I. Pendahuluan
Mendengarkan jantung merupakan contoh seni untuk menegakkan
diagnosis kerja. Untuk menguasai keterampilan memeriksa jantung
diperlukan kesabaran, latihan dan pengulangan-suatu proses yang sangat
rentan terhadap perkembangan teknologi dan keterbatasan waktu praktik
klinis. Pemeriksaan kardiovaskular biasanya dilakukan karena berbagai
alasan, antara lain:
1. Untuk mengonfirmasi dan menilai adanya kecurigaan penyakit atau
lesi pada jantung
2. Adanya penemuan abnormal di jantung dalam pemeriksaan fisik
(seperti murmur) atau hasil laboratorium (seperti hasil EKG, rontgen
thoraks, atau ekokardiogram yang abnormal)
3. Adanya gejala pada jantung (seperti dyspnea, nyeri dada, atau sinkop)
II. Anamnesis
Bagian ini mendekati gejala dada dari sudut pandang jantung, dan
mencakup gejala-gejala penting nyeri dada, palpitasi, sesak napas akibat
aktivitas fisik, ortopnea atau paroxysmal nocturnal dyspnea (PND), dan
pembengkakan perifer karena edema. Keluhan lain yang biasanya juga
dirasakan antara lain sinkop, fatigue, kebiruan, dan sianosis. Pertanyaan
pada anamnesis sebaiknya membantu mengarahkan kepada diagnosis
tertentu, sehingga gejala yang ditanyakan bersifat spesifik.
1. Nyeri dada
Nyeri dada adalah salah satu keluhan pasien yang paling serius.
Ini merupakan gejala tersering penyakit jantung koroner yang
mengenai lebih dari 16 juta orang Amerika. Sewaktu menggali cerita
nyeri dada pasien, selalu pertimbangkan diagnosis-diagnosis yang
mengancam nyawa, misalnya angina pektoris, infark miokardium,
aneurisma aorta disekans dan emboli paru.
Pertanyaan yang perlu ditanyakan:
1. Apakah nyeri dada berkaitan dengan aktivitas/olahraga?
2. Jenis aktivitas apa yang menimbulkan nyeri dada?
3. Seberapa intens nyeri yang dirasakan jika diberikan penilaian 1-
10?
4. Apakah nyerinya menyebar ke leher, bahu, punggung, atau lengan?
5. Apakah ada gejala lain seperti sesak napas, berkeringat, berdebar-
debar, atau mual?
6. Apakah nyerinya membuat terbangun malam hari?
7. Apa yang dilakukan supaya nyerinya berkurang?
2. Palpitasi
Palpitasi adalah perasaan denyut jantung yang tidak
menyenangkan. Palpitasi dapat disebabkan oleh iregularitas denyut
jantung, dari akselerasi cepat atau atau perlambatan jantung, atau
akibat meningkatnya kekuatan kontraksi jantung. Palpitasi tidak selalu
berarti penyakit jantung. Sebaliknya disritmia paling serius, misalnya
takikardi ventrikel seringkali tidak menimbulkan palpitasi.
Pertanyaan yang perlu ditanyakan:
1. Apakah anda menyadari detak jantung anda? Seperti apa? (minta
pasien untuk mengetukkan jarinya sesuai irama jantung)
2. Apakah detak jantung anda cepat atau lambar? Teratur atau tidak?
Berapa lama?
3. Jika terdapat episode detak jantung yang terasa cepat apakah mulai
dan berhenti secara tiba-tiba atau bertahap?
3. Sesak napas
Sesak napas adalah keluhan umum pasien dan mungkin
mencerminkan dyspnea, ortopnea, atau paroxysmal nocturnal dyspnea.
Dyspnea adalah kondisi bernapas yang tak menyenangkan yang tidak
sesuai jika dipandang dari tingkat kerja fisiknya.
Ortopnea adalah dyspnea yang terjadi ketika pasien berbaring dan
membaik jika pasien duduk. Secara klasik, sesak ini diukur
berdasarkan jumlah bantal yang digunakan pasien untuk tidur, atau
pasien perlu tidur dalam posisi duduk.
Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) adalah serangan-serangan
dyspnea dan ortopnea mendadak yang menyebabkan pasien terbangun
dari tidur mereka, biasanya 1 atau 2 jam setelah tidur.
Pertanyan yang perlu ditanyakan:
1. Adakah anda merasa sesak saat beraktivitas? Seberapa berat
aktivitas yang dapat menimbulkan sesak?
2. Apakah anda dapat tidur telentang tanpa merasa sesak? Jika tidak
berapa bantal yang anda gunakan untuk tidur?
3. Apakah anda pernah terbangun di malam hari karena sesak?
Apakah disertai mengi dan batuk?
4. Edema
Edema merujuk pada penimbunan berlebihan cairan di ruang
interstisium ekstravaskular. Jaringan interstisium dapat menyerap
beberapa liter cairan hingga 10% dari penambahan berat sebelum
muncul pitting edema. Penyebab bervariasi dari lokal sampai sistemik.
Fokuskan pertanyaan anda pada lokasi, waktu, dan situasi
pembengkakan, serta gejala-gejala terkait.
Pertanyaan yang perlu ditanyakan:
1. Apakah anda pernah mengalami bengkak dipergelangan kaki?
Kapan terjadinya?
2. Apakah bengkak memburuk di pagi atau malam hari?
3. Apakah anda merasa sepatu menjadi lebih sempit?
4. Apakah ada bengkak di tempat lain?
5. Apakah cincin anda menjadi sempit di jari anda? Untuk
menyingkirkan diagnosis sindrom nefrotik
6. Apakah kelopak mata anda sembab di pagi hari? Untuk
menyingkirkan diagnosis penyakit ginjal atau hati
7. Apakah anda perlu melonggarkan ikat pinggang anda? Untuk
menyingkirkan diagnosis gagal hati atau adanya ascites
8. Apakah baju anda terasa lebih sempit?
5. Keluhan lain
1. Apakah anda pernah mengalami pingsan/gelap mata tanpa ada
gejala lebih dulu? (serangan stokes adam)
2. Apakah anda pernah mengalami pingsan/gelap mata saat aktivitas?
(AS berat/kardiomiopati hipertropi)
3. Apakah ada rasa nyeri di daerah tungkai bawah saat aktivitas?
(klaudikasio)
4. Apakah ada tangan atau kaki anda terasa dingin atau biru?
(sianosis)
5. Apakah anda pernah dikatakan menderita demam rematik,
serangan jantung, atau tekanan darah tinggi?
2. Denyut Arteri
Pada saat pemeriksaan denyut arteri, ada 2 hal yang harus diperhatikan
yaitu: 1) kecepatan dan irama jantung, 2) kontur dan amplitudo denyut.
1. Kecepatan dan Irama Jantung
Frekuensi denyut jantung normal 60-100x/menit. Tentukan apakah
denyut regular (regularly irregular) atau tidak regular (irregularly
irregular). Irama yang regularly irregular merupakan denyut yang
tidak regular namun memiliki pola tertentu, sedangkan irregularly
irregular merupakan denyut tidak regular dan tidak memiliki pola. Jika
ternyata kecepatan denyut jantung di apeks lebih cepat dari denyut
arteri, hal itu dinamakan pulsus defisit. Pada keadaan seperti itu
denyut di apeks lah yang lebih akurat.
2. Kontur dan Amplitudo Denyut
Kontur adalah bentuk dari gelombang. Biasanya digambarkan dengan
kecepatan upslope, downslope dan durasi dari gelombang.
Pemeriksaan kontur dan amplitude biasanya dilakukan di arteri karotis.
Untuk mempalpasi arteri karotis, letakkan jari telunjuk dan jari tengah
di tiroid kartilago dan kemudian geser ke arah lateral antara trakea dan
otot sternocleidomastoideus. Palpasi sebaiknya dilakukan di leher
bawah untuk mencegah penekanan sinus karotid yang mengakibatkan
refleks turunnya tekanan darah dan denyut jantung. Denyut nadi dapat
digambarkan dengan normal, kurang, meningkat atau double peaked.
Gelombang karotid normal biasanya memiliki gambaran halus, dengan
upstroke lebih tajam dan lebih cepat dibandingkan downstroke.
Disusun Oleh:
19710015
RSUD SIDOARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
DAFTAR PUSTAKA
Bickley Linn S., 2013. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan-
BATES. Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran. BAB 9 Sistem Kardiovaskular, Hal
337-389
Setiati Siti, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI, Jilid I. Jakarta.
Interna Publishing. BAB 3 Ilmu Diagnostik Fisik-Pemeriksaan Jantung, Hal 166-189