Anda di halaman 1dari 20

Penatalaksanaan

Fisioterapi Pada Kasus


Bell’s Palsy
Pengertian

 Bell’s Palsy merupakan kelemahan

wajah dengan tipe lower motor

neuron yang disebabkan oleh

keterlibatan saraf fasialis idiopatik

di luar sistem saraf pusat, tanpa

adanya penyakit neurologik lainnya


Anatomi
 N. VII (Nervus fasialis) sebenarnya terdiri
dari serabut motorik, tetapi dalam
perjalanannya ke tepi nervus intermedius
bergabung. Nervus intermedius tersusun
oleh serabut sekretomorik untuk glandula
salivatorius dan serabut yang
menghantarkan impuls pengecap dari 2/3
bagian daerah lidah.

 Nervus fasialis mempunyai empat buah


inti yaitu : (1) Nukleus fasialis untuk saraf
somatomotoris, (2) nukleus salivatorius
superior untuk saraf viseromotoris, (3)
nukleus solitarius untuk saraf
viserosensori, dan (4) nukleus sensoris
trigeminus untuk saraf somatosensori
Epidemiologi
 Di Amerika Serikat, insiden BP setiap tahun sekitar 23 kasus per 100.000
orang, 63% mengenai wajah sisi kanan.

 Sedangkan di Indonesia, insiden BP secara pasti sulit ditentukan. Data yang


dikumpulkan dari 4 buah Rumah sakit di Indonesia didapatkan frekuensi Bells
palsy sebesar 19,55 % dari seluruh kasus neuropati dan terbanyak pada usia
21-30 tahun.

 Tidak didapati perbedaan insiden antara iklim panas maupun dingin tetapi
pada beberapa penderita didapatkan adanya riwayat terpapar udara dingin
atau angin berlebihan.
Patofisiologi

Penggembunga Kompresi saraf


Kompresi alrian vena
n aksoplasma

Otot wajah  Impuls Kehilangan Kehilangan


mengalami terhambat
endoneural tube akson
kelemahan
Tanda dan gejala
 Wajah asimetris
 Atrofi dari otot wajah
 Alis mata turun
 Mendatarnya garis dahi dan lipatan nasolabial
 Turunnya sudut bibir
 Tidak terkontrolnya air mata
 Hilangnya reaksi serabut efferent pada refleks konjungtiva (tidak bisa
menutup mata)
 Bibir tidak dapat dirapatkan atau ditarik bersamaan (seperti bersiul atau
mencucurkan mulut)
 Kesulitan mempertahankan makanan yangg sedang dikunyah dalam mulut
pada sisi yang terkena
Diagnosa

 Anamnesa

wajah terasa tebal sulit digerakan, mulut mencos kekanan( tertrik kekanan).
Sering merasakan sakit dibelakang telinga, mata susah menutup, air keluar saat
berkumur, makan terkumpul disisi yang sakit

 Pemeriksaan gerak

pemeriksaan gerak secara aktif dimana pasien menggerakan sisi lemah


meliputi mengerutkan dahi, menutup mata, tersenyum dan bersiul . pemeriksaan
gerak secara pasif dimana gerakan dilakukan oleh fisioterapi pada sisi lemah
bertujuan untuk mengetahuiadanya kotraktur atau tidak
 Pemeriksaan Spesifik

Ugo Fisch scale


untuk pemeriksaan fungsi motorik dan mengevaluasi kemajuan motorik otot wajah pada
penderita bell’s palsy.
0% (zero) : Asimetris Komplit, tidak ada gerakan volunter sama sekali
30 % (poor) : Simetris ringan, kesembuhan cenderung ke asimetris, ada
gerakan volunter.
70 % (fair) : Simetris sedang, kesembuhan cenderung normal.
100 % (normal) : Simetris komplit (normal).

Angka prosentase masing-masing posisi harus dirubah menjadi score dengan kriteria
sebagai berikut :
Saat istirahat : 20 point
Mengerutkan dahi : 10 point
Menutup mata : 30 point
Tersenyum : 30 point
Bersiul : 10 point
 Permasalahan fisioterapi
(1) adanya asimetris pada wajah,
(2) adanya rasa kaku dan tebal pada wajah sisi yang lesi,
(3) adanya penurunan kekuatan otot wajah pada sisi yang lesi.

 Diagnosa fisioterapi
Gangguan gerak dan fungsi otot wajah dikarena kelemahan otot – otot wajah
Program fisioterapi
 Tujuan jangka pendek
 Mengurangi rasa kaku dan tebal pada wajah sisi yang lesi,
 Meningkatkan kekuatan otot wajah pada sisi yang lesi.
 Mengembalikan simetris pada wajah

 Tujuan jangka panjang


 Aktifitas tanpa keluhan
Infra red ( IR )

 adalah jenis terapi yang

menggunakan gelombang

elektromagnetik dengan

karakteristik gelombang dengan

panjang gelombang 770nm-106 nm


Fungsi IR
 Meningkatkan proses metabolisme
 Vasodilatasi pembuluh darah
 Merileksasikan otot

Pengaplikasian IR
Pemasangan IR tegak lurus pada

daerah yang akan diterapi`selama 15

menit. Jarak pemasangan IR 45- 60

cm.
Electrical stimulation (ES)

 Faradik (electrical stimulation)

merupakan intervensi fisioterapi yang

bertujuan untuk memberikan

stimulasi pada otot yang titik

rangsangnya terletak pada kulit dan

untuk meningkatkan kerja otot baik

yang letaknya diluar maupun bagian

dalam
Fungsi ES
 Menstimulasi otot yang dapat mencegah atau
memperlambat terjadinya atrofi

 Memperkuat otot yang lemah

Pengaplikasian ES
Es diaplikasikan pada motor point dari 8 otot
wajah yang disarafi oleh saraf fascialis. Dimana 1
titik motor point sebanyak 30 kontraksi.
Massage
Massage merupakan stimulasi pada
jaringan lunak untuk meningkatkan
Tujuan massage
fleksibilitas, merangsang reseptor sensoris  untuk mencegah terjadinya perlengketan jaringan
jaringan pada kulit sehingga memberikan efek
 memberikan efek rileksasi dengan cara memberikan
rileksasi, dan mengurangi spasme pada wajah
penguluran pada jaringan yang superfisial yakni otot-
otot wajah
Pengaplikasian massage
 mengurangi rasa kaku atau rasa tebal pada wajah
Dalam pengaplikasian massage yang terkena lesi, juga meningkatkan proses
menggunakan 3 teknik metabolisme sehingga sifat fisiologi otot terpelihara
serta untuk rileksasi otot-otot wajah
1. Efflurage

2. Thumb kneeding

3. Tapping
Mirror exercise
 Pada Bell’s Palsy merupakan latihan “biofeedback” dengan menggunakan
cermin dan diperlukan partisipasi aktif baik dari penderita maupun terapis,
dengan tujuan meningkatkan kekuatan otot wajah serta mencegah terjadinya
kontraktur otot-otot. Wajah

Pengaplikasian mirror exercise


Dengan media cermin pasien duduk menghadap cermin, terapis berada
dibelakang pasien kemudian menggerakkan otot wajah baik secara aktif
(ditambah penahanan dari terapis) maupun pasif.
Home Program
Home program berupa beberapa
latihan gerakan fungsional wajah
dan edukasi.
 Adapun gerakan-gerakan tersebut
yaitu:
(1) Mengangkat alis
(2) Memejamkan mata
(3) Mencucu
(4) Meringis
(5) Melebarkan cuping hidung
(6) Senyum.
Masing-masing gerakan dilakukan 5
kali pengulangan dan dilakukan 2-3
kali dalam sehari.
 Edukasi yang dapat

diberikan yaitu :

1. Melaksanakan kompres hangat di sisi


wajah yang mengalami kelemahan
(dilakukan 2 kali pengulangan yaitu
pada pagi dan sore hari selama ± 30
menit)

2. Mengurangi kontak langsung dengan


udara dingin
Kesimpulan dan Saran
 Kesimpulan
Bell’s Palsy merupakan kelemahan wajah dengan tipe lower motor neuron
yang disebabkan oleh keterlibatan saraf fasialis idiopatik di luar system saraf
pusat, tanpa adanya penyakit neurologic lainnya.

 Saran
Fisioterapis hendaknya melakukan evaluasi sebelum melakukan terapi dan
selalu memberikan Home Program kepada pasien yaitu ;
1. Melaksanakan kompres hangat di sisi wajah yang mengalami kelemahan
2. Melakukan senam otot-otot wajah (Facial Exercise)
3. Mengurangi kontak langsung dengan udara dingin
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai