Anda di halaman 1dari 26

JOURNAL READING

UVEITIS IN THE AGING EYE:


INCIDENCE, PATTERNS, AND
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
(UVEITIS PADA MATA YANG MENGALAMI
PENUAAN: INSIDEN, POLA, DAN
DIAGNOSIS BANDING)
PENDAHULUAN
Uveitis adalah peradangan pada lapisan tengah mata,
terdiri dari iris, badan siliar, dan koroid. Dapat
melibatkan jaringan yang berdekatan lainnya, seperti
retina, saraf optik, dan vitreous humor [1]
• Berdasarkan studi epidemiologi tahun 1960, uveitis terjadi
terutama pada dewasa muda usia 20 hingga 50 tahun [1].
Namun, laporan terbaru dari Amerika Serikat menunjukkan
peningkatan signifikan jumlah kasus uveitis pada pasien
usia lanjut [4,5].
• Secara global, populasi lanjut usia diperkirakan terus
tumbuh lebih cepat dari kelompok usia lainnya setidaknya
sampai 2050 [6].
• Tujuan dari review ini adalah
1. Meninjau studi epidemiologi uveitis pada pasien usia lanjut
2. Mendiskusikan pola presentasi dan diagnosis uveitis pada
pasien usia lanjut dan menganalisis setiap perubahan
pada 5 dekade terakhir
3. Menggambarkan secara menyeluruh diagnosis banding
uveitis pada usia lanjut
METODE
• Pencarian literatur menggunakan Database MEDLINE, dari
1964 - 2014. Subjek pencarian yaitu etiologi, klasifikasi, dan
diagnosis uveitis pada usia lanjut.
• Metode acak untuk memilih studi, penekanan pada studi,
mewakili daerah di era waktu berbeda.
• Data yang berkaitan dengan usia, jenis kelamin, lokasi uveitis,
kronisitas, dan diagnosis sesuai dengan rekomendasi
International Uveitis Study Group (IUSG) [7]. Data dari studi
termasuk jumlah pasien yang memadai mencakup 5 dekade
hingga saat ini yang dianalisis dan dievaluasi.
HASIL
1. Epidemiologi
• Menurut Darrell dkk (1962), hanya 14% dari pasien uveitis
adalah usia lanjut (> 60 tahun) [1]. Namun, kecenderungan
berubah di negara maju 2 dekade terakhir [4,5].
• Dari studi 5 dekade terakhir, usia rata-rata kejadian
uveitis: 38,0 ± 5,0 (rentang:29,0-46,5). Usia rata-rata
kejadian uveitis pada negara maju dibanding negara
berkembang didapatkan usia rata-rata lebih tua di
negara maju, masing-masing: 40,6 ± 4,7 (rentang: 33,8-
46,1) vs 34,4 ± 2,7 (rentang: 29,0-39,9).
Nama studi Jumlah pasien Rata-rata usia
Lebanon 2014 [21] 209 36
Iran 2014 [22] 2016 33.8
Italy 2010 [23] 1065 41
Saudi Arabia 2010 [24] 351 39.9
Colombia 2009 [25] 693 31.7
Saudi Arabia 2009 [26] 488 38
Japan 2009 [27] 834 46.1
Japan 2009 (2) [28] 1240 44.1
Germany 2009 [29] 1916 35
Turkey 2008 [30] 761 35.4
Thailand 2008 [31] 200 38
Tunisia 2007 [32] 219 34
China 2005 [33] 1752 33.8
Turkey 2005 [34] 300 35.7
Iran 2004 [35] 544 33.1
Japan 2003 [36] 189 45
USA 2003 [37] 853 46.1
China 2003 [38] 160 41.1
Saudi Arabia 2002 [39] 200 34
Italy 2001 [40] 655 44.3
Cameron 2001 [41] 38 33.9
India 2000 [3] 308 32.5
Italy 1996 [8] 1417 30.7
UK 1996 [9] 712 39.9
Sierra Leone 1996 [10] 93 36
Japan 1997 [11] 551 46.5
Switzerland 1994 [12] 558 44
Holland 1992 [13] 881 42
Portugal 1990 [14] 450 36
Japan 1997 [11] 407 40.7
Nigeria 1977 [15] 1987 29
Mean 38.0
Negara maju
Nama Jumlah pasien Persentil pasien usia lanjut
China 2012 [5] 5866 1538 (26.2%)
Italy 2010 [23] 1065 206 (20.3%)
Japan 2009 [27] 843 224 (26.8%)
Japan 2009 (2) [28] 1240 190 (15.3%)
Germany 2009 [29] 1916 (16%)
China 2003 [38] 160 28(17.5%)
Italy 2001 [40] 655 89 (13.6%)
France 2000 [16] 125 19 (15.2%)
Switzerland 1998 [17] 558 151(27%)
Australia 1994 [18] 245 37 (15%)
USA 1998 [17] 1328 138 (10.4%)
Holland 1992 [13] 865 182 (20%)
Japan 1997 [11] 551 165 (29.9%)
Italy 1996 [8] 1417 228 (16.1%)
Finland 1994 [18] 1122 191(17%)
Finland 1975 [19] 653 89 (13.6%)
USA 1962 [1] 14
Negara berkembang
Studi Jumlah pasien Persentil pasien usia lanjut
Lebanon 2014 [21] 209 18 (9%)
Colombia 2009 [25] 693 55 (7.9%)
Turkey 2008 [30] 761 50 (6.6%)
Tunisia 2007 [32] 219 36 (7.6%)
Saudi Arabia 2002 [39] 200 18 (9%)
India 2009 [44] 1273 82 (6.4%)
Nigeria 1977 [15] 1987 60 (3.0%)
Lebanon 2014 [21] 209 18 (9%)
Saudi Arabia 2009 [26] 488 50 (10.2%)
Turkey 2008 [30] 761 50 (6.6%)
• Perbandingan persentil rata-rata pasien usia lanjut di negara
maju dibanding negara berkembang, yaitu jumlah pasien
terbanyak di negara maju dengan persentil rata-rata 18,6% ±
5,7 (rentang: 13,6-29,9%).
• Sedangkan, persentil rata-rata di negara berkembang hanya
7,2% ± 2,2 (rentang: 3,0-10,2%) saja.
Nama studi (n) Anterior (%) Posterior Panuveitis Intermediet
(%) (%) (%)
Lebanon 2014 (𝑛=18) [21] 9 (50) 1 (5.5) 8 (4.5) 0
UK 1994 (71) [20] 44 (62) 7 (9.9) 14 (19.7) 6 (8.5)
Saudi Arabia 2009 (𝑛=50) [26] 39 (78) 2 (4) 5 (10) 4 (8)
Finland 1994 (𝑛 = 191) [18] 187 (97.9) 1 (0.1) 2 (1.04) 1 (0.1)
France 2000 (𝑛=19) [16] 5 (26.3) 6 (31.6) 8 (42.1) 0
Japan 2005 (𝑛=82) [42] 30 (36.6) 24 (29.2) 16 (19.5) 2 (2.4)
France 2003 (𝑛=80) [43] 34 (42.5) 18 (22.5) 20 (25) 8 (10)
Saudi Arabia 2002 (𝑛=20) [39] 13 (72.2) 2 (11.1) 2 (11.1) 1 (5.6)
Italy 2010 (𝑛 = 206) [23] 100 (48.6) 48 (23.3) 54 (26.2) 4 (19.4)
Finland 1975 (𝑛=86) [19] 80 (93) 3 (3.4) 3 (3.4) 0
Total 541 112 129 26

2. Lokasi tersering dan diagnosis


Mayoritas studi epidemiologi uveitis pada usia lanjut
dilaporkan uveitis anterior paling sering terjadi (541 dari
823 kasus), diikuti panuveitis (129 dari 823 kasus) dan
posterior uveitis (112 dari 823 kasus)
Studi Diagnosis tersering Diagnosis kedua Diagnosis ketiga
Lebanon 2014 [21] Idiopathic uveitis (5/18) HSV (5/18) TB (3/18)
Colombia 2009 [25] Toxoplasmosis (10/55) Idiopathic uveitis (9/55) HSV (5/55)
Saudi Arabia 2009 [26] AAU (14/51) HSV(8/51) TB (7/51)
Turkey 2005 [34] Idiopathic uveitis (34/50) HSV (3/50) Sarcoidosis (2/50)
Japan 2005 [42] Idiopathic uveitis (53/82) Sarcoidosis (9/82) HSV (7/82)
France 2003 [43] Idiopathic uveitis (40/80) HSV/VZV (10/80) Birdshot (10/80)
Saudi Arabia 2002 [39] AAU (5/18) TB (5/18) HSV (3/18)
France 2000 [16] Idiopathic uveitis (5/19) Sarcoidosis (3/19) Lymphoma (2/19)
USA 1998 [17] Idiopathic uveitis (43/138) HSV (16/138) Sarcoidosis (11/138)
Finland 1994 [18] (𝑛 = 191) AAU (118/191) Idiopathic uveitis (21/191) Sarcoidosis (2/191)
UK 1994 [20] Idiopathic uveitis (55/71) IDDM 5/71 Sarcoidosis (3/71)
AAU: acute anterior uveitis, HSV: herpetic simplex virus, TB: tuberculosis, VZV: Varicella Zoster virus, IDDM:
insulin dependent diabetes mellitus.

• Diagnosis tersering dari uveitis pada usia lanjut dilaporkan


sebagai uveitis idiopatik (265 kasus), uveitis anterior akut
(137 kasus), dan virus Herpes Simplex (57 kasus)
Mayoritas review studi epidemiologi mendiagnosis uveitis
anterior HSV, VZV, dan CMV dari adanya kombinasi titer
antibodi positif atau deteksi DNA di cairan intraokular
menggunakan metode PCR [17,21,25,34,42,43]. Namun, 2
studi didiagnosis uveitis herpetik dan CMV hanya pada
temuan klinis [26,39].
Setelah tahun 2000, kejadian TBC mata, toksoplasmosis,
birdshot, dan limfoma dilaporkan pada populasi usia lanjut.
Mungkin karena meningkatnya pelaporan dari negara
berkembang atau meningkatnya kesadaran dan kemajuan
pada pemeriksaan diagnostik.
Studi limfoma okular (sindrom Masquerades) sebagai etiologi
peradangan mata hanya dalam 1 studi [16]. Penyakit ini
dapat meniru peradangan uveitis, sering tidak tepat diobati
dengan kortikosteroid, diagnosis definitif dengan identifikasi
sel limfoid ganas dari jaringan okular atau CSF [46-49].
• Hanya satu studi melaporkan cara mendiagnostik pars plana
vitrectomy (PPV). Menurut Chatzistefanou dkk, dari 19 kasus
didiagnostik PPV, 2 kasus limfoma okular dan 3 kasus infeksi
intraokular [17]. Diagnostik PPV penting pada kasus uveitis
idiopatik (14,3% menjadi 61,5%) [50-58].
3. Komorbiditas yang Berhubungan.
Penyakit autoimun seperti sarkoidosis, IBD dan diabetes
mellitus tipe 1 dilaporkan sebagai komorbiditas umum di
kalangan pasien usia lanjut dengan uveitis [20].
DISKUSI
1. Perubahan Sistem Imun pada Usia Lanjut.
Uveitis adalah proses inflamasi pada satu atau lebih lapisan
bola mata [59].
Studi menunjukkan bahwa kemampuan limfosit untuk
proliferasi dan aktivasi menurun seiring dengan usia 
meningkatkan jumlah infeksi [60,61]. Antibodi yang diproduksi
sel-B, menjadi kurang fungsional dan spesifik[59].
Semakin lemahnya sistem imun, rentan terjadi uveitis sekunder
karena infeksi dan dapat mengubah gejala klasik uveitis.
Pasien dengan Varicella Zoster Oftalmikus mungkin tidak
menunjukkan vesikel kulit yang khas. Endophthalmitis mungkin
tidak menunjukkan reaksi inflamasi berat.
2. Interpretasi Hasil
• Dalam penelitian ini, proporsi usia lanjut pada pasien uveitis
lebih banyak di negara maju (18,6%) dibandingkan dengan
negara berkembang (7,2%) [62].
• Usia rata-rata pada pasien usia lanjut dengan uveitis di
negara maju 40,6, dibandingkan dengan di negara
berkembang 34,4.
• Uveitis menyerang pada usia lanjut, didominasi perempuan.
Namun, tidak selalu mendominasi.
• Sindrom Masquerade lebih sering pada populasi usia lanjut,
diperlukan pemeriksaan invasif termasuk PPV dan analisa
jaringan [63].
3. Diagnosis Uveitis pada Usia Lanjut
Lokasi uveitis adalah subkategori utama yang digunakan
untuk membedakan penyakit utama uveitis.
Gambar, onset dan perjalanan penyakit, tanda dan gejala
klinikopatologi merupakan katagori yang membantu
mempersempit diagnosis banding.
Gambar 1 menggambarkan diagnosis banding uveitis
anterior pada usia lanjut.
Perhatian khusus diberikan kepada sindrom iskemik
sekunder penyakit karotis pada usia lanjut.
Selanjutnya, uveitis anterior karena virus merupakan
penyakit signifikan. Perubahan status imunologi pada usia
lanjut, umumnya ditandai dengan defisiensi imun relatif
tingkat seluler, dapat menutupi beberapa temuan klinis
pada pemeriksaan diagnostik dalam kasus yang diduga
uveitis HSV, VZV, dan CMV menggunakan virus PCR dari
aliran aqueous humor.
Gambar 2, diagnosis banding uveitis intermediet pada usia
lanjut. Perlu dicatat bahwa pars planitis dan sklerosis multipel
bukan bagian dari diagnosis banding karena penyakit ini
jarang dilaporkan pada pasien > 60 tahun.
Perhatikan juga pada uveitis yang diinduksi oleh lensa/IOL jauh
lebih umum terjadi pada lensa katarak pada usia lanjut.
Iridosiklitis heterokromik Fuch dan uveitis yang diinduksi oleh
lensa dapat sebagai uveitis intermediet atau sebagai
panuveitis.
Gambar 3 menggambarkan penyakit yang terjadi sebagai
uveitis posterior pada usia lanjut. Kebanyakan ditandai
dengan peradangan luas dan mungkin terjadi panuveitis
seperti oftalmia simpatik dan korioretinopati birdshot.
Endophthalmitis lebih umum terjadi pada usia lanjut, berupa
panuveitis.
Satu harus diingat pada usia lanjut dengan sistem imun
yang lemah, bentuk ringan peradangan harus segera
diantisipasi.
Sarkoidosis, tuberkulosis, dan sifilis bisa meniru bentuk
uveitis, termasuk panuveitis
4. Pengobatan Uveitis pada Usia Lanjut.
Pada kasus dengan etiologi infeksi, diberikan anti-infeksi
spesifik sesuai dengan organisme tertentu.
Pada kasus uveitis inflamasi / autoimun, diberikan
kortikosteroid
Di sisi lain, kondisi ganas seperti limfoma diobati dengan
kemoterapi sistemik / lokal.
Kepedulian harus diterapkan untuk memantau efek samping
obat terutama toksisitas hati dan ginjal, serta penekanan
sumsum tulang, karena cenderung memiliki komorbiditas lain
dan penyakit kronis seperti osteoporosis, diabetes, dan
hipertensi.
Selanjutnya, interaksi obat harus diperhitungkan mengingat
mayoritas pasien sedang dalam pengobatan penyakit lain.
KESIMPULAN
Usia lanjut mewakili 14,7% dari total populasi uveitis
Persentasi pasien uveitis usia lanjut meningkat dengan
laporan setelah tahun 2000. Ada dominan perempuan
dalam kelompok uveitis usia lanjut; Namun, rasio ini
menurun dengan laporan terbaru.
Uveitis anterior pada kejadian infeksi seperti tuberkulosis
dan toksoplasmosis meningkat beberapa tahun terakhir.
Neoplasma bukan menjadi penyebab uveitis pada usia
lanjut, tetapi sindrom Masquerades perlu diperhatikan
pada kelompok usia ini.
Beban sosial ekonomi dari penyakit yaitu mempengaruhi
terutama penduduk usia produktif (penuaan 20 sampai
60) [64]. Tapi baru-baru ini, uveitis dilaporkan memiliki
banyak dampak sosial ekonomi terutama pada
masyarakat yang mengalami penuaan di negara maju
[65].
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai