Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bersamaan dengan pesatnya perkembangan teknologi dan budaya pada
masyarakat dunia, masalah kesehatan menjadi faktor yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Dengan menggunakan teknologi terkini masyarakat
mampu berkomunikasi jarak jauh, saling berkirim pesan, bermain games, dan
bertransaksi online. Data di Korea menunjukkan, lebih dari 24 juta orang
menggunakan smartphone Akibatnya dunia seolah–olah berada di dalam
genggaman tangan. Selain beragam manfaat tersebut ada resiko yang muncul,
dalam hal ini terutama efek samping yang tidak menguntungkan bagi
kesehatan.Aguilar & Gallegos (2013) menjelaskan peran postur tubuh berkaitan
dengan beberapa hal; yaitu nyeri, pernapasan, stres, pencernaan, sirkulasi,
estetika, komunikasi non-verbal, fleksibilitas, performa atlet, kestabilan tingkat
lemak, energi dan libido.
Sikap tubuh yang kurang tepat mempengaruhi postur tubuh, bukan hanya
tubuh berefek pada penampilan, bahkan apabila hanya didiamkan dan tidak
mendapat penanganan semestinya akan menyebabkan kelainan pada tulang
belakang (Paterson, 2009). Umumnya kelainan pada tulang belakang terdiri dari 3
jenis, yakni: skoliosis merupakan kelengkungan tulang belakang yang abnormal
kearah samping, kifosis tulang belakang yang abnormal kearah kedepan, dan
lordosis merupakan kelainan tulang belakang terutama bagian punggung bawah
bengkok. Umumnya akibat sikap tubuh yang kurang tepat dialami oleh manusia
adalah skoliosis dan kifosis atau yang sering disebut membungkuk (Parera, 2016).
Membungkuk merupakan kebiasaan yang sangat sulit dihindari. Kebiasaan
satu ini merupakan refleks menunduk dengan mengelukkan punggung dan hampir
melakukan refleks membungkuk dari aktivitas keseharian, mulai dari membaca
buku, duduk, bermain komputer, bersantai bahkan berjalan. Namun membungkuk
yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan kifosis yang dewasanya nanti dapat

1
2

menyebabkan nyeri punggung, punggung kaku atau kelelahan otot hingga


penyakit lainnya.
Kifosis adalah penyimpangan postur dalam bidang sagital yang dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu terjadi secara kongenital, faktor sikap tubuh
yang salah pada saat bekerja dan berolahraga, serta akibat dari kesalahan tubuh
saat beraktifitas. Pemakaian tas ransel beban berat dalam jangka waktu lama juga
bisa menyebabkan tubuh condong ke depan atau kifosis (Macagno and O’Brien,
2006).
Tas ransel banyak diminati oleh anak – anak maupun dewasa, akan tetapi
dapat menyebabkan masalah kesehatan apabila penggunaannya tidak tepat, salah
satunya bisa menyebabkan perubahan pada postur. Berdasarkan hasil penelitian
Sheir-Neiss et al (2003), dari 1.126 anak yang berusia 12-18 tahun yang
menggunakan tas ransel ada sekitar 74,4% yang mengeluh nyeri punggung
disertai keterbatasan fungsi aktivitas fisik. Hal ini dikarenakan beban tas ransel
yang terlalu berat dapat memberikan tekanan pada bagian disc tulang belakang
yang berfungsi sebagai bantalan antara tulang-tulang belakang sehingga
merangsang saraf nyeri dan menimbulkan nyeri.
Kesalahan sikap tubuh yaitu kifosis torakal akan mengganggu kesehatan
yang menyebabkan nyeri akibat stress mekanik pada tulang belakang,
ketidakseimbangan otot, upper crosses syndrome, stress pada ligament,
keterbatasan gerak torakal, gangguan pernapasan, sindroma miofascial (Paterson,
2009).
Dengan demikian kifosis merupakan suatu kondisi yang berpengaruh
buruk pada tulang belakang seseorang jika tidak segera ditangani. Penanganan
dan pemeriksaan kifosis diperlukan kemampuan dan keahlian sehingga
penanganan dan pemeriksaan yang dilakukan benar dan dapat mengurangi derajat
kifosis tersebut (Bagherian et al., 2011).
Dalam penanganan dan pemeriksaan kifosis, peran fisioterapi sangatlah
penting. Fisioterapi fokus memberikan pelayanan kesehatan dalam masalah
kemampuan gerak dan fungsi. Seperti yang tercantum dalam KEPMENKES
NO.517/MENKES/SK/VI/2008 tentang standar pelayanan fisioterapi di sarana

2
3

kesehatan. “Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada


individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan
gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,elektroterapeutis,
dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi” (Sunarto, 2009). Maka dalam
menangani masalah kifosis, perlu dilakukan penulisan terhadap peran fisioterapi
pada kifosis.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah
penatalaksanaan Fisioterapi pada pasien dengan kifosis?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui penatalaksanaan
Fisioterapi pada pasien dengan kifosis.

D. Manfaat Penulisan
Makalah ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat dengan:
1) Bagi institusi pelayanan fisioterapi: sebagai gambaran tata pelaksanaan
fisioterapi dalam menagani kasus kifosis sehingga membantu cara berfikir
secara ilmiah dalam menghadapi permasalahan yang timbul dalam
menagangi kasus fisioterapi muskuloskeletal.
2) Bagi pasien: intervensi fisioterapi harus lebih bervariasi sehingga
diharapkan kesembuhan cepat dan optimal dapat tercapai secara tepat.
Sehingga pasien akan dapat melakukan aktifitas fungsional sehari-hari
secara optimal dan terhindar dari masalah psikososial terkait gangguan
postur.
3) Bagi masyarakat: menambah pengetahuan dan wawasan tentang
penanganan kasus muskuloskeleta dengan kelainan postural.

Anda mungkin juga menyukai