraisal

Tiga Macam Efek Terapi/ Intervensi Medis


1.Menurunkan risiko terjadinya hasil yang buruk (bad outcome)
Hasil buruk: merupakan akibat buruk dari penyakit seperti
komplikasi, kecacatan, disfungsi, rekurensi, relaps, atau
kematian. Contoh: terapi insulin intensif menurunkan risiko
retinopati diabetik
2.Meningkatkan probabilitas terjadinya hasil yang baik (good
outcome)
Hasil baik: kesembuhan, remisi, regresi, perbaikan klinis
lainnya, atau perbaikan hasil laboratorium. Contoh: terapi
insulin intensif meningkatkan terjadinya level HbA1c yang
optimal
3.Meningkatkan probailitas terjadinya hasil buruk yang tidak
diinginkan (harm, adverse effect): Contoh: terapi insulin
intensif meningkatkan risiko hipoglikemia

Karakteristik Terapi Yang Terbaik


Karakteristik terapi yang terbaik:
1.Memberikan lebih banyak manfaat daripada
kerugian (Does more good than harm )
2.Cost-effective
3.Etis

Anda mungkin juga menyukai